Cerita Cinta Najendra

Cerita Cinta Najendra

Awal Dari Sebuah Kisah

Di sebuah tempat tidur beralaskan kasur empuk dan selimut yang menggulung sampai kepala, seorang wanita beringsut dari sana, mengerjapkan mata nya berkali-kali mengumpulkan nyawa, wanita itu menggerakkan kepala nya Kanan kiri untuk menghilangkan pegal di sekitar leher, mengusap tengkuknya sendiri, beberapa kali mengurut pangkal hidung untuk menghilangkan pusing, terlihat kantung mata yang meng hitam dan bibir yang pucat.

Terlihat sangat lelah ingin sekali tubuhnya ia baringkan lagi di tempat tidur empuk itu tapi tidak bisa, ia harus pergi bekerja hari ini.

"Aaaa ayo semangat Nadia" teriak nya heboh

"Woy berisik masih pagi" saut seseorang entah dari mana

NADIANA PUTRI MAHESA

Gadis cantik berambut hitam panjang, gadis cuek dengan kehidupan nya yang tidak pernah bisa di tebak oleh siapapun, perempuan itu sering di panggil Nadia.

Ia mengerjapkan kembali matanya setelah ia merasa nyawa nya sudah terkumpul, menarik handphone nya yang tergeletak tak beraturan, membuka aplikasi bertukar pesan, rentetan pesan muncul di sana, gadis itu hanya membaca lalu menyimpan kembali benda pipih itu, beranjak dari tempat tidur berniat membersihkan diri.

Selesai dengan persiapan nya ia menyambar tas selempang kecil yang selalu ada di atas pundaknya, melihat jam di pergelangan tangannya, menunjukkan pukul 07:45 masih ada 15 menit lagi menuju jam kerja, dengan terburu-buru ia melesatkan motor matic nya mengejar waktu agar ia tak kesiangan.

10 menit kemudian sampai lah ia di sebuah konveksi pembuatan baju, gadis itu di tempatkan di mesin jahit yang dimana ia harus selalu cekatan mengerjakannya.

"Huh gila untung gue gak telat" dengan napas yang memburu ia berhasil menempelkan jari jempolnya ke fingerprint sebelum jam kerja di mulai, ia menyusuri setiap lorong konveksi itu untuk menuju ruang kerjanya, sebuah tumpukan kain ternyata sudah ada di sebelah mesin jahitnya bukan satu tumpukan melainkan dua tumpukan sisi kanan dan sisi kiri.

Ia hanya bisa menghembuskan nafasnya, tidak ingin mengeluh tidak ingin berkomentar lebih baik kerjakan pikirnya.

"Hai pagi nad, kalo bisa itu udah beres siang ya" ucap Danang yang berlalu di hadapan Kalula dengan setumpuk kain berada dalam pelukannya.

"Oh pagi mas, aku usahain ya" jawab nya

"Harusnya barangnya sebagian datang kemarin, tapi ternyata telat datang jadi harus beres hari ini, jadi terpaksa hari ini harus ngebut dulu, semangat ya" lanjut Danang

"Ah iya mas gapapa aku usahain" hanya pasrah yang terucap dari bibir Nadia, memang bisa apa ia jika tidak pasrah? Hanya bisa berkata iya pada Danang Selaku kepala konveksi itu.

°°°°°°°°°°°°°°

Istirahat makan siang sudah berlangsung sejak 15 menit yang lalu, para pekerja konveksi berlalu lalang menuju kantin hanya untuk sekedar mengisi perut yang keroncongan, lain hal nya dengan Nadia, gadis itu malah menelungkupkan kepala nya di atas meja mesin jahit, setelah berperang dengan kain-kain yang harus ia selesaikan, dengan kemahiran tangan dan kaki nya ia bisa menyelesaikan baju-baju itu tepat waktu, walaupun harus dengan keringat yang mengucur di dahi nya.

Bunyi notifikasi pesan masuk mengalihkan fokus nya,

Nama seorang laki-laki tertera di benda pipih miliknya.

Jendra : Dimana Lo bocil?

Nadia : Di tempat kerja lah

Jendra : Lo pasti belum makan kan? Udah gue pesenin makan, makan Lo, biar badan Lo gendut dikit gak kaya triplek

NAJENDRA AJI D

Pria tampan dengan perawakan mencapai 180cm, pria dingin yang jarang tersentuh oleh orang luar, kaki nya yang jenjang selalu menjadi perhatian kaum hawa, berprofesi sebagai barista di sebuah kopi shop. Iya sering di panggil dengan sebutan Jendra.

Nadia hanya bisa memutar bola matanya kala mendapatkan lelaki itu selalu mengejek nya seperti triplek, cih atas dasar apa pikirnya, ia merasa badan nya ideal, dengan tinggi 160 dan berat 45kg bukankah ini seperti body model?

Nadia melangkah kan kakinya untuk mengambil makanan dari lelaki yang tadi bertukar pesan dengan nya, ia melihat ada dua kotak makanan yang berada dalam paper bag itu, hey apakah ia terlihat serakus itu? Sampai lelaki itu harus membelikan nya dua porsi makanan?.

Jendra : Gak usah ngomel lo, yang satunya lagi buat Riri

Nadia : makasih Kakak yang baik (stiker meme)

Jendra : Hmm, jangan lupa Lo ntar malem ada janji sama gue

Gadis itu mengerjapkan beberapa kali matanya untuk mengingat sesuatu, janji apa yang lelaki itu maksudkan.

Ah astaga, hampir aja gue lupa, kalo tadi gue reflek bales janji apa bisa kena omel gue

Jendra : Jangan bilang Lo lupa ya Na

Nahkan!

Nadia : So tau banget Om Om

Gadis itu terkikik sendiri setelah membalas pesan pada lelaki itu, selesai membalas pesan lelaki itu, Nadia membuka satu kotak makanan yang berada di depan nya, bau makanan kini memenuhi penciuman nya, membuat perut yang kosong itu meronta-ronta untuk segera di isi

Saat ia baru mau menyuapkan makanan nya, ia di kagetkan oleh seseorang yang tiba-tiba menepuk kedua pundaknya hingga membuat makanan yang belum masuk ke dalam mulutnya itu terjatuh ke lantai.

"Woy" suara seseorang di belakang Gadis itu

"Sialan Lo" menatap tajam seseorang yang sudah mengagetkan kan nya

Yang di belakang sana tertawa renyah dengan sahutan orang yang ia panggil tadi, orang itu berjalan duduk di depan Nadia

"Lo beli makanan gak kasih tau gue anjir, mana kantin lagi penuh banget lagi gue males ngantri" keluhnya kala melihat Nadia menyuapkan makanan nya

Nadia menjawab dengan menunjukkan satu kotak makanan yang berada di depan gadis itu

"Dari Abang Lo"

"Hah?"

"Abang Lo pesenin makanan tadi satu buat gue satu buat Lo"

"Dih bangke sebenarnya yang adiknya itu Lo atau gue?"

"Kek nya gue"

"Bangs*t"

Nadia hanya terkekeh mendengar umpatan gadis di depan nya itu sambil menyuapkan sesendok demi sesendok makanan itu sampai habis

Disisi Lain di sebuah cafe shop seseorang kini tengah menggoda Jendra habis-habisan, sejak bertukar pesan dengan Nadia Jendra memang sedang istirahat tapi siapa sangka? Saat ia sedang bertukar pesan dengan Nadia ternyata ada seseorang yang mengintip isi pesan itu dari belakang tubuhnya.

"Gimana perkembangan Lo sama Nadia" tanya Arza terkekeh

"Mulai deh, gue anggap dia adek gue, gak lebih" jawab Arka acuh

"Mana Ada adek di kirimin makanan tiap jam istirahat, mana ngajak jalan Mulu lagi" Sindir Arza yang membuat Jendra tertohok

ARZANA DIRGANTARA

Arza adalah pria tampan yang saat ini menjadi teman dekat Jendra, ia yang selalu tau pasti apapun tentang Jendra, kunci kata nya pada Arka "Lo bisa bohong ke orang lain, tapi gak berlaku buat gue Dra" kunci kata yang membuat Jendra seakan pasrah dengan apapun yang Arza ketahui tentang dirinya.

"Ya wajar dong kan gue takut adek gue kelaparan atau adek gue pingsan gara-gara gak makan" kilah Jendra mencari alasan

"Yeuh gak usah boong sama gue" ucap arza lagi dengan jahil nya

"Ya kali gue suka sama Adek gua sendiri" Arka

"Adek beda emak bapak maksud Lo?" Arza

"Yeuh si monyet" Arka dengan sedikit menjitak kepala teman jahil nya itu

Memang pada akhir yang sebenernya, gadis cantik bernama Nadiana dan lelaki tampan bernama Najendra itu bukan lah saudara kandung bahkan jauh dari kata Saudara, mereka hanyalah dua insan yang di satukan oleh takdir, entah lah kisah mereka seperti apa, entah ada cinta atau tidak di dalam ikatan mereka, dengan Jendra yang menyebut bahwa dirinya hanya menganggap Nadia sebagai adiknya dan Nadia yang entah hatinya bagaimana.

^⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!