Setelah selesai berjibaku tentang masalah sepatu, sekarang Sang Tuan muda sedang bingung memilih dasi.
"Beni dimana dasi yang di berikan oleh Maya?"
"Aduhh, mata Tuan muda jeli sekali, tahu mana barang yang hilang, sekarang pasti aku yang kena semprot akibat kesalahan bagain Laundry."
Dengan takut Beni langsung membungkukkan badan untuk meminta maaf.
"Maaf Tuan, dasi yang anda maksud sudah rusak akibat terbakar karena kesalahan bagain Laundry ketika menyetrika." Badan pria itu sampai bergetar hebat, takut menerima amarah dari Leo yang biasanya agak kejam dengan orang yang melakukan kesalahan.
"Beni kau tahu betul tugas mu disini, bagaimana kesalahan besar seperti ini bisa terjadi, ini bukan masalah harga tapi itu hadiah yang di berikan oleh Maya adikku, kau tahu betul aku sangat menghargai setiap hadiah yang aku terima."
Semenjak menerima hadiah gelang dari Bintang dia seketika berubah dan sangat menghargai barang pemberian dari siapapun, Apalagi barang dari orang yang dia sayang.
"Maaf Tuan Muda," hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Beni.
Dia sudah siap akan di pecat seperti pelayan-pelayan yang lain.
"Kali ini aku akan memaafkan mu karena ini kesalahan fatal pertama mu, tapi jika terulang lagi tak ada ampun."
"Makasih Tuan." Dia membungkuk berulang kali merasa sangat menyesal atas keteledoran yang telah dia buat.
Setelah selesai menyiapkan diri.
Leo turun ke bawah diikuti oleh Beni yang mengintil di belakangnya.
Dengan gagah dia berjalan menuruni anak tangga dengan rambut klimis serta berbalut setelah jas yang rapi.
"Pagi Ma. Pa."
Seperti biasa dia menyapa orang tuanya yang sudah duluan ada di meja makan.
"Pagi sayang."
Beni berjalan lebih cepat untuk menggeser kursi yang akan di duduki oleh Leo.
Tidak hanya Beni para pelayan langsung meletakkan makanan yang di inginkan oleh sang Tuan muda.
"Bagaimana perkembangan bisnis kita?" tanya Papa Leo.
Pria tua berusia sekitar 60 tahunan yang bernama Brian Hazel Hugo itu adalah seorang pengusaha terkenal yang sudah lama berkecimpung di dunia bisnis.
Dia adalah ahli waris keturunan kedua dari Stars Group.
Semenjak Leo layak untuk memimpin, dia memilih pensiun dari pekerjaannya dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah tapi dia masih mengawasi perusahaan besar yang sudah dia kelola sekian lama dengan ayahnya yaitu kakek dari Leo sendiri.
"Semuanya stabil, tapi ada sedikit kendala untuk bernegosiasi dengan Tuan Hilton mengenai kerjasama pembangunan mall, mungkin Papa bisa membantu ku bicara dengan dia."
"Masalah itu biarkan Papa yang ngurus, kau tenang saja."
"Sudah jangan membicarakan pekerjaan di meja makan," tegur seorang wanita yang masih cantik di usianya yang sudah 50 tahunan.
Maria Hugo adalah ibu dari Leo, dia adalah ibu yang lembut tapi sekaligus tegas pada anak-anaknya.
Dengan ketelatenannya Maria berhasil membesarkan 3 orang anak dengan baik, 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki.
Walaupun Maria terlahir dari keluarga sederhana tapi dia berhasil membuat pria kaya raya sekelas Brian Hazel Hugo jatuh cinta kepadanya.
"Iya Ma, maaf," ujar Tuan Brian.
Sedangkan di tempat lain Bintang sedang sibuk memakai sepatu bersiap untuk pergi bekerja. "Aduh lagi 15 menit lagi udah jam kerja, aku harus cepat." Bintang mengambil tas segera beranjak pergi dan tidak lupa mengunci pintu.
Dia menggunakan sepeda untuk bekerja karena tidak mampu membeli motor, untung saja tempat kerjanya tidak terlalu jauh dari kos yang dia tempati.
Bintang Mengeluarkan semua tenaga yang dia miliki untuk mengayuh sepeda itu agar bisa sampai dengan cepat.
Dia beberapa kali melihat jam tangannya untuk melihat waktu. Memastikan dia tidak terlambat lagi.
"Tuhan, semoga Buk Candra terlambat datang ke cafe, kayaknya aku nggak sampai tepat waktu deh,"
Dengan panik dia berusaha lebih keras lagi mengayuh sepedanya.
Di dalam mobil. Leo sibuk senyum-senyum sendiri sambil memandang gelang pemberian Bintang yang selalu dia bawa kemana-mana jika sedang rindu dengan Bintang, padahal waktu sudah 16 tahun berlalu.
"Heii, Bintang kecilku, aku selalu merindukan mu tau, aku ingin mencari mu tapi aku ragu dengan perasaan ku sendiri.
Jujur Aku bingung perasaan yang aku rasakan waktu dulu adalah cinta atau hanya sekedar kagum, aku ragu karena kau masih kecil, masak aku jatuh cinta sama anak kecil, Kan?."
Assisten Erik hanya bisa gelang-gelang kepala melihat tingkah gila bosnya yang rada-rada itu. "Aduhh, Tuan muda pasti kumat lagi,"
Pria bernama Erik itu ternyata masih bekerja di keluarga Hugo dan masih menjadi Assisten Leo tapi sekarang di bagian kantor.
Kuat juga ya Assisten Erik kerja sama bos Aneh kayak Leo.
"Wajahmu yang menggemaskan selalu tertanam di pikiranku.
Apa kau tahu? Beberapa kali aku berkencan dengan gadis cantik dan berkelas tapi tak ada satupun yang mampu membuatku merasakan perasaan yang sama seperti yang aku rasakan saat bertemu dengan mu.
Kamu pasti sekarang sudah besar, jika di ijinkan semoga kita bisa bertemu lagi dan aku bisa mengenal mu dengan baik."
Asisten Erik terus memperhatikan tingkah konyol bosnya yang terus senyum-senyum sambil memperhatikan gelang yang sudah usang menurutnya. "Apa sih spesialnya gelang itu? dari dulu terus di bawa kemana-mana.
Tidak bosan apa dari dulu terus memuja gelang itu, setiap melihat gelang itu pasti wajah Tuan Muda selalu berubah bahagia dan senyum-senyum kayak orang gila, aura intimidasinya seketika langsung ilang."
Dia ingat betul saat gelang itu pernah ilang, semua pelayan di mansion di panggil dan di interogasi.
Asisten Erik langsung tersenyum mengingat kembali kenangan masa lalu bagaimana paniknya Leo sampai menggemparkan seluruh Mansion.
Dan konyolnya ternyata gelang itu dibawa kabur oleh anjing peliharaan Tuan Besar, untung saja tidak di rusak oleh anjing itu, hanya di taruh di semak-semak.
Jadi semenjak kejadian itu Leo tidak pernah membiarkan Papanya membawa hewan peliharaan ke Mansion.
Disisi lain Bintang masih berusaha untuk mengayuh sepeda dengan kekuatan super, tapi sepedanya oleng karena menabrak sebuah mobil akibat dia yang sibuk memperhatikan jam tangan.
Cittt,
Buk.
Terdengar benturan keras menghantam mobil yang di tumpangi oleh Leo.
"Sebenarnya kau bisa bawa mobil apa nggak sih," bentak Leo karena Assisten Erik yang mengerem mendadak berhasil merusak lamunan mengenai sang cinta pertama.
"Maaf Tuan muda, ada sepeda yang tiba-tiba nyelonong,"
"Alasan saja, kau ini memang selalu tidak becus,"
"Dasar bos gila, emangnya dari dulu siapa yang bawa mobil ini? Hantu?
Enak saja bilang aku nggak bisa nyetir, sepeda itu saja yang salah karena tiba-tiba datang."
"Kenapa diam? Ayo jalan,"
"Maaf Tuan muda, orang itu tertabrak,"
"Cepat cek keluar, malah diam dari tadi nggak ada inisiatif sekali, membuang waktu saja," gerutu Leo.
"Iya Tuan muda."
"Aduhh, pantatku sakit sekali,"
Bintang berusaha bangun sendiri di tengah rasa sakit di badan kecilnya.
Happy Reading ♥️😘😘🙏😘
I LOVE YOU 3000😘♥️🥰😘🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Nah tu ketemu sama Bintang..👏👏👏👍👍👍😍😍😍
2024-09-04
0
Qaisaa Nazarudin
Udah setua itu masih ngejomnbo,biar apa coba,Masih aja bilang ragu ckck..
2024-09-04
0