Tentara Itu Ayah Dari Putraku
"Bagaimana keadaan Cucu saya Dokter?" tanya pria berpakaian lusuh yang menyiratkan kekhawatiran di wajahnya.
Dokter itu langsung menarik nafas dalam sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pria paruh baya dihadapannya.
Sebenarnya dia tidak tega ingin menyampaikan kabar duka yang telah menimpa bayi laki-laki yang baru dua hari dilahirkan oleh pasien bernama Naura, tapi sebagai Dokter yang bertanggung jawab atas nyawa setiap pasiennya, maka mau tidak mau dia pun harus menyampaikan hasil yang telah dia dapatkan.
"Maaf pak Adam. Mungkin berita ini terdengar sangat menyakitkan, tapi saya memang harus menyampaikannya kepada Bapak dan juga ibu. Terutama kepada nona Naura."
"Iya, baiklah Dokter. Kami akan menerima apapun yang Dokter katakan."
"Baiklah. Begini Pak Adam. Setelah kami lihat dan kami cek gejala yang terjadi pada tubuh cucu bapak. Kami dapat menyimpulkan bahwa Putra dari Nyonya Naura telah mengidap penyakit langka, yaitu penyakit Anemia Hemolitik. Sebuah penyakit yang terjadi akibat rusaknya sel darah merah sehingga menyebabkan Anemia. Dan penyakit ini bisa terjadi karena sang bayi tidak sesuai Rhesus (RH) dan ABO dengan ibunya sejak janin masih berada di dalam kandungan. Jadi dapat disimpulkan bahwa penyakit ini benar-benar sangat berbahaya dan harus segera di tangani secepatnya."
Deggghh… .
Mendengar pernyataan sang Dokter, jantung pak Adam dan ibu Lastri langsung berdetak hebat. Sepertinya Tuhan belum mengizinkan putri mereka untuk hidup bahagia.
Walaupun telah melalui masalah yang begitu banyak, tapi Tuhan kembali menguji Naura melalui putra yang baru saja dia lahirkan.
"Bagaimana ini Pak?" ibu Lastri meneteskan air mata, sambil memegang pergelangan tangan Pak Adam dengan perasaan kalut.
"Tenanglah buk. Kita akan mencari jalan keluarnya." jawab Pak Adam mencoba menenangkan bu Lastri.
Setelah itu pandangan Pak Adam kembali tertuju kearah Dokter yang ada di hadapan mereka saat ini.
"Lalu apa yang harus kami lakukan Dokter? Supaya cucu kami dapat disembuhkan?" tanya Pak Adam menatap lekat.
"Begini Ibu dan Bapak. Penyakit ini adalah penyakit kurang darah akibat proses penghancuran sel darah merah yang lebih cepat dibandingkan pembentukannya. Dan penyakit ini harus segera di tangani agar tidak terjadi komplikasi kepada jantungnya.Dan selain menjaga pengobatan serta suplemen vitamin yang harus di konsumsi oleh pasien, maka kita juga sangat wajib melakukan transfusi darah dari kedua orang tuanya yang memiliki darah yang cocok kepada cucu Bapak, dan kebetulan. Setelah saya periksa, Naura selaku ibunya tidak memiliki kecocokan darah kepada pasien, itu artinya hanya Ayahnya lah yang memiliki kecocokan dan bisa mentransfusi darah kepada cucu Pak Adam."
"Apa! Ayahnya!" seru Pak Adam dan bu Lastri merasa terkejut.
"Iya benar Pak! Memangnya kenapa? Apakah ada masalah?" tanya Dokter itu heran.
"Tidak Pak. Kalau begitu baiklah, kami akan mengajak Ayah cucu kami datang kerumah sakit sesegara mungkin."
"Bagus Pak Adam. Kalau bisa secepatnya Pak Adam. Agar cucu Bapak bisa ditangani dengan cepat. Untuk beberapa hari ini kami masih menyediakan persediaan darah yang cocok untuk cucu Bapak, tapi tidak untuk hari selanjutnya, jadi alangkah baiknya kalau kedepannya cucu Bapak mendapatkan transfusi darah dari ayah kandungnya sendiri."
"Baik Pak. Kami mengerti. Jika begitu kami permisi sekarang juga." pamit pak Adam sambil memegang tangan ibu Lastri.
Sesampainya di luar ruangan sang Dokter. Ibu Lastri langsung meluapkan rasa takut yang sejak tadi sudah bersarang di benaknya.
"Pak! Apa yang harus kita katakan kepada Naura? Ibu yakin dia akan syok dan hancur mendengar kabar duka ini pak!" seru ibu Lastri memasang wajah sedih.
Mendengar perkataan istrinya, pak Adam pun memilih duduk di kursi panjang yang ada di sampingnya. Kebetulan keadaan di tempat itu sedang sepi, karena para pengunjung belum banyak yang berdatangan.
