Bu Tina sudah memperhatikan aku dari kejauhan. Aku yang berlari dengan sangat cepat, dengan nafas terengah-engah memegang erat tangan bu Tina.
"Kenapa Lulu? Siapa yang ngejar kamu? Kamu diikutin orang? (Bu Tina membolak-balikkan tubuh ku)" Panik bu Tina
"Gak ada yang terjadi kok bu. Aku cuma lagi buru-buru (mengambil goreng pisang diatas meja kemudian menggigitinya)" jawab ku acuh
Bu Tina mengerutkan keningnya, lalu bertanya
"kamu mau kemana?"
"Aakk...ku ada janji sama Mimi bu" ucap ku sembari berlari menuju kamar.
"Mimi? Mimi yang waktu itu?" tanya bu Tina dengan nada bicara nyaring.
"iya bu...." jawab keras ku.
Sebelumnya aku sudah bercerita kepada bu Tina kalau aku memiliki teman ditempat kerja part time ku. Karena rasa penasaran bu Tina, ia memintaku untuk membawa Mimi ke kosan.
Selama 3 bulan terakhir ini, Mimi sudah mengunjungi bu Tina sebanyak 4 kali. Bu Tina sangat menyukai Mimi. Menurut bu Tina, Mimi anak yang periang. Bisa berkomunikasi dengan baik dan mudah bergaul dimana pun ia berada. Jadi, intinya Sifat Mimi berkebalikan dari sifat ku.
Aku membuka lemari, memilih pakaian untuk ku pakai malam ini.
Ping....
Disaat memilih pakaian, hp ku bergetar. Aku mengecek notif whatsapp yang masuk. Notif whatsapp dari Mimi. Aku membacanya, Mimi menyuruh ku untuk tidak mengenakan pakaian berwarna gelap.
Aku berdiri melihat seluruh isi lemariku. Di dalamnya hanya terdiri dari 3 warna baju saja. Dari ujung kanan berwarna hitam, kemudian ketengah berwarna navy, dan diujung kiri berwarna coklat. Aku terdiam, kemudian menggaruki kepalaku.
Aku tidak memiliki pakaian selain berwarna gelap.
"Mengapa tidak ada satu pun warna merah?" lirihku dalam hati
Aku menggelengkan kepala ku berulang kali.
"Aku tidak suka mengenakan pakaian berwarna mencolok. Bukankah pakaian berwarna navy ini cukup bagus?" ucap ku.
Aku berdiri didepan kaca, mencoba satu persatu baju. Kemudian hp ku bergetar kembali. dari kejauhan aku melihat notif whatsapp dari Mimi.
"Kenakan gaun yang berwarna pink waktu itu" isi whatsapp Mimi
"Gaun berwarna pink? apa aku memiliki gaun?" lirihku sembari berpikir.
Aku mengeluarkan semua isi didalam lemariku, tidak ada satu pun gaun yang berwarna pink. tiba-tiba aku teringat kalau waktu itu Mimi membelikanku gaun dari gaji pertama yang di dapatinya. Mimi memberiku gaun ini sebagai hadiah untuk ku.
Tapi, aku lupa dimana aku meletakkannya. Aku mencarinya disetiap kotak pakaian yang aku punya. Namun, tidak ketemu. Aku mencoba berpikir kembali dimana aku meletakkan gaun itu.
Sembari menggigiti jari, aku mengingatnya. Aku menurunkan cover yang berada diatas lemari. Ternyata aku meletakkan gaun itu didalam cover.
Gaun berwarna pink panjang dengan desain simple ditaburi sedikit manik-manik permata putih yang berkilauan.
Mulutku terbuka melihat gaun itu, dan kening ku sedikit berkerut.
"Apa aku harus mengenakan ini?" ucapku dengan keras
Aku memasukkan kembali gaun itu kedalam kotak dan menutupnya.
******
Cafe Hatari,
Pukul 19.30 wib.
Mimi dan Jason sudah sampai terlebih dahulu dicafe. Mimi nge-whatsappku menyuruhku untuk bergegas datang.
Aku membaca whatsapp Mimi didalam taxi, jarak cafe dengan kosan cukup jauh. Sebelumnya Mimi menawarkan untuk menjemputku, tapi aku berkata tidak perlu. Aku akan naik taxi kesana.
Selama menungguku di Cafe, Mimi menceritakan tentang diriku kepada Jason. Hal itu membuat Jason memiliki sedikit simpati kepadaku.
"Sayang nanti kamu harus terus tersenyum dengan Lulu" tutur Mimi sembari memegang tangan Jason
Jason mengedipkan matanya.
Selang 20 menit aku sampai dicafe. Aku nge-whatsapp Mimi menanyakan diruangan mana ia menungguku.
Setelah menerima balasan whatsapp dari Mimi, aku bergegas menuju kesana. Aku menaiki tangga satu per satu, melihat sekeliling lampu yang berkelap kelip.
"Sangat cantik, seperti bintang" tuturku dalam hati sembari tersenyum.
Aku melihat Mimi duduk di pojok dinding. Mimipun melihatku, melambaikan tangan kepadaku.
"Sayang adik kesayangan aku datang, jangan lupa kamu gak boleh bersikap cuek sama dia" ucap Mimi
Mimi memegang tangan Jason,menyuruhnya untuk berdiri menyambutku.
