Pukul 23.15 wib.
"Hari ini berjalan cukup lama, semua badan ku berasa sakit. lain waktu aku tidak mau lagi menukar ship dihari minggu" ketus aku
Selama perjalanan pulang aku memukul-mukul bahu ku untuk menghilangkan sedikit lelah.
Sesampainya di depan kosan, aku mendengar suara langkahan kaki dari gudang kosan. Aku berpikir untuk melihat dan mendekatinya.
Tak... tak... tak....
krietttt.....
Bugggkk..
Aaaaa...
Suara teriakan dua orang yang cukup nyaring telah membangunkan Pak Koko,
"Lulu kenapa kamu muncul tanpa suara?" Ibu Tina mengusap dada nya sembari istigfar.
"Maaf bu, aku kira maling. suaranya keras banget. ibu lagi ngapain?" Aku juga merasa sedikit kaget karna mendengar suara teriakan ibu Tina.
Pak Koko penghuni kamar kosan nomor 2 berlari keluar dari kamarnya.
"KENAPA? Ada apa?" Tanya Pak Koko dengan nafas yang terengah-engah
Raut wajah pak Koko terlihat panik,
"(Aku tertawa) Gak ada apa-apa kok pak, cuma salah paham doang. Aku kirain ada maling ternyata bu Tina" jawab ku
Mendengar jawabanku membuat raut muka pak Koko semakin berkerut.
"Apa yang kalian berdua lakukan di jam yang hampir tengah malam ini? (dengan nada suara semakin tinggi) bikin mimpi saya terputus saja, padahal tadi saya... (Aku dan Bu Tina memperhatikan muka pak Koko sangat dekat)"
"Apa? Padahal tadi saya APAAA? jangan membuat orang penasaran. lanjutkan..." Tegas bu Tina
"Apanya yang mau dilanjutin" teriak pak Koko yang mukanya mulai memerah
Aku tertawa, tertawa sangat keras karna melihat tingkah pak Koko yang merasa malu di depan Bu Tina.
Aku tertawa cukup lama hingga mengeluarkan air mata.
"Lulu? kamu kenapa?" bu Tina mendekatiku sambil mengelus punggungku.
Aku terdiam, mengusap air mata kemudian tertawa lagi.
Pak Koko berjalan mendekatiku,
"Lulu kamu jarang sekali tertawa. jika hal seperti ini bisa membuat kamu tertawa sekeras ini, bapak akan memperlihatkan raut muka seperti ini setiap harinya" sembari menunjukan raut muka dengan bibir manyun kedepan
Bu Tina spontan memukul pak Koko.
"Itu jelek sekali" tutur bu Tina sembari tertawa memukul pak Koko
Aku yang mulai terdiam kembali tertawa mendengar tawa buk Tina dan pak Koko.
Hari yang aku lalui hari ini tidak terlalu buruk dari kemarin.
Karna kejadian malam ini, membuatku tertawa cukup keras.
Aku merasa bahagia...
*******
Senin, 9 Juni 2016
"Mengheningkan cipta dimulai" ujar pembina upacara
Upacara bendera dilakukan setiap hari seninnya. kali ini kelas kami menjadi pelaksana upacara bendera.
Pelaksana upacara bendera untuk terakhir kalinya. Karena dua minggu lagi akan dilaksanakannya ujian kenaikan kelas.
Tahun depan kami sudah duduk dikelas tiga, dan untuk siswa-siswi kelas tiga sudah tidak diperbolehkan untuk menjadi pelaksana upacara bendera.
Tapi aku tidak ikut berpastisipasi kali ini.
Selama upacara bendera berjalan, mataku terasa berat dan mengantuk.
Dua sampai tiga kali aku hampir terjatuh karena rasa kantuk yang tidak tertahan ini.
Akhirnya upacara selesai.
Semua siswa dan siswi kembali ke kelas masing-masing.
Seperti biasa pelajaran hari senin cukup menguras otak. Jam pertama Fisika, Jam kedua Matematika, Jam ketiga Biologi dan Jam terakhir Matematika Peminatan.
Jam telah menunjukkan pukul 14.10 wib.
Pelajaran hari ini telah berakhir.
"Untuk metode pelajaran kita selanjutnya, saya harap ada dari salah satu siswa yang memberikan contoh lebih mudah lagi. Agar teman-teman yang lain bisa dengan mudah mengerti dan memahaminya. Ketua kelas, beri salam" Ujar Pak Tono
"Berdiri, Hormat" Perintah Bara
BARA AGARA adalah ketua kelas XI IPA 2. Bara sudah menjabat dari kelas X. Karena selama menjabat menjadi ketua kelas Bara selalu melakukan yang terbaik. Jadi setiap perubahan struktur kelas, kami tidak pernah mengubah posisi ketua kelas.
