Memejamkan mata nya erat,Qia berusaha meredam perasaan nya.
Mario yang sudah mencoba untuk menarik Mely agar dia tak berulah dengan Qia nyatanya gagal.
Entah apa yang Mely inginkan dari Qia,padahal sudah jelas-jelas dirinya memang dan mendapatkan Mario.Dan akan segera menikah.
"Kayanya makin berani aja nih outfitnya,di sana jadi karyawan atau sugar baby?"
Qia tersenyum menanggapi Mely,Diantara mereka hal yang tidak terduga adalah Mely.Menyangka Mely gadis yang baik dan pendiam ternyata jago drama dan hobi menusuk dari belakang.
"Oh,Gue disana jadi simpenan pejabat.Lu emang belum tau Mel?"
"Qi,udah stop Qi!" Agra mencoba menenangkan nya.
"Pantas saja,body nya makin bersih,putih,semok.Ternyata jadi gadis peliharaan!"
Mata Arga membulat mendengar nya.
"Stop Mel!! Mario tolong kondisikan bini lu Rio!" Nada suara Agra meninggi.
Tangan Qia memegang dada Agra.Langkah nya maju persis di depan wajah Mely.
"Jika gue peliharaan,lalu kau apa? Tidak kah bukan menjadi rahasia umum lagi jika kau di pakai bukan hanya dengan Mario.Kami semua melihat dengan kepala kami jika kau berkali-kali melakukan nya dengan Rio,dan dia sendiri yang bilang ke gue jika lu sudah tidak virgin saat bersama nya!"
"Qiana!!" Rio menyebut nama Qia dengan intonasi yang keras dan menekan.
"Qia!" Bukan hanya Rio , Agra pun juga.
Mely yang geram dengan ucapan Qia langsung melayangkan tangan nya,namun tidak berhasil mendarat di pipi Qia karena terhalang oleh tangan Agra.
"Untuk mu Rio! Apa kau yakin yang dikandung Mely anak mu?"
Tidak menunggu jawaban siapapun,Qia langsung mengambil tas nya dan berlari keluar kafe.
"Qia?!" Agra tak berfikir panjang lagi dan segera menyusul.
Berjalan cepat di pinggir jalan,menyusuri jalan yang sangat ramai,sesekali mengusap pipi nya.Beruntung Qia memakai flat shoes,jadi tidak susah untuk berlari.
Klakson berkali-kali dari mobil Agra,tapi Qia tak menanggapi nya.Agra melirik jalanan di depan sana.
Jalan layang untuk penyebrangan beberapa meter lagi.
Benar saja,apa yang di takutkan Agra terjadi,Qia naik.Terpaksa Agra menghentikan mobil di pinggir jalan lalu mengejar Qia.
Menggapai tangan Qia,Agra memeluk Qia dari belakang.
"Sampai kapan rasa itu akan hilang? gue siap menggantikan nya jika lu mengijinkan!"
"Gue mau pulang Gra.Bukan menjawab tapi berbicara yang lain!"
"Kenapa slalu gue yang tak terlihat di matamu Qi?"
"Gue mau pulang Agraham!"
Pelukan Agra terurai,dan membalikan badan Qia.
"Gue anterin ya?"
Tidak ada jawaban dari Qia.Tapi tangan nya di raih Agra,menggandeng turun dan masuk ke dalam mobil.
Agra segera berlari ke pintu pengemudi.Menjalankan mobil nya,kembali menyusuri jalan bersama Qia yang selalu menolehkan wajah nya ke arah pintu.
Harus bagaimana lagi Agra berusaha untuk merebut hati nya Qia.Selalu seperti ini,padahal segala cara sudah dilakukan Agra dan berapa puluh kali Agra meminta,tapi hasil nya sama.Qia tetap tidak untuk saat ini.
Saat ini yang terlalu lama jika hanya diucapkan.
Saingan gue adalah luka di dalam hati mu,luka yang Mario buat dan gue berusaha menyembuhkan namun lu gak ngijinin Qi!
Agra hanya mampu bergumam dalam hatinya.Tidak mungkin langsung bicara jika dengan situasi seperti ini.Qia akan makin menjadi sulit di temui jika di paksa.
.
.
"Sampai sini saja,gue bisa masuk sendiri.Pulang lah Gra!"
Qia mengucap tanpa melihat Agra.
"Gue mau pa..."
"Nanti gue pamitin ke ayah sama Ibu" tanpa aba-aba Qia membuka pintu dan turun.Langsung membuka gerbang dan berlari membuka pintu rumah.
Agra yang hanya mampu melihat dari kejauhan harus menelan pil pahit.Sahabat,teman sekaligus orang yang selama ini dia cintai merasa kecewa dengan nya karena luka lama yang terbuka kembali.
Menghembuskan nafas kasar dan melajukan kembali mobil nya,mata Agra melirik ke atas jendela Qia yang masih gelap.
Selamat malam,semoga lu bisa tidur nyenyak malam ini Qi!
.
.
Dada Qia terasa begitu sesak.Seperti terhimpit benda yang begitu besar dan berat.Tidak mampu menyembunyikan perasaan nya.
Qia menangis di balik pintu kamar nya, bersandar pada daun pintu,hingga tubuhnya melorot dan terduduk di lantai.
Menjadikan kedua lutut nya untuk sandaran kening,Qia menumpahkan segala lara nya.Membekap bibir nya sendiri menahan suara yang mungkin akan di dengar oleh ayah atau ibunya.
Apa yang mereka ucapkan tentang lu ternyata benar semua Rio! Mungkin hanya gue yang tidak bisa menuruti mau mu.Hampir semua wanita kau pake lalu kau buang,dan mereka tau jika kau seperti itu.Lu bener-bener brengsek lu.
Yang lebih menyakitkan adalah ucapan Mely,yang menganggap diri nya wanita malam dan mau di bawa kemana saja oleh lelaki hidung bilang.
Sahabat,ya Mely adalah sahabat Qia,Zena dan Wati.Mereka dulu berempat sampai kejadian itu terjadi, Wati tidak bisa menerima nya hingga detik ini.
Mata Qia menerawang jauh dan kembali ke beberapa tahun silam.
Ponsel nya berbunyi menampakkan panggilan masuk di sana.
Agraham 👻
Begitulah Qia menamai Agra di kontak nya.Tidak di jawab hingga panggilan ketiga kalinya.Qia hanya melihat layar nya saja.
Tok
tok
tok
Qia terperanjat,pintu nya di ketok dari luar.Padahal jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lebih.
"Mbak Qia,ini Jeje! Buka pintu nya!"
Mengetahui siapa yang mengetuk pintu,Qia segera mengusap buliran air mata nya,merapikan penampilannya.
Pintu di buka oleh Qia "Mbak..." Memeluk mba k nya yang paling di sayang.Jeje adik laki-laki Qia,Jenio nama yang diberikan oleh keluarga ayah karena Mira tidak menyangka akan hamil lagi pada saat itu.
"Kenapa pulang tidak mengabari ku mbak?"
Qia tersenyum mendengar adiknya yang baru menginjak kelas tiga sekolah dasar.
"Mbak aja gak tau dek kalau mau ambil cuti lama!"
"Mbak lama disini?" Qia mengangguk "Berapa lama?"
"Satu sampai dua bulan.Tergantung mbak,karena memang kan mbak gak pernah pulang bertahun-tahun"
"Memang boleh selama itu mbak?"
"Boleh jika untuk mbak!"
Jeje melihat ponsel nya sendiri,mengintip dan di letakkan kembali di saku.
Panggilan masih aman.
"Ya sudah Jeje ke kamar dulu ya kak? Jeje cape,tadi pulang sendiri karena Mamas gak bisa anter!"
"Mamas sehat kan dek?" Jeje mengangguk.
"Jeje kamar dulu ya kak? Dadaa..."
Padahal hanya berjarak beberapa meter tapi Jeje seolah mereka berjauhan.
Sesampainya di kamar Jeje menutup pintu dan mengancingnya,meraih ponsel di kantong nya.
"Gimana kak?tadi kedengaran kan?" Jeje berbicara pada seorang di seberang sana.
"Iya Je.. Makasih ya udah nolongin kakak,Jagain mbak Qia ya untuk kak Agra?!"
"Siap bos!"
Orang di sebrang sana adalah Agra yang menghubungi Qia lewat jeje karena tidak mungkin panggilan nya segera di jawab oleh Qia.
.
.
.
to be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Lusy ani
buka hatimu untuk Arga
2023-11-10
1
宣宣
semoga suatu saat nanti Qia bisa menerima Agra ....
2023-08-14
1