Merayu Qia memanglah tidak mudah,keras kepala dari dulu dan Agra tahu sekali tentang itu.Tidak juga ingin keluar dan bertemu bersama teman-teman nya.
"Lu takut apa sih Qi?"
Mereka duduk di gazebo depan,dengan bantal di pangkuan Qia untuk menutupi kaki nya.
"Gue gak takut apapun,kecuali Tuhan.Masih capek gue,Bayangin aja berapa jam mengudara setelah itu ke rumah juga membutuhkan waktu yang lama"
"Cuma sebentar Qi,dan itu cuma dengan temen-temen.Tidak ada Rio"
Mendengar itu Qia melihat sekilas Agra.
"Janji ya sebentar?Lu gak ngomong kan kalau bawa gue?"
Agra tersenyum "Janji,gue juga belum ngomong mereka kalau lu pulang!"
"Ok! Gue ganti baju dulu!" Qia melangkah masuk ke dalam rumah.
Agra yang berada di sana menatap lekat gadis yang pernah bersama nya malam itu.Dilihat dari ujung kaki hingga ke ujung kepala,dan sebaliknya.Bibir nya menyunggingkan senyum,mengingat beberapa tahun silam.
Tidak ada yang berubah dari mu Qi.Lu tetap sama bagi gue.Dan sekarang malahan semakin cantik.Mario pasti menyesal menyianyiakan mu.
.
.
Beberapa menit berlalu,Kedua anak manusia yang dipertemukan kembali sudah berada di dalam mobil.
Memakai jumpsuit berwarna silver ,panjang se mata kaki,dengan lengan yang terbuka,menampilkan bahu dan tali Daleman berwarna hitam.Rambut Qia di gerai dengan ujung yang di buat bergulung seperti sepiral.
Mata Agra tak berkedip selalu mencuri pandang pada perempuan di sebelah nya.
Cantik banget ya Tuhan!Kalau lu istri gue,gak akan pernah bahu lu gue ijinin terbuka seperti itu.
Ehekmm! Qia yang sedang bermain ponsel sadar dengan tatapan Agra yang selalu menoleh ke arah nya.
Dia pun berdehem "Fokus Gra! Gue gak mau mati,belum merid gue!"
Mendengar itu Agra menahan senyum nya.
Belum merid tapi udah pernah ngerasain kan Qi?
Ahh Agra hanya mampu bertanya di dalam hati,karena mereka berdua sudah berjanji tidak akan pernah mengungkit suatu apapun.Dan bagi Qia dirinya sudah menganggap itu angin lalu.
.
.
VENUS CAFE
Sengaja tidak ingin di istimewa kan,Qia langsung keluar saat mobil berhenti di parkiran.
Kepala nya tegak melihat tulisan di depan nya,bibir Qia tersenyum tipis melihat itu.
Banyak banget kemajuan nya ni kafe!
Menoleh Agra,pria itu mengangguk dan memberi isyarat untuk masuk.
"Hai Bro!" Bukan hanya satu dua orang,hampir seluruh karyawan menyapa Agra.
Qia menenteng tas dengan kedua tangan nya,takut jika Agra mencuri waktu untuk menyentuh dan menggandeng tangan nya.
"Qiana!!" Baru juga dua langkah masuk ke dalam kafe.Suara melengking Wati terdengar,gadis itu langsung berlari menghampiri dan memeluk Qiana.
"Bego!! Sesek gue!" Tangan Wati melingkar di leher Qia.Seketika Wati melepaskan pelukan nya.
"Ya Allah Qi,lu cantik banget.Heran gue kenapa lu berubah sedrastis ini.Pake ilmu apa lu,perawatan dimana.Jadi sugar baby om om ya?"
Qia memutar bola matanya jengah.Mulut Wati bener-bener gak bisa di rem.Segala macem di sebutin,dari menyanjung sampai menuduhnya yang tidak-tidak.
"Duduk dulu Wat!"
Agra meraih tangan Qia,dan itu Qia merasa kecolongan.Pria itu melewati meja demi meja hingga duduk di kursi yang luas bersama Dani, Anto dan juga Zena.
Dari mereka memang Wati lah yang selalu tidak tahu malu dan memamerkan ke bar-bar ran nya.
"Qia,gue kangen lu banget!" Zena memeluk nya erat.
"Hadeuh ada yang makin-makin nih kayanya nanti!" Siapa lagi jika bukan Dani.Si pemegang rahasia Agra,bukan hanya itu.Dia juga paling pro dan brother ran banget pokoknya lah sama Agra.
Qia melihat satu persatu teman yang ada di sana.
"Dia gak di sini,lu tenang aja Qi.Dia di ujung sana tuh.Sama bininya!"
Mata Qia tak sengaja bertemu dan bertatap tajam dengan Mario,yang kata Agra dia tidak akan ke sana.
lalu itu siapa?Agra emang beneran ngerjain gue.
Kepalang tanggung,ingin pergi dari sana di sangka pengecut dan tidak bisa menerima realita.Bertahan bakal ada drama-drama yang kampungan antara Mario dan Mely.
Mata Qia menatap tajam Agra.Agra tahu tatapan apa yang diberikan oleh Qia.Selain Qia akan marah,setelah ini dipastikan Qia sulit lagi untuk di ajak keluar rumah.
Mencoba untuk biasa saja,mengobrol dan bersendau gurau dengan yang lain,namun tidak dengan Mario yang memilih duduk hanya meja dua orang saja bersama calon istrinya.
Lama-lama di buat jengah oleh kelakuan Mario yang berkali-kali menoleh dan di kembalikan lagi oleh Mely.
"Gue rasa mending gue pulang aja kali ya Wat?Gue ngerasa di sini tidak nyaman!"
Qia sudah berdiri dari kursinya.Namun Agra menghambat langkahnya.
"Sini saja,kita cari meja yang membuat mu aman dan nyaman!"
Qia mengerutkan keningnya,emosinya sudah mulai terpancing.
"Gue ke sini karna lu yang bilang tidak ada mereka,kenapa di sini ada mereka?!"
Agra menggenggam erat tangan Qia.
"Sumpah,gue gak tahu kalau mereka di sini!Maaf,kita pindah tempat ya!"
Qia menarik keras tangan nya dari genggaman tangan Agra.Wajahnya mengisyaratkan kekecewaan kepada Agra.
"Maaffin gue Qi.Gue gak tahu kalau lu pulang dan kemari juga,jadi tadi gue menghubungi Mely untuk bergabung!"
Zena yang sangat menyesal dengan situasi itu,terlebih lagi melihat Mario yang selalu mengarah ke Qia membuat Mely menjadi kesal di buat nya.
"Gue pulang sendiri aja!"
Langkah nya terhenti ketika Wati berdiri menghalangi nya.
"Gue tahu lu masih sakit Qi,tapi bukan Qia yang seperti ini yang gue kenal!"
Tatapan mereka saling beradu.Agra yang tidak bisa melihat Qia seperti ini memeluk nya,menekan rasa yang sudah memuncak.Tidak ada yang tahu rasa sebenarnya di dalam hati Qia,yang mereka tahu adalah penghianat tan Mario beberapa tahun lalu dan semua menyaksikan nya.
"Kita pindah tempat ya,slow Qi!"
Qia melepaskan tangan Agra dan mendorong dada lelaki itu.
"Gue bisa sendiri!"
Akhirnya mereka berpindah tempat,dengan Qia yang duduk membelakangi Mario dan Mely,meski sudah seperti itu.Mata Mario tetap saja menoleh beberapa kali ke Qia.
"Gue pesankan makanan ya Qi?" Wati mencoba mendinginkan suasana.
Qia mengangguk,membenarkan rambut yang jatuh di bulu mata nya.Melihat sekilas Agra.Bibir pria itu bergerak seolah berbicara kata "Maaf!" Dan hanya buangan wajah saja Qia menanggapi nya.
Hingga waktu mulai mencair seperti biasa,Qia yang sudah mau mengobrol dan kembali tersenyum.
Melihat itu Agra yang merasa bertanggung jawab atas Qia sedikit lega.
Tiba-tiba Mely dan Mario mendekat mengarah ke meja Agra.
Mely yang melingkar kan tangan nya di bahu Qia berpura-pura akrab dengan nya.
"Hai Qi,senang bisa bertemu dengan mu kembali.Gue tahu lu orang yang paling baik,pasti sudah tahu kan dari keluarga mu kalau kita akan menikah,Aku dan Mario.Dan lagi,di perut ku sudah ada Rio junior.Kau tidak ingin menyapa nya?"
.
.
.
to be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
宣宣
Mely sengaja mau memanasi Qia 🙄🙄🙄
2023-08-14
2
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
oh, Mely mau dikawinin mario karena tekdung duluan? ish
2023-08-13
1
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
agra & qiana pernah anu?
2023-08-13
1