Terjebak

Terjebak

Part 1 Perselingkuhan

“Kau keterlaluan Ma, teganya kau bermesraan dengan pria itu di depan mataku! Istri macam apa kau ini!”

“Hm, kau hanya bisa memandangi kesalahan saja Mas, sementara kau tak pernah menyentuh ku selama bertahun-tahun.”

“Bukankah kita telah sepakat, kalau di usia tua kita, aku tak lagi menjadi suami yang sempurna, dan kau sanggupi kesepakatan itu.”

“Tapi aku ini perempuan normal Mas, aku butuh seorang pria yang bisa membahagiakan aku.”

“Ooo, itu ternyata yang kau mau, lalu kenapa kau nggak berterus terang?”

“Gimana aku bisa berterus terang kalau aku telah terikat dengan kesepakatan kita, Mas.”

"Jadi, apa mau mu sekarang!"

"Aku minta cerai! lalu bagi semua harta dengan adil."

“Baik hari ini akan ku hilangkan semua kesepakatan kita dan aku siap untuk menceraikan mu, terserah kau mau menikah lagi dengan pria selingkuhan mu itu.”

“Nggak bisa gitu dong Mas! selain kau mengizinkan aku menikah dengan pria lain, kau juga harus memberikan harta warisan mu untuk hidup kami.”

“Hm, kau kira aku ini bodoh, hah! memberikan semua harta ku kepada perempuan gila seperti mu!”

“Heh Mas, kau kira aku ini nggak punya hak atas harta ini! kau salah Mas, bahkan di dalam harta ini, hartaku lebih dari lima puluh persen dari hartamu.”

“O ya, apakah kau nggak salah bicara? harta mu dari mana Ma, emangnya kau pernah bekerja semenjak kita menikah? nggak kan? kau hanya duduk senang di rumah, goyang-goyang kaki lalu terima uang setiap bulannya.”

“Tapi uang yang kau berikan kepadaku waktu itu, telah ku investasikan ke kantor tempat kau bekerja.”

“Salah mu sendiri, kenapa kau berbuat tanpa minta izin dulu pada ku!”

“Gimana aku minta izin, bukankah yang jadi pimpinan di perusahaan itu kau, Mas!”

“Hah, udah! udah! sekarang begini saja, kalau kau mau menikah dengan selingkuhan mu itu, silahkan saja, mulai hari ini aku nggak akan mau melihat wajahmu lagi di rumah ku ini!”

“Nggak bisa gitu dong Mas! sebelum kau membagi hartamu pada ku, maka aku nggak bakalan menikah dengan siapa pun.”

“Terserah mu! tapi jangan pernah kau bermimpi untuk mendapatkan seujung kuku pun harta dari ku.”

“Kau jahat Mas, kau ini benar-benar suami nggak berguna!” teriak Luna seraya melempar Sanjaya dengan pisau buah.

“Aw!” teriakan Sanjaya terdengar jelas, lalu kemudian dia terkapar jatuh di lantai.

“Oh, Mas!” teriak Luna seraya mencabut pisau buah yang menancap di punggung Sanjaya. “Tolong! tolong! teriak Luna meminta bantuan.

Karena suara jeritan Luna, beberapa orang kepercayaan Sanjaya datang menghampiri Luna. Mereka bertiga terkejut ketika melihat punggung Sanjaya berdarah.

“Ada apa Bu? ada apa dengan Bapak?”

“Jangan banyak tanya dulu, sekarang tolong bawa Bapak ke rumah sakit, secepatnya!” perintah Luna pada orang suruhannya.

“Baik Bu,” jawab ke tiga pria itu, seraya menggendong tubuh Sanjaya dan membawanya ke rumah sakit.

Setelah di larikan ke ruang UGD, Sanjaya mendapat perawatan maksimal di sana, luka sobek di bagian punggungnya telah mendapatkan jahitan.

Di saat Sanjaya berada di rumah sakit, Voni pun pulang dari sekolahnya, dia mendapatkan rumahnya dalam keadaan kosong tak berpenghuni.

“Papa! Mama! aku pulang nih. Papa! Mama! pada kemana semua orang, kok rumah kelihatan sepi,” gumam Voni pelan.

Merasa penasaran, lalu voni mencari keberadaan ke dua orang tuanya ke seluruh ruangan, setelah sekian lama mencari Voni tetap tak menemukan siapa pun di dalam rumah besar itu.

“Hm, pada kemana mereka semua ya? kenapa rumah di biarkan kosong?”

Karena lelah, lalu voni pun duduk diam di sudut tangga rumahnya, saat itu Voni baru teringat dengan telfon rumahnya. Kemudian Voni pun bergegas menghampiri telfon rumah dan menekan nomor telfon Mamanya.

“Hallo, Assalamu’alaikum, Ma.”

“Wa’alaikum salam nak, sekarang kamu ada di mana sayang?”

“Aku ada dirumah Ma, Mama dan Papa pergi kemana? Kok rumah kosong?”

“Rumah kita kosong? Bi Anum kemana?”

“Nggak tahu Ma.”

“Baiklah, kalau begitu kamu kunci semua pintu dan tetap diam di dalam kamar mu.”

“Emangnya ada apa sih Ma?”

“Kamu nggak usah nanya nak, cepat kau kerjakan perintah Mama, nanti sebentar lagi Om Bayu akan datang menjemput mu.”

“Baik Ma,” jawab Voni, seraya berlari menuju kamarnya.

Beberapa jam kemudian, Bayu pun datang untuk menjemput Voni, saat itu Voni sedang bersembunyi di dalam kamarnya.

“Voni! Voni! ayo kita ke rumah sakit Yuk!”

“Om Bayu.”

“Iya sayang, ayo kita ke rumah sakit.”

“Kita ngapain ke rumah sakit Om?”

“Papa kamu saat ini sedang berada dirumah sakit sayang.”

“Papa di rumah sakit? emangnya Papa sakit apa Om?”

“Papa terluka di bagian punggungnya, dia harus melakukan operasi kecil untuk itu.”

Karena Bayu telah menjelaskannya, Voni pun tak banyak bertanya, dia hanya mengikuti Bayu dari belakang.

“Cepat sayang, sini Om pegang tangannya.”

“Iya Om,” jawab Voni singkat.

Di dalam ruang perawatan, Voni melihat Mamanya sedang duduk diam di samping Papanya yang terbaring lemah.

“Oh, anak Mama sayang, kamu takut ya, saat udah nyampai ke rumah.”

“Iya Ma. Emangnya Papa terluka karena apa sih Ma?”

“Papamu itu terjatuh dan punggungnya kena goresan kawat.”

Mendengar penjelasan Mamanya, Voni hanya diam saja, karena Voni memang seorang anak yang tak banyak komentar, dia lebih memilih diam ketimbang bicara, sehingga sangat sulit sekali menebak jiwanya.

Setelah dua hari di rawat di rumah sakit, Abdi Sanjaya di izinkan kembali pulang ke rumahnya. Hingga tengah malam dia terus saja bekerja karena begitu banyak tugas kantor yang mesti di selesaikan.

“Papa, ini aku buatkan minuman hangat untuk Papa.”

“Oh sayang, kamu belum tidur nak?”

“Belum Pa."

"Kenapa?”

“Aku nggak bisa tidur, Pa.”

“Nggak bisa tidur, emangnya kamu lagi mikirin apa?”

“Mikirin Mama.”

“Ada apa dengan Mamamu?”

“Aku melihat Mama berduaan, dengan pria itu di sekolah.”

“Mama mu berduaan dengan pria itu di sekolah? ngapain mereka kesana?”

“Menjemput ku.”

“Lalu pria itu bilang apa sama Voni?”

“Nggak tahu, tapi aku nggak suka dengan pria itu Pa?”

“Kenapa nggak suka?”

“Dia mau pegang tangan ku, jika di belakang Mama.”

“Huuh, dasar hidung belang, beraninya dia menyentuh putri kecil ku.”

“Mama kok mau ya, berduaan dengan Pria itu, padahal dia jelek dan brewokan lagi.”

“Nanti kalau pria itu ikut menjemput kamu ke sekolah, kamu jangan mau, bilang saja kalau kamu udah janjian dengan Om Bayu.”

“Baik Pa, tapi Papa janji ya, kalau Om Bayu bakalan jemput aku ke sekolah?”

“Iya sayang, nanti Papa yang menyuruh Om Bayu menjemput kamu pulang sekolah, asalkan kamu janji, kalau kamu nggak bakalan pulang bersama Mama lagi.”

“Baik Pa, aku janji, nggak akan pulang bersama Mama dan pria itu.”

Bersambung...

*Selamat membaca*

Terpopuler

Comments

Restviani

Restviani

mampir, dek...
lanjut

2023-10-23

0

Restviani

Restviani

astogeh, predator...
oh no!

2023-10-23

0

Restviani

Restviani

yaelah... bohong banget nih

2023-10-23

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Perselingkuhan
2 Part 2 Pertengkaran
3 Part 3 Kehilangan Papa tercinta
4 Part 4 Menjadi incaran Papa tiri
5 Part 5 Di tuduh membunuh
6 Part 6 Di usir dari rumah
7 Part 7 Mendapat teman baru
8 Part 8 Mencari keberadaan Voni
9 Part 9 Semangat untuk Voni
10 Part 10 Rahasia Intan
11 Part 11 Kemarahan Pak Aswadi
12 Part 12 Hukuman untuk Voni
13 Part 13 Tak sadarkan diri
14 Part 14 Kenakalan Voni
15 Part 15 Kebiasaan Voni
16 Part 16 Bunuh diri
17 Part 17 Mendapat perawatan
18 Part 18 Kebiasaan buruk Voni
19 Part 19 Kasih sayang Bramono
20 Part 20 Penyelamatan untuk Voni
21 Part 21 Kelakuan Intan
22 Part 22 Membuat Masalah baru
23 Part 23 Menjadi kekasih Bramono
24 Part 24 Perilaku Lesti
25 Part 25 Masuk rumah sakit
26 Part 26 Kesedihan Bramono
27 Part 27 Perubahan pada diri Voni
28 Part 28 Hukuman untuk Voni
29 Part 29 Mengikuti perlombaan
30 Part 30 Menemui Mama
31 Part 31 Cara Bramono kepada Voni
32 Part 32 Keberhasilan Voni
33 Part 33 Mengikuti perlombaan pencak silat
34 Part 34 Di selamatkan seorang Pria
35 Part 35 Kecemasan hati Bramono
36 Part 36 Kemenangan Beruntun
37 Part 37 Menderita Tumor
38 Part 38 Bantuan untuk Indah
39 Part 39 Mencari benda terlarang
40 Part 40 Kena razia
41 Part 41 Menemui Rendi
42 Part 42 Terperosok ke dalam jurang
43 Part 43 Diselamatkan Timsar
44 Part 44 Mendapat perawatan
45 Part 45 Ketahuan
46 Part 46 Kelembutan hati Bramono
47 Part 48 Kehamilan Lesti
48 Part 48 Perlakuan kasar Luna
49 Part 49 Beban hidup Voni
50 Part 50 Nasehat Voni untuk Lesti
51 Part 51 Mencari dokter kandungan
52 Part 53 Usaha yang dilakukan dr. Hery
53 Part 54 Siasat jahat Heru
54 Part 54 Penyesalan Rendi
55 Part 55 Penculikan Voni
56 Part 56 Hukuman untuk Heru
57 Part 57 Sangsi yang di jatuhi Bramono
58 Part 58 Meninjau perusahaan
59 Part 59 Kebaikan Budi Voni
60 Part 60 Bantuan untuk Lesti
61 Part 61 Perasaan Voni
62 Part 62 Pertengkaran Voni dengan Mamanya
63 Part 63 Gagal bunuh diri
64 Part 64 Di selamatkan.
65 Part 65 Keputusan Anum
66 Part 66 Hari Sial untuk Luna
67 Part 67 Keluhan Intan
68 Part 68 Keberanian Voni
69 Part 69 Kesedihan Maya dan Intan
70 Part 70 Kekalahan Luna
71 Part 71 Kemalingan
72 Part 72 Firasat
73 Part 73 Ketakutan Bayu
74 Part 74 Kegagalan Luna
75 Part 75 Penculikan Yesi
76 Part 76 Kecurigaan
77 Part 77 Siksaan yang dilakukan Luna
78 Part 78 Meloloskan diri
79 Part 79 Mendekam di balik jeruji besi
80 Part 80 Menjemput Abi
81 Part 81 Kebahagiaan
82 Part 82 Skor yang di jatuhkan Kepsek
83 Part 83 Kedapatan membual
84 Part 84 Masalah di tempat perlombaan
85 Part 85 Kekacauan
86 Part 86 Berkunjung ke penjara
87 Part 87 Kesal karena di bebaskan
88 Part 88 Kejadian yang menimpa Intan
89 Part 89 Rahasia yang terbongkar.
90 Part 90 Penolakan maaf untuk Intan
91 Part 91 Akhir hidup Intan
92 Part 92 Kembalinya Abi
93 Part 93 Ingin bertemu Abi
94 Part 94 Refreshing
95 Part 95 Ketulusan Voni
96 Part 96 Transaksi di siang hari
97 Part 97 Bernegosiasi
98 Part 98 Keresahan Fitri
99 Part 99 Diselidiki
100 Part 100 Ditahan
101 Part 101 Pengakuan Fitri
102 Part 102 Keresahan Voni
103 Part 103 Diracuni
104 Part 104 Dilarikan ke rumah sakit
105 Part 105 Kedatangan Bayu
106 Part 106 Kisah hidup Voni
107 Part 107 Kejadian yang direncanakan
108 Part 108 Dinyatakan telah tiada
109 Part 109 Selamat dari maut
110 Part 110 Depresi berat
111 Part 111 Mengunjungi Luna
112 Part 112 Diintrogasi
113 Part 113 Kekejaman Fitri
114 Part 114 Kembali ke rumah
115 Part 115 Kebahagiaan Voni dan Bramono
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Part 1 Perselingkuhan
2
Part 2 Pertengkaran
3
Part 3 Kehilangan Papa tercinta
4
Part 4 Menjadi incaran Papa tiri
5
Part 5 Di tuduh membunuh
6
Part 6 Di usir dari rumah
7
Part 7 Mendapat teman baru
8
Part 8 Mencari keberadaan Voni
9
Part 9 Semangat untuk Voni
10
Part 10 Rahasia Intan
11
Part 11 Kemarahan Pak Aswadi
12
Part 12 Hukuman untuk Voni
13
Part 13 Tak sadarkan diri
14
Part 14 Kenakalan Voni
15
Part 15 Kebiasaan Voni
16
Part 16 Bunuh diri
17
Part 17 Mendapat perawatan
18
Part 18 Kebiasaan buruk Voni
19
Part 19 Kasih sayang Bramono
20
Part 20 Penyelamatan untuk Voni
21
Part 21 Kelakuan Intan
22
Part 22 Membuat Masalah baru
23
Part 23 Menjadi kekasih Bramono
24
Part 24 Perilaku Lesti
25
Part 25 Masuk rumah sakit
26
Part 26 Kesedihan Bramono
27
Part 27 Perubahan pada diri Voni
28
Part 28 Hukuman untuk Voni
29
Part 29 Mengikuti perlombaan
30
Part 30 Menemui Mama
31
Part 31 Cara Bramono kepada Voni
32
Part 32 Keberhasilan Voni
33
Part 33 Mengikuti perlombaan pencak silat
34
Part 34 Di selamatkan seorang Pria
35
Part 35 Kecemasan hati Bramono
36
Part 36 Kemenangan Beruntun
37
Part 37 Menderita Tumor
38
Part 38 Bantuan untuk Indah
39
Part 39 Mencari benda terlarang
40
Part 40 Kena razia
41
Part 41 Menemui Rendi
42
Part 42 Terperosok ke dalam jurang
43
Part 43 Diselamatkan Timsar
44
Part 44 Mendapat perawatan
45
Part 45 Ketahuan
46
Part 46 Kelembutan hati Bramono
47
Part 48 Kehamilan Lesti
48
Part 48 Perlakuan kasar Luna
49
Part 49 Beban hidup Voni
50
Part 50 Nasehat Voni untuk Lesti
51
Part 51 Mencari dokter kandungan
52
Part 53 Usaha yang dilakukan dr. Hery
53
Part 54 Siasat jahat Heru
54
Part 54 Penyesalan Rendi
55
Part 55 Penculikan Voni
56
Part 56 Hukuman untuk Heru
57
Part 57 Sangsi yang di jatuhi Bramono
58
Part 58 Meninjau perusahaan
59
Part 59 Kebaikan Budi Voni
60
Part 60 Bantuan untuk Lesti
61
Part 61 Perasaan Voni
62
Part 62 Pertengkaran Voni dengan Mamanya
63
Part 63 Gagal bunuh diri
64
Part 64 Di selamatkan.
65
Part 65 Keputusan Anum
66
Part 66 Hari Sial untuk Luna
67
Part 67 Keluhan Intan
68
Part 68 Keberanian Voni
69
Part 69 Kesedihan Maya dan Intan
70
Part 70 Kekalahan Luna
71
Part 71 Kemalingan
72
Part 72 Firasat
73
Part 73 Ketakutan Bayu
74
Part 74 Kegagalan Luna
75
Part 75 Penculikan Yesi
76
Part 76 Kecurigaan
77
Part 77 Siksaan yang dilakukan Luna
78
Part 78 Meloloskan diri
79
Part 79 Mendekam di balik jeruji besi
80
Part 80 Menjemput Abi
81
Part 81 Kebahagiaan
82
Part 82 Skor yang di jatuhkan Kepsek
83
Part 83 Kedapatan membual
84
Part 84 Masalah di tempat perlombaan
85
Part 85 Kekacauan
86
Part 86 Berkunjung ke penjara
87
Part 87 Kesal karena di bebaskan
88
Part 88 Kejadian yang menimpa Intan
89
Part 89 Rahasia yang terbongkar.
90
Part 90 Penolakan maaf untuk Intan
91
Part 91 Akhir hidup Intan
92
Part 92 Kembalinya Abi
93
Part 93 Ingin bertemu Abi
94
Part 94 Refreshing
95
Part 95 Ketulusan Voni
96
Part 96 Transaksi di siang hari
97
Part 97 Bernegosiasi
98
Part 98 Keresahan Fitri
99
Part 99 Diselidiki
100
Part 100 Ditahan
101
Part 101 Pengakuan Fitri
102
Part 102 Keresahan Voni
103
Part 103 Diracuni
104
Part 104 Dilarikan ke rumah sakit
105
Part 105 Kedatangan Bayu
106
Part 106 Kisah hidup Voni
107
Part 107 Kejadian yang direncanakan
108
Part 108 Dinyatakan telah tiada
109
Part 109 Selamat dari maut
110
Part 110 Depresi berat
111
Part 111 Mengunjungi Luna
112
Part 112 Diintrogasi
113
Part 113 Kekejaman Fitri
114
Part 114 Kembali ke rumah
115
Part 115 Kebahagiaan Voni dan Bramono

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!