Bukan Salah Istri Melawan

Bukan Salah Istri Melawan

PERGULATAN

Wanita berjas putih itu berhenti di tengah koridor klinik kesehatan. Memeriksa ponsel yang bergetar di saku jasnya. Keningnya mengerut, mendapatkan pesan dari orang yang tidak dia kenal, kemudian kembali memasukkan ponselnya ke dalam sakunya. Mengabaikan pesan yang tidak jelas itu dan kembali berjalan. Namun, lagi-lagi getaran di ponselnya membuat dia kembali berhenti.

Dengan berdecak malas, wanita itu pun membuka pesan yang dia terima. Matanya terbelalak begitu melihat isi pesan itu. Dia tidak ingin percaya. Namun, pesan berikutnya yang berupa video membuat dia terguncang. Kakinya serasa seperti jelly, lemas. Tidak kuat menopang badannya sendiri untuk berdiri. Beruntung ada salah seorang perawat yang menangkap tubuhnya yang sempat limbung.

Renata yang tersadar jika dirinya masih di klinik. Buru-buru untuk segera pulang yang sebelumnya menghubungi ibunya terlebih dahulu untuk menitip Ghea dan akan menjemputnya nanti malam.

...****************...

Begitu dia sampai di rumahnya, bersamaan dengan itu pula suaminya datang. Renata mencoba untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu. Kemudian menyambut Bagas.

“Baru pulang juga?” sapa Bagas dengan mencium kening Renata.

Renata mengangguk kaku. Hatinya pilu ketika mendapati bau parfum wanita lain di tubuh suaminya.

“Bagaimana kerjaannya? Lancar?” tanya Renata mencoba menahan suaranya agar tidak bergetar.

Bagas tersenyum, mengangguk. “Iya. Sangat lancar,” jawabnya.

Renata meringis mendengarnya. Dia mencoba menguatkan hatinya. Memandangi wajah Bagas. “Mas dari hotel?” tanya Renata lagi dengan raut muka yang sudah sangat cemas akan kenyataan.

Bagas tersentak kaget. Namun, dengan cepat dia menormalkan kembali ekspresinya. “Dari kantor, sayang. Mas kan, kerja,” balasnya tersenyum.

“Gak apa, Mas. Lebih baik mas jujur saja. Aku bisa mencium aroma parfum lain di tubuh kamu!” ucap Renata menahan emosinya.

“Kamu kenapa, sih, Sayang? Nuduh-nuduh aku. Baru pulang kerja juga!” Bagas kesal dan berlalu masuk ke dalam rumah.

Renata tidak tinggal diam saja. Dia menyusul suaminya yang terus berjalan ke kamar mereka berdua.

“Aku gak nuduh, Mas!” seru Renata membuat Bagas yang tengah membuka jasnya menoleh ke arahnya.

“Apa, sih, Ren! Kamu kebanyakan nonton sinetron!” tuduh Bagas yang sedikit terpancing emosinya.

Renata mendekat ke arah Bagas. Kemudian menarik kerah baju suaminya. Dengan mata merah dan berkaca-kaca. Renata menatap tepat di mata suaminya.

“Kamu selingkuh, Mas! Kamu selingkuh!” teriak Renata tepat di hadapan suaminya.

Bagas membelalakkan matanya dan menyentak tangan Renata yang menarik kerahnya. “Apa sih! Gak sopan kamu nuduh-nuduh suami. Aku ini suami kamu. Jaga tingkah kamu, Renata!” bentak Bagas.

“Lalu ini bekas lipstik siapa, Mas. Lipstik siapa yang menempel di baju kamu?!” sentak Renata yang kembali menarik baju Bagas untuk memperlihatkan bekas lipstik itu ke suaminya.

Lagi-lagi Bagas menyentak tangan Renata. “Ya bekas kamu lah. Siapa lagi!”

Renata sedikit ternganga mendengar Bagas yang tak kunjung mengaku. Dia menggelengkan kepalanya. Karena bisa-bisanya suaminya tidak mau jujur dengannya. Menyembunyikan kebenaran darinya.

“Kamu lupa? Aku bahkan berangkat lebih dulu tadi pagi saat kamu masih tertidur lelap!” seru Renata lagi dengan menunjuk wajah Bagas.

Bagas terbelalak kaget. “Udah, lah, kamu tambah ngaco. Aku mau mandi!” elaknya menghindari Renata.

Renata tak mau membuang waktu. Dia segera mencegat suaminya yang akan masuk ke kamar mandi.

“Kita selesain ini dulu!”

“Apanya yang mau diselesain, sih, Renata!” sentak Bagas.

“Mending kamu jemput Ghea di rumah mama kamu,” tambahnya.

“Gak! Biarin Ghea di sana! Aku gak mau dia tau kalau papanya tengah berselingkuh!” tolak Renata mentah-mentah.

Bagas menggeram marah. Karena istrinya sangat menguji kesabarannya. Dia pun menatap istrinya dengan sorot mata yang berkilat marah. Namun, dia mencoba untuk menekan emosinya

“Maumu apa? Kenapa kamu nuduh-nuduh aku selingkuh, Ren?” geramnya mengepalkan tangannya.

“Aku cuma mau dengar kejujuran kamu, Mas,” ucap Renata yang mulai menurunkan intonasinya, menunduk terisak.

