Part 5 Di tuduh membunuh

Diam-diam Anum mendatangi kamar Voni yang saat itu sedang menangis sedih, di dalam kamarnya. Anum berusaha membujuk Voni agar tidak membuat Luna kesal.

“Kamu jangan pernah membantah Mama sayang, nanti Mama bisa mengusir mu dari rumah ini.”

“Aku benci Mama Bi, aku benci mereka berdua, baru saja dua minggu, Papa di kubur, Mama langsung menikah lagi dengan bajingan itu.”

“Kita semua tahu hal itu sayang, tapi kita nggak bisa berbuat apa-apa.”

“Nanti malam, Bibi temani aku tidur di kamar ini ya?”

“Kenapa gitu Non?”

“Suami Mama ku itu, setiap malam datang ke sini dan berusaha untuk membuka kamar ku.”

“Benarkah itu Non?”

“Iya Bi, untuk apa aku berbohong, nggak ada gunanya juga kan?”

“Baik Non, nanti malam Bibi akan tidur disini, bersama mu.”

“Tapi ingat Bi, ketika Bibi masuk, Bibi memberi tanda terlebih dahulu.”

“Apa tandanya Non?”

“Ketuk dua kali lalu ketuk dua kali lagi.”

“Ooo begitu, baiklah. Nanti akan Bibi buat seperti itu.”

Seperti kesepakatan Voni dengan Anum, malam itu dia datang ke kamar Voni dengan mengetuk pintu kamarnya. Tengah malam ketika Voni dan Anum telah tertidur pulas, tiba-tiba saja Anum mendengar seseorang sedang mencongkel pintu jendela kamar Voni.

Anum pun terbangun dan berjalan lambat menghampiri Voni, yang saat itu sedang tertidur pulas sekali.

“Non, Non Voni. Bangun Non, lihat ada seseorang sedang mencongkel pintu jendela kamar Non,” bisik Anum ke telinga Voni.

“Siapa Bi?”

“Bibi nggak tahu Non, tapi pintunya dari tadi di congkel dari luar.”

“Aku yakin itu pasti Papa Tio.”

“Iya, barang kali dia itu Papa tiri Non Voni.”

“Kurang ajar, sejak awal aku udah merasa curiga dengannya, dia selalu memandangku dengan penuh nafsu.”

“Mama Non, seperti tergila-gila sekali padanya.”

“Iya Bi, sampai Mama tega meracuni Papa dan aku.”

“Non benar, jika saja saat itu Non nggak ke kamar, Non pasti sudah ikut serta memakan sayur yang Bibi masak.”

Karena tak mendapat celah sama sekali, kemudian Tio turun ke lantai pertama, saat dia hendak menyelinap masuk kedalam kamarnya, ternyata Luna belum tidur, dia menanti kedatangan Tio dengan resah sekali.

“Kamu dari mana Bang?”

“Oh, eh. Kamu belum tidur sayang.”

“Aku tanya, kamu dari mana? kenapa lama sekali?”

“Tadi aku dari taman depan.”

“Ngapain kesana malam-malam begini, nggak takut kamu, di cekik hantu Sanjaya.”

“Ah, kamu itu, kalau ngomong bikin aku takut tahu.”

“Itu makanya, jangan keluar malam hari, bukankah Abang tahu sendiri kalau Sanjaya mati karena kita racun.”

Mendengar ucapan istrinya, Tio langsung saja tidur seraya menyelimuti kepalanya. Luna menjadi tersenyum geli, melihat suaminya ketakutan.

“Kenapa Bang? kamu takut ya?”

Tio tak menjawab, pertanyaan yang di ajukan Luna kepadanya, mesti saat itu Tio mendengar jelas apa yang di tanyakan Luna.

Keesokan harinya, saat Tio terbangun, Luna sudah pergi ke perusahaan suaminya, Luna ingin memantau perkembangan perusahaan itu semenjak suaminya meninggal.

Kesempatan berharga itu di mamfaatkan Tio untuk menemui Voni di kamarnya. Saat Tio datang Voni sedang tak berada di dalam kamarnya, sementara pintu kamar itu terbuka dengan lebar.

“Waah kesempatan tak akan datang untuk yang kedua kalianya!” ujar Tio sembari masuk kedalam kamar Voni dan bersembunyi di balik lemari.

Setelah Voni selesai mandi, gadis cantik itu langsung keluar. Betapa terkejutnya Voni, ketika dilihat pintu kamarnya terbuka dengan lebar. Takut Tio datang secara tiba-tiba, lalu Voni mengunci pintu kamarnya rapat-rapat. Setelah merasa aman, barulah dia berencana untuk menukar pakaiannya.

Di saat Voni hendak melepas handuknya, Tio pun muncul seraya bertepuk tangan. Voni sangat kaget sekali, dia berusaha menghindar kearah pintu, tapi Tio telah lebih dulu menghadangnya di depan pintu.

“Kau mau apa bajingan?”

“Ahay…! beraninya kau bicara seperti itu pada Papa mu yang gagah ini.”

“Berkacalah lebih dahulu, lihat masa tua sudah datang padamu dan sebentar lagi, kau juga akan menyusul Sanjaya ke liang kubur.”

“Kurang ajar, bocah tak tahu diri, bisa-bisanya kau bicara seperti itu pada ku.”

“Kenapa? nggak boleh aku bicara seperti itu, emang begitu kenyataannya kan? kurasa Mama ku sudah buta, sehingga dia tak bisa melihat siapa pria yang dinikahinya itu.”

Mendengar ucapan Voni yang menyakitkan, Tio menjadi geram, dia mengejar Voni dan berusaha untuk menangkapnya, tapi Tio salah, Voni yang di anggapnya pendiam itu ternyata lebih gesit dari yang dia bayangkan.

“Hm, ternyata kau gesit juga ya. Baiklah, ternyata kau mau menguji kesabaran ku.”

Dengan nafsu birahi yang membara, Tio berusaha mengejar Voni dan mencoba untuk menangkapnya, namun Voni terlalu sulit untuk di tangkap. Karena emosi, lalu Tio melempar Voni dengan benda apa saja yang berada di dekatnya.

Tanpa sengaja Tio melihat ada pisau buah di atas meja, lalu dengan cepat Tio langsung mengambil nya.

Mendengar suara ribut-ribut di kamar Voni, Anum merasa kaget, saat itu dia berfikir pasti Tio telah masuk kedalam kamar Voni. Anum mencoba berlari meminta bantuan kepada siapa saja yang saat itu berada di sekitar rumah mewah itu.

Saat Anum berlari kesana kemari, tiba-tiba saja Niko muncul, tanpa berbasa basi lagi Anum langsung menarik tangan Niko untuk menolong Voni.

“Ada apa Anum? kenapa kau menarik tangan ku?”

“Kau dengar sendirikan, itu pasti Non Voni sedang di ganggu Papa tirinya.”

“Apa! Non Voni di ganggu Papa tirinya?”

“Iya Niko, ayo cepat!”

“Ayo, ayo!”

Dengan berlari kencang mereka berdua mencoba menaiki tangga rumah yang berliku-liku itu tanpa melihat lagi berapa anak tangga yang telah mereka pijak.

Setibanya di depan kamar Voni, mereka berdua tak mendengar lagi suara ribut-ribut, lalu Anum mencoba memanggil Voni.

“Non, Non Voni! Non nggak apa-apa?”

“Bibi, di telah tewas Bi,” ujar Voni seraya membuka pintu kamarnya, saat itu Voni telah berlumuran darah Tio, yang telah tewas.

“Ya Allah Non!” teriak Anum yang saat itu melihat Voni tal lagi berpakaian, seluruh tubuhnya penuh dengan darah Tio.

Anum yang melihat Voni keluar kamar tanpa berbusana, dia langsung membalut tubuh anak majikannya itu dengan handuk yang ada tergantung di dinding kamar Voni.

Niko yang saat itu melihat tubuh Tio tertelungkup, dia tak berani untuk menyentuhnya, Niko langsung menutup pintu kamar itu, lalu diapun memanggil polisi untuk memeriksa kondisi korban.

Beberapa orang polisi datang ke TKP untuk memeriksa korban dan mereka membawa Voni untuk di minta keterangannya.

Saat itu Niko langsung melaporkan kejadian itu pada majikannya yang sedang berada di perusahaan.

“Ada apa Niko? kenapa kau kelihatan panik?”

“Nyonya, gawat!”

“Gawat apa Niko.”

“Anu Nyah, anu.”

Bersambung...

*Selamat membaca*

Terpopuler

Comments

Adronitis

Adronitis

semangat thor

2023-08-29

0

Iril Nasri

Iril Nasri

Aduh kasihan nasib poni

2023-08-22

0

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

mampus kau tyo

2023-08-07

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Perselingkuhan
2 Part 2 Pertengkaran
3 Part 3 Kehilangan Papa tercinta
4 Part 4 Menjadi incaran Papa tiri
5 Part 5 Di tuduh membunuh
6 Part 6 Di usir dari rumah
7 Part 7 Mendapat teman baru
8 Part 8 Mencari keberadaan Voni
9 Part 9 Semangat untuk Voni
10 Part 10 Rahasia Intan
11 Part 11 Kemarahan Pak Aswadi
12 Part 12 Hukuman untuk Voni
13 Part 13 Tak sadarkan diri
14 Part 14 Kenakalan Voni
15 Part 15 Kebiasaan Voni
16 Part 16 Bunuh diri
17 Part 17 Mendapat perawatan
18 Part 18 Kebiasaan buruk Voni
19 Part 19 Kasih sayang Bramono
20 Part 20 Penyelamatan untuk Voni
21 Part 21 Kelakuan Intan
22 Part 22 Membuat Masalah baru
23 Part 23 Menjadi kekasih Bramono
24 Part 24 Perilaku Lesti
25 Part 25 Masuk rumah sakit
26 Part 26 Kesedihan Bramono
27 Part 27 Perubahan pada diri Voni
28 Part 28 Hukuman untuk Voni
29 Part 29 Mengikuti perlombaan
30 Part 30 Menemui Mama
31 Part 31 Cara Bramono kepada Voni
32 Part 32 Keberhasilan Voni
33 Part 33 Mengikuti perlombaan pencak silat
34 Part 34 Di selamatkan seorang Pria
35 Part 35 Kecemasan hati Bramono
36 Part 36 Kemenangan Beruntun
37 Part 37 Menderita Tumor
38 Part 38 Bantuan untuk Indah
39 Part 39 Mencari benda terlarang
40 Part 40 Kena razia
41 Part 41 Menemui Rendi
42 Part 42 Terperosok ke dalam jurang
43 Part 43 Diselamatkan Timsar
44 Part 44 Mendapat perawatan
45 Part 45 Ketahuan
46 Part 46 Kelembutan hati Bramono
47 Part 48 Kehamilan Lesti
48 Part 48 Perlakuan kasar Luna
49 Part 49 Beban hidup Voni
50 Part 50 Nasehat Voni untuk Lesti
51 Part 51 Mencari dokter kandungan
52 Part 53 Usaha yang dilakukan dr. Hery
53 Part 54 Siasat jahat Heru
54 Part 54 Penyesalan Rendi
55 Part 55 Penculikan Voni
56 Part 56 Hukuman untuk Heru
57 Part 57 Sangsi yang di jatuhi Bramono
58 Part 58 Meninjau perusahaan
59 Part 59 Kebaikan Budi Voni
60 Part 60 Bantuan untuk Lesti
61 Part 61 Perasaan Voni
62 Part 62 Pertengkaran Voni dengan Mamanya
63 Part 63 Gagal bunuh diri
64 Part 64 Di selamatkan.
65 Part 65 Keputusan Anum
66 Part 66 Hari Sial untuk Luna
67 Part 67 Keluhan Intan
68 Part 68 Keberanian Voni
69 Part 69 Kesedihan Maya dan Intan
70 Part 70 Kekalahan Luna
71 Part 71 Kemalingan
72 Part 72 Firasat
73 Part 73 Ketakutan Bayu
74 Part 74 Kegagalan Luna
75 Part 75 Penculikan Yesi
76 Part 76 Kecurigaan
77 Part 77 Siksaan yang dilakukan Luna
78 Part 78 Meloloskan diri
79 Part 79 Mendekam di balik jeruji besi
80 Part 80 Menjemput Abi
81 Part 81 Kebahagiaan
82 Part 82 Skor yang di jatuhkan Kepsek
83 Part 83 Kedapatan membual
84 Part 84 Masalah di tempat perlombaan
85 Part 85 Kekacauan
86 Part 86 Berkunjung ke penjara
87 Part 87 Kesal karena di bebaskan
88 Part 88 Kejadian yang menimpa Intan
89 Part 89 Rahasia yang terbongkar.
90 Part 90 Penolakan maaf untuk Intan
91 Part 91 Akhir hidup Intan
92 Part 92 Kembalinya Abi
93 Part 93 Ingin bertemu Abi
94 Part 94 Refreshing
95 Part 95 Ketulusan Voni
96 Part 96 Transaksi di siang hari
97 Part 97 Bernegosiasi
98 Part 98 Keresahan Fitri
99 Part 99 Diselidiki
100 Part 100 Ditahan
101 Part 101 Pengakuan Fitri
102 Part 102 Keresahan Voni
103 Part 103 Diracuni
104 Part 104 Dilarikan ke rumah sakit
105 Part 105 Kedatangan Bayu
106 Part 106 Kisah hidup Voni
107 Part 107 Kejadian yang direncanakan
108 Part 108 Dinyatakan telah tiada
109 Part 109 Selamat dari maut
110 Part 110 Depresi berat
111 Part 111 Mengunjungi Luna
112 Part 112 Diintrogasi
113 Part 113 Kekejaman Fitri
114 Part 114 Kembali ke rumah
115 Part 115 Kebahagiaan Voni dan Bramono
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Part 1 Perselingkuhan
2
Part 2 Pertengkaran
3
Part 3 Kehilangan Papa tercinta
4
Part 4 Menjadi incaran Papa tiri
5
Part 5 Di tuduh membunuh
6
Part 6 Di usir dari rumah
7
Part 7 Mendapat teman baru
8
Part 8 Mencari keberadaan Voni
9
Part 9 Semangat untuk Voni
10
Part 10 Rahasia Intan
11
Part 11 Kemarahan Pak Aswadi
12
Part 12 Hukuman untuk Voni
13
Part 13 Tak sadarkan diri
14
Part 14 Kenakalan Voni
15
Part 15 Kebiasaan Voni
16
Part 16 Bunuh diri
17
Part 17 Mendapat perawatan
18
Part 18 Kebiasaan buruk Voni
19
Part 19 Kasih sayang Bramono
20
Part 20 Penyelamatan untuk Voni
21
Part 21 Kelakuan Intan
22
Part 22 Membuat Masalah baru
23
Part 23 Menjadi kekasih Bramono
24
Part 24 Perilaku Lesti
25
Part 25 Masuk rumah sakit
26
Part 26 Kesedihan Bramono
27
Part 27 Perubahan pada diri Voni
28
Part 28 Hukuman untuk Voni
29
Part 29 Mengikuti perlombaan
30
Part 30 Menemui Mama
31
Part 31 Cara Bramono kepada Voni
32
Part 32 Keberhasilan Voni
33
Part 33 Mengikuti perlombaan pencak silat
34
Part 34 Di selamatkan seorang Pria
35
Part 35 Kecemasan hati Bramono
36
Part 36 Kemenangan Beruntun
37
Part 37 Menderita Tumor
38
Part 38 Bantuan untuk Indah
39
Part 39 Mencari benda terlarang
40
Part 40 Kena razia
41
Part 41 Menemui Rendi
42
Part 42 Terperosok ke dalam jurang
43
Part 43 Diselamatkan Timsar
44
Part 44 Mendapat perawatan
45
Part 45 Ketahuan
46
Part 46 Kelembutan hati Bramono
47
Part 48 Kehamilan Lesti
48
Part 48 Perlakuan kasar Luna
49
Part 49 Beban hidup Voni
50
Part 50 Nasehat Voni untuk Lesti
51
Part 51 Mencari dokter kandungan
52
Part 53 Usaha yang dilakukan dr. Hery
53
Part 54 Siasat jahat Heru
54
Part 54 Penyesalan Rendi
55
Part 55 Penculikan Voni
56
Part 56 Hukuman untuk Heru
57
Part 57 Sangsi yang di jatuhi Bramono
58
Part 58 Meninjau perusahaan
59
Part 59 Kebaikan Budi Voni
60
Part 60 Bantuan untuk Lesti
61
Part 61 Perasaan Voni
62
Part 62 Pertengkaran Voni dengan Mamanya
63
Part 63 Gagal bunuh diri
64
Part 64 Di selamatkan.
65
Part 65 Keputusan Anum
66
Part 66 Hari Sial untuk Luna
67
Part 67 Keluhan Intan
68
Part 68 Keberanian Voni
69
Part 69 Kesedihan Maya dan Intan
70
Part 70 Kekalahan Luna
71
Part 71 Kemalingan
72
Part 72 Firasat
73
Part 73 Ketakutan Bayu
74
Part 74 Kegagalan Luna
75
Part 75 Penculikan Yesi
76
Part 76 Kecurigaan
77
Part 77 Siksaan yang dilakukan Luna
78
Part 78 Meloloskan diri
79
Part 79 Mendekam di balik jeruji besi
80
Part 80 Menjemput Abi
81
Part 81 Kebahagiaan
82
Part 82 Skor yang di jatuhkan Kepsek
83
Part 83 Kedapatan membual
84
Part 84 Masalah di tempat perlombaan
85
Part 85 Kekacauan
86
Part 86 Berkunjung ke penjara
87
Part 87 Kesal karena di bebaskan
88
Part 88 Kejadian yang menimpa Intan
89
Part 89 Rahasia yang terbongkar.
90
Part 90 Penolakan maaf untuk Intan
91
Part 91 Akhir hidup Intan
92
Part 92 Kembalinya Abi
93
Part 93 Ingin bertemu Abi
94
Part 94 Refreshing
95
Part 95 Ketulusan Voni
96
Part 96 Transaksi di siang hari
97
Part 97 Bernegosiasi
98
Part 98 Keresahan Fitri
99
Part 99 Diselidiki
100
Part 100 Ditahan
101
Part 101 Pengakuan Fitri
102
Part 102 Keresahan Voni
103
Part 103 Diracuni
104
Part 104 Dilarikan ke rumah sakit
105
Part 105 Kedatangan Bayu
106
Part 106 Kisah hidup Voni
107
Part 107 Kejadian yang direncanakan
108
Part 108 Dinyatakan telah tiada
109
Part 109 Selamat dari maut
110
Part 110 Depresi berat
111
Part 111 Mengunjungi Luna
112
Part 112 Diintrogasi
113
Part 113 Kekejaman Fitri
114
Part 114 Kembali ke rumah
115
Part 115 Kebahagiaan Voni dan Bramono

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!