Hanum 4

Sejak pengumuman pagi itu, banyak teman kerja ku sedikit menjauh dari ku, terutama mbak iren

Ia sedikit menjauh dari ku, terkadang ketika aku mengajak nya makan siang bersama ia selalu menghindari ku

Sampai aku bingung sendiri dengan perubahan sikap mereka semua, dan membuat ku kekurangan teman

'' huhuhu.. Papa harus tanggung jawab ini..'' ujar ku menangis lepas di dalam ruang kerja papa yang tidak jauh dari ku

'' ada apa kak.. Kenapa sampai nangis begitu sih..''. Papa merangkul ku ketika aku duduk di sofa

'' aku gak punya teman lagi gara-gara papa..'' sungut ku

Papa malah terkekeh kecil mendengar aduan ku pada nya

'' cuma begitu saja kamu sampai nangis loh..kak..'' ejek papa pula

'' papa gak ngerti sih.. Gak enak tau gak punya temen..'' kesal ku menatap papa

'' papa mama kan ada, lagian teman cewek kamu di rumah ada dua kan..'' ucap papa

Membuat ku mendengus sebal menatap papa yang malah tersenyum ke arah ku

'' aku gak mau, itu bukan teman ku pa, melain kan adik ku..'' oceh ku

seketika papa malah terbahak-bahak mendengar penolakan ku pada papa

'' percuma dong, papa buat kan teman main untuk kamu sampai dua, kalau begini sih.. papa harus tambah lagi ya.. harus nya biar teman kami semakin banyak..'' ucap papa sambil mengetuk kan jari nya di dagu

Yang mana membuat ku langsung histeris saja di buat papa

'' aku gak mau..'' tolak ku cepat

'' jadi? Mau nya gimana ini bidadari kecil papa..'' papa mengusap lembut lengan ku dan membersih kan wajah ku pakai tissu

'' aku mau teman ku balik pa.. Aku gak mau adik baru..'' sungut ku

Terdengar helaan nafas yang sangat panjang dari papa yang berada di dekat ku

'' papa sudah gak sanggup mengerjakan ini semua kak, setidak nya sampai Kahfi pulang dari belajar nya. '' pinta papa

'' Ihsan kan ada..'' sungut ku

'' Ihsan juga ada kesibukan sendiri sayang, mulai dari cabang perhotelan sampai memberes kan bisnis ikan ternak mama mu... Sedang kan Aisyah dia memegang cabang sembako mama, kalau Aisyiah kamu tau sendiri kan..'' ujar papa sangat lembut

'' kalau goufor belum bisa di harap kan, sekolah menengah atas aja belum selesai sampai sekarang, gak hanya kamu aja kok yang papa kasih tanggung jawab..'' ujar papa pula pada ku

'' tapi aku mau jadi karyawan biasa pa.. Gak mau jadi bos begini... Dan setidak nya papa jangan memperkenal kan ku sebagai anak papa..'' gerutu ku kesal

'' lalu papa harus memperkenal kan mu sebagai apa, gak mungkin kan, papa naik kan jabatan mu tanpa ada konfirmasi lebih dulu..'' ujar papa

Yang mana aku hanya bisa terdiam, memang salah ku dari awal yang tak mau memperkenal kan diri sebagai apa di sini

Aku berpikir, jika aku memperkenal kan diri sebagai anak bos, yang ada teman semua tidak mau lagi berteman dengan ku

'' huhuhu.. Tapi aku jadi gak punya temen pa..'' kesal ku

'' ya.. Sudah, yang sabar aja nak.. Papa harus gimana coba, hanya kamu yang bisa papa andal kan..'' saut papa

Aku hanya bisa menerima kenyataan ini semua, yang tidak aku pikir kan sekarang bagai mana aku bisa kembali berteman pada mereka tanpa ada rasa sungkan kepada ku

Siang hari, aku mencoba mengajak mbak iren untuk makan siang bersama, namun lihat lah, penolakan nya secara langsung kepada ku

'' ayo lah mbak, mbak iren kenapa sih..'' tanya ku sedikit kesal pada nya

Karena sejak kemarin di ajak makan siang mbak iren selalu banyak alasan, aku sendiri merasa di jauhi oleh nya

'' beneran nih.. Mbak iren gak mau makan siang Baren aku lagi..'' sungut ku pada nya

'' gak bisa Hanum.. Lihat nih, pekerjaan ku masih banyak .'' tunjuk nya pada kertas yang berserakan

Entah memang banyak pekerjaan, atau hanya akal-akalan nya saja mengelabuhi ku

'' oke kalau begitu, mulai besok mbak iren gak usah masuk kerja aja sekalian..'' cetus ku

Yang mana mendapat kan delikan tajam dari nya seakan menghunus ku

'' jangan main ancam gitu, kamu kan tau, mbak ini kerja untuk cari makan..'' ucap nya lirih

Sebenar nya aku tak mau memakai kekuasaan untuk mengancam seseorang, tapi mau bagai mana lagi, semua teman ku menjahili ku satu persatu

'' tapi mbak gak tau kan, ini jadwal nya istirahat..'' sinis ku

Ku dengar helaan nafas panjang dari mbak iren, ia menimbang-nimbang sejenak tawaran dan ancaman ku, setelah itu ia mengangguk sama kepada ku

'' iya oke, mbak akan ikut, Asal kan kamu jangan pecat mbak dari pekerjaan mbak ini..'' ujar nya

Aku pun tersenyum menang ketika mbak iren mau dengan ajakan ku, sebenar nya aku pun tak mau mengancam nya

Tapi apa boleh buat, harus dengan cara ini mbak iren mau lagi menemani ku makan siang bersama

'' jangan makan jauh-jauh ya.. Ke kantin saja .'' ajak mbak iren

'' aku gak mau, makan di tempat biasa..'' tolak ku cepat

Ku lihat mbak iren hanya pasrah dengan keputusan ku yang tak boleh di ganggu gugat oleh nya

kami berdua hanya berjalan kaki sudah sampai di tempat biasa nya makan, sesampai nya di kafe seperti biasa, aku pun memesan makanan untuk kami berdua

'' kamu kenapa gak pernah cerita, kalau kamu itu anak nya big bos...'' tanya mbak iren sedikit menunduk

'' apa perlu ya.. Mbak, menurut ku itu semua gak penting-penting banget, karena menurut ku, jadi karyawan biasa itu sangat menyenang kan .'' saut ku lagi

tak berapa lama pesanan kami pun datang, otomatis pembahasan kami terhenti begitu saja

Selama makan, kami saling diam dan sesekali menatap ke arah luar

'' kak.. Pulang bareng lagi nanti ya.. Tungguin aku ..'' Aisyiah datang menghampiri ku ketika aku sedang makan

Biasa nya ia tak pernah sampai menghampiri ku, entah kenapa dengan siang ini, biasa nya ia memberi tahukan ku lewat pesan singkat saja

'' siapa ini..'' bisik mbak iren tepat di samping ku

Seketika aku menoleh ke arah nya sejenak sebelum menjawab permintaan ai kepada ku barusan

'' gak bawa motor lagi kamu..'' tanya ku menatap nya

'' bawa sih.. Kak, tapi bocor, lagi di perbaiki di bengkel sekalian servis, jadi nya besok baru bisa di bawa..'' saut ai mendesah pasrah

'' ya.. sudah, nanti kakak hampiri..'' jawab ku singkat

'' perkenal kan mbak, ini adik ku yang ke empat..'' ujar ku memperkenal kan ai kepada mbak iren

agar mbak iren tidak penasaran dengan adik ku yang satu ini, walau pun ia berpenampilan muslim, tapi ia sedikit tomboi

'' eh.. Iya, saya iren.. Teman Hanum..'' jawab Mbak iren, karena ai langsung menyodor kan tangan nya kepada mbak iren

'' iya.. Aku tau kok mbak.. Kak Hanum sering cerita tentang mbak iren..'' jawab ai sambil tersenyum..

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!