16 tahun kemudian

Bintang tersenyum manis untuk menenangkan Leo.

"Tuhan bunuh saja aku.

Kenapa anak ini begitu manis dan menggemaskan.

Wajahnya juga sangat cantik.

Jantung oh jantung kenapa kau terus berdegup kencang. Hentikan senyuman mu itu aku bisa mati jika melihatnya, Tuhan tidak mungkin kan aku ada gangguan menyimpang karena menyukai anak kecil, Sungguh berdosa diri ini jika itu benar."

"Dasar gila, Apa yang kau pikirkan Leo. Ya tidak mungkin lah kau ada gangguan seperti itu, kau itu cuma kagum dengan anak perempuan yang menggemaskan ini."

"Ada apa sih dengan kakak ini? dari tadi geleng-geleng kepala terus," gumam bintang yang sudah 2 kali melihat tingkah Leo yang seperti ini.

"Kakak baik-baik saja?" tanya Bintang sedikit mengguncang bahu Leo.

"Ehhhh, Apa?"

Dia gelagapan di kejutkan oleh Bintang.

"Apa kakak baik-baik saja?"

Terpaksa Bintang harus mengulang omongannya.

"Aku baik-baik saja.

Ooo Ya, sebelum luka mu di obati, aku akan membalut dengan saputangan." Leo mengeluarkan saputangan dari katong jasnya.

Lalu dia membalut luka Bintang dengan hati-hati.

"Sudah."

Leo merasa bangga karena untuk pertama kalinya dia bisa mengurus seseorang, biasanya dia yang di urus oleh pelayan. "Ternyata aku cukup mandiri dan dewasa." Dia senyum-senyum sendiri melihat saputangannya terlilit di lutut kecil milik Bintang.

"Ngomong-ngomong siapa namamu tadi?" Ucapan Leo berhenti sejenak.

Dia melanjutkan setelah ingat. "Owee ya Bin...tang kalau nggak salah."

"Iya, namaku Bintang, nama kakak siapa?"

Dengan sopan Bintang menjulurkan tangannya memperkenalkan diri.

Tangan Leo otomatis terulur untuk menjabat tangan kecil milik Bintang.

"Namaku Leo," ujarnya gugup.

"Kak Leo." Bintang mengulangi nama remaja tampan itu.

"Kenapa tangan kak Leo gemetar?" tanya Bintang dengan polosnya.

Jederr.

"Sial, bahkan dia bisa merasakan kegugupan ku, Leo bisakah kau untuk tenang sedikit masak sama anak kecil gugup sih."

Dengan gerakan cepat Leo langsung menarik tangannya. "Mmm, Iya, tangan ku dingin makanya gemetar."

Alis Bintang mengernyit. "Dingin?"

"Bodoh nya kau Leo walaupun dia masih kecil, dia pasti tahu kalau matahari sedang terik bahkan sampai membakar kulit, masak kau menjawab karena dingin."

"Ehh, bukan dingin maksud ku tapi karena lelah. Ya lelah, jika lelah tangan ku pasti gemetar," ujar Leo tersenyum kaku.

Bintang hanya ber oh ria menanggapi alasan Leo.

"Ayo pulang agar luka mu cepat bisa di obati, sini biar aku antar."

"Kakak benar, Tapi tunggu dulu."

"Ada apa?"

Bintang mengeluarkan gelang dengan gantungan berbentuk anjing yang lucu.

"Ini hadiah untuk Kakak karena sudah baik mau membantu Bintang, sebenarnya ini untuk Mama Bintang supaya bisa sama kayak punya Bintang tapi_" Dia berhenti berbicara.

"Tapi Apa?" Selidik Leo.

"Tidak, Bintang hanya berpikir mungkin Mama tidak akan suka karena Mama lebih suka gantungannya kucing daripada anjing," jawab Bintang tersenyum.

"Sini biar Bintang pakaikan."

Leo menyerahkan tangannya ke anak manis itu.

"Walaupun gelang ini cukup kekanakan tapi tidak masalah yang penting dia bisa tersenyum daripada menangis seperti tadi. Sepertinya aku mulai menyukai mu karena ini pertama kalinya aku mau menerima hadiah yang tidak seberapa seperti ini."

