Chapter 2: Perfect Planning as Perfect Memory

Seoul, 05 Maret 2013, pukul 07.00 KST.

Ruangannya mendadak dingin, Min Joon terbangun oleh pagi yang menyapa terlalu cepat. Bunyi alarmnya mulai mengganggu. Bak monster hidup, ia menuju toilet dengan wajah bengkak.

Masih terlalu sedih, ingatan semalam mengantarkannya ke gerbang dunia lain. Dunia mimpi dan lelap dalam tidur. Entah kenangan apa lagi yang bisa datang, kenangan manis atau pahit? Semua adalah keindahan yang terselubung dalam kepedihan.

***

Min Joon mampir ke kafe langganan mereka, bukan untuk sekadar bernostalgia. Namun, untuk mencari jejak Jin Hee yang mulai memudar.

Jin Hee adalah seseorang, ah bukan, lebih tepatnya sesuatu yang mampu membuatnya bertindak seperti orang gila. Sesuatu yang merebut kehidupan Min Joon di masa kini. Masa lalu yang masih sulit dilupakannya.

***

Senin, 03 Januari 2011.

"Apa kau mengajakku datang jauh-jauh ke sini hanya untuk melihat omong kosong ini? Aku datang ke rumah sakit karena ingin menjenguk dan mengantarkan kau pulang." Park Min Joon mencoba bernegosiasi.

"Tidak ada tawar-menawar Min Joon!" lanjutnya memgambil dan menyodorkan balok manis itu lagi

"Kau yakin?" Min Joon sedikit gemetar. Sebenarnya gemetar ini bukanlah bentuk ketakutan, melainkan bentuk lain dari sebuah pertanyaan, 'Haruskah kulakukan ini pada sahabatku?'

"Kau pilih aku atau dia?" lanjut Sun Woo menunjuk Dong Soo yang sedari tadi terlihat tidak begitu mengerti dengan apa yang mereka debatkan.

Ia menginginkan sebuah pertarungan.

Perdebatan yang tak terelakkan pun semakin memanas, Min Joon benar-benar tersudut.

"Tunggu sebentar, tidak seharusnya seperti ini! Aku tidak bisa! Maafkan aku Sun Woo!" ujar Dong Soo tiba-tiba, mundur beberapa langkah.

"KENAPA?" tanya Min Joon dan Sun Woo kompak.

"Jin Hee akan sangat sedih jika mengetahui semua rencananya sudah berantakan."

***

Rencana? Min Joon mulai membangun ruang besar yang berisi pertanyaan membingungkan dalam benaknya.

Tanpa ragu-ragu Dong Soo menuju sebuah pintu yang sedikit terbuka. Seolah ingin meyakinkan Min Joon tentang segala pertanyaan dalam benaknya.

Di balik pintu, ada sebuah proyektor kecil yang menyala, cahayanya terpantul ke dinding dan melewati tubuh Min Joon. Min Joon memerhatikan dengan saksama.

Semua visualisasi yang muncul dari cahaya itu, membuktikan apa yang terjadi sebenarnya. Hanya sebuah video meeting kecil untuk kejutan spesial yang dirancang Jin Hee, kejutan ulang tahun Min Joon yang ke 28. Sebuah rencana kejutan yang pada akhirnya terbongkar.

Namun, dalam video lainnya, Min Joon melihat seorang lelaki berambut putih tengah menebar uang ke ranjang rumah sakit tempat Sun Woo berbaring. Dari ucapan kasarnya, Pak Tua itu berharap Jin Hee segera meninggalkan Min Joon.

Sekarang Min Joon tahu apa yang membuat Sun Woo melupakan rencana awal tentang kejutan ulang tahun dan malah merencanakan rencana rahasia di belakang Jin Hee. Itu karena si pak Tua.

Ternyata, Lee Dong Soo memang masih sahabatnya. Min Joon terdiam.

Dengan kesal, Sun Woo membanting balok kayu di tangannya. Dia tidak menyukai sikap Dong Soo yang seakan menunjukkan kelemahan di depan Min Joon.

"Jangan dengarkan dia, kumohon! Aku akan menikahi Jin Hee, Aku temanmu! Kau harus percaya padaku!" ucap Min Joon merasa tertekan setelah melihat video itu.

"Aku sangat membenci ayahmu, jadi kumohon tinggalkan Jin Hee-ku!"

"Sun Woo, ini salah! Maafkan aku! Dong Soo tolong aku," pintanya menghampiri Dong Soo.

"Kenapa minta maaf? Kenapa minta tolong padaku?" Dong Soo menyela.

"Maaf karena sudah menghilangkan kesempatanmu untuk hidup bersama Jin Hee. Tapi, aku berjanji ...."

