NovelToon NovelToon

Antara Cinta Dan Persahabatan

Perkenalan

Kampus Nusantara. Sebuah kampus yang cukup bonafit idaman pemuda ibukota. Gedung kampus yang megah, fasilitas yang menjanjikan namun bayaran yang selangit. Membuat kampus ini menjadi tempat kalangan elit berkumpul. Mahasiswa yang bisa menempuh pendidikan disini hampir rata- rata adalah kalangan menengah ke atas. Memang ada beberapa mahasiswa menengah yang berkuliah disini dengan jalur prestasi. Mengandalkan beasiswa yang diberikan kampus untuk anak- anak yang berprestasi.

Seperti biasa. Dimana ada kampus swasta pasti ada yang mendirikan. Tiga anak muda yang keren dan sedikit urakan menjadi pelopor brandal pertama yang dilahirkan kampus ini.

Alfi Anggara Hermawan. Biasa di panggil Alfi. Pemuda dengan rambut hampir sebahu ini. Dengan penampilan sedikit urakan adalah Cucu dari ketua yayasan. Yup. Cucu dari sang pendiri kampus. Penampilan yang sedikit urakan tak mampu ada yang menghalangi. Saking urakannya. Ketika jam pelajaran, dengan seenaknya saja kakinya akan naik ke atas meja dan tertidur ketika dia mengantuk.

Desta Ahmad Baihaki. Biasa dipanggil Desta. Pemuda yang sedikit lebih rapi dari Alfi yaa walaupun kelakuannya cuma beda tipis.

Terakhir ada Kenryu Al Farizi. Diantara mereka memang dia yang paling berbeda. Dengan wajah sedikit oriental karena terlahir dari dua perpaduan ras negara. Dia juga bisa masuk di kampus ini lewat jalur prestasi. Yaa mengandalkan beasiswa. Oh ya. Pemuda ini biasa dipanggil Ken.

******

" Des. Kamu jadi kan hari ini temenin aku ke mall?" Tanya seorang wanita sambil bergelayut manja pada bahu Desta saat mereka duduk di kantin kampus.

Desta mencuil ujung hidung wanita yang diketahui bernama Laras dengan gemas dan mengecup pipinya singkat. " Jadi dong."

" Pulang kuliah. Aku tunggu diparkiran ya." Ucap Laras senang dan melambaikan tangannya dengan manja pada Desta.

Alfi dan Ken hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Desta yang tidak berubah sejak masa sekolah dulu.

" Lo gak capek?"

" Enggak lah. Cuma temenin mereka belanja. Malah kadang gue ikut dibelanjain. Abis itu bisa lanjut.." Desta tertawa terbahak- bahak di akhir kalimatnya.

Alfi dan Ken hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Desta sang penganut kehidupan bebas tanpa batas. Dia bisa berkencan dengan tiga wanita sekaligus dalam satu hari.

" Kena raja singa baru tau rasa." Oceh Ken disambut gelak tawa Alfi puas.

" Jelek banget do'a lo!" Desta langsung menimpuk Ken dengan kulit kacang yang sejak tadi dia makan.

Tiga pemuda tampan yang selalu menjadi sorotan anak- anak kampus ini tertawa terbahak- bahak karena celotehan yang gak guna.

Ken tiba- tiba terdiam ketika melihat seorang wanita berambut panjang berjalan menuju mereka dengan senyum manisnya.

" Zara." Ken menyenggol sikut Alfi yang memang duduk di sebelahnya.

Alfi langsung diam ketika melihat sang gadis sudah dekat.

" Hai sayang." Sambut Alfi pada Zara dan langsung mengecup kedua belah pipi Zara.

Ken yang duduk di tengah antara mereka langsung membungkukkan badannya agar tubuhnya tidak menyenggol keduanya.

" Hai Ken. Hai Desta." Sapanya ramah pada Ken dan Desta setelah Alfi melepaskan pelukan singkatnya.

Tanpa komando. Ken langsung berpindah tempat duduk ke samping Desta. Membiarkan Zara duduk di samping Alfi.

" Setelah kuliah, kamu bisa temenin aku ke toko buku gak?" Tanya Zara penuh harap pada Alfi.

Mendengar kata toko buku. Sangat membuat Alfi enggan. Alfi yang terkenal malas ini sangat anti dengan buku- buku. Alfi menggaruk belakang kepalanya. " Hemm.. Kamu tau sendirikan kalo aku paling males ke toko buku." Ucap Alfi serba salah. " Kalo di antar Desta atau Ken aja. Gimana?" Tanya Alfi sambil melirik dua sahabatnya.

" Gue udah ada janji sama Laras." Sahut Desta cepat.

" Yaudah sama Ken aja ya sayang. Lebih aman." Ujar Alfi.

" Uhuk...Uhuk.. Uhuk..." Ken tersedak.

" Pelan- pelan kalo minum." Desta menepuk- nepuk pelan punggung Ken.

" Ama gue lagi?" Tanya Ken heran. Karena dirinya sudah terlalu sering mengantar Zara kemana- mana jika dibandingkan dengan Alfi yang berperan sebagai pacarnya.

" Kamu gak mau?" Tanya Zara namun lebih terdengar seperti merajuk.

Ken yang merasa tidak enak hati akhirnya mengiyakan permintaan Alfi.

" Yaudah aku mau masuk kelas lagi. Aku tunggu di parkiran ya, Ken." Ucap Zara dan segera berlalu dari hadapan mereka.

Desta melirik ke sekeliling dan merubah posisinya bagaikan orang yang ingin berbicara super serius pada dua sahabatnya. Secara otomatis Ken dan Alfi ikut mendekatkan wajah mereka pada Desta.

" Pacarnya Zara itu, Elo apa Ken?" Tanya Desta tapi yaa kaya orang yang protes ke Alfi.

" Gue lah!" Jawab Alfi cepat.

" Awas kalo Zara nyaman ama Ken." Ujar Desta menakuti Alfi.

" Gak mungkinlah. Zara sayang sama gue!" Sergahnya cepat.

Ken hanya geleng- geleng kepala mendengar perdebatan yang gak mutu dari mereka.

" Gimana kalo Ken naksir Zara?!" Desta kembali berargumen.

Alfi langsung saja menatap Ken tajam. Ken yang sedang mengunyah batagornya langsung terdiam mendengar ocehan Desta dan langsung di hujam tatapan Alfi.

" Enggak lah!" Jawab Ken dengan mulut penuh.

" Awas aja kalo lu suka sama Zara!" Alfi memperingatkan.

" Kalo Zara yang suka sama gue, gimana?" ucap Ken telak.

Alfi langsung terdiam. Walaupun Alfi orang yang urakan. Tapi jika dalam masalah percintaan. Alfi bisa dibilang orang yang setia.

" Jangan tebar pesona!" Ucap Alfi tegas.

Desta tertawa mendengar ocehan tak jelas Alfi. " Ngaco lo! Ken punya pesonanya sendiri tanpa harus di tebar- tebar." Sahut Desta. " Dia kalem begini aja banyak cewek yang naksir." Lanjut Desta.

Alfi tampak semakin gusar. " Ah! Pokoknya elo dilarang tebar pesona sama cewek gue!" Ucap Alfi kesal karena kalah argumen dengan Desta dan langsung beranjak.

" Mau kemana?" Teriak Desta.

" Toilet!" Jawab Alfi dengan berteriak.

Desta kembali cekikikan melihat tingkah Alfi yang serba salah.

" Dia kesenengan." Seloroh Ken melihat Desta tertawa puas.

" Kocak kalo ngambek."

******

Zara menghampiri Ken yang baru saja keluar dari kelas dan berjalan beriringan menuju parkiran kampus.