Anak perempuan di sekolahnya sering memberikan hadiah yang lebih mewah untuk Leo tapi dia membuang hadiah itu di hadapan para perempuan itu langsung.

Sungguh kejam ya Tuan muda yang satu ini.

"Karena kamu sudah memberikan hadiah, aku juga harus memberikan hadiah."

Leo melepaskan kalung yang terpasang di lehernya lalu memindahkannya ke leher Bintang.

"Terimakasih," ujar Bintang senang.

"Kamu sungguh cantik saat memakai kalung itu." Ada rasa kebahagiaan yang muncul di hati Tuan muda arogan itu saat memberikan sesuatu ke Bintang.

"Bintang!" teriak seseorang dari kejauhan memecah lamunan Leo.

"Papa!" jawab balik Bintang.

"Sayang Papa sangat khawatir, kamu kemana saja?" ujar Papanya yang dari tadi sibuk mencari Bintang.

"Maaf Pa," Bintang menunduk lesu karena menyesal.

"Siapa kamu?" tanya Papa Bintang saat melihat lelaki remaja di samping anaknya.

"Kakak ini yang membantu Bintang saat jatuh tadi Pa."

"Owee, Makasih ya Nak."

"Iya Om."

"Ayo Sayang kita pulang."

"Iya Pa."

"Maaf sudah merepotkan, kami pulang dulu,"

"Tidak masalah Om, saya senang bisa membantu."

Papa Bintang langsung menggendong Binatang lalu beranjak dari sana.

"Bye, Kakak tampan," Teriak Bintang Tersenyum sambil melambaikan tangannya di tengah gendongan sang Papa.

Blush.

Seketika pipi Leo memerah saat di panggil tampan oleh Bintang.

"Bye, Bintang kecilku."

*

*

*

16 Tahun kemudian.

Kring.

Terdengar keras suara alarm di sebuah kamar kos kecil milik anak gadis bernama Bintang.

Bukannya bangun dia malah tidur dengan lelap setelah meraba Alarm di sebelahnya untuk mematikannya.

1 jam kemudian.

Sang pemilik Alarm menggeliat di tempat tidur sambil merenggangkan badan.

"Sakitnya badan ini," keluhnya.

Uahemmm.

"Masih saja ngantuk mata ini."

Dia bangun perlahan lalu duduk sambil mengucek mata yang masih sepat akibat kurang tidur.

"Jam berapa sih ini? mataku masih sangat ngantuk banget."

Perlahan Bintang menoleh untuk melihat jam, Dan.

Jderr.

Bintang langsung melonjak dari tempat tidur saat melihat jam sudah menunjukan pukul 07.30.

"Sial, aku telat bangun lagi, dasar Alarm tidak berguna!"

Dengan gerakan cepat dia langsung mengambil handuk dan pergi mandi sambil terus menggerutu menyalahkan Alarm yang tak berdosa.

Kondisi Bintang sangat jauh berbeda dengan kondisi seorang pria dewasa di sebuah rumah mewah berdesain modern.

Terlihat seorang lelaki dewasa berbadan kekar sedang melakukan olahraga dengan di temani oleh seorang Assisten di sampingnya.

Otot-otot pria itu terlihat menonjol saat melakukan latihan angkat beban.

Melihat bosnya yang sudah selesai melakukan olahraga, Assisten yang ada di samping pria itu langsung menyerahkan handuk kecil berwarna putih.

"Silahkan Tuan Muda," ujarnya.

Pria itu langsung menerima dan mengelap badanya yang sudah bercucuran dengan keringat.

"Beni, Beritahu koki siapkan salad untuk sarapan ku," ujarnya sambil menyerahkan handuk itu ke sang Assisten.

"Baik Tuan Muda."

Tanpa banyak kata pria dewasa yang bernama Leo itu langsung beranjak dari sana untuk membersihkan diri.

Beberapa menit kemudian, Leo sudah keluar dari kamar mandi dengan jubah mandi yang melekat di tubuh besarnya.

Di walk-in closet sudah ada Beni yang menunggu Leo keluar dari kamar mandi.

Dia adalah pelayan khusus yang mengurus semua keperluan Leo di Mansion.

"Aku ingin pakai yang ini," ujar Leo yang menunjuk satu persatu pakaian yang akan dia kenakan untuk ke kantor.

Dengan sigap Beni mengambil semua hal yang di tunjuk oleh Leo.

"Tuan Muda anda ingin memakai sepatu yang ini atau yang baru anda beli di Paris?" Beni menunjukkan 2 sepatu dengan warna yang sama namun memiliki model yang sedikit berbeda.

Leo berpikir sejenak menimbang.

"Tidak keduanya, aku ingin pakai hadiah ulang tahun dari Mama."

"Baik Tuan Muda." Beni langsung mengambil sepatu yang diinginkan oleh Tuannya.

Hebat sekali Beni mengingat semua detail dari barang-barang Tuan Muda.

Happy Reading ♥️😘😘🥰🥰

I LOVE YOU 3000♥️😘🥰♥️😘🥰

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

lama banget 16 tahun kemudian,Kenapa gak 8-9 tahun kemudian aja,ini juga Leo udah tuaan pasti 30+ kan..

2024-09-04

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Lama bamget 16 tahun,kenapa gak 8-9 tahun kemuddian aja..

2024-09-04

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Awal mula 2
3 Awal Mula 3
4 16 tahun kemudian
5 Terlambat
6 Bertemu kembali
7 Jatuh tertimpa tangga pula.
8 Ketemu lagi
9 Dia?
10 Takut
11 Bukan urusan mu
12 Pantas saja kau kurus
13 Ini untuk mu
14 Maaf aku baru menyadari
15 Menghukum mu
16 Dua jempol
17 Jadi pacarku
18 Masa lalu Bintang
19 Pria itu menangis?
20 Setuju karena terpaksa
21 Pindah rumah
22 Pingsan
23 Lewat perantara
24 Trauma masa lalu yang kembali
25 Ketahuan keluarga
26 Obat itu?
27 Mantan kekasih
28 Pingsan
29 Jangan tinggalkan saya
30 Apa kau Tuan Leo?
31 Maafkan aku
32 Menjemput Nadia
33 Takut kehilangan
34 Terimakasih sudah menemani ku
35 Perjanjian baru
36 Cuma masalah makanan
37 Makan malam bersama
38 Aku senang melihat mu tertawa
39 Harus mencari cara
40 Berdebar
41 Apa aku mulai menyukainya?
42 Tanda cinta
43 Dia berbeda dari wanita lain
44 Kakak ipar?
45 Menikah?
46 Maya datang?
47 Makan malam di luar.
48 Kena marah Bintang
49 Mantan kekasih
50 Membuat mantan kekasih shock
51 Ancaman Leo yang tak pernah main-main
52 Hadiah
53 Masak untuk sarapan
54 Maya datang lagi.
55 Kakak ipar ternyata konyol
56 Maya ikut sarapan
57 Aku bukan orang pelit
58 Mama
59 Dunia begitu sempit
60 Terbebas dari jeratan Maya
61 Pelukan hangat
62 Salah paham
63 Mentraktir Nadia
64 Rengekan Leo
65 Bertemu Hani
66 Hani tahu faktanya
67 Apa salah Mama?
68 Jangan sampai Papa tahu
69 Mama Rahma setuju
70 Menggoda
71 Kejutan
72 Sangat indah
73 Berhasil membuat takut
74 Sumber kebahagiaan
75 Ragu
76 Masa lalu
77 Steven dalam masalah besar
78 Saya paham
79 Dari masa lalu datang lagi
80 Berkutat di masalalu
81 Kecemplung
82 Malu
83 Hukuman
84 Masalah pribadi
85 Sakit
86 Karaoke
87 Merdu
88 Bertemu Mama
89 Kecewa
90 saya akan menjaganya sepanjang hidup
91 Hani marah
92 Menghibur Bintang
93 Kedatangan Nadia
94 Bintang terhibur
95 Mantan lagi
96 Jangan ganggu kekasih ku lagi
97 Bintang yang jahil
98 Ke kantor
99 Tidak usah minder
100 Ngambek
101 Undangan ke Mansion
102 Ragu
103 Papa Brian
104 Menginap
105 Kapan kalian menikah?
106 Kakak baik hati
107 Aku mencintaimu
108 Tidak bisa menjawab sekarang
109 Kebenaran
110 Pergi
111 Dia meninggalkan ku
112 Voucher menginap?
113 Calon istri
114 Bolehkah aku?
115 Aku pernah berhutang nyawa dengannya.
116 Maafkan aku yang datang terlambat
117 Aku sangat beruntung
118 Kapan menikah?
119 Bintang menghilang
120 Ketakutan Bintang
121 Jangan tinggalkan aku lagi
122 Kegiatan Baru
123 Menyelamatkan Mama Rahma
124 Selamat
125 END
126 Spesial episode
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Awal mula
2
Awal mula 2
3
Awal Mula 3
4
16 tahun kemudian
5
Terlambat
6
Bertemu kembali
7
Jatuh tertimpa tangga pula.
8
Ketemu lagi
9
Dia?
10
Takut
11
Bukan urusan mu
12
Pantas saja kau kurus
13
Ini untuk mu
14
Maaf aku baru menyadari
15
Menghukum mu
16
Dua jempol
17
Jadi pacarku
18
Masa lalu Bintang
19
Pria itu menangis?
20
Setuju karena terpaksa
21
Pindah rumah
22
Pingsan
23
Lewat perantara
24
Trauma masa lalu yang kembali
25
Ketahuan keluarga
26
Obat itu?
27
Mantan kekasih
28
Pingsan
29
Jangan tinggalkan saya
30
Apa kau Tuan Leo?
31
Maafkan aku
32
Menjemput Nadia
33
Takut kehilangan
34
Terimakasih sudah menemani ku
35
Perjanjian baru
36
Cuma masalah makanan
37
Makan malam bersama
38
Aku senang melihat mu tertawa
39
Harus mencari cara
40
Berdebar
41
Apa aku mulai menyukainya?
42
Tanda cinta
43
Dia berbeda dari wanita lain
44
Kakak ipar?
45
Menikah?
46
Maya datang?
47
Makan malam di luar.
48
Kena marah Bintang
49
Mantan kekasih
50
Membuat mantan kekasih shock
51
Ancaman Leo yang tak pernah main-main
52
Hadiah
53
Masak untuk sarapan
54
Maya datang lagi.
55
Kakak ipar ternyata konyol
56
Maya ikut sarapan
57
Aku bukan orang pelit
58
Mama
59
Dunia begitu sempit
60
Terbebas dari jeratan Maya
61
Pelukan hangat
62
Salah paham
63
Mentraktir Nadia
64
Rengekan Leo
65
Bertemu Hani
66
Hani tahu faktanya
67
Apa salah Mama?
68
Jangan sampai Papa tahu
69
Mama Rahma setuju
70
Menggoda
71
Kejutan
72
Sangat indah
73
Berhasil membuat takut
74
Sumber kebahagiaan
75
Ragu
76
Masa lalu
77
Steven dalam masalah besar
78
Saya paham
79
Dari masa lalu datang lagi
80
Berkutat di masalalu
81
Kecemplung
82
Malu
83
Hukuman
84
Masalah pribadi
85
Sakit
86
Karaoke
87
Merdu
88
Bertemu Mama
89
Kecewa
90
saya akan menjaganya sepanjang hidup
91
Hani marah
92
Menghibur Bintang
93
Kedatangan Nadia
94
Bintang terhibur
95
Mantan lagi
96
Jangan ganggu kekasih ku lagi
97
Bintang yang jahil
98
Ke kantor
99
Tidak usah minder
100
Ngambek
101
Undangan ke Mansion
102
Ragu
103
Papa Brian
104
Menginap
105
Kapan kalian menikah?
106
Kakak baik hati
107
Aku mencintaimu
108
Tidak bisa menjawab sekarang
109
Kebenaran
110
Pergi
111
Dia meninggalkan ku
112
Voucher menginap?
113
Calon istri
114
Bolehkah aku?
115
Aku pernah berhutang nyawa dengannya.
116
Maafkan aku yang datang terlambat
117
Aku sangat beruntung
118
Kapan menikah?
119
Bintang menghilang
120
Ketakutan Bintang
121
Jangan tinggalkan aku lagi
122
Kegiatan Baru
123
Menyelamatkan Mama Rahma
124
Selamat
125
END
126
Spesial episode

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!