Part 4 Menjadi incaran Papa tiri

“Mama udah keterlaluan!” ujar Voni sambil menampar wajah Mamanya.”

“Kurang ajar! kau anak nggak tahu diri ya! lancang sekali kau udah menampar wajah Mama mu.”

Bukan hanya itu saja yang di lakukan Voni pada Mamanya, Voni bahkan sampai mendorong Mamanya yang dianggapnya telah meracuni Ayahnya demi harta dan selingkuhannya.

“Kurang ajar kau Voni, dasar anak nggak berguna!” bentak Luna seraya menampar wajah Voni.

“Mama tuh yang nggak berguna.”

“Udah Bi, bawa sekarang juga Voni ke kamarnya, kurung dan jangan kasih makan dia selama satu hari ini.”

“Anum tak dapat berbuat apa-apa, selain hanya mematuhi perintah majikannya, Anum mencoba menarik tangan Voni, agar dia bisa menyelamatkan majikan kecilnya dari amukan Luna.

“Udah Non. Ayo, ikut Bibi ke kamar.”

Voni tak membantah sedikit pun, dia mengikuti ajakan Anum untuk pergi ke dalam kamarnya, tak berapa lama kemudian, Luna memerintahkan Bayu dan Niko untuk membantunya mengankat jasad Sanjaya dan membaringkannya di atas tempat tidur.

“Bayu, Niko!”

“Ya Nyah.”

“Kesini kamu!”

“Baik Nyah.”

Saat Bayu dan Niko mendekati ruang makan, betapa terkejutnya dia, ketika melihat jasad Sanjaya terkapar tak bernyawa dengan mulut berbusa.

“Ya Allah, tuan kenapa Nyah?”

“Jangan banyak tanya, kalau kau masih ingin bekerja di sini.”

“Baik Nyah,”

“Sekarang bereskan, buat seolah-olah, Tuan mati karena serangan jantung.”

“Baik Nyah.”

Dengan berat hati, Bayu dan Niko mengerjakan apa yang di perintahkan Luna kepadanya, Bayu membuat seolah-olah, Sanjaya meninggal karena serangan jantung.

Saat para pelayat berdatangan, Luna mulai berekting seakan-akan dia begitu kehilangan sekali karena di tinggal suami tercintanya.

“Yang sabar ya Jeng,” bisik Bu Hartati di telinga Luna.

“Iya Bu, makasih ya, atas kedatangannya."

“Iya sama-sama, Jeng.”

Setelah kepergian Bu Hartati, masih banyak lagi, para pelayat lainnya yang berdatangan, memberikan ucapan bela sungkawa pada Luna. Saat itu semua orang melihat air mata Luna mengalir deras tiada henti. Bayu dan Niko hanya bisa tersandar di balik dinding dapur.

“Kasihan sekali dengan Tuan, dia wafat di tangan istrinya sendiri,” ujar Bayu dengan linangan air mata.

“Iya Bay, sebenarnya aku nggak tahan dengan semua ini, tapi jika aku buka mulut, maka aku pasti di pecat Nyonya.”

“Kita ini orang bawahan Niko, kita nggak punya kuku untuk mencakar, untuk itu jangan terus berusaha memanjat. Karena pada akhirnya kita pasti terjatuh. Jadi, jangan yang aneh-aneh deh.”

“Iya Bay, aku ngerti maksud mu.”

“Kasihan sekali dengan Non Voni, dia pasti begitu terpukul dengan kejadian ini, apalagi dia melihat sendiri kalau Mamanya sengaja membunuh Papa yang dia sayangi di depan matanya sendiri.

Disaat mereka berdua sedang asik bercerita, tiba-tiba Anum datang menghampiri mereka berdua.

“Ada apa Anum?” tanya Niko ingin tahu.

“Di Panggil Nyonya tuh.”

“Aku sendiri?” tanya Niko lagi.

“Nggak kalian berdua.”

“Ayo Bay, kita menemui Nyonya.”

“Anum, gimana keadaan Non Voni?”

“Non Voni masih menangis di kamarnya Bay.”

“Non Voni pasti terpukul sekali melihat kejadian ini.”

“Iya Bay, dia terus saja menangis tiada henti.”

“Ayo Bay, kita keluar!” ajak Niko pelan.

“Ayo.”

Sesuai permintaan Luna, Bayu dan Niko diperintahkan mengantarkan jasad Sanjaya ke peristiratannya yang terahir. Setelah jenazah Sanjaya di sholatkan lalu mereka beramai-ramai mengiringi jenazah hingga ke pemakaman.

Mesti untuk yang terakhir kalinya, Luna masih saja melarang Voni untuk melihat wajah Papanya, Voni di kurung di dalam kamarnya sendirian. Walau dia menjerit minta di keluarkan, namun tak ada yang berani membukakan pintu untuknya.

Setelah Luna kembali dari pemakaman barulah Anum mendapat izin untuk membuka pintu kamar putrinya.

“Lagi ngapain dia Bi?” tanya Luna ingin tahu.

“Lagi tidur Nyah.”

“Ooo, biarkan saja, barang kali dia merasa capek.”

“Baik Nyah.”

“Malam itu, setelah rumah sepi dari pelayat, Luna mengumpulkan semua orang suruhan Sanjaya, yang berjumlah tujuh orang.

“Kalian semua tahu kan, kenapa kalian saya kumpulkan?”

“Nggak Nyah.”

“Begini, saat ini Tuan kalian kan telah meninggal dunia, jadi perusahaan saya yang pegang saat ini, tidak seperti Sanjaya yang pandai menjalankan roda perusahaan, saya mungkin nggak mampu untuk itu, jadi saya akan mengurangi para pekerja yang ada di rumah ini.

Mendengar ucapan Luna, semua pesuruh Sanjaya saling beradu pandang, mereka semua merasa takut kalau namanya yang akan di panggil untuk keluar dari pekerjaannya.

“Saat ini aku hanya mengambil tiga orang saja yaitu, Anum, Bayu dan Niko. Selebihnya saya akan bayar semua gaji kalian.”

Tak ada yang dapat bicara sepatah kata pun saat itu, semua menerima keputusan yang telah di ambil oleh Luna.

Sedangkan Voni, dia selalu murung dan tak mau bicara sepatah katapun di rumah itu, termasuk pada Mamanya sendiri.

Baru dua minggu, Sanjaya meninggal dunia, Luna pun menikah lagi dengan pria yang selama ini menjadi selingkuhannya.

Malam itu di saat Voni sedang tertidur lelap dia terkejut melihat bayangan seseorang di luar kamarnya.

“Ya Allah, siapa itu yang berada di luar kamar ku?” tanya Voni pada dirinya sendiri.

Tak ingin terjadi sesuatu pada dirinya, Voni pun mengunci pintu kamarnya rapat-rapat dan diapun bersembunyi di sudut ruangan kamarnya.

Bukan hanya satu malam itu saja, begitu juga dengan malam-malam berikutnya, Voni selalu saja menjadi incaran Papa tirinya.

Malam itu ketika Luna dan Tio sedang duduk di meja makan, Luna tak melihat Voni ada di hadapannya, lalu Luna memerintahkan Anum untuk memanggil Voni ke lantai atas. Setelah Voni turun, mata Tio tak pernah berkedip memandangi gerak geriknya.

“Kenapa kamu nggak makan Voni?” tanya Luna ingin tahu.

Voni tak menjawab, dia hanya diam saja, namun matanya yang indah dan bulat menatap wajah Tio dengan pandangan benci dan marah.

“Jawab Mama Voni! kenapa kau nggak mau bicara! apa perlu Mama memotong lidah mu agar kau benar-benar nggak bisa bicara untuk selamanya!”

Mendengar ucapan Mamanya, Voni marah besar dan menampar meja, serta pergi berlari kekamarnya, Luna hanya bisa memandangi punggung putrinya dengan rasa kesal.

“Kurang ajar! kau anggap apa Mama mu ini Voni, kalau ku biarkan terus, kau akan semakin melonjak!” teriak Luna seraya hendak mengejar Voni.

Ketika itu Tio memegang tangan Luna dan melarang Luna untuk mengejar Voni. Karena Tio melarangnya, Luna pun kembali duduk di kursinya.

“Jangan terlalu keras padanya sayang, bukankah dia itu baru saja kehilangan Papanya?”

“Tapi Bang, dia udah kelewatan batas.”

“Yang sabar sayang.”

Seraya menarik nafas panjang, Luna melanjutkan kembali makannya. Luna tampak sangat bahagia sekali, makan bersama pria yang sangat dia cintai. Namun tidak dengan Voni, yang berada di dalam kamarnya. Hati Voni sangat sakit saat itu.

Bersambung...

*Selamat membaca*

Terpopuler

Comments

Adronitis

Adronitis

kasian Voni😭

2023-08-29

0

Iril Nasri

Iril Nasri

Widih ini orang jahat banget

2023-08-22

1

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

mencelakai anak sendiri

2023-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Perselingkuhan
2 Part 2 Pertengkaran
3 Part 3 Kehilangan Papa tercinta
4 Part 4 Menjadi incaran Papa tiri
5 Part 5 Di tuduh membunuh
6 Part 6 Di usir dari rumah
7 Part 7 Mendapat teman baru
8 Part 8 Mencari keberadaan Voni
9 Part 9 Semangat untuk Voni
10 Part 10 Rahasia Intan
11 Part 11 Kemarahan Pak Aswadi
12 Part 12 Hukuman untuk Voni
13 Part 13 Tak sadarkan diri
14 Part 14 Kenakalan Voni
15 Part 15 Kebiasaan Voni
16 Part 16 Bunuh diri
17 Part 17 Mendapat perawatan
18 Part 18 Kebiasaan buruk Voni
19 Part 19 Kasih sayang Bramono
20 Part 20 Penyelamatan untuk Voni
21 Part 21 Kelakuan Intan
22 Part 22 Membuat Masalah baru
23 Part 23 Menjadi kekasih Bramono
24 Part 24 Perilaku Lesti
25 Part 25 Masuk rumah sakit
26 Part 26 Kesedihan Bramono
27 Part 27 Perubahan pada diri Voni
28 Part 28 Hukuman untuk Voni
29 Part 29 Mengikuti perlombaan
30 Part 30 Menemui Mama
31 Part 31 Cara Bramono kepada Voni
32 Part 32 Keberhasilan Voni
33 Part 33 Mengikuti perlombaan pencak silat
34 Part 34 Di selamatkan seorang Pria
35 Part 35 Kecemasan hati Bramono
36 Part 36 Kemenangan Beruntun
37 Part 37 Menderita Tumor
38 Part 38 Bantuan untuk Indah
39 Part 39 Mencari benda terlarang
40 Part 40 Kena razia
41 Part 41 Menemui Rendi
42 Part 42 Terperosok ke dalam jurang
43 Part 43 Diselamatkan Timsar
44 Part 44 Mendapat perawatan
45 Part 45 Ketahuan
46 Part 46 Kelembutan hati Bramono
47 Part 48 Kehamilan Lesti
48 Part 48 Perlakuan kasar Luna
49 Part 49 Beban hidup Voni
50 Part 50 Nasehat Voni untuk Lesti
51 Part 51 Mencari dokter kandungan
52 Part 53 Usaha yang dilakukan dr. Hery
53 Part 54 Siasat jahat Heru
54 Part 54 Penyesalan Rendi
55 Part 55 Penculikan Voni
56 Part 56 Hukuman untuk Heru
57 Part 57 Sangsi yang di jatuhi Bramono
58 Part 58 Meninjau perusahaan
59 Part 59 Kebaikan Budi Voni
60 Part 60 Bantuan untuk Lesti
61 Part 61 Perasaan Voni
62 Part 62 Pertengkaran Voni dengan Mamanya
63 Part 63 Gagal bunuh diri
64 Part 64 Di selamatkan.
65 Part 65 Keputusan Anum
66 Part 66 Hari Sial untuk Luna
67 Part 67 Keluhan Intan
68 Part 68 Keberanian Voni
69 Part 69 Kesedihan Maya dan Intan
70 Part 70 Kekalahan Luna
71 Part 71 Kemalingan
72 Part 72 Firasat
73 Part 73 Ketakutan Bayu
74 Part 74 Kegagalan Luna
75 Part 75 Penculikan Yesi
76 Part 76 Kecurigaan
77 Part 77 Siksaan yang dilakukan Luna
78 Part 78 Meloloskan diri
79 Part 79 Mendekam di balik jeruji besi
80 Part 80 Menjemput Abi
81 Part 81 Kebahagiaan
82 Part 82 Skor yang di jatuhkan Kepsek
83 Part 83 Kedapatan membual
84 Part 84 Masalah di tempat perlombaan
85 Part 85 Kekacauan
86 Part 86 Berkunjung ke penjara
87 Part 87 Kesal karena di bebaskan
88 Part 88 Kejadian yang menimpa Intan
89 Part 89 Rahasia yang terbongkar.
90 Part 90 Penolakan maaf untuk Intan
91 Part 91 Akhir hidup Intan
92 Part 92 Kembalinya Abi
93 Part 93 Ingin bertemu Abi
94 Part 94 Refreshing
95 Part 95 Ketulusan Voni
96 Part 96 Transaksi di siang hari
97 Part 97 Bernegosiasi
98 Part 98 Keresahan Fitri
99 Part 99 Diselidiki
100 Part 100 Ditahan
101 Part 101 Pengakuan Fitri
102 Part 102 Keresahan Voni
103 Part 103 Diracuni
104 Part 104 Dilarikan ke rumah sakit
105 Part 105 Kedatangan Bayu
106 Part 106 Kisah hidup Voni
107 Part 107 Kejadian yang direncanakan
108 Part 108 Dinyatakan telah tiada
109 Part 109 Selamat dari maut
110 Part 110 Depresi berat
111 Part 111 Mengunjungi Luna
112 Part 112 Diintrogasi
113 Part 113 Kekejaman Fitri
114 Part 114 Kembali ke rumah
115 Part 115 Kebahagiaan Voni dan Bramono
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Part 1 Perselingkuhan
2
Part 2 Pertengkaran
3
Part 3 Kehilangan Papa tercinta
4
Part 4 Menjadi incaran Papa tiri
5
Part 5 Di tuduh membunuh
6
Part 6 Di usir dari rumah
7
Part 7 Mendapat teman baru
8
Part 8 Mencari keberadaan Voni
9
Part 9 Semangat untuk Voni
10
Part 10 Rahasia Intan
11
Part 11 Kemarahan Pak Aswadi
12
Part 12 Hukuman untuk Voni
13
Part 13 Tak sadarkan diri
14
Part 14 Kenakalan Voni
15
Part 15 Kebiasaan Voni
16
Part 16 Bunuh diri
17
Part 17 Mendapat perawatan
18
Part 18 Kebiasaan buruk Voni
19
Part 19 Kasih sayang Bramono
20
Part 20 Penyelamatan untuk Voni
21
Part 21 Kelakuan Intan
22
Part 22 Membuat Masalah baru
23
Part 23 Menjadi kekasih Bramono
24
Part 24 Perilaku Lesti
25
Part 25 Masuk rumah sakit
26
Part 26 Kesedihan Bramono
27
Part 27 Perubahan pada diri Voni
28
Part 28 Hukuman untuk Voni
29
Part 29 Mengikuti perlombaan
30
Part 30 Menemui Mama
31
Part 31 Cara Bramono kepada Voni
32
Part 32 Keberhasilan Voni
33
Part 33 Mengikuti perlombaan pencak silat
34
Part 34 Di selamatkan seorang Pria
35
Part 35 Kecemasan hati Bramono
36
Part 36 Kemenangan Beruntun
37
Part 37 Menderita Tumor
38
Part 38 Bantuan untuk Indah
39
Part 39 Mencari benda terlarang
40
Part 40 Kena razia
41
Part 41 Menemui Rendi
42
Part 42 Terperosok ke dalam jurang
43
Part 43 Diselamatkan Timsar
44
Part 44 Mendapat perawatan
45
Part 45 Ketahuan
46
Part 46 Kelembutan hati Bramono
47
Part 48 Kehamilan Lesti
48
Part 48 Perlakuan kasar Luna
49
Part 49 Beban hidup Voni
50
Part 50 Nasehat Voni untuk Lesti
51
Part 51 Mencari dokter kandungan
52
Part 53 Usaha yang dilakukan dr. Hery
53
Part 54 Siasat jahat Heru
54
Part 54 Penyesalan Rendi
55
Part 55 Penculikan Voni
56
Part 56 Hukuman untuk Heru
57
Part 57 Sangsi yang di jatuhi Bramono
58
Part 58 Meninjau perusahaan
59
Part 59 Kebaikan Budi Voni
60
Part 60 Bantuan untuk Lesti
61
Part 61 Perasaan Voni
62
Part 62 Pertengkaran Voni dengan Mamanya
63
Part 63 Gagal bunuh diri
64
Part 64 Di selamatkan.
65
Part 65 Keputusan Anum
66
Part 66 Hari Sial untuk Luna
67
Part 67 Keluhan Intan
68
Part 68 Keberanian Voni
69
Part 69 Kesedihan Maya dan Intan
70
Part 70 Kekalahan Luna
71
Part 71 Kemalingan
72
Part 72 Firasat
73
Part 73 Ketakutan Bayu
74
Part 74 Kegagalan Luna
75
Part 75 Penculikan Yesi
76
Part 76 Kecurigaan
77
Part 77 Siksaan yang dilakukan Luna
78
Part 78 Meloloskan diri
79
Part 79 Mendekam di balik jeruji besi
80
Part 80 Menjemput Abi
81
Part 81 Kebahagiaan
82
Part 82 Skor yang di jatuhkan Kepsek
83
Part 83 Kedapatan membual
84
Part 84 Masalah di tempat perlombaan
85
Part 85 Kekacauan
86
Part 86 Berkunjung ke penjara
87
Part 87 Kesal karena di bebaskan
88
Part 88 Kejadian yang menimpa Intan
89
Part 89 Rahasia yang terbongkar.
90
Part 90 Penolakan maaf untuk Intan
91
Part 91 Akhir hidup Intan
92
Part 92 Kembalinya Abi
93
Part 93 Ingin bertemu Abi
94
Part 94 Refreshing
95
Part 95 Ketulusan Voni
96
Part 96 Transaksi di siang hari
97
Part 97 Bernegosiasi
98
Part 98 Keresahan Fitri
99
Part 99 Diselidiki
100
Part 100 Ditahan
101
Part 101 Pengakuan Fitri
102
Part 102 Keresahan Voni
103
Part 103 Diracuni
104
Part 104 Dilarikan ke rumah sakit
105
Part 105 Kedatangan Bayu
106
Part 106 Kisah hidup Voni
107
Part 107 Kejadian yang direncanakan
108
Part 108 Dinyatakan telah tiada
109
Part 109 Selamat dari maut
110
Part 110 Depresi berat
111
Part 111 Mengunjungi Luna
112
Part 112 Diintrogasi
113
Part 113 Kekejaman Fitri
114
Part 114 Kembali ke rumah
115
Part 115 Kebahagiaan Voni dan Bramono

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!