"Lalu apa yang harus kita katakan kepada Naura? Walaupun ini menyakitkan, tapi demi putra yang sangat dia cintai, maka Naura wajib berjuang untuk menyelamatkan putranya, dan yang bisa menyelamatkan cucu kita hanyalah ayah kandungnya buk."
"Iya ibu tahu pak, tapi bagaimana caranya? Sedangkan Andre saja tidak mengingat Naura sama sekali."
"Buk! Bapak yakin, nak Andre tidak mengingat Naura karena dia mengalami amnesia, dan itu artinya masih ada kesempatan Naura masuk kembali ke dalam kehidupan Andre buk."
Mendengar penjelasan dari suaminya, ibu Lastri mencoba percaya dan bersikap tenang. Semoga saja apa yang dia takutkan selama ini tidak akan pernah terjadi.
"Ya sudah kalau begitu. Sekarang juga ayo kita kembali keruangan Naura. kita harus menyampaikan kabar duka ini kepada Naura." ajak ibu Lastri kepada suaminya.
Setelah itu mereka pun kembali melangkah menuju ke ruangan bersalin yang ditempati putri mereka.
Dan sesampainya di dalam ruangan, kedatangan mereka berdua langsung disambut dengan tatapan penasaran dari wanita cantik bernama Naura itu.
Dia benar-benar igin tahu, apa yang sebenarnya terjadi kepada putranya? Sehingga dirinya tidak bisa membawa putranya tidur di satu ruangan yang sama dengan dirinya.
"Pak, Buk. Apa kata Dokter? Anakku sehat sehat saja bukan?" tanya Naura menatap lekat.
Ibu Lastri melangkahkan kakinya mendekati ranjang Naura. setelah itu dia pun menghempaskan bokongnya di atas ranjang dan memeluk tubuh Naura erat.
Tak lama kemudian, Pak Adam menceritakan semua apa yang ucapkan oleh Dokter Bagas, mendengar perkataan bapaknya, air mata Naura langsung menetes deras. Sepertinya Tuhan memang ingin menguji dirinya kembali dengan memberi cobaan yang begitu berat.
Atau jangan jangan ini adalah balasan setimpal untuk dirinya, karena telah berani melakukan perbuatan dosa sampai dia hamil di luar nikah.
"Hiks… hiks… Kenapa cobaan ini tidak berhenti dan terus bertambah, sepertinya Tuhan benar-benar menguji kehidupanku, sekarang apa yang harus aku lakukan Bu?" tanya Naura menangis terisak.
Kedua orang tua Naura juga ikut bersedih, mereka adalah saksi bisu atas perjuangan putri mereka, yang selama sembilan bulan kesana kemari mencari keberadaan pria yang telah menghamili dirinya.
Bahkan karena kehamilan Naura yang diketahui oleh warga kampung di desa tempat mereka tinggal, akhirnya Pak Adam memboyong keluarganya untuk pindah ke kota Besar, namun pencarian mereka tetap tidak membuahkan hasil, hingga dua hari yang lalu tiba-tiba saja Naura dipertemukan dengan seorang pria yang berwajah sangat mirip pria yang sangat dia cintai. Tapi sayangnya pria itu tidak mengenali Naura sama sekali.
"Jika kau memang meyakini bahwa pria yang kau temui tempo hari adalah Andre ayah dari putramu? Maka carilah dia nak! Kejar dia dan bawa dia ke rumah sakit sesegera mungkin. Kau harus menyelamatkan nyawa putramu Naura." perintah Pak Adam kepada Naura.
Naura terdiam sambil menatap lekat kedua rentina hitam legam milik bapaknya itu.. Benar yang dikatakan oleh Pak Adam, jika dirinya harus menemukan keberadaan Andre secepat mungkin.
"Baiklah Pak. Kalau begitu, sekarang juga izinkan Naura keluar dari rumah sakit. Naura akan mencari keberadaan Mas Andre sampai ketemu."
"Tapi bagaimana dengan keadaanmu sendiri Nak? Kau baru kemarin melahirkan normal?"
Ibu Lastri merasa keberatan mendengar niat dari putrinya itu, karena bu Lastri tahu bagaimana rasanya melahirkan secara normal.
"Tidak apa buk! Aku pasti kuat, ini semua alu lakukan demi putraku." jawab Naura meyakinkan ibu Lastri.
Melihat semangat membara yang terpancar di wajah Naura, akhirnya Ibu Laras pun menyetujui rencana Naura untuk mencari pria bernama Andre. Dengan cepat dia turun dari atas ranjang dan bersiap siap pergi mencari keberadaan ayah dari putranya. seorang Pria yang seharusnya bertanggung jawab atas kehidupan pahit yang menimpa dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
mom_abyshaq
aku datang dengan membawa ,🌹
2023-08-29
0
Clara Dasella
Aku mampir mak membawa bunga dan pote nya sekaligus
2023-08-27
1
Ita Am
aku hanya bisa bantu doa 🤲☺️
2023-08-25
0