Bintang Kecil Ku
"Berhenti!" teriak remaja laki-laki tampan dengan pakaian rapi.
Terlihat dari penampilannya, dia adalah Tuan muda dari keluarga kaya raya.
Citt.
Mobil BMW berwarna hitam yang di tumpangi oleh remaja tampan itu seketika berhenti mendadak setelah mendapatkan instruksi dari sang pemilik mobil.
Duk.
"Aduhh, kau ini bisa menyetir apa enggak sih, dasar tidak becus!" bentak Tuan Muda yang sudah pasti memiliki sifat yang arogan.
"Maaf Tuan Muda Leo, anda tadi kan menyuruh saya berhenti," jawab sang supir yang hanya bisa meminta maaf padahal ini salah Tuanya yang tiba-tiba berteriak minta berhenti.
"Ya, nggak gitu juga, sakit tau kejedot, bagaimana kalau aku terluka mau kamu di pecat?" ancam Tuan muda arogan itu.
"Dasar Tuan muda stres, siapa juga yang suruh mengagetkan tadi, dia yang salah aku yang harus minta maaf, menyebalkan main ancam-ancam memecat lagi."
"Kenapa diam? kau sedang mengerut dan mengumpat di dalam hati?" selidik Tuan Muda itu.
"Maaf Tuan Muda, tolong jangan pecat saya." Kata itulah yang akhirnya hanya bisa keluar tanpa bisa membantah omongan sang Tuan muda.
"Fokus lah bekerja jangan pikirkan yang lain, selain stress Tuan Muda mu itu juga bisa membaca pikiran, tau aja aku lagi mengomel dalam hati."
"Tuan Muda Leo, berhenti lah seperti anak kecil, lagipula kenapa anda meminta berhenti, kita harus cepat sampai di tempat acara," ujar seseorang dengan suara berat.
Ternyata ada satu orang lagi di mobil itu, tepat berada di samping Sang Tuan muda.
"Erik kenapa kau tidak pernah mengerti, Sudah aku bilang, aku nggak suka datang ke acara membosankan seperti itu, membuat ku muak," rengeknya.
Terlahir di keluarga pengusaha kaya raya membuat dia harus ikut berjibaku membangun relasi walaupun usianya masih remaja, orang tuannya selalu memaksanya untuk belajar membangun relasi dan bisnis di usianya yang bahkan belum menginjak 20 tahun, itu sangat membuat sang Tuan muda muak.
Pria dewasa yang berusia sekitar 25 tahun yang bernama Erik itu menarik nafas dalam untuk bersiap menghadapi bosnya yang sedikit gesrek.
"Tuan muda mohon pengertiannya, saya juga di perintahkan oleh Tuan besar jadi anda tidak bisa menolak."
"Kau juga, kenapa malah berhenti" kesal Erik ia malah memarahi sang supir.
"Uhh, selalu saja aku yang salah, seperti ini lah nasib jadi orang bawahan, mau nggak mau harus terima saja daripada di pecat, mau ngasi makan anak dari mana jika di depak dari pekerjaan ini?"
Hehehe pak supirnya malah curhat di dalam hati.
"Dasar Assisten menyebalkan, jangan sok ngatur, aku yang menyuruhnya berhenti jadi dia sudah benar lebih memilih mendengarkan perintahku, disini aku bosnya, mengerti!" marah Tuan muda yang tak mau kalah.
"Kali ini saya mendukung anda Tuan Muda, walaupun anda sangat menyebalkan,"
"Pokoknya aku nggak mau pergi kesana!"
Sang Tuan Muda langsung melepaskan seatbelt dari tubuhnya dengan cepat.
Lalu membuka pintu mobil dengan kasar dan berlari begitu saja menjauh dari sana.
Melihat sang Tuan muda kabur terpaksa membuat sang Assisten harus ikut keluar mobil untuk mengejarnya.
"Tuan Muda, berhenti!" teriaknya dengan keras.
"Heii bodoh, keluar bantu aku mengejar Tuan Muda,"
Sang Assisten menggedor kaca mobil karena sang supir malah diam tidak ikut keluar.
Dengan gedoran yang keras itu membuat sang supir langsung membuka pintu.
"Ada apa Tuan?" tanya lelaki kurus itu dengan wajah tak berdosa.
"Masih saja bertanya, Ayo kita pulang," jawab sang Assisten.
"Baik Tuan,"
Supir itu ingin kembali masuk masuk tapi kerah belakangnya langsung di tarik oleh Assisten Erik.
"Mau kemana kamu?"
"Kan tadi Tuan bilang mau pulang,"
"Dasar tidak peka, tadi aku menyindir mu bodoh, ayo bantu aku mengejar Tuan Muda, aku nggak tahu daerah sini,"
"Baik Tuan,"
Akhirnya Meraka mengejar Tuan Mudanya yang entah kabur kemana, meraka kehilangan jejak karena sibuk berdebat.
"Ayo cepat jangan membuang waktu, lambat sekali," gerutu Assisten Erik.
Setelah berlari cukup jauh membuat nafas Leo tersengal, dia seketika berhenti untuk mengatur napas.
"Sepertinya Assisten menyebalkan itu tidak dapat mengejar ku, Hahaha dasar lemah, Leo di lawan," ujarnya sambil menggesek hidungnya dengan jempol.
"Kemana sih Tuan muda, larinya cepat banget," kesal Assisten Erik dengan napas yang ngos-ngosan.
"Ini semua gara-gara kau, dasar bodoh malah sibuk berdebat tadi," Assisten Erik memarahi supir itu yang tidak memiliki kepekaan sama sekali, dia menyesal mengabiskan waktu untuk berdebat dengan sang supir.
"Lagi-lagi aku yang disalahkan, kenapa juga harus menunggu ku? kejar saja langsung, aku kan supir bukan tukang tangkap manusia."
Setelah beberapa saat celingak-celinguk sang supir melihat seseorang yang mirip Tuan muda.
"Tuan, itu sepertinya Tuan muda Leo," ujarnya menunjuk seseorang yang cukup jauh darinya.
"Iya benar itu Tuan muda, Ayo kejar!"
perintah Assisten Erik langsung berlari menuju arah yang di tunjuk sang supir.
Mendengar suara hentakan kaki yang terdengar keras membuat Leo menoleh ke belakangnya.
"Sial itu kan Si Assisten menyebalkan, aku harus kabur," Dengan kecepatan seribu Leo berlari ke sembarang arah.
"Tuan berhenti!" teriak Assisten Erik dengan sekuat tenaga sambil terus berlari.
"Aduh, kemana lagi aku harus berlari Si Assisten menyebalkan itu sudah semakin dekat, aku udah capek banget.
Semangat Leo kuatkan dirimu jangan sampai tertangkap oleh Si Erik jelek itu."
Senyuman miring tercetak di bibir remaja 17 tahun itu. "Keberuntungan memang selalu di pihak ku," ujarnya setelah menemukan tukang ojek yang sedang nganggur tanpa penumpang.
"Pak, cepat antar saya," ujar Leo langsung duduk di jok belakang motor sambil terus melihat kebelakang.
Takut tertangkap Assisten Erik.
"Kemana dik?"
"Kemana saja pak, nanti saya bayar 5 kali lipat, cepat pak, saya buru-buru" tawar Leo dengan panik karena melihat Assisten Erik semakin mendekat.
"Tuan Muda jangan kabur!" teriak pria malang itu.
Bayang-bayang kehilangan pekerjaan sudah ada di depan mata.
Sungguh menyusahkan mempunyai majikan yang keras kepala.
Mendengar tawaran yang sangat mengiurkan langsung membuat tukang ojek itu tancap gas.
"Cepat pak!"
"iya dek, siap."
Leo menoleh kebelakang lalu menjulurkan lidahnya mengejek Assisten Erik yang tertinggal jauh darinya, dia sangat senang dapat melihat muka kesal yang di tunjukan oleh Assisten Erik.
"Sial!" umpat Assisten Erik sambil menendang angin.
"Hei, bodoh, mau kemana kau?" panggil Assisten Erik melihat sang supir malah terus berlari mengejar motor yang di tumpangi Tuan Muda.
"Mengejar Tuan Muda," jawab sang supir dengan rasa tak bersalah sama sekali.
Rahang pria itu seketika mengeras akibat mendengar kebodohan supir itu.
"Emang kau bisa mengejar motor itu dengan kaki pendek mu itu? Dasar bodoh, Cepat kembali ke mobil dengan ojek, aku akan tetap mengejar Tuan dengan ojek juga,
Pastikan handphone mu menyala, akan aku hubungi dimana lokasi ku nanti,"
"Baik Tuan."
Akhirnya Meraka menaiki ojek ke arah yang berbeda.
Happy Reading ♥️😘😘🥰
I LOVE YOU 3000🥰😘♥️😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments