Bab 4 - Pertemuan Kedua (Bagian Pertama)

Bu Tina sudah memperhatikan aku dari kejauhan. Aku yang berlari dengan sangat cepat, dengan nafas terengah-engah memegang erat tangan bu Tina.

"Kenapa Lulu? Siapa yang ngejar kamu? Kamu diikutin orang? (Bu Tina membolak-balikkan tubuh ku)" Panik bu Tina

"Gak ada yang terjadi kok bu. Aku cuma lagi buru-buru (mengambil goreng pisang diatas meja kemudian menggigitinya)" jawab ku acuh

Bu Tina mengerutkan keningnya, lalu bertanya

"kamu mau kemana?"

"Aakk...ku ada janji sama Mimi bu" ucap ku sembari berlari menuju kamar.

"Mimi? Mimi yang waktu itu?" tanya bu Tina dengan nada bicara nyaring.

"iya bu...." jawab keras ku.

Sebelumnya aku sudah bercerita kepada bu Tina kalau aku memiliki teman ditempat kerja part time ku. Karena rasa penasaran bu Tina, ia memintaku untuk membawa Mimi ke kosan.

Selama 3 bulan terakhir ini, Mimi sudah mengunjungi bu Tina sebanyak 4 kali. Bu Tina sangat menyukai Mimi. Menurut bu Tina, Mimi anak yang periang. Bisa berkomunikasi dengan baik dan mudah bergaul dimana pun ia berada. Jadi, intinya Sifat Mimi berkebalikan dari sifat ku.

Aku membuka lemari, memilih pakaian untuk ku pakai malam ini.

Ping....

Disaat memilih pakaian, hp ku bergetar. Aku mengecek notif whatsapp yang masuk. Notif whatsapp dari Mimi. Aku membacanya, Mimi menyuruh ku untuk tidak mengenakan pakaian berwarna gelap.

Aku berdiri melihat seluruh isi lemariku. Di dalamnya hanya terdiri dari 3 warna baju saja. Dari ujung kanan berwarna hitam, kemudian ketengah berwarna navy, dan diujung kiri berwarna coklat. Aku terdiam, kemudian menggaruki kepalaku.

Aku tidak memiliki pakaian selain berwarna gelap.

"Mengapa tidak ada satu pun warna merah?" lirihku dalam hati

Aku menggelengkan kepala ku berulang kali.

"Aku tidak suka mengenakan pakaian berwarna mencolok. Bukankah pakaian berwarna navy ini cukup bagus?" ucap ku.

Aku berdiri didepan kaca, mencoba satu persatu baju. Kemudian hp ku bergetar kembali. dari kejauhan aku melihat notif whatsapp dari Mimi.

"Kenakan gaun yang berwarna pink waktu itu" isi whatsapp Mimi

"Gaun berwarna pink? apa aku memiliki gaun?" lirihku sembari berpikir.

Aku mengeluarkan semua isi didalam lemariku, tidak ada satu pun gaun yang berwarna pink. tiba-tiba aku teringat kalau waktu itu Mimi membelikanku gaun dari gaji pertama yang di dapatinya. Mimi memberiku gaun ini sebagai hadiah untuk ku.

Tapi, aku lupa dimana aku meletakkannya. Aku mencarinya disetiap kotak pakaian yang aku punya. Namun, tidak ketemu. Aku mencoba berpikir kembali dimana aku meletakkan gaun itu.

Sembari menggigiti jari, aku mengingatnya. Aku menurunkan cover yang berada diatas lemari. Ternyata aku meletakkan gaun itu didalam cover.

Gaun berwarna pink panjang dengan desain simple ditaburi sedikit manik-manik permata putih yang berkilauan.

Mulutku terbuka melihat gaun itu, dan kening ku sedikit berkerut.

"Apa aku harus mengenakan ini?" ucapku dengan keras

Aku memasukkan kembali gaun itu kedalam kotak dan menutupnya.

******

Cafe Hatari,

Pukul 19.30 wib.

Mimi dan Jason sudah sampai terlebih dahulu dicafe. Mimi nge-whatsappku menyuruhku untuk bergegas datang.

Aku membaca whatsapp Mimi didalam taxi, jarak cafe dengan kosan cukup jauh. Sebelumnya Mimi menawarkan untuk menjemputku, tapi aku berkata tidak perlu. Aku akan naik taxi kesana.

Selama menungguku di Cafe, Mimi menceritakan tentang diriku kepada Jason. Hal itu membuat Jason memiliki sedikit simpati kepadaku.

"Sayang nanti kamu harus terus tersenyum dengan Lulu" tutur Mimi sembari memegang tangan Jason

Jason mengedipkan matanya.

Selang 20 menit aku sampai dicafe. Aku nge-whatsapp Mimi menanyakan diruangan mana ia menungguku.

Setelah menerima balasan whatsapp dari Mimi, aku bergegas menuju kesana. Aku menaiki tangga satu per satu, melihat sekeliling lampu yang berkelap kelip.

"Sangat cantik, seperti bintang" tuturku dalam hati sembari tersenyum.

Aku melihat Mimi duduk di pojok dinding. Mimipun melihatku, melambaikan tangan kepadaku.

"Sayang adik kesayangan aku datang, jangan lupa kamu gak boleh bersikap cuek sama dia" ucap Mimi

Mimi memegang tangan Jason,menyuruhnya untuk berdiri menyambutku.

Senyum ku sangat lebar, aku tak sabar untuk melihat orang yang sangat Mimi sayangi. Mimi bercerita banyak kepadaku tentang pacarnya. Menceritakan semuanya kepadaku.

Disaat Jason membalikkan badannya.

Aku menatap matanya, Mata Jason juga menatapku.

Perasaan ini membuat ku takut, mataku mulai berkaca-kaca. Aku terpaku tak bisa menggerakkan kakiku.

Mimi terus tersenyum, badanku mulai gemetar.

"Lulu sini.... Lulu.... Luluuu"

sepertinya Mimi berkata sesuatu, tapi aku tak mendengarnya. Aku hanya melihat dari gerakan bibir Mimi.

Mimi berjalan kearahku, menggenggam tanganku,

"kenapa diam aja? ayo duduk" Tutur hangat Mimi

Saat tangan Mimi menggenggamku, perasaan ku menjadi semakin tak karuan. Mimi mengajakku duduk.

Mimi selalu tersenyum, DIA TERSENYUM KEPADAKU!!!

"Akhirnya aku bisa ketemuin dua orang yang aku sayang" ucap Mimi

Mimi melihatku, sembari menggerakkan alis. menyuruhku berjabat tangan dengannya.

Aku tak berani menatapnya,

"Sayang, kan tadi aku udah bilang kamu harus selalu tersenyum sama Lulu. jangan bersikap cuek. Lulu adik aku satu-satunya (Mimi memelukku)" senyum Mimi.

Aku memberanikan diri menatapnya, menyapanya kemudian mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

Dia menatapku...

Namanya Jason, JASON WILLIAM. Seorang kakak laki-laki yang datang kerumahku 3 tahun yang lalu. Kakak laki-laki yang telah bertunangan denganku.

Tatapan matanya masih sama, tatapan dingin yang penuh amarah.

Jason tak membalas sapaanku. Jason duduk kemudian mengaduk-aduk latte dingin yang sedang diminumnya.

Muka Mimi terlihat kesel, mimi berbicara kepadaku.

"Gak usah dipeduliin, kamu tahu dia selalu saja seperti itu" kesal Mimi

Jason menatap Mimi, tatapannya berbeda dengan tatapan ia kepadaku.

Mata itu terlihat sangat hangat. Jason menggerakkan bibirnya,

"Kita pesan ini? bukannya kamu suka ini?" Tanya Jason sembari menatap Mimi

Mimi tak berbicara sedikitpun. Jason mendekatkan kursi ke arah Mimi, kemudian menggenggam tangan Mimi.

Aku memperhatikan mereka.

"Aku minta maaf sayang" tutur Jason.

Entah kenapa melihat dan mendengar perkataan Jason kepada Mimi membuat hati ku terasa sakit.

"Kamu balas dulu sapaan adik aku, baru aku maafin kamu!" ucap tegas Mimi.

Jason mengalihkan pandangannya.

