Love Revenge
Pagi yang cerah dengan cahaya matahari yang bersinar, Reyn melangkahkan kakinya untuk pergi ke sekolah yang berada diluar Hutan. Sekolah yang ditempati Reyn hanya sekolah biasa yang sangat sederhana dan kecil. Tetapi walaupun begitu Reyn adalah anak yang sangat pintar dan Cerdas. Dia adalah anak yang sangat jenius sejak kecil tetapi kejadian dua tahun lalu membuatnya harus menempuh pendidikan yang tidak seharuanya ia dapatkan.
Tetapi berkat Gamma yang selalu membantunya dengan memberikan banyak buku-buku miliknya membuat Reyn banyak belajar dan terus mengembangkan bakat dan kepintarannya. Bahkan guru-gurunya meminta Ayah Reyn untuk menyekolahkan Reyn ditempat yang lebih layak untuk masa depan Reyn yang lebih baik, tetapi ayah Reyn selalu menolak.
Saat sampai disekolah Reyn memasuki ruang kelasnya yang sangat sederhana itu. Reyn adalah anak yang sangat baik sehingga seluruh siswa disana adalah temannya. Sikapnya yang baik hati banyak ingin dimanfaatkan oleh teman-teman yang sangat iri dengan kecantikan dan kepintaran Reyn. Tetapi kecerdasan yang dimiliki Reyn tidak mudah membuatnya jatuh kedalam perangkap siapapun.
Reyn tidak bisa dimanfaatkan atau dimanipulasi oleh siapapun. Dibalik kebaikan Reyn, mereka tidak tau ada suatu sifat yang bahkan lebih kejam dari seorang iblis. Dia hanya memperlihatkan sifat itu kepada siapapun yang mengusik kehidupannya, yang mencari masalah dengannya, dan berbuat jahat terhadapnya dan keluarganya.
Setelah seluruh pelajaran selesai. Reyn pergi kedalam hutan untuk pulang. Tetapi sebelum ia pulang kerumah ia selalu pergi ke pohon besar di tepi hutan untuk menunggu Gamma. Mereka membuat janji setiap pulang sekolah harus pergi kepohon itu. Reyn menunggu Gamma dengan memainkan biola yang sangat sederhana yang ia buat bersama Gamma. Reyn sangat suka memainkan biola itu ketika ia sedang sendirian. Ayah dan adiknya bahkan tidak tau ia bisa memainkan biola, hanya Gamma yang tau hal itu.
Saat Gamma tiba di sana, Reyn sedang asik memainkan biolanya. “Kalau Papah ajak aku keluar Kota, aku pasti belikan kamu biola yang asli. Bagaimana menurutmu Reyn?” ucap Gamma yang baru saja tiba.
“Kamu gak perlu menyogokku seperti itu, kau terlambat. Aku bahkan sudah memainkan lebih dari 3 lagu,” jawab Reyn dengan tatapan cerdiknya.
Tatapan Reyn membuat Gamma tertawa terbahak-bahak. “Baiklah-baiklah. Gadis pintar, ini buku untuk hari ini,” ujar Gamma sambil memberikan buku yang ia bawa kepada Reyn.
Reyn juga memberikan buku yang ia bawa kepada Gamma. Gamma selalu meminjamkan buku kepada Reyn setiap harinya. Dan Reyn mengembalikan buku itu keesokan harinya. Dia hanya butuh beberapa jam saja dalam sehari untuk membaca satu buku.
“Baiklah, sampai jumpa nanti sore,” ujar Gamma sambil melangkah pergi.
“Oke, jangan terlambat,” balas Reyn yang juga pergi pulang kerumahnya.
Kepribadian Gamma sangat cocok dengan Reyn membuat mereka sangat dekat. Gamma Alfaisi adalah pria tampan, baik hati, pendiam, dan berasal dari keluarga yang lumayan mapan. Sosok Gamma yang pengertian dan penyayang membuat Reyn sangat nyaman dekat dengan Gamma
Setibanya dirumah Reyn masuk kedalam kamar dan mengganti pakaiannya. Rumah Reyn sangat sederhana, cukup untuk tinggal 3 orang. Ayah Reyn bernama Arman Maulana, dia bekerja sebagai pengrajin kayu di luar hutan. Dirumah hanya ada adik Reyn karena ayah Reyn pulang bekerja saat sore hari menjelang malam. Adik Reyn bernama Hanaya Akifah atau biasa dipanggil Ana. Ana berumur 15 tahun, sekarang dia duduk di bangku kelas X SMA. Dia merumakan gadis Cantik, Pintar, lembut, pendiam, dan sangat pemalu.
Selesai pengganti pakaiannya, Reyn keluar untuk memasak makan siang. Reyn menyiapkan segala keperluan masak sedangkan Ana pergi mencari kayu bakar. Reyn memasak dengan sangat baik. Setelah selesai makan siang Reyn dan Ana sama-sama pergi mengerjakan tugas sekolah mereka masing-masing.
Reyn mengerjakan tugasnya dirumah pohon yang ayahnya buat agar mudah mengawasi situasi sekitar karena rumah mereka yang berada didalam hutan. Selesai mengerjakan tugas sekolah Reyn membaca buku yang baru diberikan oleh Gamma. Ia membaca buku itu sampai sore hari.
“Ana, aku pergi. Tolong jaga diri dengan baik,” teriak Reyn dari luar rumah.
“Baiklah Kak,” jawab Ana yang sedang menyapu halaman.
Kemudian Reyn bergegas menuju pohon tempat ia biasa bertemu dengan Gamma. Dipohon itu juga terdapat rumah pohon tempat biasa Reyn dan Gamma nongkrong. Setibanya Reyn disana ternyata sudah ada Gamma yang sudah menunggu kehadirannya.
“Tumben datangnya lebih cepat dari biasa,” sindir Reyn sembari naik keatas rumah pohon. “Emangnya Cuma kamu doang yang bisa tepat waktu,” jawab Gamma dengan senyuman sinis sambil tertawa kecil.
Karena lokasi mereka saat itu tidak terlalu masuk kedalam hutan sehingga masih terjangkau oleh jaringan. Reyn banyak belajar bersama dengan Gamma seiring dengan kemajuan jaman yang semakin pesat. Mereka belajar banyak hal melalui media sosial dan internet. Saat itulah Reyn mengembangkan kemampuannya dibantu oleh Gamma.
Reyn dan Gamma sangat dekat karena kejadian satu tahun yang lalu. Saat itu Gamma sedang melukis pemandangan hutan saat daun-daun berguguran. Gamma duduk membelakangi sebuah pohon yang menjadi markas mereka saat ini yaitu rumah pohon. Saat itu Gamma hampir saja dipatok seekor ular berbisa. Untung saja Reyn datang tepat waktu dan melempar batu kearah ular itu sehingga tidak jadi mematok leher Gamma.
Semenjak hari itu Gamma merasa berhutang kepada Reyn. Dia selalu membantu Reyn dalam keadaan seperti apapun. Dia berusaha menjadi orang yang selalu bisa Reyn andalkan. Hingga saat ini mereka berdua menjadi teman baik yang selalu memperdulikan satu sama lain, dan selalu saling membantu.
Karena hari sudah mulai gelap dan setelah menghabiskan waktu yang cukup lama seperti biasanya, mereka berdua kemudian pulang kerumah masing-masing. Reyn selalu pulang sebelum ayahnya pulang kerumah. Keberadaan Gamma tidak diketahui oleh ayah Reyn, dia bahkan tidak tau setiap harinya Reyn belajar banyak hal tentang perkembangan zaman saat ini bersama Gamma. Hanya Ana yang mengenal Gamma karena dia pernah bertemu Gamma saat dia pergi mencari kayu bakar dan melihat Gamma yang sedang melukis. Semenjak saat itu dia mengetahui bahwa Gamma berteman dengan kakaknya.
Setibanya dirumah Reyn bergegas mengambil perlengkapan mandi dan pergi menuju kamar mandi untuk mandi sore. Selama beberapa menit dia menghabiskan waktunya dikamar mandi. Sedangkan Ana menyiapkan kayu bakar untuk memasak makan malam. Sehabis mandi dan bersiap-siap Reyn pergi kedapur untuk memasak makan malam. Saat Reyn dan Ana sibuk memasak, ayah mereka pulang.
“Apakah ada yang spesial hari ini?” ujar ayah Reyn.
“Tidak ada yang spesial, hanya berpikir tentang masa depan yang pasti akan terjadi,” balas Reyn semberi menghidangkan makanan diatas karpet yang telah Ana siapkan.
“Apakah kau menyadari, kalau kau semakin hari semakin bijak Reyn,” ucap Ayah Reyn sambil mengganti pakaiannya diruangan sebelah.
“Kenapa cara bicara papah bisa semakin formal dari hari kehari. Apa kamu merasakan hal yang sama Ana?” ucap Reyn yang sudah duduk bersila ditempat makan.
“Aku tidak merasa ada yang berubah kak. Mungkin hanya perasaanmu,” jawab Ana yang juga sudah duduk disamping Reyn.
“Kau tau firasatku selalu tepatkan. Ya, Papah bahkan mengakui itu,” ujar Reyn dengan wajah yang tidak dapat dimengerti.
“Sudah cukup sandiwaranya ayo kita makan,” ucap Ayah Reyn yang sudah selesai mengganti pakaian.
Reyn dan Ana tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan ayah mereka. Keluarga itu memang suka bercanda dengan saling melontarkan percakapan dengan bahasa yang Formal.
“Gimana kerjaan papah hari ini?” tanya Reyn sambil makan.
“Sama seperti biasanya, nggak ada yang spesial,” Jawab Ayah
Reyn.
“Kayaknya papah kerja terlalu keras. Ambil aja cuti satu hari untuk istirahat,” sela Ana. “Papah akan pertimbangkan. Setelah itu kita menjelajah hutan, kayaknya seru,” jawab Ayah Reyn.
Setelah selesai makan, Ana dan Reyn mencuci piring dan beres-beres tempat mereka makan. Selesai beres-beres Reyn masuk kedalam kamarnya dan lanjut membaca buku yang diberikan Gamma. Reyn selalu membaca satu buku tiap harinya yang dipinjamkan oleh Gamma. Ia akan tidur setelah menghabiskan sisa dari bacaannya.
Mempelajari satu buku perharinya membuat kebanyakan orang bisa menjadi gila, tetapi itu tidak berlaku untuk seseorang seperti Reyn. Ia memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi wanita yang cerdas dan jenius. Hobinya dalam belajar sudah ada sejak kecil, sehingga itu tidak bisa lepas sampai ia tumbuh dewasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments