After Dark
Kecelakaan malam itu telah merenggut nyawa kakak ku. Tiga minggu berlalu, tetapi luka dihatiku juga tidak sembuh.
Sejak saat itu mama dan papa menghindari percakapan denganku. Mereka tidak pernah mengakui aku lagi, seolah-olah aku tidak pernah menjadi bagian dari keluarga ini.
Hatiku sakit, dadaku terasa sesak, aku hanya ingin minta maaf atas semua yang terjadi. Namun, kata-kata itu terus terjebak di tenggorokanku.
...----------------...
Siang ini, tamu tak terduga datang. Mereka adalah keluarga yang telah menabrak kakak ku.
Mama dan Papa menyambut mereka dengan sopan tetapi tatapannya dingin.
Menyeduhkan teh hangat dan sepiring cemilan.
Sepertinya mama tidak terlalu membenci mereka, karena tatapan mama berbeda dengan tatapannya kepadaku.
Maksud dari kedatangan mereka adalah untuk meminang aku. Meminang seorang anak perempuan yang masih duduk di kelas 2 SMP. Hal ini mereka lakukan sebagai bentuk tanggung jawab.
Apakah itu pantas?
Aku masih berusia 13 tahun.
Mama dan Papa tak menanyai hal ini terlebih dahulu kepadaku, ketika mendengarnya mereka lansung setuju.
Aku yang masih kecil dan masih belum diterima pendapatnya, terpaksa menyetujui pertunangan ini.
Kakak lelaki yang akan menjadi tunanganku adalah seorang mahasiswa semester 2 dari universitas ternama.
Dia sangat pintar, orang tuanya bercerita kalau anaknya sudah sejak kecil mendapatkan berbagai ragam penghargaan.
Mereka membanggakannya.
Tetapi, saat aku memandanginya. Dia terlihat tidak senang. Dari kepalan tangan nya sudah terlihat jelas bahwa pertunangan ini tidak disetujuinya.
Pertunangan yang hanya disepakati oleh kedua pihak orang tua.
...----------------...
Hari dan tanggal pertunangan sudah ditentukan saat pertemuan hari itu. Semua Persiapan dilakukan tiga hari sebelum hari-H.
Hari berlalu sangat cepat. Tanpa terasa Besok malam adalah hari yang telah ditentukan.
Mama menghampiriku ke kamar, aku yang tengah rebahan dikasur terkejut melihat mama.
Aku tersenyum dengan lebar. rasanya sangat senang. Tetapi, perasaan senang itu dipatahkan oleh tatapan mama yang kosong kepada ku.
^^^"Mulai besok kamu bukan lagi bagian dari keluarga kami. Saya harap kamu bisa meninggalkan rumah ini secepatnya" ucap Mama^^^
Mengapa mama bersikap seperti ini. Mama mengatakannya tanpa berkedip sedikit pun, kemudian pergi begitu saja.
..."APAKAH MAMA SANGAT MEMBENCI AKU?"...
..."AKU TERPUKUL"...
Malam sebelum hari pertunangan diadakan aku merenung dikamar. Jika dengan cara pergi meninggalkan rumah ini bisa membuat mama dan papa tersenyum kembali aku akan melakukannya.
Aku menguatkan diriku sendiri untuk selalu berusaha menerima semua ini.
...----------------...
Acara pertunanganku akan diadakan nanti malam. Semua keluarga dari pihak mama papa datang kerumah.
Aku tak keluar dari kamar hingga malam tiba. Seseorang mengetuk pintu kamar, mereka menghampiri untuk meriasku.
Setelah selesai mengenakan gaun, aku keluar di dampingi bibi Sena.
Aku melihat kebencian dari mata tamu undangan.
Saat pertunangan akan dimulai, pihak pria dan ayahnya masih berada diluar.
Kami menunggu cukup lama. Semua orang bertanya-tanya mengapa pihak pria belum kunjung masuk.
Bibi Sena meminta orang lain untuk memanggil mereka, tetapi aku menawarkan diriku sendiri. Sebelum pertunangan ini dilansungkan, aku ingin berbicara terlebih dahulu dengan kakak laki-laki itu.
Aku berdiri berjalan keluar, terlihat mereka sedang berbicara di depan mobil.
Aku menghampirinya..
Langkah kakiku terhenti saat mendengar percakapan mereka. Dia memohon kepada ayahnya untuk membatalkan pertunangan ini.
^^^"Pa aku mohon.... aku gak mau nikah sama dia. Aku gak kenal dia. Aku juga gak punya perasaan apapun ke dia. KENAPA harus aku yang bayar semua perbuatan ini? --- "^^^
Aku melihat dia menangis. Menggepalkan tangan lalu bersujud. Papanya tak berubah pikiran, membalikkan badan lalu berkata,
^^^"Kamu harus ngelakuin ini semua demi papa. Kamu harus menjaga anak perempuan itu, karena papa telah membuat orang yang akan ngejaganya meninggal"^^^
Papanya melangkah , berjalan menuju arahku mengintip. Dia berdiri kemudian berlari mencegah papanya,
^^^"Bukan papa yang membunuhnya, tetapi anak perempuan itu yang telah MEMBUNUH kakaknya sendiri"^^^
Seluruh badanku gemetar mendengarnya.
Dia berteriak cukup keras, sontak papanya menampar.
^^^"Kenapa papa menamparku? Bukankah itu benar? Kalau saja dia tidak mendorong kakaknya saat itu, semua ini tidak akan pernah terjadi!"^^^
^^^"CUKUP, papa bilang cukup. Sekarang bukan waktunya berdebat. Mau tidak mau kamu harus bertunangan dengannya"^^^
Mataku mulai berkaca-kaca, Ini semua salahku, aku yang telah merenggut nyawa kakakku. Rasa bersalah menghantam hatiku.
Saat aku ingin melangkah masuk ke dalam rumah, dia menatapku dengan dingin. Tatapannya sama seperti mama, kosong dan penuh amarah. Aku terpukul.
^^^"Aku minta maaf," kataku tergagap, suara lemah tak terkendali.^^^
Dia tidak menjawab, hanya menatapku dengan dendam. Kesunyian itu terasa seperti kekalahan.
Aku mencoba untuk berbicara lagi,
^^^"Kak---"^^^
Belum sempat aku berbicara, dia menyanggah ucapan ku.
^^^"Siapa yang mau menjadi kakakmu? kamu ingat baik-baik, aku tidak akan pernah menikahi perempuan yang telah membunuh kakaknya sendiri !!!"^^^
Aku terdiam tak berdaya, kata-katanya menusuk hatiku seperti pedang. Aku tahu akulah yang salah. Akulah yang harus menanggung kesalahan ini seumur hidup.
...----------------...
Acara pertunangan berakhir dengan cepat, meninggalkan kesan pahit. Tamu-tamu berpamitan, meninggalkan keheningan yang menyakitkan. Impianku tentang hari pertunangan yang indah, mewah, dan bahagia telah musnah.
Aku mendengar dari teman-temanku bahwa hari pertunangan adalah hari yang bahagia bagi kedua belah pihak.
TETAPI, MENGAPA TIDAK DENGAN KAMI?
Setelah acara malam ini selesai, mama menyerahkan ku kepada keluarga kakak. Tetapi, mereka bilang tidak bisa sekarang.
Mereka bukan berasal dari kota ini. Mereka kemari hanya untuk berlibur dan harus kembali besok pagi.
^^^"Hmmm.. bagaimana kalau begini. Setelah menantu kami lulus dari SMA suruh dia datang ke kota kami dan melanjutkan kuliah di tempat anak kami kuliah"^^^
Mama menyetujuinya dan tidak jadi menyerahkanku. aku bertanya dalam hati,
..."Bukankah proses penyerahan itu dilakukan saat pernikahan. Mengapa mama terlalu cepat ingin menyerahkan ku?"...
Perasaan yang campur aduk ini membuat pikiran ku menjadi sangat kacau. aku tak banyak berbicara dihari pertunanganku. Hanya menatap tamu sekeliling, dan menutup telinga karena tidak ingin mendengarkan perkataan buruk yang mereka lontarkan tentang aku.
Namun, seberapa kuatnya aku menutup telinga. Raut muka mama telah menunjukkan semua yang terjadi kepada tamu undangan.
Setelah menyetujui beberapa perbincangan keluarga kakak pun pulang dan tak pernah kembali lagi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Beerus
Thor, update dong! penasaran banget nih 😍
2023-08-01
0
Arabelle Arinne
Bahasanya mudah dipahami dan dialognya bikin aku merasa ikut dalam ceritanya.
2023-08-01
0