Akhirnya Tono dan juga istri nya sampai di rumah pukul setengah enam sore.
Ibu nya terkejut melihat anak gadis yang selalu dia rindukan sedang duduk bersandar di sofa dengan kedua kaki di atas dan cemilan di pangkuan nya.
Mendekat dan langsung memeluk,Qia bahkan tidak menyadari saat kedua orang tua nya masuk rumah.
"Nak,kenapa tidak mengabari ibu jika kau pulang?"
Qia yang dipeluk tiba-tiba hanya menyebut kuda melihat ayahnya.
"Kamu baik-baik saja kan,sampai di sini jam berapa?kenapa bisa masuk,kan pintu gerbang di gembok ayah?Adik mu juga sedang di rumah mamas!"
Qia menggaruk alis nya yang tidak gatal.Pertanyaan ibu nya sangat lah banyak,hingga dia bingung mana yang akan di jawab terlebih dahulu.
Mengurai pelukan,kedua tangan ibu Qia masih saja memegang bahu anak gadis nya.
"Kami sehat kan nak?"
Qia tersenyum melihat wanita yang kini mulai terlihat beberapa kerutan di wajahnya.
"Alhamdulillah sehat Bu,Qia sampai tadi siang.Sengaja meminta ayah untuk menggembok pintu gerbang"
Mendengar itu Ibunya menoleh ke Tono yang duduk di sofa sebelah.
"Ayah!! Kenapa tidak memberitahu kan ke ibu kalau Qia pulang?!" Wanita tua itu memasang muka jutek.
"Bukan tidak cerita Bu,Di sana rumah Niar.Ramai banyak orang,lagi pula Rio juga dari tadi bersama ayah kan?"
Tono melirik Qia yang duduk di depan Istrinya.Tanpa berbicara apapun Ibu Qia langsung mengerti dengan ucapan suami nya.
Semenjak Qia pergi dan mencari dunia nya sendiri,bekerja,dan mandiri sendiri.Walau sempat keinginan nya di tentang oleh kedua orang tua nya.Namun dia berhasil membujuk dengan bantuan Mamas yang sangat menyayangi nya.
Tidak jauh,hanya berapa jam jika ditempuh dengan jalur udara.Kepulangan nya pun mendadak dan secara tiba-tiba.Tidak mengabari seorang pun atau siapapun.
"Sudah makan nak?"
Qia menggeleng,menggerakkan toples yang berisi kue nastar buat tan ibunya.
"Maaf Bu,aku habiskan!"
"Itu sisaan lebaran kemarin.Memang masih enak?"
"Lumayan" Senyum nya hambar.
"Kalau begitu sebentar,Ibu tadi membawa rendang dari rumah Tante Niar."
Mira,Ibu Qia beranjak dari duduk nya dan membuka bungkusan paper bag kecil yang berisi kotak rendang dan lauk yang lain.
"Ibu siapkan di piring sekalian ya Nak?"
"Iya Bu.." Qia tidak bisa menolak jika itu adalah ibu nya.Kasih sayang yang Ibu berikan adalah anugerah yang paling indah yang Qia rindukan,tidak pulang selama tiga tahun membuat diri nya rindu Ibu dan segala perhatian nya.
.
.
"Apa kamu tidak mengabari teman-teman mu Nak?" Tiba-tiba Tono menanyakan itu kepada Qia.
Qia pun menggeleng "Tidak yah"
"Anak ayah baik-baik saja kan?"
Qia tergelak "Iya yah,aku baik-baik saja.Ayah bisa lihat sendiri bukan?Kenapa ayah mengkhawatirkan ku seperti itu?"
"Kau anak gadis ayah satu-satunya,ayah akan bersedih jika kau pulang karena hal yang lain nak!"
"Aku pulang hanya merindukan kalian.Ayah,Ibu,Mamas dan juga Adek.Tidak untuk yang lain Yah"
"Berapa hari kamu di rumah?Apakah lama?"
"Mungkin yah!"
Ibu Mira datang membawa sepiring nasi beserta rendang dan kerupuk udang kesukaan Qia.
"Habiskan nak!"
"Pasti Bu,akan aku habiskan!" Mereka tersenyum.
Qia mulai meraih sendok dan mengambil nasi untuk di siapkan namun bel di depan berbunyi.
Ketiga nya menoleh ke arah pintu depan.Dan saling berpandangan.Qia mulai menyiapkan nasi di sendok nya.
"Biar ayah saja yang membuka nya!"
Mira pun tersenyum dan mengangguk.
.
.
"Malem om"
"Malem, tumben sekali Agra kemari? Teo masih di rumah Mamas belum pulang"
Agra lah orang yang memencet bel beberapa menit yang lalu.
"Maaf Om,Tapi aku mencari Qia.Apa dia ada Om?"
Qia dan Mira yang berada di ruang tengah saling memandang,kedua nya bisa mendengar obrolan Tono dan juga Agra.
"Kamu tahu Qia pulang Gra?"
Agra tersenyum hambar "Kebetulan tadi siang kami mengobrol di telfon Om"
Tono berjalan masuk dan di ikuti oleh Agra di belakang nya.Bukan dipersilahkan duduk di ruang tamu, tapi langkah Tono malah ke ruang tengah menghampiri Qia dan istrinya.
Mira dan Qia menoleh seketika,ketika mendengar langkah kaki mendekat.Qia yang memakai celana pendek di atas lutut,reflek mengambil bantal sofa di sebelah nya untuk menutupi kaki jenjang nya.
"Malam Tante... Hai Qia?" Tangan nya melambai ke arah Qia.
Demi apa,dia beneran ke sini.Astaga Agra memang kurang asem!
Lain dengan Mira yang tersenyum menanggapi salam dari Agra,Qia hanya membulatkan mata melihat Agra yang serius datang ke rumah nya.
Qia mengulum senyum dan membalas lambaian tangan Agra.
"Duduk Gra!"
"Iya Tante" Tanpa basa basi Agra duduk di sofa yang tadi ditempati oleh Tono.
"Agra mencari mu Qi,katanya dia tadi ngobrol dengan mu lewat telfon.Kata nya tidak mengabari siapa pun jika pulang,kenapa Agra tahu?"
Ayah nya bertanya penuh slidik kepada Qia.
"Oh maaf Om,,bukan Qia yang memberitahu,tapi Agra yang tidak sengaja lewat dan tahu Qia masuk membawa koper siang tadi"
Membela Qia di mata orang tua nya.Bak pahlawan yang datang saat dibutuhkan.Menjelaskan jika dia yang tidak sengaja melihat anak gadisnya.
"Oh jadi begitu..Ehekmm! Ayah kira Qia hanya memberi tahu orang spesial nya!"
"Ayah!" Qia reflek menjawab pernyataan ayah nya.
"Lanjutkan,ayah mau kebelakang dulu lihat ikan!"
Tono pun melenggang pergi dari meninggal kan istrinya yang masih betah membelai Surai indah Qia dan mengusap punggungnya.
"Makan Gra!"
Agra yang sedari tadi memandangi Qia tersenyum ketika gadis di depan nya menawari makan.
"Rendang,tadi Tante yang membawa nya dari rumah Tante Niar.Tujuh hari meninggal nya Oma.Kalau mau ambil saja Gra,di dapur masih ada banyak!"
"Terimakasih Tante,Agra sudah makan"
Hening
Hening
Hingga akhirnya Mira pun turut kebelakang beralasan menyusul suami nya.Melihat ikan di kolam.
Qia yang tahu Ibu nya pergi sedikit waspada dengan Agra,dari tadi mencuri pandang dengan nya.Beruntung acara makan Qia tidak tersedak.
"Lu perawatan ya Qi?"
Pertanyaan yang konyol sebenarnya,tapi bukan Agra jika tidak bertanya seperti itu.Mata nya terus melihat ke arah Qia,hingga Qia sendiri nervous karena sedang makan.
"Kalau perawatan sih gak,tapi kalau merawat dompet iya!" Qia mengulum bibir menahan senyum nya sendiri.
Agra berdecak mendengar ucapan Qia.
"Seneng kan lu di kota besar,cowo nya ganteng-ganteng pasti.Sampai di bela-belain perawatan.Hampir aja gue gak mengenali lu tadi siang!"
"Ashh bullshits! Demi apa lu gak mengenali gue?! Sendal yang biasa gue pake aja lu tau! Ya kan?"
Qia mengacungkan telunjuk nya pas di depan muka Agra,Dan di tangkap oleh nya.
"Gak usah nunjuk gitu kali Qia,gue gak jauh kok,tetep di sini nungguin lu!"
Ucapan nya bermakna berbeda sepertinya
"Ishhh apa'an sih Gra!" Qia menarik tangan nya yang di genggam oleh Agra.
Hal yang seperti ini,yang Qia malas jika pulang.Terutama Agra,Lelaki yang mempunyai nama Agraham itu sering bolak balik depan rumah hanya ingin melihat Qia.
Istilahnya,nama nya orang cinta liat sandal nya aja udah senyum-senyum,salting, senyum-senyum sendiri tidak karuan.
.
.
.
to be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
agra suka qia. qianya gimana ya?
2023-08-13
1