“Iya, aku udah jujur. Aku gak selingkuh! Aku dari kantor, kerja!” tekan Bagas.

Renata mendongak. Menatap suaminya dengan wajah yang sudah acak-acakan. Air mata yang sudah berjatuhan membasahi wajahnya.

“Terus apa kamu bisa menjelaskan ini semua?” lirihnya dengan menyodorkan ponselnya yang berisi foto dan video Bagas yang tengah bergulat dengan wanita lain di kamar hotel.

Bagas terdiam. Dia tidak lagi bisa berkata untuk mengelak. Dia sendiri bingung akan menjelaskan apa kepada istrinya. Terlebih lagi Renata punya bukti yang entah dari mana dia dapatkan.

Bagas menatap pias ke arah Renata. “Sayang ... kamu dapat ini dari mana?” tanya Bagas tergagap.

Melihat wajah suaminya yang pias, membuat hati Renata hancur. Itu sudah menjadi penjelasan tersirat akan kebenaran yang terjadi.

Renata menangis sejadi-jadinya. Hatinya sakit, lidahnya juga kelu untuk sekedar berbicara. Dia hanya bisa menjerit menangisi keadaanya. Suami yang dia cintai dan dia banggakan telah menghianatinya. Bahkan, di umur sang anak yang masih belum genap 1 tahun.

“Sayang ... maaf. Maafin aku,” ucap Bagas mendekat ke arah Renata yang secara refleks wanita itu mundur menjauhi suaminya.

“Kenapa ... kenapa mas ngelakuin ini. Apa salahku?” Renata meraung mundur.

“Sayang ... maaf. Aku salah. Maafin, Mas, ya?”

Renata tak menghiraukannya. Dia mengusap air matanya. Dengan sedikit terisak wanita itu pergi keluar dari kamarnya.

Melihat itu Bagas segera mencegahnya. Dia tidak ingin istrinya itu pergi dalam keadaan kacau. Di tambah itu karena dirinya. Dia mencekal tangan Renata tepat ketika wanita itu menggenggam ganggang pintu.

“Sayang ... aku mohon. Jangan pergi!” mohonnya mengalihkan wajah Renata yang tidak mau menatap kepadanya.

“Lepasin aku!” Renata meronta dari cekalan tangan Bagas.

“Gak! Sayang ... aku minta maaf. Jangan tinggalin aku.”

“Aku mau pergi!” sentak Renata kasar dan kuat.

Bagas tersentak dan menggeram marah ketika Renata berhasil menyentak tangannya. “Jangan berlagak paling tersakiti, Ren!” seru Bagas membuat langkah kaki Renata terhenti.

“Aku seperti ini juga gara-gara kamu!” imbuhnya.

Hal itu berhasil membuat Renata menolehkan badannya sempurna ke arah Bagas. “Apa?” tanyanya kelu.

Bagas mendengus. “Kamu pikir aku begini karena apa? Jelas-jelas itu karena kamu, Ren. Kamu yang tidak pernah ada waktu buat aku!”

“Kamu selalu sibuk dengan dunia kamu sendiri. Kamu sibuk kerja, kerja, dan kerja. Tanpa peduli kalau aku juga butuh kamu!” jelasnya menggebu membuat Renata membeku.

Di tengah ketegangan itu. Tiba-tiba ponsel Renata berbunyi memecah keheningan. Alis Bagas terangkat tinggi ketika panggilan itu tak kunjung di angkat oleh istrinya.

“Kenapa gak diangkat?” Suara Bagas terdengar membuat Renata yang menatap layar ponselnya tersentak.

“Dari klinik?” tanya Bagas lagi yang diangguki kaku oleh Renata.

Bagas mengumpat, kemudian mengusap wajahnya kasar. Menggelengkan kepalanya dan menatap Renata yang tengah menatapnya sendu.

“Bahkan, di saat seperti ini. Kamu masih mau bekerja?” dengusnya.

“Aku harus pergi, Mas. Ada pasien yang mau mel—” Belum selesai Renata berbicara, Bagas telah memotongnya terlebih dahulu. Dengan bentakan yang membuat Renata terlonjak kaget.

“Apa tidak ada lagi seorang bidan di klinik itu? Huh!”

“Apa cuma kamu satu-satunya yang bisa nanganin hal itu, Renata?” Bagas berseru marah, dengan mata yang menyorot tajam.

“Tapi—”

“Ini yang aku maksud. Kenapa aku bisa selingkuh itu karena hal ini. Kamu gak peduli, aku baru datang kerja. Kamu gak peduli kita baru bertemu. Dan kamu lebih peduli ke pekerjaan sialan kamu itu!”

“Tidakkah kamu mengerti. Aku sebagai suamimu juga butuh kehadiran kamu!” murka Bagas tepat di wajah Teresa. Kemudian melesat pergi meninggalkan istrinya yang tertegun dan kembali terisak.

Hai semua salam kenal yaa

Mohon dukungannya agar author semangat untuk rajin up :)

Salam sayang dari author 😉

Terpopuler

Comments

Lylia07

Lylia07

baru awal udah bikin greget ☺️😭👍

2023-10-15

0

Hofi

Hofi

mampir juga yuk kak ke novelku judulnya.. Sahabatku Berkhianat

2023-09-23

0

funny

funny

wah seng wedok lemot.. gk tegas buru2 ngelabrak kurang cantik mainnya sayang

2023-09-18

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!