"Aku harus berjabat tangan dengan dia?" tutur keras Jason

Aku menundukkan kepala,

"Bukannya kamu sayang aku?" Tanya Mimi sembari memainkan tangan Jason

Dengan nada suara lembut, Jason berkata

"Aku sayang kamu" sembari menyentuh lembut hidung Mimi.

"yaudah kalau gitu, salaman"

Mimi mulai tersenyum lebar kembali.

Perasaan sayang Jason ke Mimi, membuat hati Jason rela melakukan apapun untuk Mimi. Jason mengulurkan tangannya kepadaku. Dan berkata,

"Jason, salam kenal" cuek Jason

Aku rasa Jason ingin agar aku tidak menyebutkan apapun tentang pertunangan kami kepada Mimi.

Setelah berjabat tangan, Mimi menyodorkan latte kesukaan ku.

"Tadi aku udah pesanin Lattenya sekalian. minuman kesukaan kamu sama kayak Jason. Jadi gak ribet buat nentuin apa yang mau dipesan" tawa Mimi

Jason menyanggah ucapan Mimi.

"Mulai hari ini kamu jangan beliin aku Latte lagi. Aku lebih suka jus strawberry kamu" ucap tegas Jason

Jason memanggil pelayan, meminta menu minuman dan memesan semua jenis jus yang ada. Memberikan Lattenya kepada pelayan untuk dibuang, lalu Jason mengambil jus milik Mimi dan meminumnya.

Mimi berkata kepadaku, bahwa Jason malam ini sangat aneh. Mimi berbisik kepadaku,

"Dari dulu dia suka Latte. sekarang malah bilang gak suka Latte lagi. Kamu tahu kalau dia gak minuman Latte satu hari, kerjaannya gak bakal selesai" tutur pelan Mimi.

Mendengar perkataan Mimi, aku tahu penyebab Jason merubah minuman kesukaannya karena apa.

Itu karena aku, dia tidak menginginkan hal yang sama dengan yang aku sukai. meskipun hal itu sangat di sukainya, maka dia akan berhenti menyukainya. Lebih tepatnya karena dia membenciku.

Dulu dia membenciku, sekarang dia juga membenciku dan sampai kapanpun dia akan tetap membenciku.

...****************...

Episodes
1 Bab 1 - Pertunangan Antara Aku dan Dia
2 Bab 2 - Aku Luluanna Marley
3 Bab 3 - Perasaan Menyenangkan
4 Bab 4 - Pertemuan Kedua (Bagian Pertama)
5 Bab 5 - Pertemuan Kedua (Bagian Kedua)
6 Bab 6 - Amarah
7 Bab 7 - Ungkapan Perasaan (Bagian Pertama)
8 Bab 8 - Ungkapan Perasaan (Bagian Kedua)
9 Bab 9 - Tragedi
10 Bab 10 - Selebrasi Setelah Ujian
11 Bab 11 - Sorakan Kemenangan
12 Bab 12 - Ingatan Masa Lalu
13 Bab 13 - Tolong! Hentikan Waktu (Bagian Pertama)
14 Bab 14 - Tolong! Hentikan Waktu (Bagian Kedua)
15 Bab 15 - Tolong! Hentikan Waktu (Bagian Ketiga)
16 Bab 16 - Gadis Kecil Bermata Bulat
17 Bab 17 - Camp Ground
18 Bab 18 - Telaga Misteri
19 Bab 19 - Jeritan Malam
20 Bab 20 - Kembali Pulang
21 Bab 21 - Letty, Perempuan berambut pendek
22 Bab 22 - Menuju Lembaran Baru
23 Bab 23 - Tumbuhnya Perasaan Itu?
24 Bab 24 - Kami Semakin Dekat
25 Bab 25 - Tawa dan Permainan (Bagian Pertama)
26 Bab 26 - Tawa Dan Permainan (Bagian Kedua)
27 Bab 27 - Impian dan Masa Depan
28 Bab 28 - Nostalgia di Taman Sekolah
29 Bab 29 - Pagi Mingguku Yang Sibuk
30 Bab 30 - Perasaan Benci Itu Semakin Besar
31 Bab 31 - Pertengkaran Hebat
32 Bab 32 - Tak Terduga! Dia Datang
33 Bab 33 - Genggaman Tangan? Untuk Pertama Kalinya!
34 Bab 34 - Drama Dan Memori Nyata
35 Bab 35 - Kesepian Yang Menyakitkan
36 Bab 36 - Pelukan Ternyaman
37 Bab 37 - Kegelisahan Bara!
38 Bab 38 - Selangkah Menuju Masa Depan
39 Bab 39 - Keajaiban
40 Bab 40 - Perasaan! Bara mengungkapkannya?
41 Bab 41 - Mata Yang Saling Bertatapan
42 Bab 42 - Berakhirnya Putih Abu-Abu (Bagian Pertama)
43 Bab 43 - Berakhirnya Putih Abu-Abu (Bagian Kedua)
44 Bab 44 - Perpisahan
45 Bab 45 - Kota Baru
46 Bab 46 - Mereka Semua Membenciku
47 Bab 47 - Bertemu Kembali Dengannya!
48 Bab 48 - Tatapan Orang-Orang! Aku Sudah Gila?
49 Bab 49 - Malam Menegangkan
50 Bab 50 - Teman Baru
51 Bab 51 - First Kiss
52 Bab 52 - Berjalan Di Tengah Kegelapan
53 Bab 53 - Halusinasi
54 Bab 54 - Ujung Jari Yang Saling Bersentuhan
55 Bab 55 - Aku Buta?
56 Bab 56 - Aku Membenci Mereka
57 Bab 57 - Keseharianku Setelah Menjadi Buta
58 Bab 58 - Nyanyian Malam
59 Bab 59 - Kematian
60 Bab 60 - Hampir Bertemu
61 Bab 61 - Saling tarik Menarik Rambut
62 Bab 62 - Pantai
63 Bab 63 - Siapa Yang Salah?
64 Bab 64- Keputusan Yang Mengejutkan
65 Bab 65 - Batalnya Pertunangan Dan Merima Tawaran Lainnya
66 Bab 66 - Kehidupan Baru
67 Bab 67 - Aku Tak Butuh Siapa Pun!
68 Bab 68 - Club Malam
69 Bab 69 - Apa Kabar Anna?
70 Bab 70 - Hadiah Dari Bara (Bagian Pertama).
71 Bab 71 - Hadiah Dari Bara (Bagian Kedua)
72 Bab 72 - Penuh Dengan Air Mata
73 Bab 73 - Sesuatu Terjadi Pada Bara?
74 Bab 74 - Kembali Pulang
75 Bab 75 - Sandaran Tak terduga
76 Bab 76 - Tidur Bersama
77 Bab 77 - Pemakaman Seseorang
78 Bab 78 - Operasi Darurat
79 Bab 79 - Semuanya Dalam Ke Panikan
80 Bab 80 - Kencan Pertama Kia
81 Bab 81 - Kia dan Anak Anjing
82 Bab 82 - Sikap Aneh Jason
83 Bab 83 - Peresmian Panti Asuhan
84 Bab 84 - Toko Kecil