"Aku tidak butuh belas kasihmu! Lagi pula Jin Hee bukanlah sepatu yang bisa kucuri dari kakimu, kaupasti akan sulit berjalan dan akan sulit mencari sepatu lainnya. Karena itulah Jin Hee bukan sesuatu yang bisa kulepas dengan mudahnya dari hatimu," terang Dong Soo melow.

"Kau harus bersyukur Min Joon, karena aku tidak mau melukai Jin Hee dengan semua hal ini. Jadi kau selamat, tapi tidak untuk lain kali!" Sun Woo terlihat tak bisa menerima semua ini.

"Apapun itu tolong maafkan aku, terima kasih karena mencoba percaya kepadaku! Dong Soo tolong antarkan Sun Woo pulang ke rumahnya," ungkap Min Joon melemah kepada keduanya, tanpa bertanya apa-apa ia lekas pergi meninggalkan keduanya yang terdiam dalam keheningan.

***

Min Joon menghentikan mobil di depan vila bergaya Eropa, tampak pria tua sedang menikmati sorenya. Kelemahan yang terlihat tidak bisa diabaikan begitu saja. Setelah menyadari akan keberadaan Min Joon pria tua itu berdiri dan memeluknya.

"Kau pasti sudah mendengarnya?"

"Kenapa kau melakukannya? Membuat Sun Woo dipecat dari pekerjaannya apa tidak membuatmu puas?" ucap Min Joon melepaskan pelukan dan menatap sinis pria itu.

"Maaf! Maafkan aku. Aku tahu tidak seharusnya bersikap seperti itu! Ayahmu ini benar-benar minta maaf, karena bersikap kekanakan!" jawabnya dengan tatapan sedih.

"Kau harus menyesalinya!"

"Menyesal? Tapi, aku tetap tidak bisa menerimanya sebagai menantu. Karena dia tidak sederajat denganmu!" ucap ayahnya mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

"Itu alasan yang sangat kekanakan!" Min Joon mengolok.

"Baiklah jika memang itu semua menjadi masalah antara kau dan aku, maka mulai sekarang kau bukan anakku lagi," ungkapnya terlihat kecewa.

"Sudah berapa kali kau berkata seperti itu? Aku sudah sangat bosan mendengarnya."

"Pergi temui wanita itu dan katakan padanya kau tidak bisa memberinya hartamu, karena kau bukan putraku lagi."

"Astaga, Jin Hee bukan orang yang seperti itu!"

"Tapi, bagiku dia terlihat sama saja! Sebaik apa pun dirinya yang menjadi tujuannya adalah uang."

Tak ingin berkelahi dengan pria yang sudah menghidupinya, tanpa basa-basi Min Joon meninggalkan vila itu. Dengan gusar melaju menuju seoul bahkan jas rapi yang dari tadi pagi dikenakannya sudah dilepaskan begitu saja.

***

Pukul 20:00 KST.

Malam semakin gelap. Min Joon tiba di rumah Jin Hee, tetapi ia tak mendapat siapa pun di sana.

"Apa mereka tetap mengadakan surprise party? Kenapa sepi?" gumamnya menatap jendela.

Deringan lagu roman terdengar dari saku Jas-nya, Min Joon lekas mengangkat panggilan telepon itu.

"Meskipun kau sudah tahu rencana ini, bisakah kau berpura-pura tak tahu apa-apa, demi dirinya!" sergah suara yang tak asing terdengar berbisik.

"Aaah, baiklah! Aku ada di depan rumahmu sekarang."

"Masuklah!" Min Joon lekas berjalan menuju rumah sang pujaan hati berpikir kejutan seperti apa yang ada di dalam, biasakah atau luar biasa?

"SURPRISE!" teriak orang-orang, sesaat setelah dirinya membuka pintu rumah. Min Joon dikejutkan dengan acara yang sebenarnya sudah diketahuinya.

"Aku sangat berterima kasih!" jawabnya pura-pura terkejut kepada teman yang tak tahu kejadian sebenarnya. Pandangan Min Joon menjadi tak tetap, ia mengelilingi sudut rumah dengan tatapan tajam nan meruncing.

"Dia sudah menunggumu di danau belakang pabrik itu!" ucap Sun Woo seolah tahu apa yang sedang dicari Min Joon. Ia pun menunjuk sebuah gambar di samping jendela. Min Joon mengangguk paham usai melihatnya.

***

Bersambung

Terpopuler

Comments

Blackvelvet JKL

Blackvelvet JKL

BAGUS👍👍

2020-07-16

22

Paseoaja Dehh

Paseoaja Dehh

Sedang membayangkan wajah Minjoon di pagi hari

2020-07-15

18

Jalanyang Luruss

Jalanyang Luruss

alur cut to cut

2020-07-14

13

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 46 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!