Antara Cinta Dan Persahabatan
Kampus Nusantara. Sebuah kampus yang cukup bonafit idaman pemuda ibukota. Gedung kampus yang megah, fasilitas yang menjanjikan namun bayaran yang selangit. Membuat kampus ini menjadi tempat kalangan elit berkumpul. Mahasiswa yang bisa menempuh pendidikan disini hampir rata- rata adalah kalangan menengah ke atas. Memang ada beberapa mahasiswa menengah yang berkuliah disini dengan jalur prestasi. Mengandalkan beasiswa yang diberikan kampus untuk anak- anak yang berprestasi.
Seperti biasa. Dimana ada kampus swasta pasti ada yang mendirikan. Tiga anak muda yang keren dan sedikit urakan menjadi pelopor brandal pertama yang dilahirkan kampus ini.
Alfi Anggara Hermawan. Biasa di panggil Alfi. Pemuda dengan rambut hampir sebahu ini. Dengan penampilan sedikit urakan adalah Cucu dari ketua yayasan. Yup. Cucu dari sang pendiri kampus. Penampilan yang sedikit urakan tak mampu ada yang menghalangi. Saking urakannya. Ketika jam pelajaran, dengan seenaknya saja kakinya akan naik ke atas meja dan tertidur ketika dia mengantuk.
Desta Ahmad Baihaki. Biasa dipanggil Desta. Pemuda yang sedikit lebih rapi dari Alfi yaa walaupun kelakuannya cuma beda tipis.
Terakhir ada Kenryu Al Farizi. Diantara mereka memang dia yang paling berbeda. Dengan wajah sedikit oriental karena terlahir dari dua perpaduan ras negara. Dia juga bisa masuk di kampus ini lewat jalur prestasi. Yaa mengandalkan beasiswa. Oh ya. Pemuda ini biasa dipanggil Ken.
******
" Des. Kamu jadi kan hari ini temenin aku ke mall?" Tanya seorang wanita sambil bergelayut manja pada bahu Desta saat mereka duduk di kantin kampus.
Desta mencuil ujung hidung wanita yang diketahui bernama Laras dengan gemas dan mengecup pipinya singkat. " Jadi dong."
" Pulang kuliah. Aku tunggu diparkiran ya." Ucap Laras senang dan melambaikan tangannya dengan manja pada Desta.
Alfi dan Ken hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Desta yang tidak berubah sejak masa sekolah dulu.
" Lo gak capek?"
" Enggak lah. Cuma temenin mereka belanja. Malah kadang gue ikut dibelanjain. Abis itu bisa lanjut.." Desta tertawa terbahak- bahak di akhir kalimatnya.
Alfi dan Ken hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Desta sang penganut kehidupan bebas tanpa batas. Dia bisa berkencan dengan tiga wanita sekaligus dalam satu hari.
" Kena raja singa baru tau rasa." Oceh Ken disambut gelak tawa Alfi puas.
" Jelek banget do'a lo!" Desta langsung menimpuk Ken dengan kulit kacang yang sejak tadi dia makan.
Tiga pemuda tampan yang selalu menjadi sorotan anak- anak kampus ini tertawa terbahak- bahak karena celotehan yang gak guna.
Ken tiba- tiba terdiam ketika melihat seorang wanita berambut panjang berjalan menuju mereka dengan senyum manisnya.
" Zara." Ken menyenggol sikut Alfi yang memang duduk di sebelahnya.
Alfi langsung diam ketika melihat sang gadis sudah dekat.
" Hai sayang." Sambut Alfi pada Zara dan langsung mengecup kedua belah pipi Zara.
Ken yang duduk di tengah antara mereka langsung membungkukkan badannya agar tubuhnya tidak menyenggol keduanya.
" Hai Ken. Hai Desta." Sapanya ramah pada Ken dan Desta setelah Alfi melepaskan pelukan singkatnya.
Tanpa komando. Ken langsung berpindah tempat duduk ke samping Desta. Membiarkan Zara duduk di samping Alfi.
" Setelah kuliah, kamu bisa temenin aku ke toko buku gak?" Tanya Zara penuh harap pada Alfi.
Mendengar kata toko buku. Sangat membuat Alfi enggan. Alfi yang terkenal malas ini sangat anti dengan buku- buku. Alfi menggaruk belakang kepalanya. " Hemm.. Kamu tau sendirikan kalo aku paling males ke toko buku." Ucap Alfi serba salah. " Kalo di antar Desta atau Ken aja. Gimana?" Tanya Alfi sambil melirik dua sahabatnya.
" Gue udah ada janji sama Laras." Sahut Desta cepat.
" Yaudah sama Ken aja ya sayang. Lebih aman." Ujar Alfi.