85 Bab 85 - Pertemuan Yang Membingungkan
86 Bab 86 - Antara Aku, Jason dan Bara
87 Bab 87 - Hubungan Itu Merenggang
88 Bab 88 - Jason, Membabi Buta!
89 Bab 89 - Berakhirnya Hubungan Itu
90 Bab 90 - Password nya, Jason Tampan!
91 Bab 91 - Semuanya Milik Jason
92 Bab 92 - Latte Dingin dan Gosip Hangat
93 Bab 93 - Bara dan Gadis Carousel
94 Bab 94 - Kembali Ke Tahun Itu (Bagian Pertama)
95 Bab 95 - Kembali Ke Tahun Itu (Bagian Kedua)
96 Bab 96 - Kembali Ke Masa Sekarang
97 Bab 97 - Suasana Canggung
98 Bab 98 - Sandiwara
99 Bab 99 - Merah Merona
100 Bab 100 - Kehangatan Toko Baru
101 Bab 101 - Zean Dan Pastry
102 Bab 102 - Perasaan Yang Kuat
103 Bab 103 - Gadis Kecil Itu Menghilang
104 Bab 104 - Kakak Baru
105 Bab 105 - Kehangatan dan Air Mata
106 Bab 106 - Naluri Seorang Ibu
107 Bab 107 - Aku Hanya Akan Menikah Dengannya
108 Bab 108 - Pertemuan yang Membingungkan
109 Bab 109 - Kelakuan Aneh Mereka
110 Bab 110 - Kebingungan
111 Bab 111 - Kegilaan Mereka
112 Bab 112 - Linangan Air Mata
113 Bab 113 - Semuanya Terungkap
114 Bab 114 - Aurora, Wanita Bara?
115 Bab 115 - Semua Pesan Anna
116 Bab 116 - Kebahagiaan dan Masa Muda yang Hilang
117 Bab 117 - Pekerjaan Di Masa Depan
118 Bab 118 - Aurora, Batalnya Pertunangan?
119 Bab 119 - Aurora Kembali
120 Bab 120 - Anna dan Aurora
121 Bab 121 - Roti Bakar Buk Tina
122 Bab 122 - Air Mata dan Tawa
123 Bab 123 - Konflik Cinta
124 Bab 124 - Ucapan Mengejutkan
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bab 1 - Pertunangan Antara Aku dan Dia
2
Bab 2 - Aku Luluanna Marley
3
Bab 3 - Perasaan Menyenangkan
4
Bab 4 - Pertemuan Kedua (Bagian Pertama)
5
Bab 5 - Pertemuan Kedua (Bagian Kedua)
6
Bab 6 - Amarah
7
Bab 7 - Ungkapan Perasaan (Bagian Pertama)
8
Bab 8 - Ungkapan Perasaan (Bagian Kedua)
9
Bab 9 - Tragedi
10
Bab 10 - Selebrasi Setelah Ujian
11
Bab 11 - Sorakan Kemenangan
12
Bab 12 - Ingatan Masa Lalu
13
Bab 13 - Tolong! Hentikan Waktu (Bagian Pertama)
14
Bab 14 - Tolong! Hentikan Waktu (Bagian Kedua)
15
Bab 15 - Tolong! Hentikan Waktu (Bagian Ketiga)
16
Bab 16 - Gadis Kecil Bermata Bulat
17
Bab 17 - Camp Ground
18
Bab 18 - Telaga Misteri
19
Bab 19 - Jeritan Malam
20
Bab 20 - Kembali Pulang
21
Bab 21 - Letty, Perempuan berambut pendek
22
Bab 22 - Menuju Lembaran Baru
23
Bab 23 - Tumbuhnya Perasaan Itu?
24
Bab 24 - Kami Semakin Dekat
25
Bab 25 - Tawa dan Permainan (Bagian Pertama)
26
Bab 26 - Tawa Dan Permainan (Bagian Kedua)
27
Bab 27 - Impian dan Masa Depan
28
Bab 28 - Nostalgia di Taman Sekolah
29
Bab 29 - Pagi Mingguku Yang Sibuk
30
Bab 30 - Perasaan Benci Itu Semakin Besar
31
Bab 31 - Pertengkaran Hebat
32
Bab 32 - Tak Terduga! Dia Datang
33
Bab 33 - Genggaman Tangan? Untuk Pertama Kalinya!
34
Bab 34 - Drama Dan Memori Nyata
35
Bab 35 - Kesepian Yang Menyakitkan
36
Bab 36 - Pelukan Ternyaman
37
Bab 37 - Kegelisahan Bara!
38
Bab 38 - Selangkah Menuju Masa Depan
39
Bab 39 - Keajaiban
40
Bab 40 - Perasaan! Bara mengungkapkannya?
41
