Tidak,Jika Bukan Kamu
Tidak memberitahu Ibu dan Ayah nya adalah kebiasaan Qiana.Berjam-jam menempuh perjalanan.Akhirnya dia sampai juga di kota kelahirannya.
Mata nya berbinar saat sudah memasuki kota,jalanan masih sama seperti dulu.Hanya banyak gedung-gedung yang terlihat baru di bangun,dan ada juga yang sudah sama sekali Qia tak mengenali.
Selama lima tahun Qia hanya sesekali pulang,kali ini dia memaksa dirinya untuk pulang karena beberapa waktu lalu Ibu nya mengeluh rindu pada putri satu-satunya.
Memiliki kakak laki-laki dan adik laki-laki,membuat Qia sangat di sayangi oleh keluarga nya.Namun sayang,watak nya yang keras kepala membuat Ibu nya harus mengalah merelakan putri kecil nya bekerja mencari pengalaman di luar kota.
Mobil taxi mulai memasuki jalan menuju rumahnya.Rumah Qia sebenarnya tidak jauh dari jalan raya.Hanya saja jika mobil masuk akan susah jika untuk putar balik,harus memutari komplek yang cukup besar di dalam sana.
Memakai kaos oblong di balut jaket jeans dengan merk ternama,senada dengan celana panjang yang dia gunakan.Tidak lupa topi untuk menutupi rambutnya.Qia menarik koper hingga pintu gerbang.
Tangan Nya merogoh kunci gerbang.Dan ternyata gembok menggantung di sana.Mt Qia melihat ke dalam,pintu terbuka.
"Ayah,Ibu...."
Berkali-kali Qia memanggil namun tak ada jawaban.Terpaksa Qia mengeluarkan ponsel nya.
"Hallo?"
"Ayah,buka gerbang nya!"
"Hah?" Tono yang terkejut dengan suara Qia meletakkan gagang telepon di meja lalu melangkah,kepala nya menyembul di pintu.
"Ayah,buka! Ini di gembok!"
Tono pun kembali lagi masuk mencari kunci gembok yang ia gantung di atas lemari es.Langkahnya berlari cepat menuju gerbang.
"Kenapa tidak mengabari jika kau pulang Qi?"
Qiana menggeleng "Nanti Ibu woro-woro ke orang kalau aku pulang yah!"
"Ya ibu mu memang seperti itu!" Tono meraih koper Qia membantu anak nya dan masuk ke dalam.
Qiana melihat itu,dan gerbang yang di gembok lagi.Memasuki rumah Qia merasa sepi tidak ada orang satu pun kecuali ayah dan dirinya.
"Kamu tidak apa-apa kan ditinggal sendiri Qi?Ayah akan ke rumah Niar,Ibu mu di sana, sedang membantu memasak"
Qiana berhenti berjalan saat mendengar itu "Tante Niar,ada acara apa memang yah?"
"Ada acara doa bersama untuk Ibu nya Niar,beliau meninggal beberapa hari yang lalu."
Qia mengangguk.
Ohh,nenek Rio baru saja meninggal.
"Ayah berangkat sekarang ya?Kamu istirahat saja dulu,gerbang mau di gembok kembali atau bagaimana?"
"Di gembok saja Yah,aku capek ingin istirahat!"
Qiana merebahkan tubuhnya di kamar.Kamar yang tiga tahun ini ditinggalkan.Masih sama seperti dulu.Penuh dengan foto masa putih abu-abu.Foto dirinya bersama dengan Zena, Wati dan ada satu lagi sebenarnya.Tapi Wati menggunting dan membuang nya.
Baru menikmati semilir AC dan mulai mengantuk,ponsel Qia berbunyi.
'Woi,pulang gak kabar-kabar'
Sebuah pesan dari Agraham.Qia tidak membalas pesan itu dan hanya membaca di tepi atas notifikasi.
'Sekarang jadi cewek metropolitan ya? Gila beda banget!'
Kebiasaan Agra memang,jika tidak di balas dia akan terus mengirimi pesan.
'Tidak usah pura-pura tidur.Aku tahu kau membaca dan malas membalas!"
Qia tersenyum membaca.Akhirnya dia membuka pesan Agra,jari nya bergerak ingin membalas namun sebuah panggilan telfon masuk.
"Cewek metropolitan sombong sekarang ya!"
Qia tergelak mendengar nya.
"Gua malas menanyakan kabar mu Qi,karena gua tau pasti lu akan baik-baik saja!"
Qia tersenyum mendengar itu.
"Lu sengaja kan tidak mengabari,kalau akan pulang?"
"Untuk apa?Aku hanya ingin istirahat sebentar lalu berangkat lagi!"
"Buka pintu gerbang nya,atau gua loncat lewat tembok kaya jaman dulu sekolah,masuk lewat jendela?" Agra tertawa terbahak,begitu pula dengan Qia.
Mengingat kenangan beberapa tahun silam,mereka sering tidur bertiga atau berempat bersama.Dan menghabiskan waktu jika hari libur.
"Lu gak asik Qi,menghilang dari kita"
"Lu tau gua pulang Gra?"
"Tadinya sih ragu.Tapi siapa lagi jika bukan lu anak perempuan Om Tono?"
"Ragu?"
"Lu beda banget Qi,perawatan apa memang di sana?"
Qia hanya tertawa mendengar ucapan Agra.
"Gua cuma jadi kuli di sana,Gimana bisa perawatan.Perawatan tuh mahal Gra!"
Kedua nya hening.
"Qi..."
"Hemm..."
"Keluar dong,gua pengin liat lu"
"Gua cape Gra,baru nyampe.Nanti deh!"
"Kapan? Lu emang gak kangen sama kita?"
Qia hanya tersenyum.Agra tidak pernah berubah.Dulu dan sekarang sama saja.Suka memaksa.
"Besok sore ada acara di kafe biasa,kita semua ngumpul di sana.Ikut ya?"
"Gak janji ya?!"
"Ok,gua tunggu kabar dari lu"
Ponsel,panggilan Agra dimatikan oleh Qia,padahal lelaki itu belum sempat mengakhiri.
Bayang-bayang kejadian beberapa tahun lalu terlintas di mata Qia,Mata nya yang tadinya mengantuk terbuka seketika.Mengulang kejadian beberapa tahun lalu,yang sengaja dia hindari.Nyatanya orang pertama yang mengetahui dia pulang adalah Agra,dan lagi-lagi Agra langsung menghubunginya.
Rasa yang sudah lama terkubur timbul kembali hanya dengan sebuah panggilan telfon dari Agra.
Susah payah Qia menghindari panggilan dari Agra.Mungkin jika di tempat rantau Qia bisa menghindari dengan alasan sibuk bekerja atau lupa membalas chat karena terlalu cape.Atau lembur dan tidak sempat melihat ponsel nya.
.
.
Tono sampai di rumah Niar dan memarkirkan mobil nya di sana.Memberi salam dan masuk ke dalam rumah.
Ada acara tujuh hari Ibunda nya Niar.Pintu rumah dibuka saja,karena rumah masih rame dan banyak yang berkunjung dari sanak saudara.
Langkahnya menuju ke dapur menghampiri istri tercinta,namun sayang istri nya sedang berdekatan dengan Niar.
Niat nya untuk memberi tahu jika Qia pulang di urungkan oleh Tono.
Masih dengan hal yang sama,masalah mas lalu tidak bisa di lupakan begitu saja meski kata maaf terucap di bibir mereka.
"Ayah ngapain ke dapur?" Istrinya tiba-tiba menegur Tono, karena tidak biasa nya dia berkeliaran di dapur.
Tono pun hanya tersenyum "Tidak,hanya ingin meminta teh atau kopi saja!"
Menyadari itu,Niar tertawa terbahak.Sebagai tuan rumah dia tidak tahu jika Tono datang dan lupa untuk membuatkan secangkir kopi atau teh.
"Astaga Tono,bilang saja jika ingin di buatkan.Aku sibuk,jadi maaf tidak di perhatikan."
"Ahh tidak apa-apa.Aku bisa membuatnya sendiri.Lanjutkan lah pekerjaan kalian.Tidak usah mempedulikan ku."
"Tapi maaf,istrimu mungkin dua atau tiga jam lagi baru akan kembali!"
"Tenang saja,aku akan menunggu nya di sini!"
Mereka tergelak.Dan kembali ke pekerjaan masing-masing.
.
.
.
to be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Rismawati Udink
mampir thor
2025-02-05
0
Lusy ani
kayakya cerita nya seru☺️
2023-11-10
1
Lusy ani
kayakya cerita nya seru☺️
2023-11-10
1