After Dark

After Dark

Bab 1 - Pertunangan Antara Aku dan Dia

Kecelakaan malam itu telah merenggut nyawa kakak ku. Kejadian ini sudah berlalu 3 minggu yang lalu.

Sejak saat itu mama tak pernah lagi berbicara kepadaku, begitu juga dengan papa. Mereka telah menganggapku tiada dirumah ini.

Hatiku sakit, dadaku terasa sesak, aku hanya ingin minta maaf atas semua yang terjadi.

******

Siang ini, kami kedatangan tamu. Keluarga dari pihak seorang bapak yang telah menabrak kakak ku.

Mama dan Papa menyambut mereka. Menyeduhkan teh hangat dan sepiring cemilan.

Sepertinya mama tidak membenci mereka, karena tatapan mama berbeda dengan tatapannya kepadaku.

Maksud dari kedatangan mereka untuk meminang. Meminang seorang anak perempuan yang masih duduk di kelas 2 SMP. Hal ini mereka lakukan sebagai bentuk tanggung jawab.

Mama dan Papa tak menanyai hal ini terlebih dahulu kepadaku, ketika mendengarnya mereka lansung setuju.

Aku yang masih kecil dan masih belum diterima pendapatnya, terpaksa menyetujui pertunangan ini.

Kakak lelaki yang akan menjadi tunanganku adalah seorang mahasiswa semester 2 dari universitas ternama.

Dia sangat pintar, orang tuanya bercerita kalau anaknya sudah sejak kecil mendapatkan berbagai ragam penghargaan. Mereka membanggakannya.

Tetapi, saat aku memandanginya. Dia terlihat tidak senang. Dari kepalan tangan nya sudah terlihat jelas  bahwa pertunangan ini tidak disetujuinya.

Pertunangan yang hanya disepakati oleh kedua pihak orang tua.

******

Hari dan tanggal pertunangan sudah ditentukan saat pertemuan hari itu. Semua Persiapan dilakukan tiga hari sebelum hari-H.

Hari berlalu sangat cepat. Besok malam adalah hari yang telah ditentukan.

Mama menghampiriku ke kamar, aku yang tengah rebahan dikasur terkejut melihat mama.

Aku tersenyum dengan lebar. rasanya sangat senang. Tetapi, perasaan senang itu dipatahkan oleh tatapan mama yang kosong kepada ku.

"Mulai besok kamu bukan lagi bagian dari keluarga kami. Saya harap kamu bisa meninggalkan rumah ini secepatnya" ucap Mama

Mengapa mama bersikap seperti ini. Mama mengatakannya tanpa berkedip sedikit pun, kemudian pergi begitu saja.

"APAKAH MAMA SANGAT MEMBENCI AKU?"

Malam sebelum hari pertunangan diadakan aku merenung dikamar. Jika dengan cara pergi meninggalkan rumah ini bisa membuat mama dan papa tersenyum kembali aku akan melakukannya.

Aku menguatkan diriku sendiri untuk selalu berusaha menerima semua ini.

******

Acara pertunanganku akan diadakan nanti malam. Semua keluarga dari pihak mama papa datang kerumah.

Aku tak keluar dari kamar hingga malam tiba. Seseorang mengetuk pintu kamar, mereka menghampiri untuk meriasku.

Setelah selesai mengenakan gaun, aku keluar bukan bersama mama tetapi bersama bibi Sena.

Bibi Sena adalah adik mama satu-satunya. Bibi Sena mendampingi aku karna, mama tak ingin menjadi pendampingku.

Saat pertunangan akan dimulai, kakak masih diluar bersama ayahnya.

Aku masih belum berkenalan dengannya. hanya memanggilnya kakak, sepertinya dia seumuran dengan Kakak ku.

Kami menunggu cukup lama. Semua orang bertanya-tanya mengapa pihak lelaki belum kunjung masuk.

Bibi Sena menyuruhku untuk memanggil mereka. Aku berdiri berjalan keluar, terlihat mereka sedang berbicara di depan mobil.

Aku menghampirinya..

Langkah kakiku terhenti saat mendengar percakapan mereka. Kakak memohon kepada ayahnya untuk membatalkan pertunangan ini.

"Pa aku mohon, aku gak mau nikah sama dia. Aku gak kenal dia. Aku juga gak punya perasaan apapun ke dia. KENAPA? Kenapa harus aku yang bayar semua perbuatan papa "

Aku melihat dia menangis. Menggepalkan tangan lalu bersujud. Papanya tak berubah pikiran, membalikkan badan lalu berkata,

"Kamu harus ngelakuin ini semua demi papa. Kamu harus ngejaga anak perempuan itu sampai tua. Karena papa telah membuat orang yang akan ngejaganya meninggal"

Papanya melangkah , berjalan menuju arahku mengintip. Kakak berdiri kemudian berlari mencegah papanya,

"Bukan papa yang membunuhnya, tetapi anak perempuan itu yang telah MEMBUNUH kakaknya sendiri"

Kakiku gemetar mendengarnya.

Dia berteriak cukup keras, sontak papanya menampar.

"Kenapa papa menamparku? Bukankah itu benar? Kalau saja dia tidak mendorong kakaknya saat itu, semua ini tidak akan pernah terjadi! AKU SANGAT MEMBENCINYA!!!"

"CUKUP, papa bilang cukup. Sekarang bukan waktunya berdebat. Mau tidak mau kamu harus bertunangan dengannya"

Mataku mulai berkaca-kaca. ini semua salahku, aku yang telah membunuh kakak ku.

Saat aku ingin melangkah masuk kedalam rumah, kakak melihatku. Aku melihat ke arah matanya, tatapan matanya sama persis saat mama menatapku. Tatapan kosong dan dingin, tatapan yang penuh amarah dan dendam.

Aku mencoba untuk berbicara, meminta maaf kepadanya.

"Kak.."

Belum sempat aku berbicara, dia menyanggah ucapan ku.

"Siapa yang mau menjadi kakakmu? kamu ingat baik-baik, aku tidak akan pernah menikahi perempuan yang telah membunuh kakaknya sendiri !!!"

Aku termenung, tak mampu mengucapkan apapun. Karena aku tahu aku lah yang salah...

******

Acara pertunangan pun berjalan dengan lancar. Semua para tamu undangan yang hadir sudah mulai beransur pulang.

Impianku untuk memiliki hari pertunangan yang indah, mewah, dan megah telah sirna. aku tidak menyangkah akan ada hari seperti ini.

Aku mendengar dari teman-temanku bahwa hari pertunangan adalah hari yang bahagia bagi kedua belah pihak. Tetapi, mengapa tidak dengan kami?

Setelah acara malam ini selesai, mama menyerahkan ku kepada keluarga kakak. Tetapi, mereka bilang tidak bisa sekarang.

Keluarga kakak bukan berasal dari kota ini. Mereka kemari hanya untuk berlibur. Keluarga kakak harus kembali besok pagi.

"Hmmm.. bagaimana kalau begini. Setelah menantu kami lulus dari SMA suruh dia datang kekota kami dan melanjutkan kuliah di tempat anak kami kuliah"

Mama menyetujuinya dan tidak jadi menyerahkanku. aku bertanya dalam hati,

"Bukankah proses penyerahan itu dilakukan saat pernikahan. Mengapa mama terlalu cepat ingin menyerahkan ku?"

Perasaan yang campur aduk ini membuat pikiran ku menjadi sangat kacau. aku tak banyak berbicara dihari pertunanganku. Hanya menatap tamu sekeliling, dan menutup telinga karena tidak ingin mendengarkan perkataan buruk yang mereka lontar kan tentang aku.

Namun, seberapa kuatnya aku menutup telinga. Raut muka mama telah menunjukkan semua yang terjadi kepada tamu undangan.

Pandangan ku teralihkan kepada Ibu kakak. Dia memanggilku, menyuruhku mendekat. Aku berjalan menuju kursi tempatnya duduk.

"Ada apa tante?" Tanya ku

"Tidak perlu memanggil tante, panggil saja ibu. sebentar lagi kamu juga akan menjadi menantu ibu satu-satunya" Ibu tersenyum kepada ku.

Melihat senyuman ibu kepadaku, membuat hatiku terasa sedikit hangat. Ibu mengatakan beberapa hal ke padaku. Menceritakan tentang Kakak, memberitahu kepada ku semua tentang masa kecilnya.

