..."Tau gk. Setiap gue mau tidur, gue bikin skenario dulu dan tokoh utamanya itu always you. Anehnya gue ga pernah bosen ngelakuin itu."...
...~Dika...
...SELAMAT MEMBACA...
"Vandra dan Evan menoleh ke arah suara itu, "Eh, siapa?,"tanya gadis itu, menatap seorang pria dengan penampilan casualnya dari atas sampai bawah. Satu kata yang terlintas dalam otaknya yaitu Tampan.
"Udah woy zina matanya, mending lu liat gue Van yang udah pasti nanti halalin lu."para cowok-cowok sudah menghampiri keduanya, Radit yang melihat Vandra tidak berkedip melihat seorang duda beranak satu di depannya dengan tatapan kagum akhirnya membuka suara. Duda ini akhir akhir ini memang booming, karena sudah banyak membuat kaum hawa terpesona dengan ketampanannya dan Radit tidak akan membiarkan gadis itu jatuh ke dalam pesona duda ini. Cukup emaknya saja yang terpesona dan perempuan penghuni kompleks royals lainnya.
"Eh, om tadi yang ngomong ya?, jadi ini anak ganteng anaknya om?, pantesan,"ucap Vandra, Evan yang sudah berada di sebelah Vandra mengusap pelan wajah gadis itu.
"Hush setan, minggat lu dari tubuh sepupu gue,"ucapnya lalu mengambil minuman yang di pegang Radit dan meminumnya, berniat untuk menyemburkan minuman yang sudah ada didalam mulutnya itu, kalau saja Vandra tidak segera menghindar sudah dipastikan mukanya langsung glowing.
"Eh, lu jan ngadi ngadi woy. Muka mahal nih."
"Ya lu sih, jan mandang sampe segitunya ke arah duda itu. Ga baik tahu gak!."
"Ekhem, boleh saya pergi?,"tanya duda itu, tanpa menunggu jawaban dari anak remaja di depannya dia segera mengenggam tangan anaknya lalu menarik pergi dari tempat itu, meninggalkan Vandra dan para cowok cowok yang hanya menatap kepergian kedua anak dan bapak itu.
"Van sadar, lu udah ada gue jan jelatan tuh mata,"ucap Radit, lalu menyerahkan cilok dan minuman ke Vandra yang diterima dengan senang hati oleh gadis itu. Siapa yang tidak suka gratisan, meskipun orang kaya pun, jika gratis tidak akan menolak.
"Eh, kalian jadian?,"tanya Evan sambil melihat ke arah keduanya, sedangkan Dika yang baru saja datang bergabung menutup mulutnya mendramatiskan keadaan. Dika datang, drama pun di mulai.
"Waw, Vandra udah punya pacar?,"ucapnya saat sudah sampai di samping Vandra.
"Nanti gue bilangin ke abang Aldo, ah,"lanjutnya, lalu Evan dan Dani menambahkan bumbu kedalam akting Dika, "Wih enak nih, ribut pagi-pagi,"seru keduanya.
"Eh, apaan woy, siapa yang jadian. Gue sama Radit ga ada jadian, ya."sangkalnya.
"Tapi kan lu suka gue Van,"ucap Radit.
"Itu kan dulu waktu gue tahunya lu tuh cowo cool, sekarang mah udah ga ada perasaan itu Dit, sorry dan jangan jadi sad boy. Lu ga pantes menyandang predikat itu,"ucap Vandra, lalu semua orang yang mendengar ucapan gadis itu tertawa bahkan seorang pedagang cilok dan pedagang kaki lima lainnya ikut menertawakan, entah apa yang lucu Vandra tidak tahu. Humor mereka memang receh, seperti biasnya. Mark si subak tampan.
"Udah mending kita pulang, mandi udah jam 8 ini,"ucap Haikal, melihat kearah timur dan matahari sudah terbit dan bersinar menyinari bumi, yang menandakan di mulainya aktivitas manusia.
"Iya, gue mo pulang dulu bye,"baru saja kaki nya malangkah, tapi mundur kembali karena ditarik oleh dika."Kita bareng woy, searah ini,"ucapnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Segerombolan remaja dari Block C dengan Vandra sebagai seorang perempuan sendiri melangkah pergi dari taman itu, diperjalanan pulang banyak sekali orang yang menyapa mereka terlebih lagi kaum adam yang terus menyapa Vandra, dan gadis itu hanya menanggapi dengan senyuman saja, baik yang dikenal maupun yang tidak dia kenal.
"Lu sapa mereka Van, jan senyum-senyum terus tar makin kesensem mereka."
"Apaan, gue ga ada pake jurus semar mesem ngapain juga mereka pada kesensem sama gue."ucap gadis itu santai.
Sampai di rumah, Vandra langsung disambut dengan teriakan bunda Naya lengkap dengan panci pink di genggamnya.
"ENAK YA BARU PULANG?, GA INGET KALAU HARI INI ADA KELAS ONLINE?,"teriakan yang sangat berbahaya untuk kuping.
"Aduh bunda ratu, hehe maaf banget Vandra lupa."
"Lebih tepatnya pura-pura lupa, jangan percaya sama tuh anak bun,"ucap seorang pria yang baru saja turun dari tangga.
"Bun, Aldo berangkat kuliah dulu ya. Dek jangan lupa lu nanti kerumahnya tante Nita buat ngambil pesanan si Cecep,"ucap Aldo abang kandung Vandra satu-satunya, yang sudah kuliah semester 4. Jurusan manajemen.
