My Husband Is (Not) My Idol

My Husband Is (Not) My Idol

1. Hari Sial

Mempunyai pekerjaan impian memanglah suatu anugrah yang tak bisa dielakkan. Apalagi jika pekerjaan itu berawal dari sebuah hobi, tentu pasti akan dinikmati dengan sesuka hati. Bahkan tak jarang di antara mereka yang rela sekolah tinggi dan membayar cukup mahal demi mempunyai pekerjaan impian.

Namun, semua itu sama sekali tak terjadi pada Alana. Perempuan itu tak pernah sedikitpun berpikir jika mimpinya akan terwujud dalam waktu singkat. Hanya butuh dua bulan dari kelulusannya di tingkat sekolah kejuruan, dirinya berhasil meraih pekerjaan impiannya.

Pemilik nama lengkap Alana Mentari, perempuan berusia dua puluh empat tahun itu kini bekerja sebagai fashion designer di salah satu perusahaan ternama. Sirius Entertainment yang merupakan salah satu perusahaan rekaman inilah yang menjadi tempat Alana mengembangkan kemampuannya. Perusahaan yang kini tengah naik daun akibat salah satu penyanyi yang dinaunginya berhasil memiliki popularitas fans yang cukup besar di Indonesia. Maka dari itu, Sirius Entertainment tergolong menjadi perusahaan yang banyak diminati oleh semua orang.

Sementara, suasana di salah satu ruangan cukup besar tampak begitu hening. Setiap orang yang ada di dalamnya tampak fokus dengan layar komputer dan juga kertas-kertas di tangan. Begitupun dengan Alana, sudah lebih dari tiga puluh menit perempuan berkacamata itu sibuk dengan alat-alat gambar digital miliknya.

Alana melihat layar komputer dengan saksama, merasa ada yang kurang dalam desain kostum yang tengah dibuatnya. Alana lantas membuang napas kasar, lalu menyandarkan tubuhnya pada kursi yang dirasa sudah tak empuk lagi. Alana perlu secepatnya mendapatkan ide, mengingat pekerjaannya yang satu ini sudah dikejar deadline. Alana tak mau jika dirinya telat memberikan tugas ini pada atasannya. Jika begitu bisa-bisa Alana diusir paksa dari perusahaan tersebut.

Perempuan itu pun berdiri sejenak, kemudian menatap sekitar. Warna putih tulang yang menjadi dominan di tempat dirinya berada. Kedua netranya lantas beralih menatap lemari di sudut tenggara yang berisikan kumpulan map warna-warni. Tak menemukan inspirasi apapun, Alana memilih untuk kembali duduk. Memejamkan kedua mata sembari berpikir ekstra. Siapa tahu saja ide bisa muncul begitu saja di benaknya.

"Sudah selesai, Alana?" tanya seseorang. Laki-laki itu mendekat dan menatap sejenak layar komputer di depan Alana.

Sontak Alana terkejut dan membuatnya membuka mata cepat. "Ngagetin aja nih Pak Leader yang satu ini."

Ya, seperti apa kata Alana. Laki-laki yang baru saja bertanya tersebut merupakan pemimpin di divisi tempat Alana bekerja. Selain itu, ia juga merupakan anak semata wayang dari direktur utama Sirius Entertainment.

"Gimana?" tanyanya lagi. Kali ini ia sedikit menambahkan senyuman manis di akhir ucapannya.

"Desain kedua bentar lagi beres, Kei, lagi nambahin detail," jawabnya. Alana mendongak pada sosok yang kini lengannya tergeletak di kepalanya.

Tak ada bahasa formal jika bicara dengan laki-laki bernama lengkap Kei Pramudya itu. Memang status Kei di perusahaan tergolong tinggi, Alana pun menyadari. Hanya saja Kei yang juga berperan sebagai sahabat Alana tak mau dipanggilnya memakai embel-embel 'pak' yang diucap sebelum namanya. Apalagi Alana dan Kei ini seumuran. Yang Kei inginkan justru menciptakan suasana kerja yang tak kaku dan monoton melainkan penuh canda tawa tanpa rasa canggung. Selain Alana, di divisi tersebut pun banyak yang memanggil Kei hanya dengan nama.

Dengan lengan yang masih di atas kepala Alana, Kei menunjuk layar komputer kerja milik perempuan itu. "Coba deh, di sini tambahin detail yang lo suka, Na. Nggak usah mikir berat-berat kayak tadi. Kasian otak lo, ntar overheat."

"Ih, nih tangan kebiasaan deh. Kepala gue bukan senderan buat tangan lo ya!" Alana menepis lengan kekar Kei kencang-kencang. Walau sudah mengeluarkan semua tenaga, nyatanya lengan Kei hanya terjatuh sedikit dan justru bersarang di pundaknya. "Lagian ya, selera gue kan biasa aja, Kei. Mana bisa dipakein ke desain kostum yang mau dipake sama artis-artis kita."

Kei justru mengacak-acak rambut Alana. Sebenarnya sih tujuannya ingin mengelus, namun terlalu kencang. "Siapa tau aja kan?"

"Ih diem ah, rambut gue jadi berantakan nih!" omel Alana tak terima. Setiap perempuan di muka bumi ini pasti akan marah jika rambutnya diperlakukan seperti itu.

Kei terkekeh renyah. Wajah tampan itu tampak berseri. "Iya-iya maaf."

Tak lama, bel istirahat makan siang pun berbunyi. Bukannya buru-buru keluar seperti yang lain, Kei justru menarik kursi milik salah satu pegawai dan duduk tepat di sebelah Alana.

"Emang lagi dibutuhin banget ya desainnya sampe-sampe lo nanya gue udah beres apa belum lebih dari lima kali?" celetuk Alana. Kali ini ia kembali memegang pen digitalnya dan melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.

"Iya nih, jam satu harus udah disetorin. Sorry banget ya dadakan. Dari atasan perintahnya emang baru tadi pagi soalnya," balas laki-laki itu.

Alana melirik tajam pada Kei yang kini tengah menopang dagu sembari melihat wajah Alana dalam satu pandangan lurus. Tampak bola mata berwarna coklat serta bulu mata yang lentik milik lelaki itu terlihat jelas. Tak mau tertangkap basah salah tingkah, buru-buru Alana melempar pandangan. Siapapun pasti akan meleleh jika sudah ditatap seperti ini.

Karena salah tingkahnya, Alana justru menjitak kepala Kei. Entah apa yang dipikirkannya, Alana tak sadar.

Kei merintih kesakitan sembari mengusap kepalanya. "Ih kok gue dijitak sih, Na?"

"Emm..." Alana bertingkah kikuk. Ia kemudian menarik dan membuang napas cepat. "Perintah dari atasan tadi pagi dan lo baru kasih tau ke gue sejam yang lalu? Gimana sih?" omelnya. Bagaimana bisa Alana hanya diberi waktu singkat untuk menyelesaikan dua desain sekaligus. Walau pekerjaan tersebut memang keahliannya, namun Alana pun perlu berpikir untuk menyajikan desain bagaimana yang pantas.

"Tadi orang yang mau pake kostumnya konsultasi dulu ke gue, Na, dia pengen pake kostum kayak apa," balas Kei cepat sembari mengingat kejadian yang sebenarnya.

"Terus tanggapan lo?" Alana menaikkan sebelah alisnya.

"Ya gue kasih liat dong satu-satu stok desain yang udah ada, tapi sayangnya nggak ada satupun yang dia suka. Jadinya gue minta tolong lo buat bikin desain baru," jelas Kei. Jujur, hal yang paling ditakuti salah satunya adalah amarah Alana. Perempuan itu menyeramkan jika emosinya sudah meledak.

Namun di sisi lain, Alana adalah sosok yang sangat penting bagi Kei. Ia sudah menganggap Alana seperti saudaranya sendiri. Alana juga selalu menjadi orang nomor satu yang paling peduli padanya. Saat jatuh atau senang, sosok Alana yang selalu ada di sampingnya. Tapi akibat hubungan kedekatan di antara keduanya, tak jarang yang beranggapan jika mereka berpacaran.

"Abiyasa lagi kan?" tebak Alana.

"Kok tau?" Kei pura-pura kaget.

"Siapa lagi emang artis di perusahaan kita yang suka bikin nambah kerjaan selain penyanyi yang lagi terkenal itu?" Alana membuang napas kasar. "Emang ya dia hobi banget bikin orang lain sengsara. Hidup gue tuh sempurna banget deh kayaknya kalo nggak ada dia di perusahaan ini."

"Jangan gitu lah, Na. Gimana pun juga karena dia kita sering lembur dan jadi dapet cuan mayan gede tiap bulan," sanggah Kei lembut.

"Iya sih, tapi ya nggak kayak gini juga. Masa hampir tiap hari," cicitnya.

Alana menyandarkan tubuhnya di kursi. Memejamkan mata sejenak sembari mengambil napas perlahan. Sabar, sabar, dan sabar. Jika bukan karena latar pendidikannya yang hanya lulusan sekolah kejuruan, Alana sudah dipastikan mengajukan resign dari sejak lama. Namun Alana sadar, di luaran sana pasti akan jarang ada perusahaan yang menerima pegawai selain lulusan sarjana walau sudah ada pengalaman. Apalagi minat dan bakatnya ini dalam bidang fashion design yang biasanya tak melirik orang secara asal-asalan.

"Yaudah, mending sekarang makan dulu. Kasian tuh perut lo bunyi dari tadi, minta diisi," ujar Kei. Menarik tangan Alana untuk pergi hengkang dari posisinya.

...***...

...Bersambung!...

...Jangan lupa dong, bab ini like dulu sama komen yang banyak😁...

...Subscribe-nya jangan lupa!...

...Update diusahain tiap hari, tapi waktunya acak. Hehe...

...See you on next part!❤️...

Terpopuler

Comments

Yumie Ayumia Atashi

Yumie Ayumia Atashi

ceritanya cukup menarik. semangat ya kak/Smile/

2023-12-13

0

Nur Adam

Nur Adam

mudh2an seru

2023-10-17

0

Oh_Riandini

Oh_Riandini

adegannya kok so sweet, jadi pengen deh...

2023-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!