Bab 41 - Mata Yang Saling Bertatapan
42
Bab 42 - Berakhirnya Putih Abu-Abu (Bagian Pertama)
43
Bab 43 - Berakhirnya Putih Abu-Abu (Bagian Kedua)
44
Bab 44 - Perpisahan
45
Bab 45 - Kota Baru
46
Bab 46 - Mereka Semua Membenciku
47
Bab 47 - Bertemu Kembali Dengannya!
48
Bab 48 - Tatapan Orang-Orang! Aku Sudah Gila?
49
Bab 49 - Malam Menegangkan
50
Bab 50 - Teman Baru
51
Bab 51 - First Kiss
52
Bab 52 - Berjalan Di Tengah Kegelapan
53
Bab 53 - Halusinasi
54
Bab 54 - Ujung Jari Yang Saling Bersentuhan
55
Bab 55 - Aku Buta?
56
Bab 56 - Aku Membenci Mereka
57
Bab 57 - Keseharianku Setelah Menjadi Buta
58
Bab 58 - Nyanyian Malam
59
Bab 59 - Kematian
60
Bab 60 - Hampir Bertemu
61
Bab 61 - Saling tarik Menarik Rambut
62
Bab 62 - Pantai
63
Bab 63 - Siapa Yang Salah?
64
Bab 64- Keputusan Yang Mengejutkan
65
Bab 65 - Batalnya Pertunangan Dan Merima Tawaran Lainnya
66
Bab 66 - Kehidupan Baru
67
Bab 67 - Aku Tak Butuh Siapa Pun!
68
Bab 68 - Club Malam
69
Bab 69 - Apa Kabar Anna?
70
Bab 70 - Hadiah Dari Bara (Bagian Pertama).
71
Bab 71 - Hadiah Dari Bara (Bagian Kedua)
72
Bab 72 - Penuh Dengan Air Mata
73
Bab 73 - Sesuatu Terjadi Pada Bara?
74
Bab 74 - Kembali Pulang
75
Bab 75 - Sandaran Tak terduga
76
Bab 76 - Tidur Bersama
77
Bab 77 - Pemakaman Seseorang
78
Bab 78 - Operasi Darurat
79
Bab 79 - Semuanya Dalam Ke Panikan
80
Bab 80 - Kencan Pertama Kia
81
Bab 81 - Kia dan Anak Anjing
82
Bab 82 - Sikap Aneh Jason
83
Bab 83 - Peresmian Panti Asuhan
84
Bab 84 - Toko Kecil
85
Bab 85 - Pertemuan Yang Membingungkan
86
Bab 86 - Antara Aku, Jason dan Bara
87
Bab 87 - Hubungan Itu Merenggang
88
Bab 88 - Jason, Membabi Buta!
89
Bab 89 - Berakhirnya Hubungan Itu
90
Bab 90 - Password nya, Jason Tampan!
91
Bab 91 - Semuanya Milik Jason
92
Bab 92 - Latte Dingin dan Gosip Hangat
93
Bab 93 - Bara dan Gadis Carousel
94
Bab 94 - Kembali Ke Tahun Itu (Bagian Pertama)
95
Bab 95 - Kembali Ke Tahun Itu (Bagian Kedua)
96
Bab 96 - Kembali Ke Masa Sekarang
97
Bab 97 - Suasana Canggung
98
Bab 98 - Sandiwara
99
Bab 99 - Merah Merona
100
Bab 100 - Kehangatan Toko Baru
101
Bab 101 - Zean Dan Pastry
102
Bab 102 - Perasaan Yang Kuat
103
Bab 103 - Gadis Kecil Itu Menghilang
104
Bab 104 - Kakak Baru
105
Bab 105 - Kehangatan dan Air Mata
106
Bab 106 - Naluri Seorang Ibu
107
Bab 107 - Aku Hanya Akan Menikah Dengannya
108
Bab 108 - Pertemuan yang Membingungkan
109
Bab 109 - Kelakuan Aneh Mereka
110
Bab 110 - Kebingungan
111
Bab 111 - Kegilaan Mereka
112
Bab 112 - Linangan Air Mata
113
Bab 113 - Semuanya Terungkap
114
Bab 114 - Aurora, Wanita Bara?
115
Bab 115 - Semua Pesan Anna
116
Bab 116 - Kebahagiaan dan Masa Muda yang Hilang
117
Bab 117 - Pekerjaan Di Masa Depan
118
Bab 118 - Aurora, Batalnya Pertunangan?
119
Bab 119 - Aurora Kembali
120
Bab 120 - Anna dan Aurora
121
Bab 121 - Roti Bakar Buk Tina
122
Bab 122 - Air Mata dan Tawa
123
Bab 123 - Konflik Cinta
124
Bab 124 - Ucapan Mengejutkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!