"Btw malem ini malem Minggu kan ya? Lo mau keluar?"
Nadia hanya mengangguk sebagai jawaban
"Sama Jendra?"
Lagi-lagi Nadia hanya mengangguk sebagai jawaban
"Ngangguk mulu Lo bngst, sariawan Lo?" Umpat Gadis di depan nya pada Nadia
CARISSA DARA SHANA W
Gadis manis sahabat terdekat Nadia, gadis itu yang selalu tau semua tentang Nadia, peran Carissa sama hal nya dengan Arza, dia adalah adik sepupu dari Jendra, gadis itu biasa di panggil dengan sebutan Riri.
"Tiada hari tanpa ngumpat, lama-lama Lo kek nenek-nenek Ri"
"Mana ada nenek-nenek secantik gue" jawab nya dengan kekehan diakhir ucapannya "Eh Jendra kok gak ngajak gue kalian mau pergi?" Lanjutnya
"Tanya sendiri sama Abang Lo Riri"
"Tanyain dong, gue lagi berantem anjir sama dia"
"Berantem Mulu kek tom and jerry Lo"
"Dia yang mu-
Ucapan Riri terpotong kala mendengar suara dering ponsel di meja makan mereka, hp Nadia berbunyi menampilkan panggilan vidio call dari nama orang yang saat ini sedang mereka bicarakan.
"Panjang umur banget ni orang"
Menggeser icon hijau untuk menjawab, kini Riri berpindah duduk di sebelah Nadia hanya sekedar untuk mengganggu panggilan vidio call itu
"Hay kak" Nadia
"Masih makan Lo?"
"Iya nih sama dia nih" Nadia mengarahkan kamera nya kepada Riri yang saat ini memasang muka so cool nya
"Na Lo ngapain bawa monyet ke tempat kerja?"
"Anj*, Lo yang monyet" sewot Riri
"Monyet emang suka marah ya Na kalo di bilang monyet?"
"Gak di telpon gak ketemu langsung ada aja bahan berantem nya" keluh Nadia yang sudah lelah melihat adik kakak itu bercekcok mulut, entah itu hal kecil atau hal besar yang selalu membuat mereka adu mulut, bahkan Nadia rasanya sudah lelah ketika menjadi penengah antara adik kakak sepupu itu.
"Tadi dia sendiri yang masang muka so cool gitu, bukan nya cool malah kek monyet" jawab Jendra dengan tawa nya
"Anying kalian berdua" sewot Riri
Perdebatan garing kedua orang itu masih berlangsung dan Nadia hanya tertawa sesekali menimpali candaan mereka, memang ada saatnya ketika Jendra dan Riri bertemu entah itu lewat panggil vidio call ataupun bertatap mata akan terjadi lah pertengkaran kecil di antara mereka, Jendra yang notabene nya sangat jahil dan Riri yang notabene nya emosional jika berhadapan dengan Jendra.
..............
"Deal gak?"
"Gak"
"Dih? Bener ye?"
"Dih any*g curang"
"Yaudah kalo gak mau, malem ini Nadia sama gue"
"De astaga ah Lo mah"
"Gue gak akan ke rayu sama panggilan de Lo ke gue"
"Yaudah yaudah, tapi Lo jangan ganggu gue nanti, awas aja Lo"
"Nah gitu dong, dah ah, dadah monyet, kau lah Abang sepupu terbaikku"
Tut
Panggilan terputus sepihak
"Loh kok mati" Nadia yang baru kembali dari kamar kecil bertanya setelah melihat handphone nya dan panggilan vidio call itu sudah terputus
"Jendra yang matiin" jawab Riri terkekeh
"Oh yaudah, ayo balik, bentar lagi masuk".
..........
Malam telah tiba, sesuai janji nya bersama Jendra malam ini, Nadia sedang melihat pantulan dirinya di hadapan cermin, melihat penampilan nya sendiri dengan dahi yang berkerut.
"Perasaan dulu baju ini pas deh, kok sekarang keliatan gede ya"
Berbicara sendiri dengan melenggak-lenggok kan badan nya, melihat lagi pantulan dirinya sendiri, dengan celana kulot di padukan dengan kemeja, dan sepatu putih, gadis itu terlihat sangat manis.
