I LOVE YOU OLIV

I LOVE YOU OLIV

Siapa Dia?

START COOPERATION

Membuat kedua murid yang baru tiba di sana berdecak kagum, padahal kemarin mereka juga ke sini. Namun, keindahan bangunan di hadapan mereka sungguh memanjakan Oliv dan Gita, kedua gadis yang akan magang selama tiga bulan ke depan.

"Gila ini perusahaan bener-bener dah."

"Biasa aja kali, Liv. Kemarin juga Lu bilang gitu."

Yang ditegur malah cengengesan sambil tersenyum malu-malu, membuat temannya itu mencebik kesal.

"Bisa-bisanya Gue punya temen kaya Lu, Liv ... Liv."

"Keberkahan itu namanya, Beb."

"Bab beb bab beb. Bebek."

"Udahlah jangan debat, yuk ah masuk." Tetapi, sesaat kemudian Oliv menghentikan langkahnya.

"Apa lagi?" tanya Gita kesal.

"Gue udah cantik'kan?" tanyanya sambil membenarkan rambutnya.

"Astaghfirullah Oliv!"

Melihat kekesalan itu gadis tadi langsung berlari memasuki ruangan, tingkahnya yang ceria membuat beberapa orang di sana menatapnya heran. Namun, tanpa mereka sadari sedari tadi ada tatapan tajam menatap mereka. Senyum tipis nyaris tidak terlihat melihat tingkah Oliv, yah siapa lagi kalau bukan pemilik perusahaan tersebut. Arka.

Pemuda dengan tampilan mempesona itu, langsung masuk ke dalam kantornya. Beberapa cewek histeris dan langsung menyapanya, beda dengan Oliv yang acuh dan malah sibuk dengan Hpnya. Gita yang melihat itu gemas sendiri, ingin sekali dia menenggelamkan wajah sahabatnya itu.

Saat Arka lewat di depannya, dia masih cuek saja membuat pemuda itu mengangkat alis. Gita yang di samping Oliv menyenggol gadis itu.

"Apasih?"

Begitu dia mengangkat wajahnya dia kembali acuh membuat Arka kesal sendiri, segera dia melangkah lagi. Ulah Oliv tadi membuat karyawan melongo, bagaimana bisa ada orang yang menolak kharismatik seorang Arka.

"Lu gila ya, Liv. Itu tadi cowok ganteng banget tahu," kata Gita kesal.

Mendengar kata ganteng Oliv segera celingukan mencari siapa yang di maksud.

"Mana? Kok engga ada?"

"Udah terbang!"

"Wuidih setan dong," kata Oliv tanpa dosa.

"Tahu ah, ngomong sama Lo bikin emosi."

"Ya, udah engga usah ngomong," jawab Oliv santai.

Sahabatnya itu benar-benar dibuat kesal oleh gadis tersebut, mengetahui Gita sudah menjauh Oliv langsung mengejarnya. Karena mereka belum tahu ruangan Pak Harun-kepala bagian karyawan, beruntungnya mereka segera bertemu Arka.

Bruk!

"Oliv!"

"Duh, papa kepala Dedek hampir lepas," katanya mengusap kepalanya yang tadi menabrak Gita. "Bisa engga sih kalau mau berhenti kasih tanda rem!"

"Bisa engga sih kalau jalan jangan main Hp!"

"Au ah gelap!"

Oliv malah pergi meninggalkan sahabatnya itu, menuju Arka yang tadi seperti sengaja memperlambat langkahnya.

"Permisi, numpang tanya, Pak."

Walau pun tingkahnya menyebalkan Oliv tetap sopan pada orang baru, tapi kalau orang itu membuatnya kesal maka siap-siap akan dibuat tidak tenang hidupnya.

'Pak? Demi apa pun apa wajahku sudah tua!' batin Arka geram.

"Iya," jawab Arka sambil menoleh dengan gaya cool.

Benar saja Olivia langsung terpana melihat sosok tampan di hadapannya, kulit putih dengan jabang halus di wajah membuat Oliv histeris.

"Huaa cowok ganteng!"

Dengan cepat dia mengeluarkan Hpnya dari saku. "Gita sini buruan!"

Gita yang tadi memperhatikan tingkah sahabatnya itu hanya menghela napas, semoga saja temannya tidak membuat ulah kali ini. Begitulah doa yang dia rapalkan siang malam dari kemarin. "Paan?"

"Fotoin," pinta Oliv dengan wajah menggemaskan.

Arka melihat respon gadis yang tadi mencuekinya hanya bisa bengong, tidak ada takutnya sama sekali dia pikirnya."Pak, minta fotonya, ya. Habisnya Bapak ganteng banget sih," kata Oliv sambil tersenyum.

Arka terpana melihat senyun itu, senyum yang pernah dia lihat. Namun, dia lupa di mana pernah melihat senyum itu. "Pak ... halo," kata Oliv lagi.

"Eh, iya."

Dengan wajah coolnya dengan tangan dimasukkan ke saku celana, membuat Arka makin kece. Beberapa karyawan yang melihat itu langsung baper mereka juga ingin seperti Oliv, sayangnya tidak bisa karena tatapan tajam pemuda itu membuat mereka takut dipecat.

Setelah mendapatkan foto yang diinginkan, Oliv dan Gita gantian berfoto. Saat melihat-lihat foto mereka tadi, kduanya baru ingat kalau belum temu ruangan pak Harun.

Sedangkan Arka dia sudah pergi memasuki lift, sepanjang di dalam lift dia tersenyum kecil. Senyum yang tidak pernah dia lihatkan pada siapa pun, tapi pagi ini senyum itu terbit karena seorang gadis unik.

"Siapa dia ... bodoh kamu Arka kenapa juga tidak lihat name tagnya," ujarnya sambil memukul keningnya.

Dia juga baru tahu kalau ada anak magang di sini, sebenarnya ini bukan hal baru ada yang magang. Hanya saja baru kali ini ada anak magang yang memanggilnya "Pak." Saat tiba di ruangannya segera dia memasuki kamar mandi dan berkaca.

"Aku tidak tua kenapa dia panggil, Pak?"

Memikirkan hal itu Arka kadang kesal sekaligus senang, kesal karena dipanggil Pak dan senang karena dia akan ada objek untuk dikerjai.

Kita kembali ke Oliv dan Gita, mereka sekarang akhirnya bertanya di mana ruangan Pak Harun. Tentu saja itu bukan hal susah, karena selain karyawan di sana ramah mereka juga segera mengantar kedua gadis itu ke ruangan pembimbing mereka.

Setelah diberi arahan mereka diberi tugas pertama, Oliv menuju ruang sekretaris sedangkan Gita ke Manajer. Karena mereka tidak mau berpisah membuat Pak Harun geram sendiri, akhirnya dia memutuskan agar mereka selesaikan semuanya bersamaan. Dan, tentunya hal itu langsung disambut sorak sorai bahagia oleh mereka berdua kemudia mereka pergi dari ruangan itu.

"Dasar anak zamam sekarang," omel Pak Harun.

Kedua gadis itu terkikik geli.

"Git, Lu udah post foto tadi?"

"Yang mane?"

"Itu loh yang foto sama bapak ganteng."

"Kuota sekarat gaes," kata Gita meringis.

"Sama," jawab Oliv tak kalah sedih.

Keduanya diam, tapi sesaat kemudian. Mereka saling tatap dan memekik bahagia.

"Wifi!"

Sepertinya dengan adanya kedua gadis itu kantor akan ramai meski pun hanya mereka berdua yang mengisi. "Yok kita tanya sama kang servis."

"Woy, mana ada kang servis ganteng."

"Ada buktinya saja tadi ada karyawan ganteng."

Sepanjang jalan mereka debatkan hal tidak penting sama sekali, saat tiba di ruangan manajer keduanya langsung masuk dan menyerahkan berkas yang diminta tadi.

Kemudian melanjutkan keruangan sekretaris. Saat keluar dari ruangan itu mereka masuk ke dalam lift lagi. "Ini kantor apa mol ya?" tanya Gita takjub.

"Biasa aja kali, Git. Lagian bolak balik di mol Lu biasa saja."

"Ini beda kali, Lu mah kantrok!"

"Eh sesama katrok jangan saling hina."

Mereka pun kemudian tertawa, menyadari kekonyolan barusana. "Mana pakaian udah kaya SPG."

"Hooh, berasa cewek nakal uwe, Beb," kata Gita menyetujui ucapan sahabatnya itu.

"Lah kan emang Lu nakal suka bolos," cibir Oliv.

"Woy cewek rese Lu yang,-"

"Ssst, ada yang mau masuk."

Ternyata yang masuk karyawan yang seruangan dengan pak Harun tadi, keduanya langsung ke bawah. Laporan kalau sudah selesai.

"Pak, bagi pasword wifi," kata Oliv dengan tampang melasnya.

"Emang tugas kalian sudah?"

"Sudah dong makanya sudah turun, Pak."

"Ya udah sini Hp kalian."

Ternyata hari magang mereka tidak seperti kata teman mereka, baru hari pertama sudah bikin emosi dan tidak betah. "Terimakasih, Pak," kata mereka kompak.

Pak Harun hanya bisa menggelengkan kepala, dalam hatinya baru membantin kenapa kali ini dapat anak magang seperti keduanya. "Pak, ad IG engga?"

"Ada kenapa? Follow, ya."

Keduanya langsung semangat mengangguk, setelah saling follow mereka post foto tadi pagi. Kemudian menyimpan Hp membuat Pak Harun heran, ternyata kedua gadis itu tidak seperti yang dia pikirkan. Keduanya mengambil beberapa berkas tanpa di minta dan mengerjakan sesuai arahannya tadi.

"Baru kali ini ada anak magang gercep seperti kalian," ungkapnya bangga.

"Jangan lupa, Pak cantik juga," sambung Gita.

Pak Harun langsung tersenyum mendengar celetukan Gita, tangannya mengambil Hp untuk melihat email yang pasti itu email para pendaftar. Setelah selesai tidak sengaja dia melihat ada notifikasi di atas layar Hpnya begitu dibuka, matanya melotot tidak percaya.

"Ka-kalian?"

"Kenapa, Pak?" tanya Oliv dan Gita heran.

"Kenapa bisa foto dengan pak Arka?"

"Arka siapa, Pak?" tanya Oliv bingung.

Pria paruh baya itu langsung menepuk keningnya, dia tidak habis pikir akan kelakuan kedua gadis ini.

"Yang fotonya kalian unggah di IG." Kesal juga lama-lama Pak Harun oleh mereka berdua.

"Oh, itu. Beteweh endeweh ganteng, ya, Pak," kata Oliv diangguki cepat oleh Gita.

"He Lu angguk-angguk saja ingat gebetan euy."

"Aelah cuci mata doang, gini gini Gita itu setia tahu."

Oliv tidak menanggapi perkataan sahabatnya itu, lalu kembali fokus ke komputer di hadapannya. "Eh, iya, Pak. Ruangan si Arka itu di mana, ya? Duh jadi pengen seruangan biar vitamin mata nih," katanya berandai-andai dan itu sukses mendapat jitakan dan Pak Harun.

"Awww! Sakit, Pak."

"Kalian tidak tahu dia?"

Kedua gadis itu menggelengkan kepala, mana mereka tahulah secara keduanya baru di sini. Hari kemarin hanya dikenalkan tempat itu dan dititipkan, nah hari ini baru keduanya menjalani kehidupan di sini.

Jadi mereka tidak tahu siapa saja karyawan, mana perusahaan tempat mereka itu besar. "Emang dia siapa?" tanya Oliv ingin tahu.

Pak Harun kali ini dibuat berulang kali menghela napas, sembari merapalkan mantera sabar membuat kedua gadis itu terkikik geli. Meski pun begitu mereka penasaran siapa sih Arka sebenarnya?

Terpopuler

Comments

Emak PanDa🐼

Emak PanDa🐼

Penulisan nya enak dibaca, cuma saran aja, kalo bisa jangan langsung ke inti cerita, buat cerita naik turun dulu dan buat pembaca penasaran.. dengan begitu akan banyak pembaca yang menunggu kamu updet setiap harinya.. semangat yak.. emak kasih jejak ni 😍😍🥰

2023-08-02

0

mfandi pribadi

mfandi pribadi

Menarik ceritanya. semangat! 🌼

2023-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 Siapa Dia?
2 Masalah Baru
3 Rencana Baru
4 Seperti Keluarga
5 Tidak Asing
6 Terpesona
7 Sisi Lain Oliv
8 Sisi Lain Oliv (2)
9 Pria Asing
10 Buaya Kutub
11 Penasaran
12 Kembalinya Seseorang
13 Andai
14 Tegar
15 Bocil
16 Luka dan Rindu
17 Gadis Misterius
18 Ibu Fitria
19 Ada Apa Sebenarnya
20 Fakta
21 Fakta Lagi
22 Siapa Kamu?
23 Terungkap
24 Ahmad Khamza
25 Cerita Khamza
26 Semoga
27 Khamza Dititipkan
28 Oliv Marah
29 Unik
30 Bayangan Masa Lalu
31 Kembalinya Senyuman Oliv
32 Bertemu Kembali
33 Tetap Anakku
34 Hubungannya Apa?
35 Ragu
36 Utang Penjelasan
37 Gombalan Oliv
38 Kamu Salah Lawan
39 Perlindungan Arka dan Bian
40 Siapa Mata-mata itu?
41 SCORPION
42 Gadis Dingin yang Mematikan
43 Wijaya Company Aktif
44 Bersikap Ketus untuk Melindungi
45 Arka VS Denis
46 Arka VS Denis (2)
47 Khawatir
48 Oliv Bagi Gita
49 Janji Gita
50 Seandainya Tahu
51 Dendamkah?
52 Situasi Sulit
53 Saingan Arka
54 Serius?
55 Tidak Mungkin
56 Kamu Milikku!
57 Rencana yang di Dengar
58 Jujur atau Bohong
59 Terjadi Begitu Saja
60 Menyesal
61 Keras Kepala
62 Mengetahui Semua
63 Kejujuran
64 Semoga Awal yang Baik
65 Kamu Harus Jujur
66 Denis Menguak Fakta
67 Memikirkan Strategi
68 Cemburu
69 Bingung
70 Kamu Kenapa, Liv?
71 Salahkah?
72 Sahabat Kecil
73 Rumit
74 Masuk Jebakan
75 Kenangan
76 Rindu
77 Damai
78 Aku tidak akan mengusik jika tidak di usik
79 Rencana Rapat
80 Serius
81 Rencana
82 Tidak Mungkin
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Siapa Dia?
2
Masalah Baru
3
Rencana Baru
4
Seperti Keluarga
5
Tidak Asing
6
Terpesona
7
Sisi Lain Oliv
8
Sisi Lain Oliv (2)
9
Pria Asing
10
Buaya Kutub
11
Penasaran
12
Kembalinya Seseorang
13
Andai
14
Tegar
15
Bocil
16
Luka dan Rindu
17
Gadis Misterius
18
Ibu Fitria
19
Ada Apa Sebenarnya
20
Fakta
21
Fakta Lagi
22
Siapa Kamu?
23
Terungkap
24
Ahmad Khamza
25
Cerita Khamza
26
Semoga
27
Khamza Dititipkan
28
Oliv Marah
29
Unik
30
Bayangan Masa Lalu
31
Kembalinya Senyuman Oliv
32
Bertemu Kembali
33
Tetap Anakku
34
Hubungannya Apa?
35
Ragu
36
Utang Penjelasan
37
Gombalan Oliv
38
Kamu Salah Lawan
39
Perlindungan Arka dan Bian
40
Siapa Mata-mata itu?
41
SCORPION
42
Gadis Dingin yang Mematikan
43
Wijaya Company Aktif
44
Bersikap Ketus untuk Melindungi
45
Arka VS Denis
46
Arka VS Denis (2)
47
Khawatir
48
Oliv Bagi Gita
49
Janji Gita
50
Seandainya Tahu
51
Dendamkah?
52
Situasi Sulit
53
Saingan Arka
54
Serius?
55
Tidak Mungkin
56
Kamu Milikku!
57
Rencana yang di Dengar
58
Jujur atau Bohong
59
Terjadi Begitu Saja
60
Menyesal
61
Keras Kepala
62
Mengetahui Semua
63
Kejujuran
64
Semoga Awal yang Baik
65
Kamu Harus Jujur
66
Denis Menguak Fakta
67
Memikirkan Strategi
68
Cemburu
69
Bingung
70
Kamu Kenapa, Liv?
71
Salahkah?
72
Sahabat Kecil
73
Rumit
74
Masuk Jebakan
75
Kenangan
76
Rindu
77
Damai
78
Aku tidak akan mengusik jika tidak di usik
79
Rencana Rapat
80
Serius
81
Rencana
82
Tidak Mungkin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!