Philip kini tengah menyesuaikan setelan yang akan dipakainya. Philip memandang dirinya dari pantulan maca dan tersenyum bangga. Parasnya benar-benar tampan.
"Kau mau kemana?" tanya Rio melihat Philip dengan setelan rapi sedangkan arlojinya telah menunjukan pukul 19.00.
"Hari jadi ke-100" Ujar Philip merapikan kerah jaket denim nya.
"Wah, tumben awet" Ejek Rio mencibir
"Bilangin bunda ya, aku ada tugas kelompok" Pinta Philip menyelipkan dompetnya di saku belakangnya. Tak lupa ponselnya disimpan di saku jaketnya.
"bohongin orang tua mulu, kena karma aja nanti" Balas Rio
"Kalau bilang udah punya cewek nanti langsung dinikahin gimana? bisa gawat" Philip merapikan rambutnya.
"Heleh, lebay" Cibir Rio
"duluan" Philip berlalu begitu saja dengan sedikit berlari. Philip menuju tempat parkir mobilnya, Hari jadi yang ke 100 Philip dengan Elsa. Mobil sport hitam keluar dari gerbang mansion. Bermodalkan google map Philip menuju rumahnElsa. Philip memang belum pernah kerumah Elsa. Ia hanya sering bertemu di kelas dan berkencan sepulang sekolah.
Perjalanan cukup padat, perjalanan sore hari selalu terhambat karena banyaknya pekerja yang pulang kerja dan pelajar pulang dari sekolah. Philip hanya memandangi jalanan luar dengan begitu sabar.
Terjebak macet selama 5 menit dan kini Philip telah sampai di rumah Elsa. Elsa tampak anggun dengan dress selututnya. Dan Philip tampak begitu kasual dengan jaket denimnya.
"Ayo" Ajak Philip mengulurkan tangannya dan Elsa dengan senang hati menerimanya.
"Ujian sekolah sebentar lagi" Elsa memimpin pembicaraan yang membosankan.
"Kau menyiapkan dengan baik?" tanya Philip mencoba merespon dengan baik
"Aku belajar dengan giat" Ujar Elsa yang mengurangi jam tidurnya
"Lihat, kantung mataku dan mata pandaku mulai terlihat" Ujar Elsa menunjukan wajahnya
"apa masalahnya, itu berkat kerja kerasmu" Jawab Philip bijak
"tetap saja" Keluh Elsa menatap pantulan dirinya di cermin yang dibawanya.
"Kau akan kuliah dimana?" Tanya Elsa
"Entahlah, orang tuaku memintaku keluar negeri" Jawab Philip asal menjawab, ia tahu jika ia menyatakan tempat maka Elsa akan ikut untuk kuliah dengannya
"aku harus belajar lebih giat lagi kalau begitu" jawab Elsa
"Belajar secukupnya" Pinta Philip yang tahu Elsa begitu rajin dalam belajar
"iya iya" Jawab Elsa enggan di nasehati
Sesampai di tempat yang dituju, Elsa berjalan lebih awal menghampiri party planner yang dipesannya.
"terimakasih sudah menyusunnya dengan baik,Ini benar-benar bagus" Ujar Elsa pada staff party plannernya.
"Itu pekerjaan kami" Jawab salah satu staff
Elsa menggandeng tangan Philip. Reservasi yang dipesannya tak jauh dari pantai. Namun dapat di pastikan takkan terkena air pasang.
"Indah bukan?" Elsa meminta pendapat Philip
"Kau benar-benar menyiapkan dengan baik" Philip memuji nya tulus
Sebuah meja dengan candle light dan gantungan dibelakangnya bertuliskan Happy 100st. Sebuah roti tart mini menghiasi meja.
"Kau pasti sangat menyukaiku" Ujar Philip mengedarkan pandangannya pada tempat yang dipesan Elsa.
"Dengan jelas aku menyukaimu, aku bahkan mengungkapkan perasaanku lebih awal" Jawab Elsa, iya sangat ingat ekspresi Philip saat menerimanya.
"bagaimana pendapatmu tentang aku?" Tanya Philip lagi
"Kau benar-benar laki-laki yang baik, memperlakukan dengan amat sangat baik" Balas Elsa hanya mengatakan kebaikan Philip
"Aku potong kuenya dulu" Ucap Elsa meraih pisau roti dan memotong kue tart berukuran mini.
"Ini untukmu" Ujar Elsa menyodorkan potongan kue pada Philip, dan Philip menerimanya dengan senang hati.
"Kau jangan menyesal menjadi kekasihku" Ujar Elsa membuat Philip sedikit termenung
"Apa yang harus disesali" Ucap Philip tanpa menatap Elsa
"Aku mengenalmu dengan sangat baik sampai saat ini" Ujar Elsa dengan nada ceria, membuat Philip penasaran dan memfokuskan dirinya untuk mendengarkannua
"misal?" Philip menyeruput minumnya
"Kau memiliki kekasih tak hanya aku" Jawab Elsa
"uhuk uhuk uhuk" Philip tersedak mendengar pernyataan Elsa, Elsa menatap Philip khawatir.
"kau baik-baik aja?" Tanya Elsa menepuk pelan punggung Philip.
"kau tau?" tanya Philip secara tidak langsung mengakui
"Aku tahu" jawab Elsa
"Aku merasa bersalah" Philip mengelus telinganya, Kebiasaan Philip saat tak tahu harus bersikap seperti apa
"Kau berbohong" Tuduh Elsa
"Tapi aku tak menyesal bersamamu, dan ini kita yang ke 100, dan kurasa ini lebih dari cukup" tambahnya lagi
"Kita tak perlu lebih lama lagikan?" tanya Elsa
"Kenapa kau tak marah?" Philip kini menghadapi situasi tak terduga. Ia tak mengerti bagaimana Elsa begitu tenang. Philip pernah ketahuan selingkuh dan kekasihnya langsung melabraknya.
"Ah, aku akan marah jika kau yang mengejarku dari awal, tapi nyatanya aku yang mengejarmu" Ucap Elsa
"100 Hari kurasa cukup untuk kita" tambahnya lagi
"Berakhir?" tanya Philip memastikan
"Aku lebih suka mencampakanmu daripada harus aku yang akhirnya dicampakan" Elsa menyendokan potongan kue yang di potongnya, Kue red velvet kesukaannya.
"Tapi bagaimana kau tahu?" Tanya Philip penasaran
"Dua tahun aku eumm.. menguntit? katakanlah begitu, jadi ya aku tahu dengan siapa aja kamu jalan dan.. aku tetap menyukaimu jadi aku menembakmu, kupikir aku butuh kenangan denganmu" Jelas Elsa memberi alasan. Elsa memang aktif mengikuti sosial media yang berkaitan dengan Philip, Ia bahkan sering mengikuti kemana dan dengan siap Philip pergi. Namun ia memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya karena ia tak mau ada penyesalan jika ia tak melakukan apapun.
"Dan kau melepasku" ujar Philip lagi memastikan
"Kau juga pasti ingin melepasku" Ujar Elsa mengendikan bahunya
'Aku memang berniat melepasmu hari ini' batin Philip, alasan Philip selalu bertanya mengenai hari jadi yang ke 100 nya.
"Tapi ini bukan akhir pertemuan, kurasa menjadi teman lebih baik" Tawar Elsa
"deal" Philip menjawab dengan cepat
"lihat, kau memang berniat melepasku" ujar Elsa membuat keduanya tertawa begitu manis.
'terimakasih kepada 100 hari dimana kita bersama walau wanita didalamnya tak hanya ada aku' batin Elsa tersenyum senang.
"Kalau begitu tak perlu ada air mata bukan?" tanya Philip dengan senyum manisnya.
"Kau harus menjawab sapaanku jika aku menyapamu" Pinta Elsa, Ia tak mau dilupakan. Ia tak mau jika hubungannya berakhir maka semua berakhir
"Aku yang akan menyapamu lebih awal kalau begitu" Ujar Philip
"Tapi aku benar-benar berharap kau bisa mengencani satu orang dalam jangka waktu yang lama" Elsa mendoakan Philip agar bisa merubah kebiasaannya
"tidak mudah untukku" Philip terkekeh kecil
'Ada satu alasan mengapa aku memilih mengakhirinya, karena jika kau yang mengakhirinya hanya ada air mata dan kita akan kembali asing, dan aku tak sanggup untuk itu' Batin Elsa yang memang memikirkan cukup panjang untuk hari jadi yang ke - 100
"Ah, aku akan berhenti menguntitmu juga" Ucap Elsa mengingat jika ia akan mengakhiri kebiasaan buruknya.
"Kita akan berteman baik dan kau akan bertemu pria yang amat baik" Ucap Philip tulus
"tentu saja, kamu mah menang tampang, uang dan pinter mungkin" Ejek Elsa meragukan kecerdasan Philip.
Philip teramat bersyukur malam itu, karena tak perlu merasa bersalah. Namun Philip tak sadar, jika tak banyak wanita yang bisa bersika bijak seperti Elsa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Agustina Ruby
nanti philip akan kena batunya juga dia😁
2020-07-08
1
Erwien Diandaniy
kalau gue udah tak jitak philip
2020-05-28
2
Michelle Avantica
waah jarang2 tuh ada cwe kayak Elsa..
2020-01-10
2