" ah.. maaf..maaf... Aku tak sengaja..." Seketika aku langsung berjongkok membantu seseorang yang telah menjadi korban karena keteledoran ku dalam berjalan
" Kalau jalan itu yang lihat..lihat dong.." sungut nya pula
Ku lihat wajah nya lumayan cantik, tapi sayang tidak dengan nada bicara nya
" Maaf Mbak, saya tidak sengaja.." ucap ku sekali lagi
Namun ia tak kunjung berhenti mengomeli ku, sampai para pengunjung yang datang berbelanja memperhatikan kami
" Ada apa mbak.." mbak Lala datang mendekat dan menanyakan ku
" Ini mbak, Hanum gak sengaja nabrak mbak nya karena mau ambil susu yang ada di jejeran belakang.." saut ku sambil menunjuk rak jejeran susu kemas
" Pokok nya aku gak mau tau, kamu ganti rugi semua nya, lihat tuh semua barang belanjaan ku pada penyok.." ucap nya sembari menunjuk barang nya yang berhamburan
Aku menilik seketika ke arah mana tunjuk nya, memang tidak semua brang yang ia beli penyok, hanya ada beberapa saja
" Maaf sekali lagi mbak, akan saya ganti semua .." saut ku karena aku juga merasa bersalah di sini
Aku jalan terlalu terburu-buru sekali, sehingga tidak memperduli kan kanan dan kiri, alhasil begini lah jadi nya
" Eleh.. palingan juga setengah nya. Apa kamu sanggup mengganti semua nya.." ujar nya dengan nada merendah kan ku
" Kami akan ganti dengan yang baru, nona tenang saja.." ujar mbak Lala membela ku
" Saya gak mau tau, pokok nya harus di ganti semua..," sungut nya lagi
" Ada apa ini.." tiba-tiba saja datang seorang pemuda menghampiri nya
Wanita yang menjadi korban ku tadi seketika bergelanyut manja di lengan seorang pemuda tersebut
" Ini Yang.. lihat lah, belanjaan ku jadi jatuh semua.." sungut nya sambil menunjuk ke arah ku
Membuat ku seketika jengah menatap nya dan memasang wajah masam, tadi saja memasang wajah garang sekarang kenapa menjadi kucing sok imut gitu
Ilfill sudah aku menatap nya begitu juga dengan mbak Lala ketika kami saling pandang
" Maaf mas,, Nona kami tadi terlalu terburu-buru, jadi tidak sengaja menabrak istri anda.." ujar mbak Lala ramah sebisa mungkin
" Lihat lah wanita itu Yang, bukan nya bertanggung jawab, malah mbak ini yang bertanggung jawab.." ucap nya mengadu
" Anu mbak.. biar saya saja yang memberes kan nya ." Ujar mbak Lala cepat sebelum aku angkat bicara
Bukan nya mau lari dari tanggung jawab, tapi sedari tadi wanita ini tak memberi ku kesempatan untuk berbicara
Sudah meminta maaf sekali pun tak di hirau kan oleh nya, membuat ku jengkel saja
" Sudah lah Yang, sudah di ganti juga.. kita tunggu di depan saja.." ajak kekasih nya dengan ramah
" Tapi Yang..."