Ibu juga bertanya beberapa hal tentang kepribadianku. kami Berbincang cukup lama. Hingga tanpa disadari jam sudah menunjukkan pukul 23.45 wib.

"Bu, sebaiknya kita pulang sekarang. Biarkan calon menantu kita istirahat lebih cepat" Tutur ayah kakak

"Maaf sayang ibu berbicara terlalu banyak (mengelus punggungku) sampai lupa waktu" Ucap Ibu

Setelah menyetujui beberapa perbincangan keluarga kakak pun pulang dan tak pernah kembali lagi.

...****************...

Terpopuler

Comments

Beerus

Beerus

Thor, update dong! penasaran banget nih 😍

2023-08-01

0

Arabelle Arinne

Arabelle Arinne

Bahasanya mudah dipahami dan dialognya bikin aku merasa ikut dalam ceritanya.

2023-08-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pertunangan Antara Aku dan Dia
2 Bab 2 - Aku Luluanna Marley
3 Bab 3 - Perasaan Menyenangkan
4 Bab 4 - Pertemuan Kedua (Bagian Pertama)
5 Bab 5 - Pertemuan Kedua (Bagian Kedua)
6 Bab 6 - Amarah
7 Bab 7 - Ungkapan Perasaan (Bagian Pertama)
8 Bab 8 - Ungkapan Perasaan (Bagian Kedua)
9 Bab 9 - Tragedi
10 Bab 10 - Selebrasi Setelah Ujian
11 Bab 11 - Sorakan Kemenangan
12 Bab 12 - Ingatan Masa Lalu
13 Bab 13 - Tolong! Hentikan Waktu (Bagian Pertama)
14 Bab 14 - Tolong! Hentikan Waktu (Bagian Kedua)
15 Bab 15 - Tolong! Hentikan Waktu (Bagian Ketiga)
16 Bab 16 - Gadis Kecil Bermata Bulat
17 Bab 17 - Camp Ground
18 Bab 18 - Telaga Misteri
19 Bab 19 - Jeritan Malam
20 Bab 20 - Kembali Pulang
21 Bab 21 - Letty, Perempuan berambut pendek
22 Bab 22 - Menuju Lembaran Baru
23 Bab 23 - Tumbuhnya Perasaan Itu?
24 Bab 24 - Kami Semakin Dekat
25 Bab 25 - Tawa dan Permainan (Bagian Pertama)
26 Bab 26 - Tawa Dan Permainan (Bagian Kedua)
27 Bab 27 - Impian dan Masa Depan
28 Bab 28 - Nostalgia di Taman Sekolah
29 Bab 29 - Pagi Mingguku Yang Sibuk
30 Bab 30 - Perasaan Benci Itu Semakin Besar
31 Bab 31 - Pertengkaran Hebat
32 Bab 32 - Tak Terduga! Dia Datang
33 Bab 33 - Genggaman Tangan? Untuk Pertama Kalinya!
34 Bab 34 - Drama Dan Memori Nyata
35 Bab 35 - Kesepian Yang Menyakitkan
36 Bab 36 - Pelukan Ternyaman
37 Bab 37 - Kegelisahan Bara!
38 Bab 38 - Selangkah Menuju Masa Depan
39 Bab 39 - Keajaiban
40 Bab 40 - Perasaan! Bara mengungkapkannya?
41 Bab 41 - Mata Yang Saling Bertatapan
42 Bab 42 - Berakhirnya Putih Abu-Abu (Bagian Pertama)
43 Bab 43 - Berakhirnya Putih Abu-Abu (Bagian Kedua)
44 Bab 44 - Perpisahan
45 Bab 45 - Kota Baru
46 Bab 46 - Mereka Semua Membenciku
47 Bab 47 - Bertemu Kembali Dengannya!
48 Bab 48 - Tatapan Orang-Orang! Aku Sudah Gila?
49 Bab 49 - Malam Menegangkan
50 Bab 50 - Teman Baru
51 Bab 51 - First Kiss
52 Bab 52 - Berjalan Di Tengah Kegelapan
53 Bab 53 - Halusinasi
54 Bab 54 - Ujung Jari Yang Saling Bersentuhan
55 Bab 55 - Aku Buta?
56 Bab 56 - Aku Membenci Mereka
57 Bab 57 - Keseharianku Setelah Menjadi Buta
58 Bab 58 - Nyanyian Malam
59 Bab 59 - Kematian
60 Bab 60 - Hampir Bertemu
61 Bab 61 - Saling tarik Menarik Rambut
62 Bab 62 - Pantai
63 Bab 63 - Siapa Yang Salah?
64 Bab 64- Keputusan Yang Mengejutkan
65 Bab 65 - Batalnya Pertunangan Dan Merima Tawaran Lainnya
66 Bab 66 - Kehidupan Baru
67 Bab 67 - Aku Tak Butuh Siapa Pun!
68 Bab 68 - Club Malam
69 Bab 69 - Apa Kabar Anna?
70 Bab 70 - Hadiah Dari Bara (Bagian Pertama).
71 Bab 71 - Hadiah Dari Bara (Bagian Kedua)
72 Bab 72 - Penuh Dengan Air Mata
73 Bab 73 - Sesuatu Terjadi Pada Bara?
74 Bab 74 - Kembali Pulang
75 Bab 75 - Sandaran Tak terduga
76 Bab 76 - Tidur Bersama
77 Bab 77 - Pemakaman Seseorang
78 Bab 78 - Operasi Darurat
79 Bab 79 - Semuanya Dalam Ke Panikan
80 Bab 80 - Kencan Pertama Kia
81 Bab 81 - Kia dan Anak Anjing
82 Bab 82 - Sikap Aneh Jason
83 Bab 83 - Peresmian Panti Asuhan
84 Bab 84 - Toko Kecil
85 Bab 85 - Pertemuan Yang Membingungkan
86 Bab 86 - Antara Aku, Jason dan Bara
87 Bab 87 - Hubungan Itu Merenggang
88 Bab 88 - Jason, Membabi Buta!
89 Bab 89 - Berakhirnya Hubungan Itu
90 Bab 90 - Password nya, Jason Tampan!
91 Bab 91 - Semuanya Milik Jason
92 Bab 92 - Latte Dingin dan Gosip Hangat
93 Bab 93 - Bara dan Gadis Carousel
94 Bab 94 - Kembali Ke Tahun Itu (Bagian Pertama)
95 Bab 95 - Kembali Ke Tahun Itu (Bagian Kedua)
96 Bab 96 - Kembali Ke Masa Sekarang
97 Bab 97 - Suasana Canggung
98 Bab 98 - Sandiwara
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 - Pertunangan Antara Aku dan Dia
2
Bab 2 - Aku Luluanna Marley
3
Bab 3 - Perasaan Menyenangkan
4
Bab 4 - Pertemuan Kedua (Bagian Pertama)
5
Bab 5 - Pertemuan Kedua (Bagian Kedua)
6
Bab 6 - Amarah
7
Bab 7 - Ungkapan Perasaan (Bagian Pertama)
8
Bab 8 - Ungkapan Perasaan (Bagian Kedua)
9
Bab 9 - Tragedi
10
Bab 10 - Selebrasi Setelah Ujian
11
Bab 11 - Sorakan Kemenangan
12
Bab 12 - Ingatan Masa Lalu
13
Bab 13 - Tolong! Hentikan Waktu (Bagian Pertama)
14
Bab 14 - Tolong! Hentikan Waktu (Bagian Kedua)
15
Bab 15 - Tolong! Hentikan Waktu (Bagian Ketiga)
16
Bab 16 - Gadis Kecil Bermata Bulat
17
Bab 17 - Camp Ground
18
Bab 18 - Telaga Misteri
19
Bab 19 - Jeritan Malam
20
Bab 20 - Kembali Pulang
21
Bab 21 - Letty, Perempuan berambut pendek
22
Bab 22 - Menuju Lembaran Baru
23
Bab 23 - Tumbuhnya Perasaan Itu?
24
Bab 24 - Kami Semakin Dekat
25
Bab 25 - Tawa dan Permainan (Bagian Pertama)
26
Bab 26 - Tawa Dan Permainan (Bagian Kedua)
27
Bab 27 - Impian dan Masa Depan
28
Bab 28 - Nostalgia di Taman Sekolah
29
Bab 29 - Pagi Mingguku Yang Sibuk
30
Bab 30 - Perasaan Benci Itu Semakin Besar
31
Bab 31 - Pertengkaran Hebat
32
Bab 32 - Tak Terduga! Dia Datang
33
Bab 33 - Genggaman Tangan? Untuk Pertama Kalinya!
34
Bab 34 - Drama Dan Memori Nyata
35
Bab 35 - Kesepian Yang Menyakitkan
36
Bab 36 - Pelukan Ternyaman
37
Bab 37 - Kegelisahan Bara!
38
Bab 38 - Selangkah Menuju Masa Depan
39
Bab 39 - Keajaiban
40
Bab 40 - Perasaan! Bara mengungkapkannya?
41
Bab 41 - Mata Yang Saling Bertatapan
42
Bab 42 - Berakhirnya Putih Abu-Abu (Bagian Pertama)
43
Bab 43 - Berakhirnya Putih Abu-Abu (Bagian Kedua)
44
Bab 44 - Perpisahan
45
Bab 45 - Kota Baru
46
Bab 46 - Mereka Semua Membenciku
47
Bab 47 - Bertemu Kembali Dengannya!
48
Bab 48 - Tatapan Orang-Orang! Aku Sudah Gila?
49
Bab 49 - Malam Menegangkan
50
Bab 50 - Teman Baru
51
Bab 51 - First Kiss
52
Bab 52 - Berjalan Di Tengah Kegelapan
53
Bab 53 - Halusinasi
54
Bab 54 - Ujung Jari Yang Saling Bersentuhan
55
Bab 55 - Aku Buta?
56
Bab 56 - Aku Membenci Mereka
57
Bab 57 - Keseharianku Setelah Menjadi Buta
58
Bab 58 - Nyanyian Malam
59
Bab 59 - Kematian
60
Bab 60 - Hampir Bertemu
61
Bab 61 - Saling tarik Menarik Rambut
62
Bab 62 - Pantai
63
Bab 63 - Siapa Yang Salah?
64
Bab 64- Keputusan Yang Mengejutkan
65
Bab 65 - Batalnya Pertunangan Dan Merima Tawaran Lainnya
66
Bab 66 - Kehidupan Baru
67
Bab 67 - Aku Tak Butuh Siapa Pun!
68
Bab 68 - Club Malam
69
Bab 69 - Apa Kabar Anna?
70
Bab 70 - Hadiah Dari Bara (Bagian Pertama).
71
Bab 71 - Hadiah Dari Bara (Bagian Kedua)
72
Bab 72 - Penuh Dengan Air Mata
73
Bab 73 - Sesuatu Terjadi Pada Bara?
74
Bab 74 - Kembali Pulang
75
Bab 75 - Sandaran Tak terduga
76
Bab 76 - Tidur Bersama
77
Bab 77 - Pemakaman Seseorang
78
Bab 78 - Operasi Darurat
79
Bab 79 - Semuanya Dalam Ke Panikan
80
Bab 80 - Kencan Pertama Kia
81
Bab 81 - Kia dan Anak Anjing
82
Bab 82 - Sikap Aneh Jason
83
Bab 83 - Peresmian Panti Asuhan
84
Bab 84 - Toko Kecil
85
Bab 85 - Pertemuan Yang Membingungkan
86
Bab 86 - Antara Aku, Jason dan Bara
87
Bab 87 - Hubungan Itu Merenggang
88
Bab 88 - Jason, Membabi Buta!
89
Bab 89 - Berakhirnya Hubungan Itu
90
Bab 90 - Password nya, Jason Tampan!
91
Bab 91 - Semuanya Milik Jason
92
Bab 92 - Latte Dingin dan Gosip Hangat
93
Bab 93 - Bara dan Gadis Carousel
94
Bab 94 - Kembali Ke Tahun Itu (Bagian Pertama)
95
Bab 95 - Kembali Ke Tahun Itu (Bagian Kedua)
96
Bab 96 - Kembali Ke Masa Sekarang
97
Bab 97 - Suasana Canggung
98
Bab 98 - Sandiwara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!