" Uhuk...Uhuk.. Uhuk..." Ken tersedak.
" Pelan- pelan kalo minum." Desta menepuk- nepuk pelan punggung Ken.
" Ama gue lagi?" Tanya Ken heran. Karena dirinya sudah terlalu sering mengantar Zara kemana- mana jika dibandingkan dengan Alfi yang berperan sebagai pacarnya.
" Kamu gak mau?" Tanya Zara namun lebih terdengar seperti merajuk.
Ken yang merasa tidak enak hati akhirnya mengiyakan permintaan Alfi.
" Yaudah aku mau masuk kelas lagi. Aku tunggu di parkiran ya, Ken." Ucap Zara dan segera berlalu dari hadapan mereka.
Desta melirik ke sekeliling dan merubah posisinya bagaikan orang yang ingin berbicara super serius pada dua sahabatnya. Secara otomatis Ken dan Alfi ikut mendekatkan wajah mereka pada Desta.
" Pacarnya Zara itu, Elo apa Ken?" Tanya Desta tapi yaa kaya orang yang protes ke Alfi.
" Gue lah!" Jawab Alfi cepat.
" Awas kalo Zara nyaman ama Ken." Ujar Desta menakuti Alfi.
" Gak mungkinlah. Zara sayang sama gue!" Sergahnya cepat.
Ken hanya geleng- geleng kepala mendengar perdebatan yang gak mutu dari mereka.
" Gimana kalo Ken naksir Zara?!" Desta kembali berargumen.
Alfi langsung saja menatap Ken tajam. Ken yang sedang mengunyah batagornya langsung terdiam mendengar ocehan Desta dan langsung di hujam tatapan Alfi.
" Enggak lah!" Jawab Ken dengan mulut penuh.
" Awas aja kalo lu suka sama Zara!" Alfi memperingatkan.
" Kalo Zara yang suka sama gue, gimana?" ucap Ken telak.
Alfi langsung terdiam. Walaupun Alfi orang yang urakan. Tapi jika dalam masalah percintaan. Alfi bisa dibilang orang yang setia.
" Jangan tebar pesona!" Ucap Alfi tegas.
Desta tertawa mendengar ocehan tak jelas Alfi. " Ngaco lo! Ken punya pesonanya sendiri tanpa harus di tebar- tebar." Sahut Desta. " Dia kalem begini aja banyak cewek yang naksir." Lanjut Desta.
Alfi tampak semakin gusar. " Ah! Pokoknya elo dilarang tebar pesona sama cewek gue!" Ucap Alfi kesal karena kalah argumen dengan Desta dan langsung beranjak.
" Mau kemana?" Teriak Desta.
" Toilet!" Jawab Alfi dengan berteriak.
Desta kembali cekikikan melihat tingkah Alfi yang serba salah.
" Dia kesenengan." Seloroh Ken melihat Desta tertawa puas.
" Kocak kalo ngambek."
******
Zara menghampiri Ken yang baru saja keluar dari kelas dan berjalan beriringan menuju parkiran kampus.
" Alfi kemana?" Tanyanya yang tak melihat sosok Alfi.
" Ngambek. Abis diledek Desta." Jawab Ken singkat.
" Ledek apa?"
" Ada dah." Ken malas menjelaskan. Ken memberikan helm yang selalu dia bawa. Pelajaran banget ketika pertama kali di minta mengantar Zara oleh Alfi dan Ken hanya membawa satu helm. Jadilah dirinya ditilang polisi.
" Pakein." Pinta Zara manja.
" Pake sendiri." Tolak Ken tak ingin memanjakan Zara.
Zara hanya mencebikkan bibirnya dan langsung duduk pada motor Ken. Ketika dalam perjalanan. Perlahan tangan Zara bertaut pada pinggang Ken. Dengan lembut. Ken melepaskan tangan Zara yang melingkar di pinggangnya. Ken mengarahkan Zara hanya memegang jaketnya.
Tak sampai setengah jam. Mereka sudah sampai pada toko buku yang dimaksud Zara. Ken ikut mengekori Zara yang sibuk memilih buku. Sesekali Ken melirik beberapa buku astronomi.
" Gue baru sampe." Ucap Ken ketika dia mengangkat teleponnya.
" Siapa?" Bisik Zara yang penasaran.
" Alfi." Ucap Ken pelan.
" Ntar gue kabarin kalo udah pulang." Ujar Ken dan menutup panggilan telepon itu.
" Khawatir. Tapi gak mau nganter." Gumam Zara kesal pada Alfi.
" Dia kan anti buku." Ucap Ken dan berjalan menyusuri lorong buku. Merasa enggan lagi mengekori Zara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-09-22
0