Ucapan nya terputus seketika ketika kekasih nya angkat bicara kepada nya
" Kita tunggu di depan saja, lagian gak enak di lihat sama pengunjung yang lain, lagian sudah di ganti kan, kamu mau apa lagi.." ucap nya memotong perkataan kekasih nya
Aku hanya diam saja melihat interaksi antara kedua nya, membuat ku semakin jengah dengan pasangan kekasih ini
Mereka berdua pun pergi ke arah kursi tunggu yang ada di depan, dengan sigap mbak Lala mengganti semua barang belanjaan milik nya dengan yang baru
" Aku bantu mbak.." ujar ku inisiatif membantu mbak Lala
Bagai mana pun semua itu salah ku, tidak mungkin aku lari dari tanggung jawab seperti apa yang di ucap kan nya tadi kepada ku
" Gak usah mbak Hanum.. biar mbak Lala saja, lagian kan ini memang tugas saya.." ucap mbak Lala tersenyum ramah
Sejak dulu aku memang suka dengan mbak Lala, selain ramah, mbak Lala juga sangat menyayangi ku sejak kecil
Sedari dulu aku sering bermain dengan nya sambil bekerja, mbak Lala sering mengajar kan ku untuk berjualan
Terkadang kami sering live bersama dalam rangka mempromosi kan barang dagangan mama
" Nggak apa ini mbak, saya jadi gak enak sama mbak Lala.." ucap ku sedikit sungkan dengan mbak Lala
" Gak apa mbak, lagian kan, mbak Hanum mau kerja kan.." saut nya pula
" Astagfirullah mbak.. saya lupa ." Dengan langkah cepat, aku pun mengambil susu kemasan siap saji dan berjalan ke arah luar kembali
" Maaf ya.. mbak, merepot kan mbak Lala, nanti saya bilang deh.. sama mama, bonus nya di tambah ." Iming ku
" Nggak usah mbak,, lagian gaji mbak Lala sudah lebih dari cukup kok.." ujar mbak Lala sungkan
" Itung-itung ganti rugi mbak, barang yang rusak, mbak bawa balik saja, nanti saya ganti semua, tinggal total aja seperti biasa.." ucap ku lagi sebelum pergi meninggal kan nya
Terdengar sautan lagi, namun aku tak mendengar jelas, ku cepati langkah kaki ku keluar dari Alfamart milik mama ini
Dan ketika aku melewati ruang tunggu, mereka berdua masih di sana, mungkin menunggu barang belanjaan mereka yang baru
Aku pun tak menghirau kan ke dua nya, karena aku masih memiliki kesibukan ku sendiri,
Untung nya aku bekerja di perusahaan papa ku sendiri, kalau tidak, entah lah, mungkin aku sudah di pecat jauh-jauh hari
" Lama sekali sih kak,, terlambat nih aku kuliah nya, mana ban motor ku kempes lagi.." ketika aku sudah berada di halaman rumah,
Aku malah mendapati Omelan dari Aisyiah pula, pagi ini sudah tiga wanita yang telah memarahi ku
Yang pertama mama kedua wanita yang tak di kenal dan terakhir Aisyiah adik ku sendiri, entah siapa lagi nanti yang akan mengomel pada ku
" Berisik deh, kenapa kamu gak pakai motor bang Ihsan aja, kan ada di garasi.." ucap ku menatap kesal Aisyiah
" Motor gede kak, mana mungkin aku bawa motor Segede itu.." ucap nya geleng kepala menatap ku tak percaya
" Percuma dong.. badan kamu gede gitu, kalau gak bisa bawa motor gede.." ejek ku pada nya
" Ye.. bukan nya gak bisa, tapi takut jatuh aja, lagian kaki ku gak sampai.." ujar nya
Memang dua adik kembar ku lumayan berisi, ketimbang aku yang kurus tinggi, mereka berdua lebih ke melebar kesamping
Tapi masih ideal, sedang kan aku, entah lah, sudah seperti burung ruak-ruak saja, panjang kaki dan badan kurus
" Yang penting berani aja sih menurut Kakak.." ucap ku
" Bukan gak berani juga kak, pernah tuh aku bawa, tapi sayang nya kaki aku gak Sampek pas ada lampu merah, alhasil aku jatuh ketimpa motor gede itu, dan bang Ihsan mengomel panjang kali lebar sama aku.." ucap nya sambil mengerucut kan bibir nya
Membuat ku tertawa lepas di kala mengingat Aisyiah yang pulang terpincang-pincang dan di omeli oleh Ihsan sepanjang jalan
" Hei.. kalian berdua, kenapa belum berangkat juga.." mama menatap kami berdua dengan tatapan sengit
Membuat kami buru-buru masuk ke dalam mobil, mencari aman, dari pada di omeli lagi oleh mama
Lebih baik melarikan diri kan, apa lagi tatapan mama yang seperti belatih seakan-akan menghunus jantung
...****************...
Hari-hari yang ku lalui hanya bekerja dan bekerja setiap hari, tidak ada hal yang menarik bagi ku selain bekerja
" Mama ampun deh bangun kan kamu kak, tiap hari selalu membangun kan kamu, lihat adik mu, selalu tepat waktu bangun nya, nah.. giliran kamu, mama sampai pusing sendiri harus dengan cara apa kamu bangun nya.." Omelan mama adalah sarapan pagi ku setiap hari nya
" Sama seperti mama dulu.." celetuk ku tanpa mu sadari
" Nih.. yang bikin mama paling geram sendiri melihat kamu, selalu ngejawab aja.. mama mati aja deh kalau begitu.." sungut mama
Yang mana langsung mendapat delikan tajam dari papa yang berada di bangku seberang sana
" Apa sih pa . Jangan lihat mama seperti itu.." sungut mama bertambah kesal
" Ini pisau, kita mati sekeluarga aja ayo.." ajak papa pada mama
Seram sekali perkataan papa ini, membuat ku takut saja dengan papa
" Papa kan gitu, selalu membela anak papa itu.." ujar mama
Suara mama cukup keras, namun papa tidak terusik sama sekali dengan ocehan mama
" Bukan membela, memang kamu nya dulu kan gitu ma.." ujar papa dengan suara lembut
Aisyiah yang mendengar suara papa merasa jengah begitu juga dengan goufor,
" Mulai lagi drama nya.." Aisyah datang entah dari mana tiba-tiba saja ia membuka suara
" Drama mama dan papa tuh.." celetuk goufor
" Diam kamu, masih kecil juga..," sungut mama menatap tajam ke arah goufor
Aku yang malas mendengar Omelan mama, secepat kilat ku siapkan makan ku dan melari kan diri dari meja makan
" Mau kemana kamu kak.. gak sopan tau meninggal kan meja makan Tampa pamit.." tegur papa
" Maaf pa.. Hanum masih ada pekerjaan yang urgent.." sanyum palsu ku layang kan pada papa
Agar papa percaya kepada ku, sebenar nya tidak berbohong juga sih, memang perkerjaan ku sedang urgent
" Urgent apa nya, papa mu aja masih santai di sini, kamu malah urgent-urgent segala, mau melarikan diri bilang aja.." saut mama cepat
Hem.. tebakan mama ini tepat sasaran membuat ku yang ingin melarikan diri menjadi bingung harus mengambil jurus apa lagi
" Beneran ma, lagian kan, aku hanya karyawan biasa di sana.." ucap ku pada mama
" Kalau begitu, besok pindah kerja aja pa, yang lebih tinggi gitu jabatan nya, alesan pakai urgent segala lagi.." cerocos mama yang mana membuat ku panik seketika
" Jangan pa, Hanum betah di posisi ini..' tolak ku cepat
" Gak ada alasan kamu, lebih baik kamu dengerin aja itu perkataan mama kamu, papa bukan lagi membela mama mu ya.." putus papa yang tak bisa ku bantah
Alhasil, aku hanya bisa menurut perintah papa, kalau sudah papa yang memberi perintah, tidak ada yang bisa membantah, walau pun itu mama sekalipun
Setalah pamitan, aku bergegas keluar dari rumah dan menuju ke garasi mobil
" Kak.. nebeng.." Aisyiah menghampiriku lagi ketika hendak melaju kan mobil ini
" Ya..elah ai.. bisa kan naik motor, kayak nya kamu doyan kali deh nebeng kakak.." omel ku
Sedang kan ia hanya cengengesan saja mendengar Omelan ku
" Sekalian juga sih kak, aku bilang kan mama nih.. kalau kakak gak mau bawa aku.." ancam nya
" Main ancam terus kamu ini ya. Model nya.." senyum terpaksa pun ku pamer kan pada nya
" Ih.. serem ih.. jangan kayak gitu ah.. kakak mah.. gitu.." sungut ai menatap ku kesal
Terpaksa juga ku laju kan mobil ini, dari pada berdebat dengan nya, lagian memang kami satu arah,
" Sesekali kamu yang bawa mobil gitu, kakak yang nebeng gantian.." lirik ku sinis pada nya
" Sayang uang jajan aku kalau bawa mobil,." Membuat ku melongo bodoh ke arah nya
" Apa hubungan nya sama uang jajan kamu.." bentak ku kesal
" Astagfirullah.. kaget aku.." ujar nya sambil mengelus dada
Aku hanya melirik nya sinis saja, tak menyahuti nya, terlanjur kesal sudah aku di buat oleh adik ku yang satu ini
Sesampai nya di depan kafe, aku sengaja menurun kan nya lewat dari kafe, agar ia berjalan mundur kebelakang kembali
" Jauh banget sih kak,, aku kan kelewatan itu,, aturan aku turun di sana.." omel nya
" Berisik tau gak.. sudah nebeng, banyak aturan lagi.." sungut ku kesal
" Aku kelewatan tau.." ujar nya masih memasang wajah kesal
" Apa perduli ku, hus.. hus.. sana-sana, aku mau ngantor..," usir ku pada nya
Ia turun sambil menghentakkan kaki nya di aspal, membuat ku tertawa tertahan karena takut ai akan bertambah marah
" Siapa suruh nebeng, segala bilang sayang uang jajan nya lagi.." ucap ku terkekeh kecil
Geli sendiri, di kala mengingat marah-marah tak jelas di depan adik sendiri, berasa marah dengan orang lain saja
Setelah ku parkir kan mobil ku, aku memilih masuk ke dalam, dan di sambut ramah oleh mbak iren
" Baru nongol aja kamu.." sambut nya dengan senyuman khas nya
" Iya mbak.." jawab ku singkat
" Sini duduk dulu.." suruh mbak iren
Membuat ku menatap mbak iren sedikit heran, kenapa ia menyuruh ku untuk duduk di dekat nya
" Ada apaan sih mbak.." tanya ku penasaran
" Kamu ketinggalan berita ini pasti nya.." ucap nya terkekeh kecil
" Memang nya ada berita apa mbak.." tanya ku penuh selidik
" Kan.. mbak sudah tau kalau kamu ketinggalan berita.." ucap mbak iren
" Gak jelas..ih.. " sungut kesal
Sedari tadi membuat ku penasaran saja, mana arah pembicaraan nya muter-muter tak jelas lagi
" Mbak punya berita hangat pagi ini, kamu pasti nya akan terkejut.." ucap mya percaya diri
" Gak mau ngomong lagi aku ini sama mbak iren..," ancam ku
" ye..Gitu aja langsung ngambek.." kekeh mbak iren
Aku tak menyahuti nya, aku hanya diam sambil menatap mbak iren sedikit malas
" Kamu tau, hari ini akan ada anak big bos besar kemari, dia akan mengisi jabatan menejer.. " suara mbak iren sengaja di buat pelan sekali
Membuat ku yang awal nya penasaran kini lesu sudah, mana pagi ini papa kemari lagi,
Papa kalau sudah berkata tidak bisa di bantah, membuat ku semasang wajah muram dan masam
" Kamu kok gak terkejut sih.." heran mbak iren menatap ke arah wajah ku
" Ku kira ada berita hangat apaan, gak tau nya berita begituan.." ujar ku kesal
" Lah.. kamu kok gak terkejut gitu sih, malah biasa aja ekspresi wajah nya.. Iki piye to.." heran mbak iren menatap ke arah wajah ku secara intens
" Gak gimana-gimana kok mbak.. biasa aja.." saut ku lesu
Bagai mana tidak lesu, papa secepat itu mengumum kan aku sebagai mengejar tanpa mau mempertimbang kan nya lebih dulu
Sebenar nya jabatan itu hanya untuk Kahfi, tapi malah aku yang kena jadi nya, membuat sebal saja,
" awas saja kau Kahfi kalau sudah pulang..," gumam ku sebal sendiri
'' biasa aja kali mbak.." saut ku malas
Aah.. Kalau sudah begini, malas sekali rasa nya ingin bekerja, rasa nya ingin melarikan diri saja dari sini
'' ada jadwal apa saja sih..mbak, hari ini.'' tanya ku mengalih kan topik
" gak ada sih, rapat juga gak ada, palingan hanya menyambut anak big bos aja..'' saut mbak iren
'' oh.. Oke..'' saut ku malas
'' menurut kamu keren nggak ya, jadi big bos.. Masih muda tapi anak nya sudah banyak, apa lagi sudah pada besar-besar, kalau mbak jadi istri nya big bos.. Wih.. Senenge polll ya.. Tak rasa..'' ujar mbak iren
Membuat ku menatap mbak iren jengah, ia tidak tau saja siapa papa ku itu, orang nya terlalu posesif pada mama
Mana cemburuan lagi orang nya, mbak iren gak tau saja drama yang di buat mama setiap pagi untuk menarik perhatian papa
Andai kan aku punya suami seperti papa. Hem.. Mungkin hidup ku enak kali ya. Selalu di jadi kan ratu
Ah.. Mimpi apa sih, terlalu banyak berkhayal, jangan kan suami, pacar saja aku tak punya
aku tidak pernah merasakan bagai mana itu pacaran dan memiliki kekasih, aku terlalu sibuk dengan dunia bisnis dan kesibukan yang lain nya
sampai lupa yang nama nya menikmati masa remaja ku, kesibukan ku tidak hanya belajar, melain kan bekerja juga
" mana aku tau mbak, kehidupan orang itu mah.. Mana Hanum urusin..'' celetuk ku
sebenar nya aku sudah kesal dari rumah, di tambah lagi berita ini cepat menyebar, membuat ku bertambah kesal saja
'' kamu itu loh.. Kok galak emmen..'' tanya mbak iren sedikit heran dengan ku
'' galak apa nya sih.. Mbak, orang biasa aja gini kok..'' saut ku malas
Aku pun berpindah duduk di mana tempat ku asal, di mana aku duduk anteng di tempat kerja tanpa melakukan pekerjaan ku
'' kamu jangan ngelamun pagi-pagi, nanti rejeki nya di sambar ayam..'' cetus mbak iren kepada ku
" bukan di sambar mbak, di patuk..'' kesal ku
Lihat lah mbak iren, ia hanya cengengesan saja mendengar protes ku
'' kamu lagi pms ya .. Sejak tadi marah muluk..'' mbak iren bertanya demi kian
Mungkin karena aku memarahi nya sejak tadi, namun aneh nya mbak iren tidak tersinggung sama sekali dengan perkataan ku pada nya
'' aku udah bersih ya..mbak, seminggu yang lalu, apa mbak lupa..'' tanya ku heran
Padahal mbak iren juga yang membantu ku membelikan ku pembalut, karena aku tembus pandang
'' ah.. Iya.. Mbak lupa, tapi kenapa kamu marah-marah ya.. Padahal ini masih pagi loh.. Belum siang terik matahari aja belum ada..'' ujar nya melirik ke arah jendela kantor
'' mbak iren terlalu ngaco sih .'' ucap ku
Ia tertawa lepas mendengar jawaban ku, entah apa yang lucu menurut ku, aku hanya menatap mbak iren jengah saja...
sampai tiba masa nya, di mana kami mulai serius bekerja, tapi jangan tanya kan aku, karena aku memilih menelungkup kan wajah ku di depan meja saja
'' Hanum.. Kamu tidur ya..'' tanya nya tak kunjung ku sahut
Di mana mbak iren kembali bekerja, sedang kan aku mod ku sudah rusak sejak tadi, memilih memejam kan mata ketimbang bekerja
Sampai tiba masa nya, terdengar sayup-sayup suara mbak iren memanggil ku, namun tak ku hirau kan sama sekali
'' eh.. Eh.. Hanum.. Big bos manggil kamu itu..'' mbak iren menyikut lengan ku pelan
Membuat ku terkejut dan langsung menatap ke arah nya yang memasang wajah takut
" ada apa mbak..'' tanya ku heran
'' big bos manggil kamu itu..'' ujar nya lagi
'' eh.. Iya kah .'' ucap ku langsung menoleh ke arah papa yang berdiri tegak di hadapan ku saat ini
aduh ada apa sih papa ini, malah memasang wajah garang nya di depan ku, membuat ku ingin tertawa saja, tapi itu tidak mungkin ku lakukan
'' kenapa lagi kamu, kerja atau ngelamun..'' teguran keras ku dapati dari papa pagi ini
'' eh.. Maaf pak..'' saut ku sambil tersenyum lebar pada papa
Haduh.. Runyam sudah, kenapa bisa aku melamun selama itu, sampai papa berdiri di depan ku pun aku tak menyadari nya
'' berdiri kamu..'' suruh papa yang terlalu ku dengar, sehingga aku menanyakan nya kembali pada papa
'' iya pak.. Ada apa ya..'' tanya ku pada papa untuk ke dua kali nya
Karena di kantor aku harus profesional bukan, tidak mungkin aku memanggil papa di depan rekan kerja ku
'' berdiri di depan, lihat semua sudah berdiri..'' suruh papa
ku toleh kan wajah ku ke arah samping dan tidak menemui mbak iren berada di sana, membuat ku seketika langsung bangkit dan menyusul nya
'' mbak iren.. Bikin malu aja sih, kenapa gak panggil aku dari tadi..'' gumam ku kesal menatap nya tajam
Ia hanya cengengesan saja melihat wajah marah ku yang ku tuju kan kepada nya
'' assalamualaikum semua..'' ucap papa ketika personil sudah lengkap berkumpul semua
'' waalaikumsallam pak..'' sautan yang serempak semua menurut ku
'' baik lah, mungkin saya tidak akan berbasa-basi lagi di sini, dan kalian semua tentu nya sudah tau kan, hal apa yang akan saya umum kan hari ini..'' ujar papa menatap karyawan nya satu persatu
Aku yang deg degan, bagai mana tidak, setelah ini pasti banyak pertanyaan yang akan meluncur kepada ku
'' Hanum.. Sini..'' panggil papa pula
Membuat ku bertambah deg degan setengah mati, lirik kanan kiri, mereka sudah heran kenapa bisa aku yang di panggil papa
'' berdiri di sini Hanum..'' sentak papa membuat ku terkejut
'' iya pak..'' jawab ku lesu
Perlahan ku langkah kan kaki ini berjalan ke arah papa yang berdiri sambil memandang langkah ku
'' tegak kan wajah mu..'' perintah papa
Perlahan tapi pasti, ku tegak kan wajah ini penuh dengan senyum masam yang ku tunjuk kan pada teman seprofesi ku
'' ini lah mengerti baru kalian anak sulung saya Hanum Salsabilah al-fatih.. Dia sekarang akan menjadi atasan kalian .'' ujar papa memperkenal kan diri ku
Lihat lah mereka semua, memasang wajah kaget menatap tak percaya diri ku yang berdiri di samping papa
'' ha.. Masak dia sih anak big bos.. Yang benar saja..'' bisik salah satu karyawan yang terkejut dengan status ku
'' iya iya.. kenapa selama ini jadi karyawan biasa..''
'' apa sengaja ya.. Biar ada yang memata-matai kita .''
masih banyak lagi komentar dari mulut mereka, sedang kan mbak iren membeku di tempat menatap ku penuh tanda tanya
'' mungkin sampai disini saya menyampai kan berita ini, dan terima kasih atas sambutan kalian semua..'' ujar papa
'' selamat bekerja kembali dengan semangat, terima kasih sekali lagi atas meluangkan waktu nya untuk saya..
'' assalamualaikum..' ujar papa untuk kata penutup
'' waalaikumsallam..'' saut mereka serempak
Semua pun bubar satu persatu terkecuali mbak iren menatap ku intens
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!