" Alfi kemana?" Tanyanya yang tak melihat sosok Alfi.

" Ngambek. Abis diledek Desta." Jawab Ken singkat.

" Ledek apa?"

" Ada dah." Ken malas menjelaskan. Ken memberikan helm yang selalu dia bawa. Pelajaran banget ketika pertama kali di minta mengantar Zara oleh Alfi dan Ken hanya membawa satu helm. Jadilah dirinya ditilang polisi.

" Pakein." Pinta Zara manja.

" Pake sendiri." Tolak Ken tak ingin memanjakan Zara.

Zara hanya mencebikkan bibirnya dan langsung duduk pada motor Ken. Ketika dalam perjalanan. Perlahan tangan Zara bertaut pada pinggang Ken. Dengan lembut. Ken melepaskan tangan Zara yang melingkar di pinggangnya. Ken mengarahkan Zara hanya memegang jaketnya.

Tak sampai setengah jam. Mereka sudah sampai pada toko buku yang dimaksud Zara. Ken ikut mengekori Zara yang sibuk memilih buku. Sesekali Ken melirik beberapa buku astronomi.

" Gue baru sampe." Ucap Ken ketika dia mengangkat teleponnya.

" Siapa?" Bisik Zara yang penasaran.

" Alfi." Ucap Ken pelan.

" Ntar gue kabarin kalo udah pulang." Ujar Ken dan menutup panggilan telepon itu.

" Khawatir. Tapi gak mau nganter." Gumam Zara kesal pada Alfi.

" Dia kan anti buku." Ucap Ken dan berjalan menyusuri lorong buku. Merasa enggan lagi mengekori Zara.

2

" Ken!" Panggil Alfi pada Ken yang baru saja sampai di depan kostnya.

Ken yang tadinya ingin membuka kunci pintunya langsung berbalik badan melihat sang sumber suara. Ken hanya melemparkan senyum tipis dan kembali melanjutkan kegiatannya semula.

" Baru balik?" Tanya Alfi menyelidik mengiringi langkah Ken memasuki kosannya.

" Lo liat?" Sahut Ken malas dan melempar tasnya ke kasur dan langsung menggantungkan jaketnya pada paku yang ada di dindingnya.

" Lama banget."

" Gue juga maunya cepet. Namanya juga cewek. Lu tau sendirilah." Sahut Ken dan mulai membuka celana jeansnya.

" Ngapain aja ama cewek gue?" Selidik Alfi lagi.

Ken tak langsung menjawab. Ken menatap tajam Alfi. Tak suka dengan cara bicaranya yang seolah menuduhnya ada main dengan Zara. " Jangan minta gue anter lagi kalo lu gak percaya." Ucap Ken ketus dan langsung menyambar handuknya segera berlalu ke kamar mandi.

Alfi hanya terdiam mendengar ucapan menohok Ken. Alfi beralih mengambil ponselnya dan menghubungi Zara. Ucapan Desta siang tadi sangat mengganggu pikirannya.

Sepuluh menit berlalu. Ken keluar dari kamar mandi dan mendapati Alfi tengah senyam- senyum sambil membaca pesan dari Zara.

" Rese lo!" Omel Alfi saat handuk basah Ken mendarat tepat pada wajahnya.

" Tadi suntuk. Sekarang senyam- senyum. Kesambet lo!" Ledek Ken.

" Ini gue baca cerita Zara kejadian pas lo lagi di warung tenda."

Ken sedikit memutar ingatannya. " Oh. Orang sombong itu." Ken jadi ikut tersenyum mengingat seorang pria yang bicara dan gayanya yang sangat sombong. Ketika baru beberapa langkah dirinya keluar dari warung tenda. Kakinya jeblos ke lubang membuatnya tersungkur dan sialnya lagi. Tangannya mengenai kotoran hewan.

Kejadian yang sangat tepat di depan mata Zara dan Ken itu sangat membekas di ingatannya.

" Ketulah dia ama pedagangnya." Sahut Ken singkat.

" Coba aja ada gue di situ."

" Gak akan lo mau makan di warung tenda kaki lima." Sahut Ken cepat yang sudah sangat hafal dengan kebiasaan Alfi.

Alfi hanya mencebik.

Ken mengambil tempat duduk di samping Alfi. Ken mengeluarkan ponselnya dan membaca pesan dari ayah tirinya. Ken hanya tersenyum getir membaca pesan itu dan kembali meletakkan ponselnya di atas nakas.

" Siapa?" Tanya Alfi berubah mimik wajahnya serius.

" Biasa lah."

" Masih aja." Alfi bersandar pada tepi kasur.

" Gue gak pikirin. Besok jangan minta gue nganter Zara lagi. Kerja gue." Ucap Ken mengingatkan.

" Iya. Lagian kenapa lu gak mau kerja di kantor gue sih!"

" Kantor bokap lu!" Protes Ken pada Alfi.

" Iya itu maksudnya."

" Gak lah. Gak mau memanfaatkan bantuan orang dalem." Ujar Ken.

'Dddrrrttt..'

" Siapa?"

" Desta."

Ken segera menggeser tombol hijau.

" Kenapa? Udah kelar?" Tanya Ken yang sudah hafal dengan kelakuan Desta.

" Baru aja nih. Gue ke tempat lu ya." Ucap Desta dengan cengengesan.

" Iya. Bawa makanan. Ada Alfi juga disini." Ucap Ken.

" Beres. Laras udah beliin gue pizza."

" Oke." Ken langsung menutup panggilan telepon dari Desta.

" Abis maksiat dia kesini." Seloroh Alfi.

" Suka- suka dialah." Sahut Ken malas dan merebahkan tubuhnya yang terasa lelah.

" Ken."

" Mmmmm.."

" Menurut lu. Zara gimana?"

" Biasa aja."

" Cantik begitu dibilang biasa. Sakit mata ya lu!" Omel Alfi dan melempar Ken dengan bantal.

" Ngantuk gue!" Omel Ken yang mendapat serangan dari Alfi.

******

Ken menggeliatkan tubuhnya. Tubuhnya terasa pegal- pegal bagaikan terhimpit. Yaa bagaimana tidak terhimpit jika Desta tidur dengan terus mendesaknya hingga Ken tidur dengan mepet tembok. Untungnya saja Ken adalah tipe orang yang kalau sudah tidur tidak akan peduli lagi sama dunia.

" Geseran!" Omel Ken dan menggeser kasar tubuh Desta yang ternyata memeluk dirinya.

" Emmhh.." Desta hanya membuka matanya sebentar dan kembali melanjutkan tidurnya.

" Bangun! Udah jam berapa ini!" Ucap Ken setengah berteriak dan langsung berhambur mengambil handuknya dan langsung mandi.

Alfi yang tidur di bawah sedikit mengintip pada layar ponselnya dan langsung terperanjat ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul delapan.

" Cepetan Ken!" Alfi menggedor keras pintu kamar mandi.

" Bentar." Sahut Ken dengan busa di mulutnya. Karena dia sedang menggosok giginya.

" Zara pasti ngomel nih." Alfi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

' Drrrtttt.'

" Halo, Sayang." Sapa Alfi takut- takut.

" Jangan bilang kalo kamu baru bangun tidur!" Omel Zara.

" Maaf."

" Aku udah mau telat. Setengah jam lagi aku ada ujian!" Omel Zara dengan suara yang menggelegar.

" Yaudah aku langsung jemput kamu ya."

" Gak pake mandi?"

" Mau gimana lagi!"

" Gak usah. Aku berangkat sendiri aja!" Maki Zara lagi.

" Ama Ken aja ya. Dia udah selesai mandi." Bujuk Alfi cepat sebelum Zara menutup panggilan teleponnya.

" Lah. Gue lagi!" Protes Ken.

" Plisss. Demi keberlangsungan hubungan gue, Ken." Alfi mengatupkan kedua tangannya.

" Nyusahin Lo!" Omel Ken pada Alfi. " Jemput dimana?"

" Di tempat biasa." Alfi menaik turunkan alisnya.

Ken hanya berdecak kesal melihat tingkah sahabatnya dan langsung mengambil kunci motornya.

" Lo gak bawa tas?" Teriak Alfi karena Ken sudah berada di luar.

" Hari ini gue libur. Mau kerja." Sahut Ken dan langsung menyalakan motornya.

" Sodorin Teruss.. Zara beneran nyaman ama Ken. Jangan ngamuk lu." Ucap Desta dengan suara parau. Matanya masih terpejam.

" Dari kemaren bikin gue pikiran aja!" Omel Alfi.

" Gak percayaan ni bocah. Cewek itu selalu pake perasaan. Kalo dia nyaman ama Ken. Awas aja lu ngamuk ke Ken!" Ancam Desta memperingatkan.

" Gak mungkin!" Sahut Alfi cepat tak ingin lagi mempedulikan omongan Desta dan segera menuju kamar mandi.

" Dibilangin ngeyel. Kalo udah kejadian pasti ngamuk tuh!" Gerutu Desta dan kembali melanjutkan tidurnya.

Ken menepikan motornya tepat dihadapan Zara. " Cepetan." Oceh Ken.

" Iya. Kenapa sih, buru- buru banget." Sahut Zara sebal dan langsung memakai helm.

" Gue mau kerja." Ucap Ken dan langsung menancap gas.

" TAS LO TARO DI TENGAH!" Teriak Ken merasa tak nyaman ada yang menyentuh punggungnya saat dia mengerem.

" APA?" Teriak Zara yang tak jelas mendengar suara Ken dan sedikit mendekatkan telinganya pada Ken.

Ken menghentikan motornya dan berbalik mengambil tas yang sejak tadi di apit Zara dan meletakkannya di tengah. Digunakan sebagai penyekat antara tubuh mereka.

Zara hanya tersenyum melihat kelakuan Ken. " Biasanya cowo seneng kalo ada yang nempel- nempel." Ledek Zara.

Ken tak menanggapi hanya menutup kaca helm Zara dan kembali mengemudikan motornya.

" Nanti jemput gue jam dua belas ya." Ucap Zara ketika mereka baru saja tiba di kampus.

" Minta Alfi lah!"

" Alfi pasti ngaret!" Omel Zara.

" Gue mau kerja. Bye." Ucap Ken datar dan langsung melajukan kembali motornya. Tinggallah Zara yang entah kenapa bibirnya terus saja menyunggingkan senyumnya.

3

Alfi menatap Desta dengan tatapan menjijikkan ketika dia baru saja selesai mandi dan mendapati Desta Tengah bermesraan dengan tetangga kost Ken.

" Kosan orang ini!" Omel Alfi akhirnya membuat Desta dan sang wanita menghentikan adegan panas mereka.

" Lanjut di kamar aku aja yuk." Ajak sang wanita.

" Nanti aku menyusul." Ucap Desta dan melambaikan tangannya.

" Gak ada geli- gelinya tuh perempuan ama cowok modelan begini." Alfi bergidik dengan pemandangan yang baru saja dia dapatkan tadi.

" Gak pernah yaaa..." Ledek Desta.

" Bukan urusan lo!" Omel Alfi. " Kalo Ken tau kamarnya buat tempat mesum. Bisa ngamuk dia!" Oceh Alfi.

Desta hanya cengar cengir tengil mendengarkan ocehan Alfi. " Jangan bilang Ken lah." Sahut Desta enteng.

" Emang lu gak capek?"

" Enggak lah. Gratis." Ujar Desta dan beranjak keluar kamar.

" Mau kemana?"

" Lanjutin yang tadi." Ujar Desta enteng.

Alfi hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Desta. Kebiasaan buruknya sudah berlangsung sejak dia duduk di sekolah menengah atas lalu. Beruntung Alfi dan Ken tidak ikut terkontaminasi oleh kelakuan Desta.

" Kunci Kosan lu, Gue bawa ya." Ucap Alfi saat menelepon Ken.

" Desta udah cabut?"

" Lagi gali sawah tetangga kosan lu." Jawab Alfi asal.

" Oke. Nanti ketemuan aja. Atau engga lu anterin ke tempat kerja gue." Ucap Ken.

" Iya."

******

Zara mengaduk- ngaduk minumannya dengan wajah yang suntuk. Alfi yang sejak tadi menemani Zara hanya diam menatap wanita yang dia cintai sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. Beberapa kali Zara menghembuskan nafas berat.

" Ada apa, sayang?" Tanya Alfi akhirnya tak sabar hanya menatap gadis ini tak kunjung bicara.

" Aku salah baca mata kuliah." Jawab Zara dengan wajah yang suntuk.

" Terus?"

" Ya aku takut nilai aku jelek lah. Mana soalnya susah banget lagi." Omel Zara pada dirinya sendiri.

Alfi mengacak lembut pucuk kepala Zara. " Aku kira kamu kenapa suntuk begitu."

" Ihh.. Aku tuh bete!" Omel Zara lagi.

" Biar gak bete. Kita nonton aja. Ada film baru." Ajak Alfi antusias.

Zara menggeleng. " Aku lagi gak mood." Zara kembali menopang dagu.

" Hemm.. Shopping?" Tawar Alfi lagi.

Zara kembali menggeleng.

" Makan?"

Zara tetap menggelengkan kepalanya.

" Aku bingung." Ujar Alfi. " Oh iya. Kunci kosan Ken." Alfi menepuk jidatnya ketika tangannya tak sengaja merogoh kantung jaketnya.

" Kok sama kamu?"

" Aku nginep. Terus tadi dia langsung berangkat kerja."

" Oooo"

" Yaudah kamu mau kemana nii. Tapi aku balikin kunci Ken dulu." Ujar Alfi kembali membujuk Zara.

" Yaudah balikin aja dulu. Mau kemana kita. Nanti aja dipikirinnya." Ucap Zara dengan raut wajah yang berseri.

Alfi sedikit heran dengan perubahan mimik wajah Zara yang ceria ketika mendengar nama Ken. Apa benar yang dikatakan Desta kemarin. Alfi segera membuang jauh- jauh pikiran itu.

Alfi segera mengendarai mobilnya dengan Zara duduk di kursi penumpang. Alfi kembali sibuk dengan pikirannya.

" Emmm.. Aku boleh tanya sesuatu gak?" Tanya Alfi mengawali.

Zara yang sejak tadi asik memandangi jalan. Langsung menoleh menatap Alfi. " Tanya apa?"

" Menurut kamu, Ken itu gimana?"

" Baik." Jawab Zara cepat.

" Hemm. Dia kelamaan jomblo. Jadi rencananya sih aku mau kenalin dia ama cewek. Menurut kamu yang pantes buat Ken siapa ya?" Tanya Alfi sesekali melihat ke arah Zara.

" Kenapa kamu yang mau cariin dia cewek?" Tanya Zara sedikit tidak suka.

" Yaa biar seru aja bisa triple date." Jawab Alfi.

" Ooh.." Sahut Zara singkat dan kembali memandangi jalanan.

Tak butuh lama. Mereka telah sampai di salah satu minimarket tempat Ken bekerja. Zara dan Alfi langsung memasuki toko tersebut.

" Aku boleh membeli sesuatu?" Tanya Zara meminta izin pada Alfi.

" Tentu."

Zara langsung mengitari menyusuri lorong mencari beberapa cemilan. Alfi langsung menghubungi Ken. Karena Ken tidak terlihat pada bagian depan toko.

" Al." Panggil Ken yang baru saja muncul dari gudang. Peluh masih membasahi tubuhnya.

" Abis ngapain lo?" Tanya Alfi menyelidik.

" Nata barang. Abis dateng barang tadi." Jawab Ken sambil menyeka keringat di dahinya.

" Hai Ken." Sapa Zara yang baru muncul dengan beberapa cemilan di tangannya.

" Hai." Sahut Ken singkat. " Kirain lo sendiri." Imbuh Ken pada Alfi.

" Abis jemput. Langsung mampir aja gue. Takut lupa." Ucap Alfi dan memberikan kunci kost pada Ken.

" Kamu masih lama pulangnya?" Tanya Zara yang ikut nimbrung setelah membayar cemilan yang dia ambil.

" Ini mau siap- siap balik."

" Oh.. Kalo gitu kita nontonnya bareng Ken aja ya, Sayang." Usul Zara pada Alfi.

Alfi tertegun sejenak dan kemudian mengiyakan ajakan Zara.

" Gue masih capek banget. Kalian ajalah." Tolak Ken.

" Gak asik. Ayolah Ken." Zara memaksa.

" Ayo Ken. Gue traktir." Ujar Alfi yang tak tega melihat wajah kecewa Zara.

Ken berdecak malas. Tetapi mengiyakan ajakan Alfi.

" Nonton dimana?"

" Di mall tempat biasa aja."

" Yaudah. Kalian duluan. Nanti ketemuan di sana aja." Ujar Ken.

" Emang kamu mau ngapain?" Zara penasaran.

" Ganti baju dulu. Mungkin sekalian mandi. Gak enaklah. Badan gue lengket." Ujar Ken sambil mengibas- ngibaskan bajunya karena masih terasa gerah.

" Aku tungguin kamu deh."

" Loh..!" Ken heran.

" Kan ada aku, sayang." Ujar Alfi mengingatkan Zara jika dirinya ada di sampingnya.

" Iya aku tau. Tapi aku lagi pengen naik motor." Zara beralasan.

" Oh kalo gitu, lo bawa aja motor gue, Al." Sahut Ken cepat.

" Ide bagus." Alfi mengedipkan sebelah matanya. Senang dengan usul Ken.

Zara langsung terlihat linglung tetapi akhirnya pasrah. Niat hati mau boncengan sama Ken. Malah Ken kasih motornya dibawa Alfi.

" Yaudah kalo gitu kita bareng aja, Ken."

" Oke. Tunggu ya." Ujar Ken dan langsung masuk kembali ke gudang untuk berganti pakaian.

" Siapa dia?" Tanya Zara sedikit tidak suka pada wanita yang di rangkul Ken saat keluar dari gudang.

" Hai. Gue Cinta." Wanita itu langsung memperkenalkan dirinya pada Zara dan mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

" Zara." Ucap Zara singkat dan menjabat tangan Cinta sekilas.

" Bolehkan gue aja Cinta." Ucap Ken pada Alfi dan Zara.

" Boleh banget." Ujar Alfi senang yang sejak tadi sedikit keki dengan sikap Zara.

" Nih." Alfi memberikan kunci mobilnya pada Ken.

Ken pun melakukan hal yang sama. Memberikan kunci motor pada Alfi. Bersamaan mereka beriringan menuju mall tempat biasa mereka nongkrong.

Sesekali Zara melirik ke mobil Alfi yang dikendarai Ken menatap tak suka. Entah apa yang terjadi dengan hati Zara yang tak suka melihat Ken bersama wanita lain. Alfi yang sejak tadi hanya diam memperhatikan tingkah Zara hanya mampu diam dan bersikap tidak tahu apapun. Semua ini memang salahnya yang selalu melempar tanggung jawabnya untuk menemani Zara pada Ken.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!