"Bara tugas kelompok untuk rabu ini gimana?" tanya Tamya
"Aku udah bagi kelompok sesuai dengan kemampuan teman-teman. jadi aku rasa kelompok ini cukup adil" tegas Bara
Bara berjalan kedepan meja guru, menyuruh kami untuk tidak pulang terlebih dahulu.
"Saya minta perhatian teman-teman sebentar. Saya ingin menyampaikan untuk kelompok Praktek Kimia Rabu ini. saya sudah membaginya secara adil. Untuk lebih jelasnya teman-teman bisa lihat digrup wa kelas. Saya sudah mengirimkannya. Jadi, tugas selanjutnya silahkan berdiskusi dengan teman kelompok masing-masing. Terima kasih atas perhatiannya" ucap Bara
Bara kembali ke kursinya, dan memanggil teman satu kelompoknya.
Aku berjalan menuju arah Bara, Tamya yang melihat ku dari depan meja guru. Raut mukanya terlihat cukup kesal.
Sebenarnya, Kelompok yang ditetapkan oleh Bara selalu berubah setiap minggunya. Jadi semua teman-teman bisa saling berinteraksi dengan baik. Tujuan utama Bara untuk pembagian kelompok adalah agar semua siswa-siswi saling mengenal satu sama lain.
Kali ini aku satu kelompok dengan Bara.
Aku tidak terlalu mengenalnya, karena aku tidak punya cukup waktu untuk mengobrol bersama teman-teman diluar jam sekolah.
Aku selalu bertemu dengan Bara, Setiap adanya olimpiade antar sekolah. Aku dan Bara selalu terpilih dihari tes yang sama.
TAMYA PUTRI adalah bendahara kelas IPA 2. Tamya terlihat cuek tetapi hatinya baik. Hanya saja dia tidak suka dengan orang yang mengambil posisinya. Tamya sudah meyukai Bara dari SMP. Mereka berdua berasal dari alumni SMP yang sama.
Aku sudah terbiasa ditatap sinis oleh Tamya. Karena, perasaan cemburu yang dirasakan Tamya.
Tetapi, aku tidak memiliki perasaan apapun kepada Bara. Aku rasa Bara juga tidak memiliki perasaan apapun kepadaku.
"Lulu (aku menatap Bara) gimana kalau materi yang kita ambil tentang reaksi ini?" Tanya Bara
Aku menganggukkan kepala, kemudian menatap Bintang dan Nano.
"Kenapa Lu? Kenapa natap gua?" Tanya Nano sembari mengedipkan mata
"Bukan (aku mengalihkan perhatianku) pendapat kalian gimana?" Tanya aku
"Kami berdua nurut aja sama padaku raja dan ratu (Bintang dan Nano tertawa cukup keras)" tutur Bintang
Muka Bara merasa kesal melihat tingkah temannya. Bintang dan Nano kemudian diam.
"Kita ambil ini aja. Nanti malam kamu ada waktu lu? biar bisa dikerjakan lebih cepat" tanya Bara
"Kalian kirimin aja materi yang harus aku cari...."
Perkataanku di potong oleh Bara
"Lebih baik lagi kalau kita diskusi bersama" Bara mengambil pensil Nano
"Benar lu, kamu punya waktu jam berapa? biar kita jemput" Tanya Nano
"Malam ini aku gak bisa (Bara, Bintang dan Nano menatapku seakan raut muka mereka bertanya) aku udah ada janji sama teman aku. Gimana kalau besok malam?" Tanya aku
Mereka terdiam mendengar perkataanku. Nano berdiri membawa kursi dan duduk disamping Bara. Nano terlihat membisikkan sesuatu ke pada Bara.
"Oke untuk hari ini, kita kumpulkan dulu saja materi yang dibutuhkan. Jadi besok malam tinggal kita satuin aja" jelas Bara
Bara menandai materi yang harus dikumpulkan. Bara menandainya dengan stabilo dan memberikan selembar kertas kepada masing-masing kami.
"Kalau gitu, udah boleh pulang?" tanya aku
"udah Lu, udah boleh. Mau sekalian kita antar pulang? kebetulan hari ini Bintang bawa mobil (meletakkan tangannya diatas kepala Bintang)" Ajak Nano
Aku menolak ajakan Nano sembari tersenyuman, mengambil tas kemudian. berlari pulang.
Aku tidak cukup dekat dengan mereka jadi rasanya akan aneh jika pulang bersama. Lagi pula aku sudah terbiasa berlari saat pergi dan pulang sekolah.
"Kali ini aku tidak boleh telat, Mimi bisa marah besar" Dengan nafas terengah aku berlari pulang ke kosan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments