NovelToon NovelToon

After Dark

Bab 1 - Pertunangan Antara Aku dan Dia

Kecelakaan malam itu telah merenggut nyawa kakak ku. Kejadian ini sudah berlalu 3 minggu yang lalu.

Sejak saat itu mama tak pernah lagi berbicara kepadaku, begitu juga dengan papa. Mereka telah menganggapku tiada dirumah ini.

Hatiku sakit, dadaku terasa sesak, aku hanya ingin minta maaf atas semua yang terjadi.

******

Siang ini, kami kedatangan tamu. Keluarga dari pihak seorang bapak yang telah menabrak kakak ku.

Mama dan Papa menyambut mereka. Menyeduhkan teh hangat dan sepiring cemilan.

Sepertinya mama tidak membenci mereka, karena tatapan mama berbeda dengan tatapannya kepadaku.

Maksud dari kedatangan mereka untuk meminang. Meminang seorang anak perempuan yang masih duduk di kelas 2 SMP. Hal ini mereka lakukan sebagai bentuk tanggung jawab.

Mama dan Papa tak menanyai hal ini terlebih dahulu kepadaku, ketika mendengarnya mereka lansung setuju.

Aku yang masih kecil dan masih belum diterima pendapatnya, terpaksa menyetujui pertunangan ini.

Kakak lelaki yang akan menjadi tunanganku adalah seorang mahasiswa semester 2 dari universitas ternama.

Dia sangat pintar, orang tuanya bercerita kalau anaknya sudah sejak kecil mendapatkan berbagai ragam penghargaan. Mereka membanggakannya.

Tetapi, saat aku memandanginya. Dia terlihat tidak senang. Dari kepalan tangan nya sudah terlihat jelas  bahwa pertunangan ini tidak disetujuinya.

Pertunangan yang hanya disepakati oleh kedua pihak orang tua.

******

Hari dan tanggal pertunangan sudah ditentukan saat pertemuan hari itu. Semua Persiapan dilakukan tiga hari sebelum hari-H.

Hari berlalu sangat cepat. Besok malam adalah hari yang telah ditentukan.

Mama menghampiriku ke kamar, aku yang tengah rebahan dikasur terkejut melihat mama.

Aku tersenyum dengan lebar. rasanya sangat senang. Tetapi, perasaan senang itu dipatahkan oleh tatapan mama yang kosong kepada ku.

"Mulai besok kamu bukan lagi bagian dari keluarga kami. Saya harap kamu bisa meninggalkan rumah ini secepatnya" ucap Mama

Mengapa mama bersikap seperti ini. Mama mengatakannya tanpa berkedip sedikit pun, kemudian pergi begitu saja.

"APAKAH MAMA SANGAT MEMBENCI AKU?"

Malam sebelum hari pertunangan diadakan aku merenung dikamar. Jika dengan cara pergi meninggalkan rumah ini bisa membuat mama dan papa tersenyum kembali aku akan melakukannya.

Aku menguatkan diriku sendiri untuk selalu berusaha menerima semua ini.

******

Acara pertunanganku akan diadakan nanti malam. Semua keluarga dari pihak mama papa datang kerumah.

Aku tak keluar dari kamar hingga malam tiba. Seseorang mengetuk pintu kamar, mereka menghampiri untuk meriasku.

Setelah selesai mengenakan gaun, aku keluar bukan bersama mama tetapi bersama bibi Sena.

Bibi Sena adalah adik mama satu-satunya. Bibi Sena mendampingi aku karna, mama tak ingin menjadi pendampingku.

Saat pertunangan akan dimulai, kakak masih diluar bersama ayahnya.

Aku masih belum berkenalan dengannya. hanya memanggilnya kakak, sepertinya dia seumuran dengan Kakak ku.

Kami menunggu cukup lama. Semua orang bertanya-tanya mengapa pihak lelaki belum kunjung masuk.

Bibi Sena menyuruhku untuk memanggil mereka. Aku berdiri berjalan keluar, terlihat mereka sedang berbicara di depan mobil.

Aku menghampirinya..

Langkah kakiku terhenti saat mendengar percakapan mereka. Kakak memohon kepada ayahnya untuk membatalkan pertunangan ini.

"Pa aku mohon, aku gak mau nikah sama dia. Aku gak kenal dia. Aku juga gak punya perasaan apapun ke dia. KENAPA? Kenapa harus aku yang bayar semua perbuatan papa "

Aku melihat dia menangis. Menggepalkan tangan lalu bersujud. Papanya tak berubah pikiran, membalikkan badan lalu berkata,

"Kamu harus ngelakuin ini semua demi papa. Kamu harus ngejaga anak perempuan itu sampai tua. Karena papa telah membuat orang yang akan ngejaganya meninggal"

Papanya melangkah , berjalan menuju arahku mengintip. Kakak berdiri kemudian berlari mencegah papanya,

"Bukan papa yang membunuhnya, tetapi anak perempuan itu yang telah MEMBUNUH kakaknya sendiri"

Kakiku gemetar mendengarnya.

Dia berteriak cukup keras, sontak papanya menampar.

"Kenapa papa menamparku? Bukankah itu benar? Kalau saja dia tidak mendorong kakaknya saat itu, semua ini tidak akan pernah terjadi! AKU SANGAT MEMBENCINYA!!!"

"CUKUP, papa bilang cukup. Sekarang bukan waktunya berdebat. Mau tidak mau kamu harus bertunangan dengannya"

Mataku mulai berkaca-kaca. ini semua salahku, aku yang telah membunuh kakak ku.

Saat aku ingin melangkah masuk kedalam rumah, kakak melihatku. Aku melihat ke arah matanya, tatapan matanya sama persis saat mama menatapku. Tatapan kosong dan dingin, tatapan yang penuh amarah dan dendam.

Aku mencoba untuk berbicara, meminta maaf kepadanya.

"Kak.."

Belum sempat aku berbicara, dia menyanggah ucapan ku.

"Siapa yang mau menjadi kakakmu? kamu ingat baik-baik, aku tidak akan pernah menikahi perempuan yang telah membunuh kakaknya sendiri !!!"

Aku termenung, tak mampu mengucapkan apapun. Karena aku tahu aku lah yang salah...

******

Acara pertunangan pun berjalan dengan lancar. Semua para tamu undangan yang hadir sudah mulai beransur pulang.

Impianku untuk memiliki hari pertunangan yang indah, mewah, dan megah telah sirna. aku tidak menyangkah akan ada hari seperti ini.

Aku mendengar dari teman-temanku bahwa hari pertunangan adalah hari yang bahagia bagi kedua belah pihak. Tetapi, mengapa tidak dengan kami?

Setelah acara malam ini selesai, mama menyerahkan ku kepada keluarga kakak. Tetapi, mereka bilang tidak bisa sekarang.

Keluarga kakak bukan berasal dari kota ini. Mereka kemari hanya untuk berlibur. Keluarga kakak harus kembali besok pagi.

"Hmmm.. bagaimana kalau begini. Setelah menantu kami lulus dari SMA suruh dia datang kekota kami dan melanjutkan kuliah di tempat anak kami kuliah"

Mama menyetujuinya dan tidak jadi menyerahkanku. aku bertanya dalam hati,

"Bukankah proses penyerahan itu dilakukan saat pernikahan. Mengapa mama terlalu cepat ingin menyerahkan ku?"

Perasaan yang campur aduk ini membuat pikiran ku menjadi sangat kacau. aku tak banyak berbicara dihari pertunanganku. Hanya menatap tamu sekeliling, dan menutup telinga karena tidak ingin mendengarkan perkataan buruk yang mereka lontar kan tentang aku.

Namun, seberapa kuatnya aku menutup telinga. Raut muka mama telah menunjukkan semua yang terjadi kepada tamu undangan.

Pandangan ku teralihkan kepada Ibu kakak. Dia memanggilku, menyuruhku mendekat. Aku berjalan menuju kursi tempatnya duduk.

"Ada apa tante?" Tanya ku

"Tidak perlu memanggil tante, panggil saja ibu. sebentar lagi kamu juga akan menjadi menantu ibu satu-satunya" Ibu tersenyum kepada ku.

Melihat senyuman ibu kepadaku, membuat hatiku terasa sedikit hangat. Ibu mengatakan beberapa hal ke padaku. Menceritakan tentang Kakak, memberitahu kepada ku semua tentang masa kecilnya.

Ibu juga bertanya beberapa hal tentang kepribadianku. kami Berbincang cukup lama. Hingga tanpa disadari jam sudah menunjukkan pukul 23.45 wib.

"Bu, sebaiknya kita pulang sekarang. Biarkan calon menantu kita istirahat lebih cepat" Tutur ayah kakak

"Maaf sayang ibu berbicara terlalu banyak (mengelus punggungku) sampai lupa waktu" Ucap Ibu

Setelah menyetujui beberapa perbincangan keluarga kakak pun pulang dan tak pernah kembali lagi.

...****************...

Bab 2 - Aku Luluanna Marley

Masa SMP ku telah berakhir. Aku memutuskan untuk melanjutkan SMA dikota yang jauh dari keluarga.

Bersekolah di salah satu sekolah swasta terkenal bukanlah hal yang mudah, aku melakukan berbagai cara untuk bisa terus belajar disini.

Aku belajar dengan sangat giat. untuk mendapatkan berbagai macam beasiswa. Aku tak punya waktu untuk diriku sendiri, waktu untuk bermain ku telah hilang.

Sepulang sekolah aku melakukan kerja part time di Honey market depan gang arah masuk kosan. Setiap malam aku menyempatkan diri untuk duduk sebentar di kafe samping Honey market sembari memesan Latte kesukaanku.

Disaat aku duduk menyendiri, aku merenung. pikiran ku sangat kacau, entah apa yang aku lakukan disini.

Aku menghela nafas sangat dalam, berharap ini semua tak pernah terjadi.

"mengapa begitu sulit? belajar sembari mencari uang..."

Tanpa ku sadari setetes air mata jatuh dan membasahi pipiku. Aku terus mengusapnya, mengusapnya terus-menerus sampai mataku perih dan memerah.

"Kenapa air mata ini tidak bisa ku kendalikan?"

"Mengapa terus mengalir?"

******

Rabu, 4 Juni 2016

kring.. kring.. kring...

Pukul 06.45 wib,

"Aduhh mengapa alarm ini tidak berbunyi tepat waktu"

Suara grasak grusuk terdengar keras dari dalam kosan. Tak sempat untuk membuat sarapan. Aku berlari keluar memakai sepatu, sambil menggigiti roti tawar.

"Dasar anak itu, sepertinya dia telat bangun lagi" ucap seorang ibu.

Ibu Tina adalah pemilik kosan. Ibu juga berjualan sarapan pagi didepan kos. Ibu Tina sangat baik, selalu meminjami ku uang.

hehehe....

"Kali ini apalagi yang membuat Lulu telat bangun?" Teriak ibu Tina

******

"Rasanya napas ku mulai berhenti"

Aku berbicara terengah-engah sambil berlari menuju sekolah.

Letak sekolah yang cukup jauh dari kosan membuat aku berlari setiap pagi.

Namaku LULUANNA MARLEY, biasa dipanggil LULU oleh orang sekitar tapi kakak ku selalu memanggilku ANNA. Semenjak kakak pergi aku sudah tidak pernah lagi mendengar kata ANNA...

Pukul 07:50 wib, kelas XII Ipa 2

Pelajaran pertama telah dimulai. Kali ini aku melewati absen kelas pagi lagi. Aku menggeser pintu belakang kelas dengan hati-hati. Sementara siswa lain sedang memperhatikan Ibu Riana menulis rumus kimia dipapan tulis.

"Kamu telat lagi Lulu?" tanya buk Riana sambil melemparkan spidol

Spidol yang tepat jatuh didepan kakiku, membuat semua siswa melihat kearah ku. Aku menundukkan kepala sembari meminta maaf.

"Sudah kali berapa ini kamu telat dikelas saya?" tanya buk Riana

"Saya minta maaf buk.."

"Alasan apalagi kali ini? kamu telat bangun dikarenakan kerja dimalam hari? atau kamu harus menjaga kantin kosan kamu terlebih dahulu? atau kamu... (mengehela napas) setelah selesai kelas kamu ikut saya ke kantor"

muka ibu Riana tampak kesal,

"Baik buk.." ucapku pelan

Kelas pagi ini pun selesai.

Setelah mengemasi buku, aku lansung menuju kantor, mengikuti buk Riana dari belakang.

Mengetuk pintu kantor.

Tok tok tok...

Buk Riana meletakkan bukunya diatas meja.

"Kamu tahu kamu sekolah disini dengan uang dari donatur?" ujar buk Riana

Mendengar buk Riana berkata seperti itu mataku mulai berkaca-kaca.

"Maaf buk, saya berjanji tidak akan melewatkan absen pagi dikelas ibbb..."

"Kenapa? cuma dikelas saya saja? lulu kamu jangan mentang-mentang pintar terus kamu bisa buat seenaknya. saya gak suka itu. kamu dengar?" tutur keras buk Riana

Aku menganggukkan kepala

"Kembali ke kelas kamu, jangan ulangi ini lagi, paham!!!"

Aku berjalan melewati lorong sekolah, menuju kehalaman belakang. Tempat ini jarang dikunjungi siswa lainnya.

Pepohonan padat disertai hembusan angin yang membuat dedaunan berjatuhan. Hal ini membuatku kembali bernostalgia.

"kak aku rindu... (lirih hati kecilku)

******

Aktivitas itu berasa terulang setiap hari. Tidak ada waktu yang begitu spesial di masa remaja ku. Semuanya sama, tak berwarna.

Dalam waktu senggang, aku mencoba menelpon mama dan papa. Tapi tak pernah diangkat.

Honey Market, pukul 22.45 wib.

"Lulu jangan lupa besok pagi kita tukar ship ya" tutur keras Mimi yang sedang menutup pintu.

"Aku disebelah kakak, tidak perlu berteriak"

"Hehehe, maaf lu. aku terlalu bersemangat untuk besok"

"Apakah kali ini pertemuan antar keluarga? tanya aku

Mimi memberikan kuncinya kepadaku. Senyuman Mimi yang sangat lebar, membuat jantung ku ikut berdebar.

Ikut merasakan kebahagian sesama teman itu sangat menyenangkan.

Mimi adalah patner kerja ku selama 3 bulan, Mimi selalu memperlakukan ku seperti adiknya.

Namanya FLORIDIA MIMI, usia kita berjarak 5 tahun, kini Mimi belajar di Universitas tapi bukan di kota ini. Mimi hanya pulang untuk liburan karena bosan dirumah dia memutuskan untuk kerja part time.

"Bukan lulu, tetapi... (pipi Mimi mulai kemerahan karna malu) dia jarang banget mau berkunjung kesini. Kalau diingat terakhir dia kesini itu 2 tahun yang lalu" senyum Mimi

"Kalau gitu.. aku doakan semoga besok kencannya lancar" Tutur ku

"Makasih sayang"

Mimi mencoba memeluk ku. Tetapi, aku lansung menghidarinya.

"Kamu gak mau dipeluk sama kakak yang imut ini?" kesal Mimi

Aku hanya tersenyum sambil mengerutkan kening.

"Anak ini selalu saja mengeluarkan ekspresi seperti itu. kalau kamu terus cuek begini gimana mau punya pacar?" ketus Mimi

"Aku gak butuh pacar kak, aku bisa hidup bebas sendiri" sembari memasukkan kunci kedalam tas.

Tiba-tiba Mimi mengalihkan pembicaraan, sambil merangkul tanganku.

"oh iya lulu, untuk perayaan gajian kita..... dilakukan besok malam gimana? Sekalian aku juga mau kenalin kamu sama pacar aku"

Mimi tersenyum sambil mengayunkan tangan ku.

