Aku Kembali

Tiga tahun telah berlalu, Semua hal sudah berubah. Reynaya Illiana Shakira Rachman telah kembali. Dia bukan lagi Reynaya Illiana Shakira tiga tahun yang lalu, yang merupakan gadis polos, lugu, dan sangat periang. Tetapi dia adalah Reynaya Illiana Shakira Rachman yang dingin dan cuek. Dia akan mengambil apa yang harus ia ambil, memperbaiki apa yang harus diperbaiki, dan menaruh semua hal pada tempat yang seharunya.

Banyak hal telah berlalu, banyak hal telah berubah, dan banyak hal yang telah terlupakan. Ada masa dimana manusia dapat menjadi malaikat, dan ada masanya pula dimana manusia bisa menjadi Iblis. Semua hal tak terduga dapat terjadi karena takdir. Takdir memperjelas segala hal, hal yang seharusnya memang harus terjadi maka akan terjadi dan yang tidak akan terjadi maka tidak akan pernah terjadi. Kembalikan segala hal kepada takdir, tetapi ingat jangan pernah menyerah terhadap takdir yang terjadi.

“Ana, aku kembali,” ujar Reyn yang muncul tiba-tiba di pintu masuk rumah mereka sambil tersenyum.

“Kakak?” teriak Ana dan langsung berlari memeluk Reyn.

“Kenapa kau tidak memberitahuku jika kau kembali hari ini. Jika aku tau, aku pasti akan menjemput kakak di Bandara,” oceh Ana.

“Tidak masalah. Aku merasa kau sibuk dengan kuliahmu, jadi aku tidak menelpon,” balas Reyn.

“Kakak benar, aku seorang mahasiswi sekarang. Tetapi bukan berarti aku menolak untuk menjemput kakak,” ujar Ana dengan nada jengkel.

“Baiklah lupakan saja,” jawab Reyn.

“Kenapa aku merasa kakak sekarang sangat berbeda dari biasanya,” ucap Ana sambil menatap Reyn.

“Ana, aku ini masih kakakmu. Aku adalah Reyn dengan raga yang sama, tetapi dengan jiwa yang berbeda,” balas Reyn dengan senyuman diwajahnya. Senyuman yang diselimuti dengan hawa dingin dan keangkuhan.

“Ya aku tau kau masih kakakku. Tetapi senyummu lebih mengerikan dari biasanya. Lupakan saja, ayo aku tunjukan kamar untuk kakak,” oceh Ana sambil menarik kakaknya pergi ke kamar yang telah ia siapkan. Reyn

juga membawa satu kopernya mengikuti Ana kelantai atas.

“Mulai sekarang ini akan menjadi kamarmu kak. Kau tau aku menyiapkan ini sudah sangat lama. Aku mendekorasinya beberapa hari setelah kau pergi ke Inggris. Aku selalu menyuruh orang untuk membersihkannya. Kak, apa kau ingat saat kau menyuruhku mencari orang untuk bekerja dirumah kita sesampainya kau di Inggris? Aku akan memperkenalkannya kepadamu. Setelah kau mandi aku akan memperkenalkan semua orang yang ada dirumah ini kepadamu, dan setelah itu kita akan makan bersama,” jelas Ana dengan semangat yang tinggi.

“Ternyata kau memang sudah dewasa sekarang,” balas Reyn sambil tersenyum.

“Baiklah aku akan pergi memberitahu mereka,” balas Ana dan pergi turun kelantai bawah. Letak Kamar Anna dan Reyn tidak terlalu jauh karena sama-sama berada di lantai Dua.

Tring...., suara pesan masuk di ponsel Reyn.

“Aku akan mengadakan rapat untukmu besok nona Rachman. Di perusahaan jam 8.30 pagi. Aku akan menunggumu di ruang resepsionis,” isi pesan singkat yang dikirim oleh Pak Zang.

Sehabis mandi Reyn turun kebawah untuk makan malam bersama adiknya. Disana sudah ada para pekerja yang berkumpul menunggu kedatangan Reyn. Ana memperkenalkan mereka satu-satu, mulai dari pembantu, tukang kebun, supir, dan satpam.

“Kalian bisa memanggilku nona Reyna,” ucap Reyn diikuti dengan senyuman.

Reyn dan Ana makan malam bersama diruang makan. Ana menceritakan banyak hal kepada Reyn. Dia menceritakan bagaimana hari-harinya di kampus jurusan Fashion. Ana juga menceritakan tentang sahabat yang selalu bersamanya yaitu Hasna dan Shifa. Mereka sudah dekat saat pertama kali masuk universitas dan mereka sefrekuensi. Ana juga memperkenalkan Reyn kepada anggota keluarga yang baru saja tiba diruang makan.

“Kakak perkenalkan anggota keluarga kita yang ketiga, Akio,” teriak Ana sambil menyambul kucing gembul yang menggemaskan itu.

“Kucing yang lucu, bahkan namanya sama seperti kelinci yang Ayah tolong dulu,” ujar Reyn sambil melihat kearah Akio.

“Yah, kakak sendiri yang memberikan nama kepada kelinci itu. Jadi karena kakak tidak ada disini aku langsung beri dia nama Akio agar aku selalu merasa kakak berada didekatku,” jelas Ana.

Akio bukan Ana rawat dengan sengaja, Akio diberikan oleh Pak Zang untuk menemani Ana dirumah. Pak Zang sangat perhatian kepada Ana dan Reyn karena Ayah mereka sudah banyak membantu keluarga Pak Zang ketika masa sulit. Bahkan Hasna yang merupakan sahabat Ana juga adalah anak dari Pak Zang. Awalnya Ana tidak mengetahui itu sama sekali, setelah beberapa minggu kenal barulah Ana mengetahui bahwa Hasna adalah anak dari Pak Zang. Karena saat itu Ana pergi belajar dirumah Hasna bersama dengan Sifa.

Sehabis makan dua bersaudara itu kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Sesampainya di kamar Reyn memeriksa dokumen dan berkas yang mungkin akan dibutuhkan olehnya besok pada Rapat Perusahaan. Reyn merasa bahwa dia sudah mampu menjalankan perusahaan yang dibangun oleh ayahnya secara optimal. Walaupun dia tau dia harus lebih banyak belajar lagi.

Pengetahuan yang ia miliki saat ini tidak membuat Reyn berpuas diri. Dia haus akan pengetahuan, karena misinya setelah ini hanya satu yaitu menghancurkan apa yang seharusnya hancur. Dendam dalam dirinya semakin membara bahkan dia tidak bisa memikirkan waktu tentang bagaimana membuat dirinya tertawa bahagia dengan bersenang-senang. Tetapi bagi Reyn tawanya akan muncul hanya jika satu peristiwa itu terjadi, runtuhnya perusahaan Dexos milik keluarga Arsalan.

Malam sudah terlewati, matahari akhirnya muncul kembali. Reyn yang sudah siap dengan menggunakan pakaian formal yang samat rapi untuk pergi ke perusahaan. Sedangkan Ana masih tidur terlelap di dalam kamarnya. Saat turun kebawah untuk sarapan, makanan sudah disiapkan oleh Bi Inem dimeja makan.

“Selamat pagi non Reyna. Bibi belum tau selera non Reyna kayak gimana. Jadi bibi harap ini sesuai selera non Reyna,” ujar Bi Inem yang berdiri disebelah meja makan.

“Its Okay Bi, aku nggak milih-milih makanan kok. Ana nggak turun makan?” tanya Reyn.

“Non Ana biasanya bangunnya agak siangan non kalau nggak ada kelas pagi. Bibi masak pagi-pagi karena tau non Reyna pasti bangun pagi buat pergi ke kantor,” jelas bi Inem. “Ogitu. Yaudah, makasih ya Bi,” ujar Reyn.

“Iya non sama-sama. Bibi permisi kebelakang dulu,” balas bi Inem dan pergi dari ruang makan.

Selesai makan Reyn beranjak dari kursi dan pergi ke Bagasi untuk melihat mobil. Reyn melihat mobil Ana sudah sangat kinclong karena baru saja dibersihkan oleh Pak Tarno, supir mereka.

“Pak Tarno tolong antar saya ke Perusahaan,” ujar Reyna sembari masuk ke mobil.

“Baik Non Reyna,” balas Pak Tarno dan ikut masuk kedalam mobil.

Didalam mobil Pak Tarno memulai pembicaraan kepada Reyn. “Non Reyna maaf sebelumnya. Pak Tarno belum punya nomor non Reyn. Jadi apa boleh Non Reyna kasi Pak Tarno nomor non Reyna biar kalau ada apa-apa bisa dengan mudah dihubungi. Saya juga belum tau jadwal non Reyna biar mudah saya jemput di kantor.”

Pak Tarno memberikan Ponselnya kepada Reyn agar Reyn dapat menaruh nomornya di Ponsel Pak Tarno. “Sudah saya simpan, Kalau ada apa-apa Pak Tarno langsung telpon saya aja. Mengenai jadwal pulang saya Pak Tarno nggak perlu khawatir, saya akan menyuruh orang di perusahaan untuk membelikan mobil pribadi untuk saya,” jelas Reyn.

“Ogitu, baiklah kalau gitu non,” balas Pak Tarno.

Sesampainya di perusahaan ternyata Pak Zang dan beberapa karyawan lain sudah menunggu Reyn dipintu masuk perusahaan. “Ini Nona Iliana, Direktur Utama perusahaan,” ujar Pak Zang ketika Reyn masuk.

Dalam keluarga para orang kelas atas biasanya mereka akan dipanggil dengan nama keluarga mereka. Tetapi Reyn tidak ingin terlihat menonjol sehingga dia diperkenalkan oleh Pak Zang sebagai Iliana yang merupakan nama tengah Reyn, bukan sebagai nona Rachman. Reyn akan memakai nama Rachman kembali ketika tujuannya telah tercapai. Dia dapat menyandang status sebagai keluarga Rachman ketika acara penyambutan dan pengenalan keluarganya dilakukan, karena keluarga Rachman dikabarkan telah runtuh 6 tahun lalu. Dan acara itu akan digelar ketika tujuan yang telah ia rencanakan sejak lama tercapai.

“Nona Iliana, ini Linda. Dia akan menjadi Asisten pribadi anda mulai sekarang,” jelas Pak Zang kepada Reyn.

Pak Zang kemudian mengantar Reyn keruangan yang akan ia tempati sebagai Direktur Utama perusahaan. Sesampai diruangannya Reyn berterimakasih kepada Pak Zang.

“Aku akan merepotkan Pak Zang mulai sekarang, mohon bimbingannya,” ujar Reyn dengan tetap elegan.

Pak Zang tersenyum dan kemudian sedikit membungkuk kepada Reyn. Didalam Hati Pak Zang begitu tersentuh dengan tindakan Reyn.

“Dia sangat mirip dengan ayahnya,” gumam pak Zang didalam benaknya.

“Linda, bawakan aku dokumen yang harus aku urus. Dan tolong belikan aku sebuah mobil pribadi, langsung diantarkan ke Perusahaan siang ini,” ujar Reyn yang langsung sibuk dengan laptopnya.

“Baik,” balas Linda. Setelah selesai mengambil berkas yang diminta Reyn, Linda kembali dengan beberapa map ditangannya dan memberikannya kepada Reyn.

“Nona Iliana, 15 menit lagi rapat akan dimulai,” ujar Linda.

“Baiklah, kita kesana sekarang,” balas Reyn dan beranjak dari kursinya.

Rapat berlangsung cukup lama sekitar 2 jam. Reyn sangat lega karena rapat tersebut dapat berlangsung dengan lancar tanpa hambatan yang sulit. Setelah rapat Reyn kembali ke ruangannya dan memeriksa beberapa berkas kerjasama perusahaan. Disana terlihat bahwa perusahaan akan membuat properti khusus untuk Tuan muda keluarga Lauder dari perusahaan Lauder General. Itu merupakan proyek yang besar, karena propertinya akan dibuat khusus dan dalam jumlah yang banyak

Tuan muda keluarga Lauder akan membangun sebuah Villa untuk hadiah ulang tahun ibunya, sehingga dia meminta barang-barang mewah dengan kualitas tinggi yang dikhusus hanya untuk ibunya. Sehingga dapat dikatakan hanya ada satu didunia, dan itu diserahkan kepada Perusahaan Dirgou RN.

“Proyek dari perusahaan LG sudah diajukan minggu lalu dan sudah dalam proses pengerjaan setelah disetujui oleh para direktur dan sekretaris zang. Karena ini proyek besar sehingga akan berdampak bagus untuk citra perusahaan jika proyek ini berjalan sempurna. Pak zang sendiri meminta saya untuk memberitahukan kepada Nona Iliana bahwa nona akan mengawasi proyek ini seutuhnya. Jadwal pertemuan dengan Tuan Muda Lauder akan diadakan besok lusa. Saya akan mengingatkan nona kembali ketika waktunya tiba,” jelas Linda.

Linda asisten pribadi yang kompeten yang dipilih langsung oleh pak Zang. Linda juga lulusan luar negri dengan prestasi luar biasa. kepribadian dengan nama lengkap Linda Humera ini sangat pendiam, bertanggung jawab, dan berkompeten. Sosok asisten sempurna yang ditempatkan oleh sekretaris zang untuk berada di sisi Reyn.

Setelah selesai bekerja seharian Reyn pulang sendiri dengan mobil yang baru saja ia beli. Di rumah Ana sedang bersantai membaca buku di perpustakaan. Karena sudah jam 6 sore, Ana juga sudah selesai dengan kuliahnya dihari itu. Reyn kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri. Kemudian ia makan malam bersama Ana dan setelah semua urusannya selesai ia istirahat agar besok dapat bekerja kembali dengan kondisi fit.

Terpopuler

Comments

miilieaa

miilieaa

baguss thor

2024-11-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!