Kini Nadia sedang berada di depan kostan nya menunggu Jendra datang, kurang dari 10 menit orang yang saat ini Nadia tunggu menampakkan dirinya, Jendra dengan motor besarnya nya menghampiri Nadia, Nadia sedikit tertegun melihat penampilan Jendra saat ini, jaket hitam, celana hitam dan helm full face yang melekat di kepalanya menambah kesan tampan dalam diri Jendra.
"nikmat mana lagi yang kau dusta kan yatuhan, ganteng banget anj*g"
"Ganteng kan Abang gue"
Suara itu menyadarkan Nadia dari lamunan nya.
"Loh ajg kok?"
"mulut Lo" ucap Jendra sambil menemplak mulut Nadia pelan
"Mampus" Riri mengejek
"Ngapain Lo ikut?" Tanya Nadia dengan menatap heran
"Gapapa kan?" Tanya Jendra dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Dih mau jadi setan Lo" umpat Nadia tanpa menjawab pertanyaan Jendra
"Bodo amat yang penting gua jajan"
"Goblok" Nadia menatap Riri dan mengarahkan jari tengah nya kepada Riri sedang yang di tatap terkekeh pelan.
"Yaudah ayok naik keburu malem"
Jendra memberikan helm Full face yang iya taro di jok belakang untuk Nadia, sedikit aneh memang gadis yang satu ini, Dulu Jendra pernah membelikan Nadia helm yang biasa perempuan pakai yaitu helm bogo, tapi Nadia menolak mentah-mentah dan ingin mengganti nya dengan helm full face yang sama dengan Jendra, bahkan Nadia ingin memberikan uang kepada Jendra untuk membelikan nya helm full face, tapi nyatanya Jendra menolak uang yang Nadia berikan, Jendra membelikan nya sendiri untuk Nadia.
Menyusuri jalan yang cukup padat, motor besar Jendra kini sedang terjebak di dalam kemacetan, mengingat malam ini adalah malam Minggu, sudah di pastikan jalan penuh dengan kendaraan.
Setelah terjebak dalam kemacetan sekitar 30 menit kini motor Jendra dan motor Riri sudah terparkir rapih di sebuah parkiran pasar malam, iya benar pasar malam, Riri yang sempat mengusulkan kemana mereka pergi malam ini, Jendra menyetujui karena mengingat sudah lama ia tidak membawa Nadia ke tempat seperti ini.
Nadia mengadahkan kepala nya melihat bianglala yang kini sedang berputar.
"Bianglala nya cantik ya kak" Nadia
"Iya cantik" Jawab Jendra tapi bukan melihat ke arah yang Nadia lihat, melainkan melihat ciptaan tuhan yang saat ini berdiri di sampingnya.
cantik Na, tapi bukan bianglala nya
Dari belakang mereka Riri melihat tatapan sepupu nya itu kepada Nadia, hatinya gundah, hatinya banyak akan ketakutan yang terjadi, sejujurnya ia sangat menginginkan dua orang saat ini ada di depan nya, saling mengungkapkan perasaan nya masing-masing, tapi dia sendiri takut akan semua yang akan terjadi. Riri menghembuskan nafas nya kasar sebelum ia melangkah kan kaki nya mendekati mereka.
"Berdiri Mulu kaya patung Lo berdua, ayo cari jajan"
"Ayo"
Dua gadis itu sekarang melangkahkan kakinya dengan tangan yang bertautan, sedangkan Jendra ada di belakang mereka, tidak sulit mengejar langkah mereka dengan kaki jenjang Jendra, pasalnya sedari tadi Nadia dan Riri seperti anak kecil yang main kejar-kejaran, baiklah anggap malam ini Jendra membawa dua anak kecil yang harus ia jaga.
Jendra tersenyum kecil di balik masker nya, melihat kadua orang yang saat ini masuk kedalam orang terpenting ke dalam kehidupan nya, dua orang yang ia sayangi dan ia jaga sebaik mungkin.
Makasih Ri, Lo bawa dunia baru buat gue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Kama
Membaca yang menghibur
2023-08-04
1
Black Jack
Makin nggak sabar buat nunggu kelanjutan ceritanya 😍
2023-08-04
1
Mack Werz
Keren thor, jangan berhenti menulis! ❤️
2023-08-04
1