"Yahh mau ya" rayu Mimi

"Lagi ngapain? (menyingkirkan tangan Mimi) Jangan pernah lakuin hal seperti itu lagi, kakak tahu aku mulai merinding" gemetar ku

"Kamu pikir aku hantu? udahlah aku anggap kamu setuju"

Mimi pulang mengendarai sepeda motornya.

"Bukanya itu persetujuan satu pihak" ucap keras ku

Selama diperjalanan pulang aku merasa bahagia. Rasanya perasaan ini sudah lama sekali tidak aku rasakan.

******

Krringgg.... suara lonceng pintu

"Selamat datang, selamat berbelanja di Honey Market"

Pagi ini Honey market kedatangan banyak pelanggan. Aku sibuk sampai jam makan siang dikasir. Dalam waktu senggang aku menata barang-barang yang berantakan.

Minggu pagi selalu banyak pelanggan, kali ini aku gak sempat makan bekal yang disiapin bu Tina. Aku hanya memakan roti yang sudah dijatahi setiap pagi untuk karyawan.

Perumahan Angglora,

Kring... Kirrrr (suara dering handphone Mimi berbunyi)

"Hallo sayang. kamu udah di depan? kamu masuk aja, bentar lagi aku selesai" Senyum Mimi

Mimi mengenakan gaun biru yang dihiasi sedikit mutiara berwarna putih. Mimi keluar dari kamar dan lansung memeluk pacarnya.

Tetapi tidak ada reaksi apapun dari pacar Mimi.

"Kenapa? kenapa kamu cuma diam aja? kamu gak kangen sama aku? kita udah gak ketemu 3 bulan sayang" Mimi melepaskan pelukannya sembari menatap mata Jason.

Jason adalah pacar Mimi, mereka sudah menjalin hubungan lebih kurang 3 tahun lamanya.

"Kamu tetap cantik kok, apakah karna gaun nya?" Jason mengalihkan pandangannya ke gaun yang dikenakan Mimi

Mimi memukul lengan Jason, Jason mengerutkan keningnya sambil mengelus rambut Mimi.

"Kali ini kita mau kemana?" tanya Mimi

"Kamu tentuin tempatnya, kemana aja kamu mau pergi. kita kesana" Jawab Jason

"Kalau gitu ada satu tempat yang bagus"

Jason menganggukkan kepalanya.

Kali ini Kencan Mimi dan Jason berjalan sangat lancar. Tidak seperti 2 tahun yang lalu.

...****************...

Bab 3 - Perasaan Menyenangkan

Pukul 23.15 wib.

"Hari ini berjalan cukup lama, semua badan ku berasa sakit. lain waktu aku tidak mau lagi menukar ship dihari minggu" ketus aku

Selama perjalanan pulang aku memukul-mukul bahu ku untuk menghilangkan sedikit lelah.

Sesampainya di depan kosan, aku mendengar suara langkahan kaki dari gudang kosan. Aku berpikir untuk melihat dan mendekatinya.

Tak... tak... tak....

krietttt.....

Bugggkk..

Aaaaa...

Suara teriakan dua orang yang cukup nyaring telah membangunkan Pak Koko,

"Lulu kenapa kamu muncul tanpa suara?" Ibu Tina mengusap dada nya sembari istigfar.

"Maaf bu, aku kira maling. suaranya keras banget. ibu lagi ngapain?" Aku juga merasa sedikit kaget karna mendengar suara teriakan ibu Tina.

Pak Koko penghuni kamar kosan nomor 2 berlari keluar dari kamarnya.

"KENAPA? Ada apa?" Tanya Pak Koko dengan nafas yang terengah-engah

Raut wajah pak Koko terlihat panik,

"(Aku tertawa) Gak ada apa-apa kok pak, cuma salah paham doang. Aku kirain ada maling ternyata bu Tina" jawab ku

Mendengar jawabanku membuat raut muka pak Koko semakin berkerut.

"Apa yang kalian berdua lakukan di jam yang hampir tengah malam ini? (dengan nada suara semakin tinggi) bikin mimpi saya terputus saja, padahal tadi saya... (Aku dan Bu Tina memperhatikan muka pak Koko sangat dekat)"

"Apa? Padahal tadi saya APAAA? jangan membuat orang penasaran. lanjutkan..." Tegas bu Tina

"Apanya yang mau dilanjutin" teriak pak Koko yang mukanya mulai memerah

Aku tertawa, tertawa sangat keras karna melihat tingkah pak Koko yang merasa malu di depan Bu Tina.

Aku tertawa cukup lama hingga mengeluarkan air mata.

"Lulu? kamu kenapa?" bu Tina mendekatiku sambil mengelus punggungku.

Aku terdiam, mengusap air mata kemudian tertawa lagi.

Pak Koko berjalan mendekatiku,

"Lulu kamu jarang sekali tertawa. jika hal seperti ini bisa membuat kamu tertawa sekeras ini, bapak akan memperlihatkan raut muka seperti ini setiap harinya" sembari menunjukan raut muka dengan bibir manyun kedepan

Bu Tina spontan memukul pak Koko.

"Itu jelek sekali" tutur bu Tina sembari tertawa memukul pak Koko

Aku yang mulai terdiam kembali tertawa mendengar tawa buk Tina dan pak Koko.

Hari yang aku lalui hari ini tidak terlalu buruk dari kemarin.

Karna kejadian malam ini, membuatku tertawa cukup keras.

Aku merasa bahagia...

*******

Senin, 9 Juni 2016

"Mengheningkan cipta dimulai" ujar pembina upacara

Upacara bendera dilakukan setiap hari seninnya. kali ini kelas kami menjadi pelaksana upacara bendera.

Pelaksana upacara bendera untuk terakhir kalinya. Karena dua minggu lagi akan dilaksanakannya ujian kenaikan kelas.

Tahun depan kami sudah duduk dikelas tiga, dan untuk siswa-siswi kelas tiga sudah tidak diperbolehkan untuk menjadi pelaksana upacara bendera.

Tapi aku tidak ikut berpastisipasi kali ini.

Selama upacara bendera berjalan, mataku terasa berat dan mengantuk.

Dua sampai tiga kali aku hampir terjatuh karena rasa kantuk yang tidak tertahan ini.

Akhirnya upacara selesai.

Semua siswa dan siswi kembali ke kelas masing-masing.

Seperti biasa pelajaran hari senin cukup menguras otak. Jam pertama Fisika, Jam kedua Matematika, Jam ketiga Biologi dan Jam terakhir Matematika Peminatan.

Jam telah menunjukkan pukul 14.10 wib.

Pelajaran hari ini telah berakhir.

"Untuk metode pelajaran kita selanjutnya, saya harap ada dari salah satu siswa yang memberikan contoh lebih mudah lagi. Agar teman-teman yang lain bisa dengan mudah mengerti dan memahaminya. Ketua kelas, beri salam" Ujar Pak Tono

"Berdiri, Hormat" Perintah Bara

BARA AGARA adalah ketua kelas XI IPA 2. Bara sudah menjabat dari kelas X. Karena selama menjabat menjadi ketua kelas Bara selalu melakukan yang terbaik. Jadi setiap perubahan struktur kelas, kami tidak pernah mengubah posisi ketua kelas.

"Bara tugas kelompok untuk rabu ini gimana?" tanya Tamya

"Aku udah bagi kelompok sesuai dengan kemampuan teman-teman. jadi aku rasa kelompok ini cukup adil" tegas Bara

Bara berjalan kedepan meja guru, menyuruh kami untuk tidak pulang terlebih dahulu.

"Saya minta perhatian teman-teman sebentar. Saya ingin menyampaikan untuk kelompok Praktek Kimia Rabu ini. saya sudah membaginya secara adil. Untuk lebih jelasnya teman-teman bisa lihat digrup wa kelas. Saya sudah mengirimkannya. Jadi, tugas selanjutnya silahkan berdiskusi dengan teman kelompok masing-masing. Terima kasih atas perhatiannya" ucap Bara

Bara kembali ke kursinya, dan memanggil teman satu kelompoknya.

Aku berjalan menuju arah Bara, Tamya yang melihat ku dari depan meja guru. Raut mukanya terlihat cukup kesal.

Sebenarnya, Kelompok yang ditetapkan oleh Bara selalu berubah setiap minggunya. Jadi semua teman-teman bisa saling berinteraksi dengan baik. Tujuan utama Bara untuk pembagian kelompok adalah agar semua siswa-siswi saling mengenal satu sama lain.

Kali ini aku satu kelompok dengan Bara.

Aku tidak terlalu mengenalnya, karena aku tidak punya cukup waktu untuk mengobrol bersama teman-teman diluar jam sekolah.

Aku selalu bertemu dengan Bara, Setiap adanya olimpiade antar sekolah. Aku dan Bara selalu terpilih dihari tes yang sama.

TAMYA PUTRI adalah bendahara kelas IPA 2. Tamya terlihat cuek tetapi hatinya baik. Hanya saja dia tidak suka dengan orang yang mengambil posisinya. Tamya sudah meyukai Bara dari SMP. Mereka berdua berasal dari alumni SMP yang sama.

Aku sudah terbiasa ditatap sinis oleh Tamya. Karena, perasaan cemburu yang dirasakan Tamya.

Tetapi, aku tidak memiliki perasaan apapun kepada Bara. Aku rasa Bara juga tidak memiliki perasaan apapun kepadaku.

"Lulu (aku menatap Bara) gimana kalau materi yang kita ambil tentang reaksi ini?" Tanya Bara

Aku menganggukkan kepala, kemudian menatap Bintang dan Nano.

"Kenapa Lu? Kenapa natap gua?" Tanya Nano sembari mengedipkan mata

"Bukan (aku mengalihkan perhatianku) pendapat kalian gimana?" Tanya aku

"Kami berdua nurut aja sama padaku raja dan ratu (Bintang dan Nano tertawa cukup keras)" tutur Bintang

Muka Bara merasa kesal melihat tingkah temannya. Bintang dan Nano kemudian diam.

"Kita ambil ini aja. Nanti malam kamu ada waktu lu? biar bisa dikerjakan lebih cepat" tanya Bara

"Kalian kirimin aja materi yang harus aku cari...."

Perkataanku di potong oleh Bara

"Lebih baik lagi kalau kita diskusi bersama" Bara mengambil pensil Nano

"Benar lu, kamu punya waktu jam berapa? biar kita jemput" Tanya Nano

"Malam ini aku gak bisa (Bara, Bintang dan Nano menatapku seakan raut muka mereka bertanya) aku udah ada janji sama teman aku. Gimana kalau besok malam?" Tanya aku

Mereka terdiam mendengar perkataanku. Nano berdiri membawa kursi dan duduk disamping Bara. Nano terlihat membisikkan sesuatu ke pada Bara.

"Oke untuk hari ini, kita kumpulkan dulu saja materi yang dibutuhkan. Jadi besok malam tinggal kita satuin aja" jelas Bara

Bara menandai materi yang harus dikumpulkan. Bara menandainya dengan stabilo dan memberikan selembar kertas kepada masing-masing kami.

"Kalau gitu, udah boleh pulang?" tanya aku

"udah Lu, udah boleh. Mau sekalian kita antar pulang? kebetulan hari ini Bintang bawa mobil (meletakkan tangannya diatas kepala Bintang)" Ajak Nano

Aku menolak ajakan Nano sembari tersenyuman, mengambil tas kemudian. berlari pulang.

Aku tidak cukup dekat dengan mereka jadi rasanya akan aneh jika pulang bersama. Lagi pula aku sudah terbiasa berlari saat pergi dan pulang sekolah.

"Kali ini aku tidak boleh telat, Mimi bisa marah besar" Dengan nafas terengah aku berlari pulang ke kosan.

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!