VANDRA
..."Menurut gue pribadi. Kalau lu sedih, berarti lu ga bahagia."...
...-Vandra-...
WARNING⚠
Harap menyelam lebih dalam lagi, sambil menunggu cerita ini berakhir. Bye.
//Bagi seluruh pembaca yang sudah masuk, di perintahkan untuk membaca cerita. Jangan nanggung nanggung.!!!
...SELAMAT MEMBACA...
Sudah satu tahun Vandra tinggal bersama dengan keluarganya di Indonesia, tepatnya di Kota Bandung. Dia menjalankan kebiasaan seperti saat Ia masih ada di Canada tempat nenek dan kakeknya tinggal, tapi ada beberapa kebiasaan yang dia hilangkan selama berada disana. Dia juga mulai bersekolah di salah satu sekolah elit yang ada di bandung, SMA Cakrawala 07. Waktu dirinya di Canada, Ia memiliki satu sahabat dan dia merupakan seorang lelaki, mereka sudah bersahabat dari masa sekolah dasar. Entah takdir atau apa, keduanya selalu mendapat kelas yang sama. Ketika keduanya sudah memasuki sekolah menengah pertama, sahabatnya memutuskan untuk kembali ke negara tempat ia lahir, dan pada akhirnya mereka di pertemukan kembali.
Pagi-pagi sekali Vandra keluar rumahnya untuk berolah raga setelah selesai melaksanakan sholat subuh, dengan membawa satu kotak susu rasa pisang dia keluar rumah. Matahari belum sepenuhnya terbit, bulan masih terlihat menemani sang matahari. Gadis itu memutuskan untuk jalan jalan pagi di sekitaran kompleks, Ia tidak menyebutnya lari pagi, karena Vandra akan memilih berjalan bukan berlari. Sampai di pagar rumah, sudah ada kumpulan para ibu rumah tangga yang berbelanja di gerobak sayur, juga sudah ada bundanya, dan banyak juga para remaja yang sedang berolah raga pagi.
"Pagi yang cerah, dengan suasana yang indah,"ucap gadis itu sambil meretangkan kedua tangannya untuk menghirup udara yang masih segar di pagi hari ini.
Memulai berjalan dengan langkah pelan, ibu-ibu yang sedang berbelanja melihat kearah nya, Vandra tersenyum ramah dan menyapa.
"Halo ibu-ibu, selamat pagi,"sapanya dan tidak lupa senyuman yang memperlihatkan gigi gingsulnya dan itu menambah kesan manis pada wajahnya.
"Halo juga nak Vandra. Kapan pulang nak?,"tanya salah satu ibu yang berstatus sebagai istri dari Pak RT di kompleksnya.
"Baru satu tahun yang lalu buk,"ucap Vandra, dan melihat macam macam sayur yang ada di gerobak itu.
"Itu mah bukan baru, nak. Udah dari dulu itu mah."balas bapak tukang sayur, yang di anggukin dengan ibu ibu yang sedang beberlanja. Sedangkan, Vandra hanya tersenyum.
"Kapan kapan ke rumah ibuk ya nak. Nanti ibuk kenalkan sama anak ibuk."ucap seorang ibu ibu yang ada di sebelah bundanya.
"Anak ibu ganteng ga? Kalau ganteng boleh lah, hehe."ujar Vandra jenaka,
"Anak ibu pastilah ganteng, bapaknya saja pak Joni sudah di pastikan tampangnya tidak mengecewakan."Vandra tersenyum lebar, sedangkan para ibu ibu bertepuk tangan.
"Wihh bun bolehnya ya?, hehe. Oh iya kalau begitu, Vandra pamit dulu ya. Assalamualaikum."pamit Vandra mematikan topik. Sebenarnya dia tak terlalu suka jika bersama ibuk ibuk itu meskipun ada bundanya, tapi pasti mereka akan terang terangan mau menjodohkan dirinya dengan anak mereka yang rata rata anak cowo semua. Vandra tahu kalau dirinya itu cantik, dan idaman ibu mertua, jadi Vandra maklumin.
Di salah satu rumah yang berada di depan rumah Vandra, seorang pemuda menatap gadis itu dengan intens di sertai kekehan kecil lalu masuk kembali kedalam rumah nya.
"Merinding banget, kok gue ngerasa ada yang natep gue ya."
"Dengan tatapan yang terpesona gitu,"ucapnya lalu menoleh ke kiri dan kanan untuk memastikan ada orang atau tidak, melangkah ke depan dengan percaya diri lalu melangkah ke belakang. "Maju mundur cantik cantik, mundur lagi mun-- ga jadi ada got tar yang ada gue nyungsep."
"Hahahaha, Vandra lu kocak bener dah,"ucap seorang pemuda yang tiba tiba berada di sampingnya, mendengar suara seseorang gadis itu menoleh ke samping, dan langsung di suguhi wajah tengil sepupunya.
"Ngapain lu disini? mau lari pagi?,"tanya Vandra yang langsung di jawab gelengan oleh pemuda itu.
"Engga, siapa juga yang mau lari pagi, gue habis sholat subuh dan tumben lu ga sholat subuh di masjid?,"tanya sepupunya itu, dia Dika. Lelaki itu merupakan sepupunya dari bundanya.
"Gue sibuk dan juga tadi bantu bunda dikit-dikit terus gue pen tinggi jadi olah raga sekalian mau cuci mata."jawab Vandra sambil meminum susu pisangnya yang tinggal setengah.
"Mata lu udah burem kah, ngapa mo cuci mata disini?. Kalau mo cuci mata itu di dokter sekalian beli kacamata,"kata Dika.
"Eh, bukan cuci mata yang itu tapi...,ada lah lu ga bakal ngerti karena lu masih bocil dan sana balik entar dicariin mama Rika,"ucap Vandra sambil mendorong Dika yang masih terlihat bingung saat mendengar kalimat terakhir Vandra yang seperti mengusir dirinya, Dika yang memang memiliki sifat lebay dari lahir, akhirnya mendramatiskan keadaan, pemuda itu melangkah pergi dan mengusap matanya yang tidak berair sama sekali, sambil berakting menangis pemuda itu berlari meninggalkan Vandra.
"Hiksrot, gue udah ga dibutuhin sama Vandra, hiksrot nanti gue aduin ke Bunda Naya,"ucap pemuda itu sambil mengangkat sarungnya dan berlari menjauh dari tempat itu.
"HUWA BUNDA NAYA, VANDRA GA BUTUH DIKA LAGI."
"Lah?, stres tuh bocah untung ganteng."ucap Vandra, lalu gadis itu melanjutkan langkahnya menuju tujuan utama yaitu taman yang ada di dearah Kompleknya.
Taman komplek royals ada di tengah antara block B dengan block A, taman itu memang sering digunakan untuk olah raga oleh para remaja komplek royals, suasana yang sejuk ditambah banyak pedagang kaki lima dengan bermacam makanan yang di jual, dan tempat ini juga dijadikan tempat nongkrong para cowok komplek royals.
Vandra sudah sampai ditaman royals, banyak sekali yang berolah raga. Vandra melihat para cowok yang satu block dengannya lalu pergi menghampiri mereka. Disana sudah juga sudah ada sepupunya.
"Wee, Van traktir dung."segerombal para cowok itu menoleh ke arah sumber suara itu, merasa dirinya menjadi pusat perhatian dia bertanya.
"Apaan?, ngapa lihat gue? cantik?. Memang ga usah diragukan kecantikan dari anaknya Bunda Naya dan Papa Langit ini,"ucap gadis itu tidak lupa dengan mengibaskan rambut hitam panjangnya, para cowok itu melongo mendengar ucapan Vandra yang sangat percaya diri itu, ya meskipun mereka tidak bisa menyangkal dengan apa yang diucapkan oleh gadis yang ada di depan mereka itu, karena memang benar adanya.
"Duh Van, gue mau nyangkal tapi bener,"ucap Dani yang juga merupakan sepupu Vandra.
"Van lu kesini cuma mau minta traktir doang?,"tanya Evan, tapi pertanyaannya di abaikan oleh Vandra. Gadis itu sudah sibuk memesan cilok.
"Iya itu bang, oh iya jangan lupa di tambah tahu yang ada pentolnya, terus ga usah pake saos kecap. Pakai sambal aja, awas kalau salah nanti gratis terus buatkan yang baru,"ucap gadis itu, pedagang itu hanya mengiyakan permintaan Vandra.
"Banyak maunya lu Van, sini duduk jangan berdiri terus nanti tuh tanah retak,"ucap Vano yang merupakan tetangganya.
"Dih, emangnya gue avatar bisa buat tanah retak,"tanya gadis itu.
"Eh, emang si botak itu punya kekuatan belah tanah?,"tanya Vano, sambil menatap ke arah temannya yang sudah fokus memakan ciloknya, merasa diabaikan Vano menatap ke arah Vandra, tapi gadis itu sudah tidak ada di tempatnya, gadis itu sudah berlari kearah ayunan yang banyak anak kecil bermain.
"Lah, gue nanya malah diabaikan jahat banget."ucap Vano dengan diselipkan nada yang sedih.
"Udah tahu Vandra random masih aja dihiraukan,"ucap Evan, dan mengejar Vandra yang sudah asik menggoda anak kecil yang sedang menatap ke arah cilok gadis itu.
"Lu mau dek."tanya Vandra sambil menyodorkan ciloknya kearah anak kecil yang sedang menatap kearah keciloknya dan menganggukan kepala.
"Beli sendiri, hahahaha." lanjutnya, lalu menarik kembali ciloknya dan memakannya
"Hahahha, nangis dek nangis,"ucap Vandra, semua orang yang ada disana menatap ke arahnya dengan tatapan seperti sudah terbiasa dengan sikap gadis itu. Putri satu satunya pemilik kompleks ini, sifatnya memang rada aneh, meskipun baru tinggal dalam waktu seminggu, gadis itu sudah di kenal oleh seluruh penghuni kompleks royals.
"Weee udah woy jangan nangis, nih gue kasih uang beli sendiri dan maaf ya adek ganteng, eh bentar lu kalau dilihat-lihat mukanya persis sama mantan gue,"ucap Vandra tiba tiba.
"Emang lu punya mantan?,"tanya Evan yang sudah ada di samping gadis itu.
"Punya lah, banyak lagi tak terhingga,"balas Vandra, lalu melihat lagi ke arah anak kecil yang masih berada di depannya
"Jangan-jangan bapak lu, mantan gue,"ucap Vandra dengan pikiran anehnya.
"Siapa mantan kamu, saya?,"ucap seorang lelaki yang baru saja datang dan menghampiri ketiga manusia berbeda gender itu.
...🐻🐻🐻...
Ini masih awal, jadi kalau bosan maklum. Sorry pengetikan masih ambrul adul, karena baru nyelam.
Jangan lupa vote and komennya yorobun,🙏.
"Belajarlah karena butuh, bukan belajar karena disuruh,"
-Sekaya
^^^See U Guys^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments