BAPER (BAwa PERasaan)
Sahabat..
Bukan tentang orang yang telah lama berteman dengan kita, melainkan tentang orang yang selalu ada untuk kita, baik dikala senang maupun susah.
Kisah ini menceritakan tentang 6 orang sahabat yang terdiri dari 3 orang laki-laki; Kenzo, Nathan, Dave, dan 3 orang perempuan; Sheryl, Milly, dan Megan.
Ke-enamnya telah bersahabat baik sejak mereka sama-sama masuk SMA.
Biasanya, ketika seorang lelaki dan perempuan menjalani persahabatan, selalu ada salah satu pihak yang diam-diam menyimpan rasa.
Apakah hal itu juga akan berlaku pada mereka?
Yah.. kita akan segera mengetahuinya.
***
Suatu Hari..
Di dalam sebuah basecamp yang berukuran cukup luas, terlihat 2 anak manusia yang sedang duduk berdampingan di sofa. Keduanya tampak sibuk dengan handphone masing-masing. Yang satu tengah asyik chattingan, Sedang satunya tengah khusyu bermain game.
Tak lama, sebuah notifikasi masuk ke handphone pemuda berponi dan berparas rupawan tersebut.
[Whatsapp From Kenzo: Tan, gw sma Megan mau bli cemilan dlu ke minimarket]
Nathan. Begitulah orang-orang memanggilnya.
Ia pun segera memberi tahu informasi tersebut pada seseorang yang sedang duduk disampingnya.
"Si Kenzo sama si Megan mau beli cemilan ke minimarket dulu katanya."
Tidak ada respon dari lawan bicaranya. Akhirnya Nathan menoleh. "DEV!"
Pemuda yang semula senyum-senyum sendiri dan disinyalir bernama Dave itu, sontak terperanjat. Ia pun memutar kepalanya tanpa menghilangkan senyum manis di bibirnya. "Eh.. Kenapa Than?"
"Loe lagi lihatin apaan sih?" tanya Nathan kesal, sekaligus heran.
Dave nyengir, memamerkan giginya yang putih dan rapi. "Kepo lu, kaya Dora."
Nathan yang semakin dongkol akhirnya memilih diam dan meneruskan bermain game. Tidak ada gunanya juga ia tahu apa yang sedang dilakukan Dave dengan handphonenya.
5 menit berselang, datang seorang gadis berkulit putih, berambut panjang, berpipi chubby, dan bermata indah.
Ialah Milly, yang langsung menghempaskan dirinya di samping Dave. "Yang dateng baru segini?" tanyanya pada pemuda tampan yang sekilas mirip Billy Davidson tersebut.
Namun seperti saat Nathan bertanya, Dave juga tidak merespon pertanyaan Milly. Bahkan tampaknya dia belum menyadari kedatangan gadis tersebut saking fokusnya dia chattingan.
Akhirnya Milly menatap Nathan dan bertanya hal yang sama. Namun belum selesai Milly menuntaskan pertanyaannya, Nathan sudah memotong, "Udah tahu yang dateng baru segini, masih aja nanya," katanya, pedas.
Milly menghela nafas, berusaha meredam emosinya. "Tapi anak-anak lain bakal kesini kan? Loe udah hubungin mereka?"
Nathan hanya mengangguk tanpa mengalihkan perhatiannya dari benda pipih yang berada digenggamannya.
"Terus mereka semua bakal dateng?"
Mendengar Milly yang tak henti-hentinya bertanya, Nathan jadi kesal. "Duh.. Jangan nanya sama gue deh! pusing gue denger suara loe!"
Milly sendiri tidak mengerti. "Loe tuh kenapa sih selalu sinis sama gue?!"
"Perasaan loe aja kali, gak usah lebay deh," jawab Nathan cuek, dan kembali bermain game.
Milly akhirnya mengunci bibirnya rapat-rapat. Ia sadar, tidak akan ada gunanya berdebat dengan pemuda yang ngeselinnya Naudzubillah itu. Yang ada ia hanya buang-buang waktu dan tenaga saja.
Dave sendiri baru menyadari keberadaan Milly di sampingnya. "Eh, si pipi bakpau.. Kapan dateng?"
"Tahun seribu delapan ratus tujuh puluh sebelum masehi!" Celetuk Milly, sewot.
Dave tertawa kecil. "Hha.. Sa ae lu."
Tak lama kemudian, pintu basecamp terbuka dan menampakkan sesosok pemuda yang menenteng plastik belanjaan. Dibelakangnya, terlihat pula seorang gadis yang sedang sibuk mengikat rambutnya yang digerai sebahu.
"Hai Guys," sapa Kenzo. Pemuda yang sebelumnya mengirim Pesan singkat pada Nathan.
Dave membalas sapaan Kenzo dengan senyuman dan lambaian tangan. Sementara Nathan dan Milly tidak merespon.
"Si Sheryl mana? Belum dateng tuh anak?" Tanya Megan setelah rambutnya terikat sempurna.
"Kaya nggak tahu dia aja.. Dia kan selalu ngaret," jawab Milly yang masih tampak Badmood.
"Iya juga sih."
Milly pun bangkit dan mendekati Kenzo yang sedang berdiri sambil meminum air dalam kemasan. "Loe beli cemilan kesukaan gue nggak?"
"Apaan? Martabak?" Kenzo balik bertanya setelah minum.
"Ih! Bukan."
Dave menatap Kenzo heran. "Emang di minimarket ada martabak?"
"Nggak ada sih," jawab Kenzo polos. Ia menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Terus apaan?"
"Semen tiga roda," celetuk Nathan.
Dave dan Kenzo tertawa ngakak. Berbeda dengan Milly yang langsung merebut botol minum Kenzo dan melemparnya ke arah Nathan. "Sekate-kate loe kalo ngomong! Loe pikir gue si Limbad apa?"
"Apaan sih loe? Orang gue lagi ngomong sendiri."
"Diem deh loe!"
"Loe yang diem!"
Melihat kelakuan Nathan dan Milly, Megan geleng-geleng kepala, prihatin. "Ckckck.. Dasar orang-orang stress!"
Milly pun mendekati Megan dan mengadu padanya. "Meg, mereka jahat banget sih! Tiap kali ngumpul, mereka selalu ngebully gue. Apalagi orang gila itu tuh." Milly melirik Nathan tajam.
Tapi Nathan pura-pura tidak mendengar dan masih asyik bermain game. Padahal daritadi ia kalah terus.
Megan sendiri merangkul Milly, membelanya, "Cup.. Cup.. Kacian..
Tapi loe tenang aja Mil, ntar gue laporin mereka semua ke polisi, biar mereka semua dijeblosin ke penjara .. Muahahaha." Megan tertawa sadis.
"Bukannya loe anti sama polisi?" Ledek Dave sambil mengingat kejadian beberapa bulan silam.
Awalnya Kenzo bingung. Tapi kemudian dia juga ingat, dan akhirnya tertawa. "Haha .. gara-gara waktu itu dia pernah ditilang karena gak pake helm kan? Dia jadi punya dendam tersendiri sama isilop."
"Makasih loh udah ngingetin!" Megan mengerucutkan bibirnya. Dave dan Kenzo hanya tersenyum.
Sementara Nathan yang sudah bosan, akhirnya menyimpan handphonenya ke dalam saku celananya. "Yaudah, kita mau nonton film apa sekarang?"
Sedikitnya seminggu sekali, mereka memang selalu menyempatkan diri untuk berkumpul dan menonton film bersama di basecamp tersebut. Mungkin bisa disebut tradisi, yang sudah berjalan sekian lama.
"London love story 3," jawab Megan seraya berjalan mendekati laptopnya yang terletak di atas sebuah meja.
Dave dan Kenzo mengeluh. Bahkan Nathan terang-terangan protes, "Gak ada film lain apa? Film horor kek, atau thriller."
Milly mewanti-wanti, "Kalau horor gue balik yah."
"Bodo amat."
"NATHAN!"
"Gak ada, gue belum download lagi soalnya," jawab Megan.
"Ya tinggal ngedownload sekarang..
Gue lagi pengen nonton film horor nih." Nathan tetap bersikeras. Padahal ia juga tahu jika Milly adalah gadis yang penakut setengah mati.
Disaat seperti itu, tanpa diduga Dave membela Milly, "Jangan lah, kasihan Milly..
Bisa-bisa ntar malem dia nggak bisa tidur."
Milly girang bukan main, dan langsung mencubit pipi Dave gemas. "Aaa... Dave emang baik."
Dave hanya tersenyum. Sementara Nathan mendengus kesal.
"Yaudah terus jadinya mau film apa?" Megan meminta kepastian.
"Adanya film apa aja?" Tanya Kenzo.
"Ada Susah Sinyal, Meet me after sunset, Fast Furious 8, sama--"
"FAST FURIOUS 8!" Seru ketiga pemuda itu, kompak.
Tapi lagi-lagi Milly keberatan. "Kenapa harus film barat sih?"
"Duh! Udah deh gak usah protes! Rewel amat sih jadi
orang!" kecam Nathan, sadis.
Milly terdiam seribu bahasa. Perkataan Nathan memang tak ubahnya pisau yang selalu menusuk perasaanya setiap saat. Apapun yang ia katakan, selalu berhasil menyakiti hati Milly.
Megan menghela nafas panjang. "Yaudah, berarti sepakat yah, Fast furious 8." Gadis berambut coklat itu menatap Milly. "Mill, gak papa kan?"
Milly hanya mengangguk. Sakit hati membuatnya pasrah dan tak ingin mengatakan apa-apa lagi.
"Oke.. Mau nonton sekarang,apa nungguin si Sheryl?"
"Sekarang aja.. Lama kalo harus nungguin tuh
bocah. Mending kalo dia dateng," usul Dave.
Megan mengerti dan langsung menyiapkan infocusnya.
Tapi bukannya membantu, keempat temannya malah sibuk masing-masing.
Dave dan Kenzo sibuk menggosip, "Loe tahu gak? Ada donat yang harganya 80 juta!"
"Oiyah?"
"Iyah!"
"Donat apaan?"
Nathan sibuk mencari makanan di plastik belanjaan yang dibawa Kenzo. "Zoe, loe gak beli permen milkita apa?"
Sementara Milly sibuk melamun.
Melihat semua itu, Megan langsung protes "Woy para kamvret! Bantuin kek! Gak berperikemanusiaan banget sih!"
Kenzo nyengir dan akhirnya turun tangan membantu Megan, yang notabene merupakan sahabat sekaligus tetangganya.
Dave sendiri membuka kemasan keripik kentang, lalu menawarkannya pada Milly. "Mau?"
"Gak!"
Disaat yang sama, Sheryl baru datang. Seorang Gadis primadona sekolah yang banyak digandrungi kaum adam, karena kecantikan wajahnya yang tiada tara.
Betapa tidak? Bibirnya yang mungil dan merah alami, hidungnya yang mancung, kulitnya yang putih, alisnya yang tebal, dan matanya yang bulat, membuat siapa pun jatuh cinta pada parasnya.
Bahkan orang-orang kerap menjulukinya Barbie Hidup.
"Hallo everybody, Princess datang.." sapanya.
"Woooo.." sorak mereka ber-lima.
"Ngaret banget sih lu," seloroh Megan.
Sheryl duduk disamping Milly. "Ya sorry, sebelum kesini kan gue musti dandan syantik dulu."
"Dasar ratu make up!" celetuk Nathan.
"Bodo!"
"Cowok loe tahu gak, kalau loe mau nobar sama kita?" Tanya Dave dengan mulut penuh makanan.
"Kalau dia tahu, gue gak bakal mungkin ada disini Dev."
Dave manggut-manggut. "Prihatin gue sama loe."
Sheryl tersenyum kecut. Ia memang memiliki pacar yang posesif sekali. Entah saking apanya, Sheryl bahkan dilarang dekat-dekat dengan pria lain, meskipun itu hanya sekedar teman.
"Loe gak ngerasa di kekang ya?" tanya Dave kemudian.
"Mau gimana lagi Dave? Yang namanya udah terlanjur cinta kan susah," jawab Sheryl pahit.
"Iya juga sih."
Setelah memasang infocusnya, Megan langsung
memutar Film Fast & Furious 8 di laptopnya.
Dirinya, Kenzo, Nathan, Sheryl,dan Dave pun langsung memantengi layar besar yang ada di hadapan mereka.
Lain halnya dengan Milly. Ia malah asyik menonton film di youtube. Kenapa? Karena pada dasarnya, ia memang tidak suka film barat, apapun genrenya.
Sesaat kemudian, Nathan merasa terganggu oleh Milly yang memutar filmnya dengan volume tinggi. Bahkan saking tingginya hampir menandingi film yang sedang mereka tonton.
Akibatnya bukan hanya Nathan, yang lainnya juga jadi merasa terganggu. Namun mereka memilih bungkam.
Berbeda dengan Nathan. "Duh! Kalau mau nonton film lain mendingan di luar aja sono! Kasihan yang lain! Mereka jadi gak fokus nonton gara-gara loe!" Hardik Nathan tanpa mempedulikan perasaan Milly.
Milly menelan ludah pahit. Ia tahu diri dan langsung keluar tanpa sepatah katapun.
Kenzo, Dave, dan Megan terdiam. Sedangkan Sheryl langsung memprotes sikap Nathan. "Kelewatan banget sih loe."
Nathan seakan tak peduli dan tetap memantengi layar besar dihadapannya.
Diluar basecamp, Milly duduk seorang diri.
Tatapannya memang terarah ke layar handphonenya yang saat itu masih memutar film London Love Story 3. Namun fikirannya justru terus memutar ucapan menyakitkan Nathan tadi.
Mengingat hal itu, Milly membatin, 'Dulu loe baik banget Nathan..
Tapi kenapa sekarang loe berubah dan seakan benci sama gue? Apa salah gue sebenernya?' Milly menunduk dan menghela nafas panjang. Sekuat tenaga ia menahan airmatanya agar tidak luruh.
"Loe lagi nonton film apa sih?" Tanya seseorang tiba-tiba.
Milly terperanjat dan langsung menatap orang tersebut. Rupanya Dave, yang kemudian duduk disampingnya.
Milly balik bertanya. "Kenapa loe keluar?"
"Kasihan gue sama loe, jadi gue keluar," jawab Dave, terdengar tulus.
Milly menelan ludah getir. "Gue gak papa kok, udah sana loe masuk lagi."
"Nggak. Pokoknya gue pengen nemenin loe, titik!"
Milly tak memaksa Dave dan akhirnya membiarkan pemuda itu tetap disana.
Ia pun kembali menonton film di handphonenya..
"Mil.." Panggil Dave.
"Hmm?"
"Omongan Nathan jangan diambil hati yah?
Loe kan tahu sendiri dia orangnya kaya gimana."
Milly hanya diam. Karena ia sendiri tidak tahu harus menjawab apa.
"By the way, loe lagi nonton film apa?" tanya Dave seraya menggeser posisi duduknya, lebih dekat dengan Milly.
"London Love Story 3"
"Owh.. Pemainnya siapa?"
"Loe nggak tahu?"
"Nggak."
"Michelle Ziudith sama Dimas Anggara."
"Owh ..." Dave manggut-manggut sambil menatap layar ponsel Milly.
Milly tersenyum saat menyadari sesuatu. "Loe tahu nggak Dave? Nama lead male-nya sama kaya nama loe."
"Serius? Namanya Dave?"
Milly tersenyum dan mengangguk.
"Kalo nama ceweknya?"
"Karamel."
Dave tertawa geli. "Kenapa nggak tiramisu aja sekalian?"
"Haha.."
"Yaudah, Ayo kita nonton..
Eh dari awal dong, gue kan juga pengen tahu."
Milly mengerti dan langsung memutar filmnya kembali dari awal.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Reva Azza
asik banget cerita nya 😊
2023-08-04
0
MUSHOKANAH ALQOIRIYAH
keren banget ceritanya❤❤
2023-08-04
0
Alphonse Elric
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
2023-07-30
0