"Oke, tapi Bang. Lu dateng-dateng main fitnah aja, gue bener-bener lupa."ucapnya sambil menuju ke dapur membuka kulkas dan mengambil minuman kesukaannya.
"Vandra, ga boleh minum yang dingin-dingin masih pagi,"ucap bunda Naya yang membuat Vandra langsung menaruh kembali air dingin yang baru saja dia ambil, dan rumah itu kembali sepi setelah aldo pergi ke kampus.
"Vandra, sana pergi ke kamar. Kamu sekarang ada jadwal ekonomi,"ucap bunda Naya sambil mengambilkan nasi goreng dengan lauk ayam goreng kesukaan Vandra, lalu menyuruh anak gadisnya itu untuk segera memakannya setelah itu ikut kelas online.
"Iya bunda ratu, terima kasih untuk makanannya,"ucap gadis itu berdiri sejenak untuk membungkuk seperti yang selalu dirinya lakukan waktu masih berada di Canada, lalu duduk kembali memakan dengan nikmat.
Vandra sudah siap untuk mengikuti kelas onlinenya, walau dirinya sedikit malas. Gadis itu membuka laptopnya baru saja dia menekan aplikasi zoom dan bergabung sudah dipanggil oleh guru mata pelajaran ekonominya itu.
"Lovandra Langit, silahkan Di jawab pertanyaannya,"ucap guru itu, sengaja guru itu menekan kalimat terakhirnya saat Vandra baru saja memunculkan diri di zoom.
"Eh B. Lia, jangan gitu dong bu saya baru saja join udah di suruh jawab aja, belum absen juga ini."ucap gadis itu yang baru menyalakan kameranya, serasa sudah merapikan rambutnya yang belum juga di sisir.
"Ya ibu sengaja, kan kamu baru muncul,"jawab B. Lia dengan santai dan bisa gadis itu lihat teman sekelasnya menahan tawa melihat kearahnya.
"Eh, B. Lia lempar aja pertanyaannya ya. Ke Edgar aja buk dia kan pinter,"ucap Vandra, pemuda yang asik dengan dunianya sendiri itu melebarkan matanya kaget saat Vandra menyebut namanya.
"Eh, apaan?. Jangan bu saya ini murid paling tidak tahu apa-apa, jadi bisa dipastikan kalau saya tidak akan bisa menjawabnya,"ucap Edgar menatap tajam ke arah Vandra, yang hanya dibalas tatapan mengejek oleh gadis itu.
"Oh, merendah untuk meroket ya bun,"ucap ketua kelas yang mendengar ucapan dari Edgar.
"Bodoh amat. Oke dengan hati yang sangat berat saya akan menjawabnya bu."ucap Edgar, dengan berat hati dia menjawab pertanyaan itu.
...****************...
Kelas online sudah terlewatkan dengan lancar, sekarang sudah sore sehabis sholat ashar tadi Vandra langsung menuju ke rumahnya tante Nita yang ada di depan rumahnya untuk mengambil pesanan bang Cecep sahabat abangnya. Sebenarnya namanya itu Hito, entah kenapa langsung berubah menjadi Cecep, tapi yang pasti ada sejarahnya.
Sampai di depan rumah besar yang berada tepat di depan rumahnya, gadis itu melangkah dengan santai saat dibukakan gerbang oleh penjaga dirumah itu.
"Wih berasa jadi tuan putri gue, gila rumah tante Nita besar banget,"gumamnya, maklum Vandra dalam mode tidak sadar diri. Padahal di kompleks royals milik rumah keluarganya yang paling besar.
"Tante Nita, Vandra dateng tan mana sambutannya,"ucap gadis itu, sambil melangkah menuju ke arah sofa di rumah besar itu tanpa di suruh dan pelayan yang ada di situ tidak ada yang melarangnya karena majikan mereka yang menyuruh gadis itu untuk menganggap rumah ini seperti rumah sendiri, jadi Vandra tidak pernah sungkan.
"Eh, lu jangan teriak-teriak baru juga nyampe,"ucap pemuda yang baru saja turun dari tangga, menghampiri Vandra yang sudah duduk nyaman dengan beberapa cemilan di tambah dengan televisi yang menampilkan kartun kesukaannya, upin dan ipin.
"Like like gue dong, eh Gar ga ada pacar pacar gue disini,"ucap gadis itu, sambil menekan tombol remote di genggamnya mencari channel yang menayangkan para pacar-pacarnya. NCT boy band kesukaannya, vandra merupakan penggemar mereka.
"Ga ada, siniin remotnya."pemuda itu merembut remote yang ada pada vandra yang sibuk mencari pacar, sahabat, teman, kakak, ayah, adek halunya dan semacamnya.
"Warning, rumah ini tidak menerima penghaluan"
Jangan lupa vote and komen nya ya yorobun nee~~★
Quotes Haechan
"Berpikir lah sebelum berbicara, jangan berbicara sebelum berpikir."
Jujur aku suka banget sama qoutes haechan yang ini💚.
^^^See U^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Su Lasi
Semangat nulis nya,
2023-08-22
0
Ken ZO
Keren abis nih cerita, buat aku nagih terus nih!
2023-08-03
0
Ani
Jalan ceritanya memukau!
2023-08-03
0