Abraham menyilangkan kakinya dan melotot pada Silvia, wanita itu mau mengancamnya? Tidak akan bisa!
"Walaupun aku Misofobia tapi aku tidak akan takut diancam oleh wanita aneh ini!" ucap Abraham dalam hati.
Silvia memandangi Abraham dan tersenyum dengan manisnya, padahal dia ingin bersikap sopan tapi Abraham Achilles memancingnya dengan sebuah ancaman.
"Jadi nona Chen, katakan padaku apa tujuanmu datang kemari karena aku tidak punya banyak waktu!" ujar Abraham.
"Ya, maafkan kelancanganku sebelumnya tapi tujuanku datang kemari karena ingin membantu anak-anak panti asuhan yang hendak kau gusur."
Abraham mengangkat satu alisnya dan tersenyum dengan sinisnya, ingin membantu anak-anak panti? Memangnya apa hubungan wanita itu dengan anak-anak panti yang ada disana?
"Nona Chen, aku rasa permasalahan ini tidak ada hubungannya denganmu? Kau hanya orang asing jadi jangan ikut campur!" ujar Abraham dengan sinis.
Bahkan dia tidak akan membiarkan ibunya ikut campur dalam pekerjaannya apalagi orang asing seperti wanita itu!
"Memang aku hanya orang asing tuan Abraham, kita memang tidak saling kenal, tapi aku tidak bisa diam saja melihat kekejamanmu ingin menggusur anak-anak panti yang tidak punya apa-apa."
"Brakkk!!!" Abraham memukul meja yang ada didepannya dengan kencang karena marah mendengar perkataan Silvia.
Dia memang kejam? Lalu apa urusannya dengan wanita itu?
Silvia terperanjat kaget, tapi setelah itu dia menatap Abraham dengan tajam, dia tidak takut sedikitpun terhadap pria itu.
"Asal kau tahu saja nona Chen, tanah itu milikku dan terserah aku ingin mau melakukan apapun terhadap milikku dan aku rasa kau tidak perlu tahu dan ikut campur dalam urusan ini!"
Abraham bangkit berdiri dan berjalan pergi, dia sudah selesai dengan wanita itu tapi tidak dengan Silvia, dia belum mendapatkan apa yang dia mau.
Membela hak anak-anak panti itulah tujuannya tapi sepertinya ini tidaklah mudah seperti yang dia bayangkan.
"Tuan Abraham, apa kau tidak iba melihat anak-anak panti itu? Tempat mereka cuma ada disana dan kau ingin menggusir mereka pergi! Mereka besar dan tumbuh disana dan bagi mereka tempat itu adalah rumah bagi mereka dimana rumah itu terdapat keluarga mereka."
"Tidak, aku tidak pernah iba pada siapapun jadi sebaiknya anda pergi nona Chen, jangan kembali lagi!" usir Abraham.
"Jangan tidak berperasaan tuan Abraham, jika kau diposisi mereka, bagaimana perasaanmu? Hanya demi ambisimu kau rela mengusir mereka!"
"Sudah aku katakan ini tidak ada hubungannya denganmu sebaiknya kau pergi sebelum kesabaranku habis!"
"Aku tidak akan pergi dari sini karena aku ingin bernegosiasi denganmu!"
"Aku tidak ingin bernegosiasi dengan siapapun jadi pergi!" bentak Abraham.
Dia mulai kesal,bkenapa wanita itu masih tidak mau pergi juga!
"Kau jangan keterlaluan tuan Abraham, setidaknya pikirkanlah anak-anak yang ada disana!"
Abraham memutar langkahnya dan berjalan kearah Silvia, sekarang kesabarannya sudah habis dan tanpa ragu Abraham menarik kerah baju Silvia dan menatapnya dengan tajam.
"Jangan kira aku tidak berani memukul seorang wanita jadi sebaiknya kau pergi dari sini!" ancamnya.
Setelah itu Abraham mendorong tubuh Silvia dengan sekuat tenaga sampai Silvia terjatuh diatas sofa, dia tidak perduli saat melihat Silvia sedikit meringis dan merapikan bajunya.
Silvia mulai kesal, seorang pria kok kasar begini? Dasar model celana dalam!
"Tuan Abraham, sebaiknya jangan berbuat kasar padaku!"
"Kenapa? Tidak ada alasan bagiku untuk tidak berbuat kasar padamu! Aku bisa memukulmu jika aku mau!"
"Oh ya?"
Silvia bangkit berdiri, dia sangat ingin memukul Abraham tapi dia sedang memikirkan keadaan anak-anak panti, mungkin setelah ini dia harus mengunjungi anak-anak panti.
Dia juga harus mengontrol emosinya jika dia kelewatan maka dia tidak akan bisa menemui pria itu lagi untuk kembali melakukan negosiasi.
Bagaimanapun sepertinya usahanya hari ini tidak akan berhasil karena dia tahu orang seperti Abraham Achilles bukan orang yang gampang dibujuk.
Tapi walau begitu dia akan tetap berusaha dan mungkin dia harus membeli semua tanah itu.
"Katakan padaku,berapa harga tanahmu itu, aku akan membelinya."
Tiba-tiba saja Abraham tertawa terbahak-bahak, membeli tanah miliknya? Apa wanita itu kira dia akan mau menjual tanah itu padanya?
"Asal kau tahu nona Chen, aku tidak menjual lahan kosong tapi jika kau ingin membeli sebuah bangunan disana maka tunggulah sampai bangunan disana sudah jadi barulah aku akan menjualnya kepadamu!"
"Cih,kau sebut saja, berapa harga tanah itu! Aku akan membayarmu dengan harga berapapun juga!"
Abraham menyunggingkan bibirnya tersenyum dengan sinis, dia kembali meraih kerah baju Silvia hingga tubuh Silvia sedikit terangkat sedangkan Silvia memegangi lengannya, setelah itu dia mendekatkan wajahnya ketelinga Silvia dan berbisik:
"Jangan terlalu sombong nona Chen, sekalipun kau punya uang banyak tapi aku tidak mau menjualnya padamu lalu kau mau apa? Bukankah sudah aku katakan, jika kau ingin membeli tanah itu tunggulah sampai aku selesai membangun sebuah real estate disana dan mengenai panti asuhan itu, pasti akan segera aku bongkar secepatnya!"
Setelah berkata demikian Abraham mendorong tubuh Silvia kembali dengan sekuat tenaga, dia berharap wanita itu jatuh diatas lantai tapi pada saat itu tanpa dia duga, Silvia menarik tangan Abraham dan itu dia lakukan tanpa sengaja karena dia tidak mau terjatuh.
Mereka berdua jatuh diatas sofa dengan posisi Silvia berada dibawah sedangkan Abraham berada diatas tubuhnya.
"Kau lepaskan, lepas!"
Silvia memberontak dibawah himpitan tubuh kekar Abraham sedangkan Abraham seperti orang linglung, ini kejadian yang tidak terduga. Wangi manis tubuh Silvia menyeruak masuk diindra penciumannya dan entah kenapa dia suka.
"Hei model celana dalam, minggir!" teriak Silvia kesal.
Abraham segera bangkit berdiri dan merapikan dasinya, apa yang sedang dia lakukan?
"Sekarang pergi dari sini dan jangan kembali lagi!"
"Aku pasti akan kembali lagi!" Silvia bangkit berdiri dan merapikan pakaiannya.
"Jangan harap aku akan menerimamu jadi pergi!!" teriak Abraham dengan penuh emosi.
"Pergi ya pergi, apa susahnya! Sebaiknya jangan marah-marah kalau tidak anda akan cepat tua, seorang model celana dalam harus selalu tampak rupawan."
"Kau berhenti memanggilku model celana dalam dan pergi!" bentaknya lagi.
Silvia membuka tasnya dan mengambil sesuatu dari sana, tidak akan menerimanya lagi? Dia akan menciptakan api supaya Abraham Achilles mau menemuinya lagi.
Tanpa berkata apa-apa Silvia berjalan kearah pintu dan membukanya sedangkan mata tajam Abraham mengikutinya, sebelum keluar Silvia menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya, dia juga tersenyum dengan manis kearah Abraham.
"Oh ya, tuan Abraham aku lupa?"
"Pergi!" bentak Abraham.
"Sampai jumpa lagi!"
Tanpa Abraham duga, Silvia melemparkan sesuatu kearahnya dan?
"Plok!" benda itu mendarat didahinya.
Abraham memejamkan matanya dan mengusap wajahnya saat merasakan cairan berlendir mengalir dari dahinya, dia melihat telapak tanganya, telur!
"Bye, aku akan kembali lagi." Silvia langsung berlari keluar.
"Nona Chen, jika kita bertemu lagi maka akan aku bunuh kau!!" teriak Abraham marah.
Silvia berlari sambil tertawa,ini sangat menyenangkan, mungkin lain kali dia harus membawa telur busuk!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Selvin Nurmida Silalahi
wkwkwk rasain Bang
2023-11-02
1
Ney maniez
🤣🤣🤣🤣🤣
2023-07-17
0
🍁K3yk3y🍁
hahhaha usilnya silvia
2023-01-30
0