Part 3 Kehilangan Papa tercinta

Sanjaya yang sudah panik, dia pun langsung pergi meninggalkan Luna sendirian, Luna tak ingin pergi sebelum suaminya mau berbagi harta padanya, lalu dia pun mengejar Sanjaya dari belakang.

“Cepat Mas, tolong kau berikan harta bagian ku, biar aku keluar dari rumah ini secepatnya!” teriak Luna seraya menarik tangan Sanjaya dari belakang.

“Apaan ini, lepaskan tangan ku dari tangan mu yang kotor itu,” ujar Sanjaya sembari menarik paksa tangannya dari genggaman tangan Luna.

“Cepat Mas, beri aku uang untuk menikah lagi.”

“Dasar perempuan gila kau ya, berani-beraninya kau minta uang pada ku untuk menikah dengan pria lain, emang udah stress kali ya?”

“Mas, aku hanya meminta hak ku saja kok.”

“Nggak akan ada hak mu di dalam harta ku, mulai hari ini kau jangan sentuh aku dengan tangan kotor mu itu lagi!”

“Kau benar-benar keterlaluan Mas, huhuhu…!”

Luna pun menangis histeris di ruang tamu, Voni yang melihat Mamanya menangis, hatinya benar-benar sakit, tapi akan lebih sakit lagi, kalau Mamanya sampai menikah dengan pria lain dan meninggalkan Papanya yang sudah tua.

“Mama kenapa nangis?” tanya Voni yang duduk di hadapan Luna.

“Voni? kamu udah dari tadi duduk di situ nak?”

“Iya.”

“Voni sayang, Mama boleh nggak minta tolong sama kamu.”

“Nggak.”

“Voni, dengarkan Mama dulu nak, Mama kan belum bicara apa-apa sama kamu.”

“Mama nggak perlu bicara apa-apa pada ku, karena aku udah tahu, Mama minta tolong apa.”

“Apa maksud mu nak?”

“Mama minta tolong, agar aku mau membujuk Papa, kan?”

Mendengar ucapan putrinya itu, Luna tampak terperangah diam, dia sungguh tak menyangka, kalau putrinya bisa membaca pikiran Mamanya sendiri.

“Oh, tunggu, tunggu! kau bisa membaca pikiran Mama nak?”

“Aku nggak membaca pikiran Mama, tapi aku tahu, pasti Mama punya tujuan seperti itu.”

“Baiklah, jadi kau mau bantuin Mama kan?”

“Nggak,” jawab Voni seraya berlari menuju kamarnya.

“Voni! Voni! dengarkan Mama nak!” teriak Luna dengan suara lantang.

Karena semua orang tak ada yang mau mengerti tentang dirinya, Luna pun menangis histeris sendirian.

“Kenapa nggak ada yang ngertiin aku di rumah ini, kenapa mereka semua sepertinya menghindar dari ku, oh huhuhu…!”

Pagi hari, Luna telah pergi duluan keluar rumah, entah apa yang ada di pikirannya saat itu, tapi yang pasti Luna pergi ke toko bahan kimia yang menjual racun serangga.

Lama Luna duduk di depan penjual racun serangga tersebut, tak berapa lama Tio pun datang menghampirinya.

“Kamu lagi ngapain disini sayang?”

tanya Tio ingin tahu.

“Aku lagi kesal Bang.”

“Kesal? kesal kenapa?”

“Tadi malam aku berantem dengan si tua bangka itu.”

“Pasti dia marahin kamu kan?”

“Iya, dia nggak mau membagi hartanya dengan ku.”

“Wah, kalau si loyo itu nggak mau membagi hartanya dengan mu, berarti, kita nggak jadi nikah dong sayang.”

“Kamu jangan gitu sayang, aku pasti usahakan kok, agar aku mendapat bagian dari harta Sanjaya itu.”

“Tapi, lama-lama aku jadi bosan juga menunggu mu, gimana kalau aku menikah aja dengan perempuan lain,” ujar Tio menakut-nakuti Luna.

“Kamu jangan nikah dengan perempuan lainlah, kan aku lagi usaha?"

“O iya sayang, aku punya ide.”

“Ide apa itu Bang?” tanya Luna ingin tahu.

“Lihat di belakang mu.”

Mendengar perintah dari Tio, Luna pun menoleh ke belakang, saat itu Luna hanya melihat kalau di belakangnya hanya berdiri sebuah toko Kimia, yang menjual berbagai macam racun.

“Emangnya kenapa dengan toko itu Bang?”

“Gimana kalau Sanjaya itu, kita racun saja, biar cepat mati.”

“Hah, benar! bagus juga ide mu Bang. Tapi siapa yang akan meracuninya?”

“Ya kamu lah, kau kau istrinya Sanjaya.”

“Kalau seandainya Sanjaya sampai meninggal, gimana?”

“Bagus dong, kita berdua bisa menguras seluruh hartanya sampai habis.”

“Ide mu, jitu juga ya?”

“Tentu dong, Tio gitu…!”

Awalnya Luna tak berniat seperti itu, tapi karena ide gilanya Tio, akhirnya Luna sepakat akan meracuni suaminya yang sudah dianggapnya tak bergairah lagi.

Pagi itu, ketika semua sedang enak tidur, Luna pergi ke dapur, dia berencana untuk meneteskan racun serangga itu ke makanan yang sudah di masak oleh Anum.

Benar saja, saat Anum lagi pergi ke kamar mandi, Luna meneteskan racun serangga itu kedalam masakan Anum. Saat itu Luna tak lagi berfikir panjang, kalau racun itu bisa di konsumsi oleh putrinya sendiri.

Ketika Sanjaya dan Voni udah siap duduk di meja makan, Anum langsung menuangkan sayur yang dia masak kedalam piring Voni. Luna sangat kaget sekali, karena racun yang dia campurkan ke masakan Anum, akan di makan oleh putrinya, pagi itu.

Mesti makanan itu akan di konsumsi oleh Voni, namun Luna tak dapat berbuat apa-apa, sebab kalau seandainya dia buka mulut dan melarang Voni makan, pasti Sanjaya jadi curiga, jadi Luna terpaksa tutup mulut saat itu.

“Maafkan Mama nak, Mama terpaksa melakukan semua ini, karena Papa mu itu," ucap Luna bermonolog.

Voni yang duduk dengan tenang mencoba untuk menyantap makanan yang ada di hadapannya, sementara Luna yang menyaksikan nyawa anaknya akan berakhir di tangannya diapun mencoba untuk menutup mata.

Saat itu, Voni teringat sesuatu. “O iya Bi, aku ke kamar dulu, ada yang lagi ketinggalan,” ujar Voni berlari menuju kamarnya.

Setibanya dia di dalam kamar, Voni baru teringat dengan Papanya yang saat itu juga hendak makan bersamanya di meja makan. Dengan cepat, Voni langsung berlari turun ke bawah untuk mencegah Papanya agar tidak memakan makanan itu.

“Papa, makanannya janyan di makan!” seru Voni berlari kencang menuruni tangga rumahnya.

Voni sudah terlambat, makanan itu telah di makan oleh Sanjaya hingga beberapa suap. Di depan mata kepalangan sendiri, tampak Sanjaya terjatuh dari kursi makan dengan mulut berbusa.

Di saat Sanjaya memegangi dadanya, Luna tampak tersenyum manis atas kemenangannya saat itu, sementara Voni yang gagal menyelamatkan nyawa Papanya dia merasa begitu berdosa sekali.

Voni memangis histeris di depan jasad Papanya, sementara itu, Sanjaya yang masih sadar dia masih sempat menyampaikan sepatah kata pada voni dengan berbisik.

“Sayang, setelah Papa meninggal, kau nantinya yang akan menjadi penerus Papa ya nak.”

“Iya Pa,” jawab Voni dengan deraian air matanya.

“Seluruh harta rumah dan asset perusahaan telah Papa wariskan ke padamu, nanti kalau kau sudah remaja, maka kaulah yang akan memegang tampuk perusahaan itu.”

“Iya Pa.”

“Udah, kau nggak perlu menangis sayang, Mama mu sengaja membunuh Papa dengan cara begini, agar dia bisa mendapatkan seluruh harta Papa, tapi jangan mimpi kau penghianat!”

“Udah, kalau mau mati, mati aja! nggak usah nyumpahin orang segala.”

“Mama benar-benar keterlaluan ya? Mama begitu tega meracuni Papa demi harta?”

“Heh Voni! kau itu masih kecil, kau nggak tahu apa-apa tentang harta sebanyak ini.”

Bersambung...

*Selamat membaca*

Terpopuler

Comments

Restviani

Restviani

lapor polisi dong, voni...
sampai sini dulu ya, thor

2023-10-23

0

Restviani

Restviani

dasar buaya rawa😡😡

2023-10-23

0

Restviani

Restviani

udah berat tuh...😂

2023-10-23

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Perselingkuhan
2 Part 2 Pertengkaran
3 Part 3 Kehilangan Papa tercinta
4 Part 4 Menjadi incaran Papa tiri
5 Part 5 Di tuduh membunuh
6 Part 6 Di usir dari rumah
7 Part 7 Mendapat teman baru
8 Part 8 Mencari keberadaan Voni
9 Part 9 Semangat untuk Voni
10 Part 10 Rahasia Intan
11 Part 11 Kemarahan Pak Aswadi
12 Part 12 Hukuman untuk Voni
13 Part 13 Tak sadarkan diri
14 Part 14 Kenakalan Voni
15 Part 15 Kebiasaan Voni
16 Part 16 Bunuh diri
17 Part 17 Mendapat perawatan
18 Part 18 Kebiasaan buruk Voni
19 Part 19 Kasih sayang Bramono
20 Part 20 Penyelamatan untuk Voni
21 Part 21 Kelakuan Intan
22 Part 22 Membuat Masalah baru
23 Part 23 Menjadi kekasih Bramono
24 Part 24 Perilaku Lesti
25 Part 25 Masuk rumah sakit
26 Part 26 Kesedihan Bramono
27 Part 27 Perubahan pada diri Voni
28 Part 28 Hukuman untuk Voni
29 Part 29 Mengikuti perlombaan
30 Part 30 Menemui Mama
31 Part 31 Cara Bramono kepada Voni
32 Part 32 Keberhasilan Voni
33 Part 33 Mengikuti perlombaan pencak silat
34 Part 34 Di selamatkan seorang Pria
35 Part 35 Kecemasan hati Bramono
36 Part 36 Kemenangan Beruntun
37 Part 37 Menderita Tumor
38 Part 38 Bantuan untuk Indah
39 Part 39 Mencari benda terlarang
40 Part 40 Kena razia
41 Part 41 Menemui Rendi
42 Part 42 Terperosok ke dalam jurang
43 Part 43 Diselamatkan Timsar
44 Part 44 Mendapat perawatan
45 Part 45 Ketahuan
46 Part 46 Kelembutan hati Bramono
47 Part 48 Kehamilan Lesti
48 Part 48 Perlakuan kasar Luna
49 Part 49 Beban hidup Voni
50 Part 50 Nasehat Voni untuk Lesti
51 Part 51 Mencari dokter kandungan
52 Part 53 Usaha yang dilakukan dr. Hery
53 Part 54 Siasat jahat Heru
54 Part 54 Penyesalan Rendi
55 Part 55 Penculikan Voni
56 Part 56 Hukuman untuk Heru
57 Part 57 Sangsi yang di jatuhi Bramono
58 Part 58 Meninjau perusahaan
59 Part 59 Kebaikan Budi Voni
60 Part 60 Bantuan untuk Lesti
61 Part 61 Perasaan Voni
62 Part 62 Pertengkaran Voni dengan Mamanya
63 Part 63 Gagal bunuh diri
64 Part 64 Di selamatkan.
65 Part 65 Keputusan Anum
66 Part 66 Hari Sial untuk Luna
67 Part 67 Keluhan Intan
68 Part 68 Keberanian Voni
69 Part 69 Kesedihan Maya dan Intan
70 Part 70 Kekalahan Luna
71 Part 71 Kemalingan
72 Part 72 Firasat
73 Part 73 Ketakutan Bayu
74 Part 74 Kegagalan Luna
75 Part 75 Penculikan Yesi
76 Part 76 Kecurigaan
77 Part 77 Siksaan yang dilakukan Luna
78 Part 78 Meloloskan diri
79 Part 79 Mendekam di balik jeruji besi
80 Part 80 Menjemput Abi
81 Part 81 Kebahagiaan
82 Part 82 Skor yang di jatuhkan Kepsek
83 Part 83 Kedapatan membual
84 Part 84 Masalah di tempat perlombaan
85 Part 85 Kekacauan
86 Part 86 Berkunjung ke penjara
87 Part 87 Kesal karena di bebaskan
88 Part 88 Kejadian yang menimpa Intan
89 Part 89 Rahasia yang terbongkar.
90 Part 90 Penolakan maaf untuk Intan
91 Part 91 Akhir hidup Intan
92 Part 92 Kembalinya Abi
93 Part 93 Ingin bertemu Abi
94 Part 94 Refreshing
95 Part 95 Ketulusan Voni
96 Part 96 Transaksi di siang hari
97 Part 97 Bernegosiasi
98 Part 98 Keresahan Fitri
99 Part 99 Diselidiki
100 Part 100 Ditahan
101 Part 101 Pengakuan Fitri
102 Part 102 Keresahan Voni
103 Part 103 Diracuni
104 Part 104 Dilarikan ke rumah sakit
105 Part 105 Kedatangan Bayu
106 Part 106 Kisah hidup Voni
107 Part 107 Kejadian yang direncanakan
108 Part 108 Dinyatakan telah tiada
109 Part 109 Selamat dari maut
110 Part 110 Depresi berat
111 Part 111 Mengunjungi Luna
112 Part 112 Diintrogasi
113 Part 113 Kekejaman Fitri
114 Part 114 Kembali ke rumah
115 Part 115 Kebahagiaan Voni dan Bramono
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Part 1 Perselingkuhan
2
Part 2 Pertengkaran
3
Part 3 Kehilangan Papa tercinta
4
Part 4 Menjadi incaran Papa tiri
5
Part 5 Di tuduh membunuh
6
Part 6 Di usir dari rumah
7
Part 7 Mendapat teman baru
8
Part 8 Mencari keberadaan Voni
9
Part 9 Semangat untuk Voni
10
Part 10 Rahasia Intan
11
Part 11 Kemarahan Pak Aswadi
12
Part 12 Hukuman untuk Voni
13
Part 13 Tak sadarkan diri
14
Part 14 Kenakalan Voni
15
Part 15 Kebiasaan Voni
16
Part 16 Bunuh diri
17
Part 17 Mendapat perawatan
18
Part 18 Kebiasaan buruk Voni
19
Part 19 Kasih sayang Bramono
20
Part 20 Penyelamatan untuk Voni
21
Part 21 Kelakuan Intan
22
Part 22 Membuat Masalah baru
23
Part 23 Menjadi kekasih Bramono
24
Part 24 Perilaku Lesti
25
Part 25 Masuk rumah sakit
26
Part 26 Kesedihan Bramono
27
Part 27 Perubahan pada diri Voni
28
Part 28 Hukuman untuk Voni
29
Part 29 Mengikuti perlombaan
30
Part 30 Menemui Mama
31
Part 31 Cara Bramono kepada Voni
32
Part 32 Keberhasilan Voni
33
Part 33 Mengikuti perlombaan pencak silat
34
Part 34 Di selamatkan seorang Pria
35
Part 35 Kecemasan hati Bramono
36
Part 36 Kemenangan Beruntun
37
Part 37 Menderita Tumor
38
Part 38 Bantuan untuk Indah
39
Part 39 Mencari benda terlarang
40
Part 40 Kena razia
41
Part 41 Menemui Rendi
42
Part 42 Terperosok ke dalam jurang
43
Part 43 Diselamatkan Timsar
44
Part 44 Mendapat perawatan
45
Part 45 Ketahuan
46
Part 46 Kelembutan hati Bramono
47
Part 48 Kehamilan Lesti
48
Part 48 Perlakuan kasar Luna
49
Part 49 Beban hidup Voni
50
Part 50 Nasehat Voni untuk Lesti
51
Part 51 Mencari dokter kandungan
52
Part 53 Usaha yang dilakukan dr. Hery
53
Part 54 Siasat jahat Heru
54
Part 54 Penyesalan Rendi
55
Part 55 Penculikan Voni
56
Part 56 Hukuman untuk Heru
57
Part 57 Sangsi yang di jatuhi Bramono
58
Part 58 Meninjau perusahaan
59
Part 59 Kebaikan Budi Voni
60
Part 60 Bantuan untuk Lesti
61
Part 61 Perasaan Voni
62
Part 62 Pertengkaran Voni dengan Mamanya
63
Part 63 Gagal bunuh diri
64
Part 64 Di selamatkan.
65
Part 65 Keputusan Anum
66
Part 66 Hari Sial untuk Luna
67
Part 67 Keluhan Intan
68
Part 68 Keberanian Voni
69
Part 69 Kesedihan Maya dan Intan
70
Part 70 Kekalahan Luna
71
Part 71 Kemalingan
72
Part 72 Firasat
73
Part 73 Ketakutan Bayu
74
Part 74 Kegagalan Luna
75
Part 75 Penculikan Yesi
76
Part 76 Kecurigaan
77
Part 77 Siksaan yang dilakukan Luna
78
Part 78 Meloloskan diri
79
Part 79 Mendekam di balik jeruji besi
80
Part 80 Menjemput Abi
81
Part 81 Kebahagiaan
82
Part 82 Skor yang di jatuhkan Kepsek
83
Part 83 Kedapatan membual
84
Part 84 Masalah di tempat perlombaan
85
Part 85 Kekacauan
86
Part 86 Berkunjung ke penjara
87
Part 87 Kesal karena di bebaskan
88
Part 88 Kejadian yang menimpa Intan
89
Part 89 Rahasia yang terbongkar.
90
Part 90 Penolakan maaf untuk Intan
91
Part 91 Akhir hidup Intan
92
Part 92 Kembalinya Abi
93
Part 93 Ingin bertemu Abi
94
Part 94 Refreshing
95
Part 95 Ketulusan Voni
96
Part 96 Transaksi di siang hari
97
Part 97 Bernegosiasi
98
Part 98 Keresahan Fitri
99
Part 99 Diselidiki
100
Part 100 Ditahan
101
Part 101 Pengakuan Fitri
102
Part 102 Keresahan Voni
103
Part 103 Diracuni
104
Part 104 Dilarikan ke rumah sakit
105
Part 105 Kedatangan Bayu
106
Part 106 Kisah hidup Voni
107
Part 107 Kejadian yang direncanakan
108
Part 108 Dinyatakan telah tiada
109
Part 109 Selamat dari maut
110
Part 110 Depresi berat
111
Part 111 Mengunjungi Luna
112
Part 112 Diintrogasi
113
Part 113 Kekejaman Fitri
114
Part 114 Kembali ke rumah
115
Part 115 Kebahagiaan Voni dan Bramono

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!