Senyum ku sangat lebar, aku tak sabar untuk melihat orang yang sangat Mimi sayangi. Mimi bercerita banyak kepadaku tentang pacarnya. Menceritakan semuanya kepadaku.
Disaat Jason membalikkan badannya.
Aku menatap matanya, Mata Jason juga menatapku.
Perasaan ini membuat ku takut, mataku mulai berkaca-kaca. Aku terpaku tak bisa menggerakkan kakiku.
Mimi terus tersenyum, badanku mulai gemetar.
"Lulu sini.... Lulu.... Luluuu"
sepertinya Mimi berkata sesuatu, tapi aku tak mendengarnya. Aku hanya melihat dari gerakan bibir Mimi.
Mimi berjalan kearahku, menggenggam tanganku,
"kenapa diam aja? ayo duduk" Tutur hangat Mimi
Saat tangan Mimi menggenggamku, perasaan ku menjadi semakin tak karuan. Mimi mengajakku duduk.
Mimi selalu tersenyum, DIA TERSENYUM KEPADAKU!!!
"Akhirnya aku bisa ketemuin dua orang yang aku sayang" ucap Mimi
Mimi melihatku, sembari menggerakkan alis. menyuruhku berjabat tangan dengannya.
Aku tak berani menatapnya,
"Sayang, kan tadi aku udah bilang kamu harus selalu tersenyum sama Lulu. jangan bersikap cuek. Lulu adik aku satu-satunya (Mimi memelukku)" senyum Mimi.
Aku memberanikan diri menatapnya, menyapanya kemudian mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
Dia menatapku...
Namanya Jason, JASON WILLIAM. Seorang kakak laki-laki yang datang kerumahku 3 tahun yang lalu. Kakak laki-laki yang telah bertunangan denganku.
Tatapan matanya masih sama, tatapan dingin yang penuh amarah.
Jason tak membalas sapaanku. Jason duduk kemudian mengaduk-aduk latte dingin yang sedang diminumnya.
Muka Mimi terlihat kesel, mimi berbicara kepadaku.
"Gak usah dipeduliin, kamu tahu dia selalu saja seperti itu" kesal Mimi
Jason menatap Mimi, tatapannya berbeda dengan tatapan ia kepadaku.
Mata itu terlihat sangat hangat. Jason menggerakkan bibirnya,
"Kita pesan ini? bukannya kamu suka ini?" Tanya Jason sembari menatap Mimi
Mimi tak berbicara sedikitpun. Jason mendekatkan kursi ke arah Mimi, kemudian menggenggam tangan Mimi.
Aku memperhatikan mereka.
"Aku minta maaf sayang" tutur Jason.
Entah kenapa melihat dan mendengar perkataan Jason kepada Mimi membuat hati ku terasa sakit.
"Kamu balas dulu sapaan adik aku, baru aku maafin kamu!" ucap tegas Mimi.
Jason mengalihkan pandangannya.
"Aku harus berjabat tangan dengan dia?" tutur keras Jason
Aku menundukkan kepala,
"Bukannya kamu sayang aku?" Tanya Mimi sembari memainkan tangan Jason
Dengan nada suara lembut, Jason berkata
"Aku sayang kamu" sembari menyentuh lembut hidung Mimi.
"yaudah kalau gitu, salaman"
Mimi mulai tersenyum lebar kembali.
Perasaan sayang Jason ke Mimi, membuat hati Jason rela melakukan apapun untuk Mimi. Jason mengulurkan tangannya kepadaku. Dan berkata,
"Jason, salam kenal" cuek Jason
Aku rasa Jason ingin agar aku tidak menyebutkan apapun tentang pertunangan kami kepada Mimi.
Setelah berjabat tangan, Mimi menyodorkan latte kesukaan ku.
"Tadi aku udah pesanin Lattenya sekalian. minuman kesukaan kamu sama kayak Jason. Jadi gak ribet buat nentuin apa yang mau dipesan" tawa Mimi
Jason menyanggah ucapan Mimi.
"Mulai hari ini kamu jangan beliin aku Latte lagi. Aku lebih suka jus strawberry kamu" ucap tegas Jason
Jason memanggil pelayan, meminta menu minuman dan memesan semua jenis jus yang ada. Memberikan Lattenya kepada pelayan untuk dibuang, lalu Jason mengambil jus milik Mimi dan meminumnya.
Mimi berkata kepadaku, bahwa Jason malam ini sangat aneh. Mimi berbisik kepadaku,
"Dari dulu dia suka Latte. sekarang malah bilang gak suka Latte lagi. Kamu tahu kalau dia gak minuman Latte satu hari, kerjaannya gak bakal selesai" tutur pelan Mimi.
Mendengar perkataan Mimi, aku tahu penyebab Jason merubah minuman kesukaannya karena apa.
Itu karena aku, dia tidak menginginkan hal yang sama dengan yang aku sukai. meskipun hal itu sangat di sukainya, maka dia akan berhenti menyukainya. Lebih tepatnya karena dia membenciku.
Dulu dia membenciku, sekarang dia juga membenciku dan sampai kapanpun dia akan tetap membenciku.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments