0.4 Kado

..."Kalau kamu ga mau ngejalani hidup, yaudah ngesot aja."...

...-Dika...

...SELAMAT MEMBACA...

Sesuai yang di ucapkan kamarin malam, Vandra dan Edgar saat ini sudah sibuk dengan tugas kelompoknya. Di depannya sudah ada laptop dan buku paket, hari kemarinnya guru mata pelajarannya menggunakan zoom.

Kalau mengatakan jika keduanya sibuk, itu salah karena nyatanya yang sibuk berpikir itu Edgar sedangkan Vandra, gadis itu sibuk membaca novel milik Zahra teman sekelasnya.

"Ck, kerjakan Vandra!."ucap Edgar, pemuda itu mendengus sebal karena gadis di sebelahnya sibuk membaca, sedangkan dirinya sibuk mencari jawaban.

"Iya iya, ini gue kerjakan."Vandra langsung mengambil folio, dan mengambil bagian menulis, karena tidak mau berpikir. Ini contoh beban kelompok, tapi di sisi lain juga di butuhkan dalam kelompok.

Beberapa menit kemudian, Vandra dan Edgar sudah selesai dengan tugas kelompoknya. Saat ini mereka sedang bermain dan bergabung dengan teman temannya.

Kedatangan Edgar dan teman-teman, membuat rumah Vandra dan Aldo tambah ramai. Vandra dan Aldo saat ini seperti tamu bahkan mereka semua seperti tidak menghiraukan keduanya, mereka semua melakukan sesuatu tanpa minta izin pemiliknya dan ini juga salah Vandra dengan Aldo yang mengatakan pada mereka 'anggap saja rumah sendiri' jadi seperti inilah mereka sekarang, seperti monyet lepas kandang, tapi tak apa Vandra suka monyet kok.

"Eh, gue mau main ps 5 ini dong."

"Sticknya mana?"

"Eh tolong ada yang buatin apa gitu, masa ga ada hidangan sama sekali."

"Van, mana cemilannya?"

"Ga ada ambil diri noh, Kan udah anggep sebagai rumah sendiri,"ucap Vandra yang sengaja menekan kalimat terakhirnya, mereka yang mendengar meringis malu.

"Hehe, Vandra jan gitu dong kan kita terlalu asik sehingga ku tak bisa, tuk terbang tinggi lagi dan mencari bintang yang dap____."

"Udah malah nyanyi lu Dit, Bi tolong siapin sesuatu untuk mereka ya,"ucap Vandra meminta kepada pelayan yang ada di sebelahnya, karena Vandra itu memiliki hati yang baik, jadi dia memaklumi sifat teman temannya itu.

"Apa aja Bi, batu juga sekalian engga apa apa,"ucap Aldo menambahkan ucapan Vandra, mereka semua melotot ke arah Aldo.

"Apa? mo gue colok tuh mata hah?,"ucap pemuda itu sambil mengangkat garpu membuat semua mata yang melihat kearahnya langsung mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Eh, minggu depan kalian udah ujian kenaikan kelas kan?,"tanya Cecep, sahabat Aldo. Mereka semua yang sudah kelas XI menganggukan kepala.

"Iya bang, kenapa?"tanya Dani,

"Gak pa pa sih, cuma nanya aja dan semangat buat kalian,"ucap Cecep

"Iya bang makasih ucapan penyemangatnya,"ucap mereka semua,

"Semoga kalian naik kelas semua dan mendapatkan nilai terbaik,"

"Aamiin,"

Setelahnya mereka melanjutkan aktivitas masing masing sampai menjelang sore dan akhirnya mereka kembali ke habitat masing masing.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah kumpul-kumpul di rumah Vandra, gadis itu diajak Dika untuk menemaninya membeli kado untuk ulang tahun kekasihnya, Echa nama perempuan yang saat ini menjadi kekasih dari pemuda itu. Vandra sempat kaget dengan nama itu, dan berpikir jika kekasihnya Dika itu adalah saudara kembar Echan bias ultimatenya, karena namanya yang hampir mirip. Echa dan Echan, hampir kan?

Dan sampailah kedua di sebuah mall yang besar. Keduanya saat ini sudah berada di salah satu toko boneka, Vandra melihat ke arah Dika pemuda itu sedang sibuk memilih boneka beruang.

"Van, menurut lu yang bagus yang mana,"tanya Dika, menunjukkan dua boneka beruang berbeda warna kepada Vandra, gadis itu juga bingung karena beruang ini hanya berbeda warna tapi bentuknya sama, tapi dia harus memilihnya walaupun sulit.

"Yang ini sih menurut gue,"Vandra terdiam menunggu respon dari Dika, pemuda itu masih berfikir tentang saran dari Vandra,

"Tapi menurut gue sih yang ini,"ucap pemuda itu, Vandra sudah bisa menebak pasti jawaban dari pemuda itu seperti ini.

"Dah lah capek gue."

"Hehe, tapi ya Van itu juga bagus,"ucap dika sambil menunjuk salah satu boneka barbie.

"Mending lu kadoin boneka annabelle, gue mo pergi laper, kalau ga babi aja. Kan lu kembarannya"ucap Vandra santai, sambil melangkah pergi menuju ke arah tempat makan yang ada di sebelah toko itu.

"Nah itu ide bagus, tapi boneka jelangkung juga bagus sih buat si Echa,"ucap Dika dan mengambil salah satu gantungan boneka kura kura yang ada di sebelah rak boneka beruang, lalu membelinya yang di pilih apa yang dibeli apa. Mau heran, tapi itu Dika.

Pemuda dengan outfit adidas, keluar dari salah satu toko boneka melangkah kan kakinya menuju ke sebuah tempat makan di sebelah toko itu dan sudah ada seseorang yang dia cari sedang makan dengan tenang.

"Wee, Van lu ga tungguin gue,"ucap pemuda itu.

"Yaudah sih duduk lu Dik, gimana udah dapet kado buat si Echa?,"tanya Vandra, gadis itu membuka kotak yang dibawah oleh pemuda itu.

"Lah lu mau ngado ini yang bener aja,"ucap nya.

"Hehe iya Van habisnya ga ada yang lain, tadi nya mau ngasih boneka jelangkung, tapi ga jadi".

"Mau nyantet Echa lu?"

"Hehe, ya udah sih hayuk makan."akhir dari percakapan keduanya, setelah melawati banyaknya drama yang mereka berdua ciptakan.

......................

Vandra dan Dika sudah berada di depan rumah keluarga Langit, Vandra turun dari motor Dika lalu memberikan helm kepada lelaki itu.

"Makasih ya Van, udah nemenin gue beli kado,"ucap Dika, lalu pemuda itu memberi salah satu kotak kecil kepada Vandra,

"Apa ini Dik?,"tanya gadis itu, lalu membuka kotak kecil pemberian Dika.

"Itu isinya gelang. Semoga lu suka, itung itung buat kado ultah lu bulan ini. Jadi gue ga usah ngado lagi deh, hehe,"ucap Dika.

"Gue tadi tiba tiba kepikiran buat ngasih kado ultah dulu, ga tahu kenapa,"lanjutnya, Vandra hanya mengiyakan dan menerima nya.

"Makasih ya Dik, semoga gue suka sama kado lu,"

"Eh tuyul, seharusnya gue yang bilang kek gitu. Semoga lu suka ya van, sama kado dari gue gitu. Eh tapi bentar kek ada yang janggal, eh kok? kok gue tadi ngasih tahu ya isi dari kadonya?,"ucap Dika dengan wajah bingungnya.

"Kan lu emang rada Dik, dah sana lu pulang,"usir Vandra, lagi dan lagi Dika mendramatiskan keadaan.

"BUNDA NAYA, DIKA DI USIR SAMA VANDRA,"teriaknya, Vandra dengan cepat mengbungkam mulut Dika dengan tangannya.

"Eh samsudin, udah malam jangan teriak teriak,"

"Hehe, lagian lu hobi bener ngusir ngusir gue, inget Van gue ini sepupu lu loh, sepupu terganteng,"ucap Dika sambil menyisir rambutnya kebelakang.

"Terserah, udah sono balik ke habitat lu,"

"Iya iya gue balik, jan rindu lu. Inget kata dilan 'Rindu itu berat kamu ga akan kuat, biar aku saja,"

"Rindu memang berat, tapi ada yang lebih berat dari pada rindu,"ucap Vandra,

"Apa?,"tanya Dika,

"Dosa lu dan gue, dah lah balik sono,"jawabnya, Dika mengiyakan karena itu memang benar adanya. lalu menjalankan motornya meninggalkan rumah keluarga Langit.

Setelah motor Dika keluar dari rumahnya, dirinya masuk dan berpapasan dengan Aldo. Pemuda itu sepertinya ingin pergi, penampilannya sangat rapi.

"Wih, mau kemana nih bang? rapi bener dah,"ucap Vandra.

"Iya dong, Aldo gitu loh. Btw gue mau pergi, ada kumpul sama teman,"jawab Aldo, Vandra mengangguk dan masuk ke dalam saat Aldo sudah keluar.

"Mending gue tidur dan menjelajahi dunia mimpi,"

Jangan lupa vote dan komen.

Qoutes Taeil

"Jangan memaksakan diri untuk melakukan hal yang tidak bisa dilakukan."

ILY 1000💚

^^^See U^^^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!