Di tempat lain, Tuan Muda Leo berhasil kabur dari Assisten Erik tapi saat ini dia tersesat entah kemana setelah turun dari tukang ojek tadi.
Saat turun dari ojek sebenarnya Leo sempat kejar-kejaran dengan Assisten Erik tapi untungnya Leo berhasil mengelabuhi Assisten Erik dengan otak gila yang dia miliki.
"Aku ada dimana ya? Sial pasti aku tersesat, tenggorokan ku haus banget, ini semua gara-gara Assisten menyebalkan itu," omel Leo menyalahkan Assisten Erik padahal dia yang keras kepala tidak mau hadir ke acara itu.
Setelah beberapa menit terus berjalan. Leo sadar bahwa dia melewati jalan yang sama beberapa kali. "Aduh, lelahnya!" teriak Leo.
"Nyesel juga kabur, tau bakal tersesat aku mending nggak kabur tadi, pasti sekarang aku sudah minum jus yang sangat segar dan makan dengan enak."
Leo menelan ludahnya kasar membayangkan minuman segar masuk ke dalam kerongkongannya yang kering.
"Mau beli minuman, uang sudah habis tadi di peras sama tukang ojek sialan itu, masak bayar ojek sampai satu juta, semoga dia nyungsep di got karena udah nipu orang seganteng ini."
Dia terus menggerutu menyumpahi tukang ojek tadi sambil terus berjalan gontai.
Dasar Tuan muda pikun.
Padahal tadi dia sendiri yang bilang akan membayar sang tukang ojek 5 kali lipat lebih banyak tapi sekarang malah mengomel saat uangnya habis.
Beruntung sekali si tukang ojek dapat rejeki nomplok.
Kapan lagi memanfaatkan orang kaya, Kan?
"Ma, jangan pergi!"
Suara anak kecil sayup-sayup terdengar memanggil dengan suara penuh kesedihan.
Langkah kecil mungil anak perempuan bernama bintang mengejar sebuah mobil putih yang di tumpangi oleh ibunya.
"Nyonya, ada anak kecil yang mengejar di belakang. Apa sebaiknya kita perlu berhenti?" tanya pak supir yang melihat anak perempuan terlihat sedang mengejar mobil yang yang dia kemudikan.
Terlihat jelas dari kaca spion anak itu terlihat menangis.
"Lanjutkan saja."
Dengan mata yang tertutup wanita yang ada di jok belakang menjawab.
"Baik Nyonya."
Tes.
Air mata wanita itu jatuh tanpa permisi. "Maafin Mama Bintang."
"Kenapa ya anak kecil itu mengejar mobil ini? Apa hubungannya dengan Nyonya ini? Kasian juga anak itu."
Pak supir merasa menyesal tidak bisa berhenti.
"Mama, jangan tinggalin Bintang!"
Sambil berlari Bintang terus berteriak mencoba menghentikan ibunya, dengan suara yang hampir habis dan air mata yang sudah entah berapa banyak yang keluar Bintang tanpa menyerah terus mengejar.
Bukk.
Dan pada akhirnya perjuangannya berkahir karena terjatuh.
"Hikss,Hikss."
Dia menangis sejadi-jadinya karena gagal menghentikan mobil yang sudah menjauh dan mulai menghilang dari padangan matanya.
"Kasian banget anak itu," ujar Leo yang melihat adegan anak kecil yang sedang mengejar mobil. "Aku kira hanya di drama ada adegan menyedihkan seperti itu ternyata di kehidupan nyata ada juga, sungguh menyedihkan hidup anak itu." Entah kenapa Tuan Muda yang biasanya tidak peduli dengan orang lain merasa sakit melihat anak kecil itu.
"Aduh, dia jatuh. Apa aku tolong ya? tapi nanti orang tuanya marah, aku kan tidak kenal siapa anak itu."
Beberapa menit Leo diam memperhatikan tapi tak ada yang menghampiri anak perempuan itu.
"Kok nggak ada yang datang? dan kenapa juga anak itu tidak bangun?"
pikir Leo.
"Apa jangan-jangan dia cedera? Aku harus menolongnya persetan dengan kemarahan orang tuanya, kasian banget dia."
Leo berlari kecil untuk menghampiri Bintang yang tengah tersungkur di pinggir jalan yang cukup sepi itu.
Setelah sudah berada di depan anak itu, Leo ragu untuk mengajak bicara anak kecil yang menagis sesenggukan sambil tertunduk itu.
"Dia menangis pilu, Kenapa aku yang sakit mendengarnya."
"Hei anak kecil kamu kenapa?" ujar Leo dengan ragu, dia berdiri dengan kaku di hadapannya anak kecil itu, bukannya langsung menolong seperti orang wajar pada umumnya.
Maklum dia kan rada tidak wajar.
Bintang mendongak mendengar suara seseorang di dekatnya.
Bintang menatap Leo dengan nanar.
"Iya Om," jawab Bintang dengan suara serak habis menangis.
Deg.
Leo langsung kaku tak bergerak sama sekali saat melihat wajah sang anak kecil perempuan itu. Jantung remaja berusia 17 tahun itu langsung berdegup dengan kencang.
Di saat tubuhnya membeku
Tangan sang Tuan muda perlahan terangkat untuk memegang dadanya sendiri.
"Ada apa dengan ku? jantung ini rasanya mau copot saat melihat mata bulat dan bersinar yang dimiliki anak ini, Apa aku jatuh cinta? kata orang-orang jika kita jatuh cinta jantung akan berdetak dengan kencang."
Sepersekian detik selanjutnya Leo langsung menggelengkan kepala untuk menepis pemikiran yang sungguh konyol tersebut.
"Nggak, nggak mungkin aku jatuh cinta dengan anak kecil, mungkin aku hanya merasa kasian saja, belum tentu ini cinta lagipula aku kan nggak pernah jatuh cinta."
Wajah Bintang seketika berekspresi heran saat melihat tingkah pria yang ada di depannya. "Ada apa dengan Om ini? bukannya membantu ku malah geleng-geleng kepala kayak orang gila."
"Om!" Teriak Bintang dengan keras.
Seketika Leo langsung terlonjak kaget. "Dasar bocah nakal, Ngapain sih teriak-teriak, merusak telingaku saja," kesal Leo membentak Bintang.
"Om tidak boleh marah-marah sama anak kecil tau," ceramah Bintang seperti orang dewasa.
"Enak saja kamu panggil orang yang ganteng dan muda ini sebagai Om, panggil aku Kakak," ujar Leo menyilangkan tangan sambil memalingkan wajah ngambek.
Bintang ingin bangun tapi kakinya sakit karena lecet. "Akhhh," pekiknya.
"Kakak, tolong bantu Bintang."
Dengan suara lembut anak bernama Bintang itu memohon kepada Leo yang sedang memalingkan wajahnya.
Deg.
Lagi-lagi jantung remaja tampan itu berdegup dengan cepat. Perlahan dia menoleh untuk melihat Bintang.
"Hentikan, tolong Hentikan, Kenapa kau menatapku seperti itu, membuat ku luluh saja."
"Kamu kenapa?"
"Kaki Bintang sakit."
Mendengar keluhan itu Leo langsung memutar tubuhnya dan menawarkan punggung lebar itu ke Bintang.
"Naik, kita harus kepinggir dulu, baru bisa mengecek kaki mu."
"Iya, kak."
Tangan mungil Bintang mulai meraih bahu Leo untuk naik ke punggung lebar itu.
"Sudah?"
"Sudah Kak."
Seperti seorang Kakak yang baik Leo langsung mengangkat tubuh anak perempuan itu di punggungnya.
Setelah mendapatkan tempat yang nyaman Leo berjongkok menurunkan Bintang.
"Sini biar ku cek kondisi kakimu."
Dengan telaten Leo memeriksa kaki Bintang.
"Ini sakit?" tanya Leo memutar pergelangan kaki Bintang pelan.
"Tidak kak,"
"Oke, berarti aman, nggak ada yang keseleo."
"Hanya lutut Bintang saja yang sakit Kak," ujar Bintang sambil menunjuk lututnya yang lecet akibat jalanan yang keras.
"Lutut mu terluka, Apa ada klinik terdekat disini?"
"Bintang tidak tahu kak."
"Huhh, bagaimana mengobatinya? aku tidak membawa obat," ujar Leo dengan wajah sedih.
Dia merasa bersalah tidak bisa membantu Bintang.
Sejak kapan Tuan muda yang angkuh ini merasa bersalah atas hal yang sepele seperti ini.
Bintang yang melihat wajah sedih Leo merasa tidak enak. "Tidak masalah Kak, Bintang akan pulang untuk mengobatinya."
Happy Reading ♥️😘🥰🥰😘
I LOVE YOU 3000🥰😘♥️😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Nurafni Zalfaalituhayu
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2023-11-27
0