Hanum 3

'' biasa aja kali mbak.." saut ku malas

Aah.. Kalau sudah begini, malas sekali rasa nya ingin bekerja, rasa nya ingin melarikan diri saja dari sini

  '' ada jadwal apa saja sih..mbak, hari ini.'' tanya ku mengalih kan topik

  " gak ada sih, rapat juga gak ada, palingan hanya menyambut anak big bos aja..'' saut mbak iren

  '' oh.. Oke..'' saut ku malas

  '' menurut kamu keren nggak ya, jadi big bos.. Masih muda tapi anak nya sudah banyak, apa lagi sudah pada besar-besar, kalau mbak jadi istri nya big bos.. Wih.. Senenge polll ya.. Tak rasa..'' ujar mbak iren

Membuat ku menatap mbak iren jengah, ia tidak tau saja siapa papa ku itu, orang nya terlalu posesif pada mama

Mana cemburuan lagi orang nya, mbak iren gak tau saja drama yang di buat mama setiap pagi untuk menarik perhatian papa

Andai kan aku punya suami seperti papa. Hem.. Mungkin hidup ku enak kali ya. Selalu di jadi kan ratu

Ah.. Mimpi apa sih, terlalu banyak berkhayal, jangan kan suami, pacar saja aku tak punya

   aku tidak pernah merasakan bagai mana itu pacaran dan memiliki kekasih, aku terlalu sibuk dengan dunia bisnis dan kesibukan yang lain nya

sampai lupa yang nama nya menikmati masa remaja ku, kesibukan ku tidak hanya belajar, melain kan bekerja juga

   " mana aku tau mbak, kehidupan orang itu mah.. Mana Hanum urusin..'' celetuk ku

sebenar nya aku sudah kesal dari rumah, di tambah lagi berita ini cepat menyebar, membuat ku bertambah kesal saja

   '' kamu itu loh.. Kok galak emmen..'' tanya mbak iren sedikit heran dengan ku

  '' galak apa nya sih.. Mbak, orang biasa aja gini kok..'' saut ku malas

Aku pun berpindah duduk di mana tempat ku asal, di mana aku duduk anteng di tempat kerja tanpa melakukan pekerjaan ku

   '' kamu jangan ngelamun pagi-pagi, nanti rejeki nya di sambar ayam..'' cetus mbak iren kepada ku

  " bukan di sambar mbak, di patuk..'' kesal ku

Lihat lah mbak iren, ia hanya cengengesan saja mendengar protes ku

'' kamu lagi pms ya .. Sejak tadi marah muluk..'' mbak iren bertanya demi kian

Mungkin karena aku memarahi nya sejak tadi, namun aneh nya mbak iren tidak tersinggung sama sekali dengan perkataan ku pada nya

  '' aku udah bersih ya..mbak, seminggu yang lalu, apa mbak lupa..'' tanya ku heran

Padahal mbak iren juga yang membantu ku membelikan ku pembalut, karena aku tembus pandang

   '' ah.. Iya.. Mbak lupa, tapi kenapa kamu marah-marah ya.. Padahal ini masih pagi loh.. Belum siang terik matahari aja belum ada..'' ujar nya melirik ke arah jendela kantor

'' mbak iren terlalu ngaco sih .'' ucap ku

Ia tertawa lepas mendengar jawaban ku, entah apa yang lucu menurut ku, aku hanya menatap mbak iren jengah saja...

sampai tiba masa nya, di mana kami mulai serius bekerja, tapi jangan tanya kan aku, karena aku memilih menelungkup kan wajah ku di depan meja saja

 '' Hanum.. Kamu tidur ya..'' tanya nya tak kunjung ku sahut

Di mana mbak iren kembali bekerja, sedang kan aku mod ku sudah rusak sejak tadi, memilih memejam kan mata ketimbang bekerja

Sampai tiba masa nya, terdengar sayup-sayup suara mbak iren memanggil ku, namun tak ku hirau kan sama sekali

   '' eh.. Eh.. Hanum.. Big bos manggil kamu itu..'' mbak iren menyikut lengan ku pelan

Membuat ku terkejut dan langsung menatap ke arah nya yang memasang wajah takut

" ada apa mbak..'' tanya ku heran

   '' big bos manggil kamu itu..'' ujar nya lagi

 '' eh.. Iya kah .'' ucap ku langsung menoleh ke arah papa yang berdiri tegak di hadapan ku saat ini

 aduh ada apa sih papa ini, malah memasang wajah garang nya di depan ku, membuat ku ingin tertawa saja, tapi itu tidak mungkin ku lakukan

  '' kenapa lagi kamu, kerja atau ngelamun..'' teguran keras ku dapati dari papa pagi ini

'' eh.. Maaf pak..'' saut ku sambil tersenyum lebar pada papa

Haduh.. Runyam sudah, kenapa bisa aku melamun selama itu, sampai papa berdiri di depan ku pun aku tak menyadari nya

'' berdiri kamu..'' suruh papa yang terlalu ku dengar, sehingga aku menanyakan nya kembali pada papa

  '' iya pak.. Ada apa ya..'' tanya ku pada papa untuk ke dua kali nya

Karena di kantor aku harus profesional bukan, tidak mungkin aku memanggil papa di depan rekan kerja ku

  '' berdiri di depan, lihat semua sudah berdiri..'' suruh papa

ku toleh kan wajah ku ke arah samping dan tidak menemui mbak iren berada di sana, membuat ku seketika langsung bangkit dan menyusul nya

  '' mbak iren.. Bikin malu aja sih, kenapa gak panggil aku dari tadi..'' gumam ku kesal menatap nya tajam

Ia hanya cengengesan saja melihat wajah marah ku yang ku tuju kan kepada nya

'' assalamualaikum semua..'' ucap papa ketika personil sudah lengkap berkumpul semua

'' waalaikumsallam pak..'' sautan yang serempak semua menurut ku

'' baik lah, mungkin saya tidak akan berbasa-basi lagi di sini, dan kalian semua tentu nya sudah tau kan, hal apa yang akan saya umum kan hari ini..'' ujar papa menatap karyawan nya satu persatu

Aku yang deg degan, bagai mana tidak, setelah ini pasti banyak pertanyaan yang akan meluncur kepada ku

'' Hanum.. Sini..'' panggil papa pula

Membuat ku bertambah deg degan setengah mati, lirik kanan kiri, mereka sudah heran kenapa bisa aku yang di panggil papa

'' berdiri di sini Hanum..'' sentak papa membuat ku terkejut

'' iya pak..'' jawab ku lesu

Perlahan ku langkah kan kaki ini berjalan ke arah papa yang berdiri sambil memandang langkah ku

'' tegak kan wajah mu..'' perintah papa

Perlahan tapi pasti, ku tegak kan wajah ini penuh dengan senyum masam yang ku tunjuk kan pada teman seprofesi ku

'' ini lah mengerti baru kalian anak sulung saya Hanum Salsabilah al-fatih.. Dia sekarang akan menjadi atasan kalian .'' ujar papa memperkenal kan diri ku

Lihat lah mereka semua, memasang wajah kaget menatap tak percaya diri ku yang berdiri di samping papa

'' ha.. Masak dia sih anak big bos.. Yang benar saja..'' bisik salah satu karyawan yang terkejut dengan status ku

'' iya iya.. kenapa selama ini jadi karyawan biasa..''

'' apa sengaja ya.. Biar ada yang memata-matai kita .''

masih banyak lagi komentar dari mulut mereka, sedang kan mbak iren membeku di tempat menatap ku penuh tanda tanya

'' mungkin sampai disini saya menyampai kan berita ini, dan terima kasih atas sambutan kalian semua..'' ujar papa

'' selamat bekerja kembali dengan semangat, terima kasih sekali lagi atas meluangkan waktu nya untuk saya..

'' assalamualaikum..' ujar papa untuk kata penutup

'' waalaikumsallam..'' saut mereka serempak

Semua pun bubar satu persatu terkecuali mbak iren menatap ku intens

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!