2

" Ken!" Panggil Alfi pada Ken yang baru saja sampai di depan kostnya.

Ken yang tadinya ingin membuka kunci pintunya langsung berbalik badan melihat sang sumber suara. Ken hanya melemparkan senyum tipis dan kembali melanjutkan kegiatannya semula.

" Baru balik?" Tanya Alfi menyelidik mengiringi langkah Ken memasuki kosannya.

" Lo liat?" Sahut Ken malas dan melempar tasnya ke kasur dan langsung menggantungkan jaketnya pada paku yang ada di dindingnya.

" Lama banget."

" Gue juga maunya cepet. Namanya juga cewek. Lu tau sendirilah." Sahut Ken dan mulai membuka celana jeansnya.

" Ngapain aja ama cewek gue?" Selidik Alfi lagi.

Ken tak langsung menjawab. Ken menatap tajam Alfi. Tak suka dengan cara bicaranya yang seolah menuduhnya ada main dengan Zara. " Jangan minta gue anter lagi kalo lu gak percaya." Ucap Ken ketus dan langsung menyambar handuknya segera berlalu ke kamar mandi.

Alfi hanya terdiam mendengar ucapan menohok Ken. Alfi beralih mengambil ponselnya dan menghubungi Zara. Ucapan Desta siang tadi sangat mengganggu pikirannya.

Sepuluh menit berlalu. Ken keluar dari kamar mandi dan mendapati Alfi tengah senyam- senyum sambil membaca pesan dari Zara.

" Rese lo!" Omel Alfi saat handuk basah Ken mendarat tepat pada wajahnya.

" Tadi suntuk. Sekarang senyam- senyum. Kesambet lo!" Ledek Ken.

" Ini gue baca cerita Zara kejadian pas lo lagi di warung tenda."

Ken sedikit memutar ingatannya. " Oh. Orang sombong itu." Ken jadi ikut tersenyum mengingat seorang pria yang bicara dan gayanya yang sangat sombong. Ketika baru beberapa langkah dirinya keluar dari warung tenda. Kakinya jeblos ke lubang membuatnya tersungkur dan sialnya lagi. Tangannya mengenai kotoran hewan.

Kejadian yang sangat tepat di depan mata Zara dan Ken itu sangat membekas di ingatannya.

" Ketulah dia ama pedagangnya." Sahut Ken singkat.

" Coba aja ada gue di situ."

" Gak akan lo mau makan di warung tenda kaki lima." Sahut Ken cepat yang sudah sangat hafal dengan kebiasaan Alfi.

Alfi hanya mencebik.

Ken mengambil tempat duduk di samping Alfi. Ken mengeluarkan ponselnya dan membaca pesan dari ayah tirinya. Ken hanya tersenyum getir membaca pesan itu dan kembali meletakkan ponselnya di atas nakas.

" Siapa?" Tanya Alfi berubah mimik wajahnya serius.

" Biasa lah."

" Masih aja." Alfi bersandar pada tepi kasur.

" Gue gak pikirin. Besok jangan minta gue nganter Zara lagi. Kerja gue." Ucap Ken mengingatkan.

" Iya. Lagian kenapa lu gak mau kerja di kantor gue sih!"

" Kantor bokap lu!" Protes Ken pada Alfi.

" Iya itu maksudnya."

" Gak lah. Gak mau memanfaatkan bantuan orang dalem." Ujar Ken.

'Dddrrrttt..'

" Siapa?"

" Desta."

Ken segera menggeser tombol hijau.

" Kenapa? Udah kelar?" Tanya Ken yang sudah hafal dengan kelakuan Desta.

" Baru aja nih. Gue ke tempat lu ya." Ucap Desta dengan cengengesan.

" Iya. Bawa makanan. Ada Alfi juga disini." Ucap Ken.

" Beres. Laras udah beliin gue pizza."

" Oke." Ken langsung menutup panggilan telepon dari Desta.

" Abis maksiat dia kesini." Seloroh Alfi.

" Suka- suka dialah." Sahut Ken malas dan merebahkan tubuhnya yang terasa lelah.

" Ken."

" Mmmmm.."

" Menurut lu. Zara gimana?"

" Biasa aja."

" Cantik begitu dibilang biasa. Sakit mata ya lu!" Omel Alfi dan melempar Ken dengan bantal.

" Ngantuk gue!" Omel Ken yang mendapat serangan dari Alfi.

******

Ken menggeliatkan tubuhnya. Tubuhnya terasa pegal- pegal bagaikan terhimpit. Yaa bagaimana tidak terhimpit jika Desta tidur dengan terus mendesaknya hingga Ken tidur dengan mepet tembok. Untungnya saja Ken adalah tipe orang yang kalau sudah tidur tidak akan peduli lagi sama dunia.

" Geseran!" Omel Ken dan menggeser kasar tubuh Desta yang ternyata memeluk dirinya.

" Emmhh.." Desta hanya membuka matanya sebentar dan kembali melanjutkan tidurnya.

" Bangun! Udah jam berapa ini!" Ucap Ken setengah berteriak dan langsung berhambur mengambil handuknya dan langsung mandi.

Alfi yang tidur di bawah sedikit mengintip pada layar ponselnya dan langsung terperanjat ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul delapan.

" Cepetan Ken!" Alfi menggedor keras pintu kamar mandi.

" Bentar." Sahut Ken dengan busa di mulutnya. Karena dia sedang menggosok giginya.

" Zara pasti ngomel nih." Alfi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

' Drrrtttt.'

" Halo, Sayang." Sapa Alfi takut- takut.

" Jangan bilang kalo kamu baru bangun tidur!" Omel Zara.

" Maaf."

" Aku udah mau telat. Setengah jam lagi aku ada ujian!" Omel Zara dengan suara yang menggelegar.

" Yaudah aku langsung jemput kamu ya."

" Gak pake mandi?"

" Mau gimana lagi!"

" Gak usah. Aku berangkat sendiri aja!" Maki Zara lagi.

" Ama Ken aja ya. Dia udah selesai mandi." Bujuk Alfi cepat sebelum Zara menutup panggilan teleponnya.

" Lah. Gue lagi!" Protes Ken.

" Plisss. Demi keberlangsungan hubungan gue, Ken." Alfi mengatupkan kedua tangannya.

" Nyusahin Lo!" Omel Ken pada Alfi. " Jemput dimana?"

" Di tempat biasa." Alfi menaik turunkan alisnya.

Ken hanya berdecak kesal melihat tingkah sahabatnya dan langsung mengambil kunci motornya.

" Lo gak bawa tas?" Teriak Alfi karena Ken sudah berada di luar.

" Hari ini gue libur. Mau kerja." Sahut Ken dan langsung menyalakan motornya.

" Sodorin Teruss.. Zara beneran nyaman ama Ken. Jangan ngamuk lu." Ucap Desta dengan suara parau. Matanya masih terpejam.

" Dari kemaren bikin gue pikiran aja!" Omel Alfi.

" Gak percayaan ni bocah. Cewek itu selalu pake perasaan. Kalo dia nyaman ama Ken. Awas aja lu ngamuk ke Ken!" Ancam Desta memperingatkan.

" Gak mungkin!" Sahut Alfi cepat tak ingin lagi mempedulikan omongan Desta dan segera menuju kamar mandi.

" Dibilangin ngeyel. Kalo udah kejadian pasti ngamuk tuh!" Gerutu Desta dan kembali melanjutkan tidurnya.

Ken menepikan motornya tepat dihadapan Zara. " Cepetan." Oceh Ken.

" Iya. Kenapa sih, buru- buru banget." Sahut Zara sebal dan langsung memakai helm.

" Gue mau kerja." Ucap Ken dan langsung menancap gas.

" TAS LO TARO DI TENGAH!" Teriak Ken merasa tak nyaman ada yang menyentuh punggungnya saat dia mengerem.

" APA?" Teriak Zara yang tak jelas mendengar suara Ken dan sedikit mendekatkan telinganya pada Ken.

Ken menghentikan motornya dan berbalik mengambil tas yang sejak tadi di apit Zara dan meletakkannya di tengah. Digunakan sebagai penyekat antara tubuh mereka.

Zara hanya tersenyum melihat kelakuan Ken. " Biasanya cowo seneng kalo ada yang nempel- nempel." Ledek Zara.

Ken tak menanggapi hanya menutup kaca helm Zara dan kembali mengemudikan motornya.

" Nanti jemput gue jam dua belas ya." Ucap Zara ketika mereka baru saja tiba di kampus.

" Minta Alfi lah!"

" Alfi pasti ngaret!" Omel Zara.

" Gue mau kerja. Bye." Ucap Ken datar dan langsung melajukan kembali motornya. Tinggallah Zara yang entah kenapa bibirnya terus saja menyunggingkan senyumnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!