Cap Lima Jari

Mendengar ungkapan suaminya dia menjadi termenung. Dia mencoba mengingat hari-harinya yang telah terlewati. Memang benar dirinya sibuk bekerja. Tak jarang pula dia pulang hingga malam untuk menggantikan temannya. Namun, dia tidak lantas melupakan kewajibannya sebagai seorang istri.

Dia bangun lebih pagi menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya. Membereskan rumah agar terasa lebih nyaman. Bahkan, dia sebisa mungkin untuk mengurus buah hatinya bersama Bagas. Akan tetapi, tidak jarang memang dia meminta bantuan Bagas untuk menjaga Ghea. Terkadang dia juga meminta bantuan pada suaminya untuk membereskan rumah dan jarang memiliki waktu berdua.

Kini hati dan pikirannya sedang kusut. Hatinya sakit mengetahui suaminya selingkuh. Namun, pikirannya mengiyakan ucapan Bagas—suaminya. Renata terdiam cukup lama mengintrospeksi dirinya.

“Aku juga butuh waktu bersama kamu, Ren,” ungkap Bagas lagi dengan lirih.

Renata tersadar, kemudian mendongak menatap Bagas dengan mata yang berkaca-kaca. “Maaf jika selama ini aku terlalu sibuk sendiri. Sampai aku melewatkan waktu bersama kamu, Mas,” ucapnya tak kalah lirih.

Mendengar itu dengan segera Bagas membawa Renata ke pelukannya. Dia mencium puncak kepala istrinya lembut. Merasa bersalah dan juga bersyukur karena istrinya akhirnya mau di sentuh olehnya, mau berbicara baik-baik dengannya.

“Gak apa-apa. Mas juga salah. Maafin, Mas, ya, Sayang. Maaf, karena, Mas sudah nyakitin kamu,” ucap Bagas lembut dengan mengelus surai hitam istrinya.

Renata mengangguk di dalam dekapan Bagas dan membalas pelukan suaminya itu. Benar kata suaminya. Masalah ini tidak sepenuhnya salah suaminya. Namun, dia cukup andil membuat masalah ini ada. Kurangnya waktu berdua dan komunikasi, membuat mereka berdua berada di situasi seperti sekarang.

“Aku sayang sama kamu, Mas,” bisik Renata yang semakin mengeratakan pelukannya ke Bagas.

Bagas tersenyum mendengarnya. Dia tidak henti-hentinya menciumi puncak kepala Renata. “Mas juga sayang kamu,” balasnya. Kemudian mengurai pelukannya.

Dia sedikit menunduk menyejajarkan wajahnya dengan wajah Renata. Kemudian menatap sang istri hangat dan menghapus jejak air mata di wajah cantik istrinya itu. Dirinya kembali bersyukur karena mempunyai istri seperti Renata. Selain karena cantik, istrinya itu juga sangat sabar dan penuh kelembutan.

“Jangan nangis lagi, ya. Mas gak suka lihat kamu nangis,” terang Bagas yang diangguki oleh Renata.

“Sayang ... mas boleh minta suatu hal ke kamu?” tanya Bagas lagi dengan pelan.

Renata mendongak menatap mata kelam suaminya. “Apa, Mas?” sahut Renata dengan mengelus wajah Bagas yang beberapa hari ini tidak bersamanya.

Bagas tersenyum menikmati elusan tangan sang istri di wajahnya. “Bisakah kamu resign?” tanyanya hati-hati.

Tangan Renata refleks terhenti mengelus wajah Bagas. Dia lagi-lagi tertegun mendengar permintaan suaminya. “Kenapa?” dengan menatap intens kedua bola mata suaminya.

“Mas bisa memenuhi kebutuhan kamu dan Ghea, Sayang. Selain itu kamu jadi punya waktu lebih banyak di rumah. Kamu tidak akan kelelahan nantinya. Aku lebih senang istriku berada di rumah dan menunggu kepulanganku. Rasanya seperti benar-benar pulang,” jelas Bagas.

Renata terdiam. Memang benar jika dia berhenti bekerja. Dia akan punya banyak waktu untuk keluarga kecilnya. Akan tetapi, karir yang selama ini dia perjuangkan akan berakhir sia-sia. Waktu dan segala hal yang dia korbankan dulu demi menempuh pendidikan dan menjadi seorang Bidan tidak akan berguna, jika dirinya menyetujui permintaan Bagas.

“Apa tidak ada pilihan lain selain aku harus resign?” tanya Renata.

Bagas menghela nafas. “Tidak ada, Sayang. Akan lebih baik jika kamu berhenti. Mas jadi lebih bisa bertanggung jawab ke kamu dan Ghea,” tuturnya.

Renata harus menghadapi pilihan yang rumit. Tidak bisakah dirinya untuk tetap bekerja. Karena selain sayang dengan perjuangannya. Dirinya juga sedikit sayang untuk meninggalkan klinik dan temannya yang sudah seperti keluarga.

Namun, lagi-lagi pikiran akan suaminya selingkuh karena kurangnya waktu dengan dirinya membuat dia jadi dilema. Lalu bayangan Ghea muncul di benaknya. Anaknya itu pasti juga butuh waktu yang lebih banyak dengannya untuk tumbuh kembangnya dengan baik.

Setelah cukup lama berpikir dengan menimbang-nimbang segala konsekuensi setiap apa pun keputusan yang dia ambil. Akhirnya Renata memutuskannya.

Dengan menghela nafas yang cukup berat. Renata menatap dalam mata suaminya. “Baiklah. Aku akan berhenti,” putusnya memantapkan hati.

Iya, dia memilih keutuhan keluarga kecilnya. Di banding dengan karir yang selama ini dia perjuangkan. Hal itu membuat Bagas mengukir senyum lebarnya. Kemudian kembali membawa Renata ke dalam pelukannya.

...****************...

Meski awalnya Renata merasa aneh dan berat ketika baru berhenti kerja. Namun, akhir-akhir ini Renata mulai menikmati peran barunya sebagai ibu rumah tangga. Dia bisa menjadi lebih punya banyak waktu dengan Ghea. Bercanda gurau dan memantau langsung perkembangan anaknya yang semakin pintar.

Dirinya juga senang di saat pagi dia bisa menemani Bagas sarapan dan mengantarnya bekerja sampai depan rumah. Kemudian mencium tangan Bagas dan suaminya mencium keningnya. Menjadi pasangan romantis seperti bayangannya selama ini yang dia impikan.

Sedang asyiknya dia bercanda dengan Ghea, bunyi ponsel mengalihkan atensinya. Sejenak dia mengambil ponselnya untuk melihat siap yang mengirimi dia pesan. Ternyata dokter Reyhan lah yang mengirimi pesan brosur seminar. Tidak ingin di anggap sombong atau apa pun. Teresa pun membalas pesan itu.

Dr. Reyhan;

Ini ada seminar kebidanan. Siapa tau kamu tertarik.

Renata;

Iya, Dok. Terima kasih

Setelah itu Renata kembali fokus ke anaknya. Mengajak sang anak untuk tidur siang. Kemudian dia membereskan segala mainan Renata. Seperti ibu rumah tangga lainnya, Renata juga menggunakan waktu senggangnya untuk mengangkat jemuran, dan menyetrika.

Beruntungnya Ghea bukan anak yang rewel. Bahkan, Ghea sangat mandiri meskipun masih belum genap satu tahun. Di saat bangun, anak itu akan merangkak mencari keberadaan Renata atau hanya sekedar mengambil mainannya.

Setelah memandikan Ghea ketika baru bangun dari tidur siangnya. Lantas, Renata memasak untuk menyiapkan makan malam sebelum suaminya datang bekerja.

“Sayang, main di sini sebentar, ya. Mama mau masak dulu,” ucapnya ke Ghea yang ditanggapi tawa kecil oleh balita itu.

...****************...

Tepat saat masakannya selesai suaminya datang. “Aku pulang!” seru Bagas kemudian masuk menghampiri Ghea yang tengah asyik bermain sendiri dengan bonekanya.

Renata bergegas menyambut suaminya. Menyalami tangan sang suami dan juga mengambil tas suaminya untuk ditaruh ke kamarnya. Kemudian Renata menyuruh suaminya untuk mandi selagi dia menyiapkan makan malam.

Namun, Renata mengernyit bingung karena Bagas tidak kunjung keluar dari kamarnya. Akhirnya, dia menyusul sang suami ke kamar pribadi mereka. Dia heran karena begitu dia masuk ke dalam kamar. Malah mendapati suaminya tengah memegang ponsel miliknya.

“Mas, belum selesai?” tanya Renata dengan melangkah menghampirinya.

Bagas menoleh menatap Renata. “Sudah," jawabnya singkat.

“Kalau begitu, ayo makan malam!” ajak Renata tersenyum begitu sampai di dekat Bagas.

“Kenapa kamu chat sama mantan kamu, Renata?” tuduh Bagas yanh sudah mengeraskan rahangnya.

Renata mengernyit keningnya bingung. Dia tidak merasa melakukan yang dituduhkan suaminya. Hingga dia teringat jika tadi siang dia mendapat pesan dari dokter Reyhan—mantannya. Namun, tidak ada chat aneh, hanya sekedar info seminar saja.

“Jawab, Renata!” bentak Bagas membuat Renata terlonjak kaget.

“Aku gak chatan, Mas," balasnya kukuh.

“Gak ngaku, kamu? Padahal ini ada buktinya!” Bagas berseru kesal.

“Itu hanya sekedar info seminar, Mas. Tidak ada hal lain,” sanggah Renata mencoba mengambil tangan suaminya untuk menenangkan.

“Sama saja! Dia itu mantan kamu. Kenapa bisa-bisanya kamu chat dengan pria lain,” serunya dengan menepis tangannya Renata.

“Iya ... aku hanya menghargainya, Mas." Renata mencoba memberi penjelasan.

“Kamu masih ngejawab!” bentak Bagas lagi-lagi menyentak tangan Renata yang hendak menyentuhnya.

“Bisa-bisanya kamu berkirim pesan sama pria lain tanpa sepengetahuanku! Kamu berniat kembali ke dia, huh?!” hardiknya lagi yang kini sudah menatap tajam Renata.

Renata menggeleng dengan air mata yang mulai luruh. “Gak, Mas. Bukan sepeti itu,” ucap Renata terisak dan kembali mendekati Bagas.

“Lalu kenapa kamu menyembunyikannya dari aku. Aku ini suamimu kalo kamu lupa!” teriak Bagas yang sudah gelap mata meluapkan emosinya.

Plak

Renata sedikit limbung dan tersentak ketika tangan Bagas menyapa pipinya. Rasa panas menjalar di pipi Renata. Dengan pelan Renata mengusap pipinya yang dia yakini sudah memerah. Untuk pertama kalinya, Bagas bermain tangan dengannya. Dia menjadi terdiam membeku. Bahkan, tangisannya pun seketika terhenti.

Suasana menjadi hening. Renata yang masih mencerna keadaan yang terjadi dengan cepat tadi. Bahkan, tidak pernah dia bayangkan sebelumnya dan juga Bagas yang tertegun karena kehilangan kendalinya sampai tanganya begitu ringan menampar pipi sang Istri.

Keadaan hening itu terpecah ketika suara tangis Ghea kembali menyentak keduanya. Renata dengan bergetar mencoba untuk berdiri dan menghampiri anaknya, karena mendengar tangis Ghea yang semakin menjadi. Tidak dia sangka, justru Bagas bergegas keluar sendiri dari kamar dengan keterdiaman. Membuat Renata kembali menjatuhkan air matanya.

BRAKK!!!

Suara pintu yang tertutup kasar menjadi penutup pertengkaran suami istri yang masih muda itu. Bagas meninggalkan Renata dan Ghea, dua wanita yang menjadi tanggung jawabnya dalam keadaan berurai air mata tanpa sepatah kata pun.

Hai semua

Jangan lupa tinggalkan jejak dan dukungannya yaa

Salama sayang dari author 😘

Terpopuler

Comments

Cokies🐇

Cokies🐇

Aahhh pengenn...

2023-08-29

0

Nilaaa🍒

Nilaaa🍒

jangan emosi duluan bang, ntar ngesel

2023-08-14

0

Cokies🐇

Cokies🐇

nah nah nah...

2023-08-13

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!