Perebutan Kekuasaan

Perebutan Kekuasaan

Bab 1

Wanita 25 tahun itu berjalan dengan lemas, dia tidak menyangka akan melihat sosok pria yang dia cintai, ternyata selingkuh dengan sahabatnya sendiri.

"Bagaimana kalian melakukan hal sekejam itu kepada ku? Apa salah ku sampai kalian tega mengkhianati ku" gumamnya

Selama ini dia mempercayai sahabatnya, suka dan dukanya dia bagu bersama sahabatnya itu tapi entah salah apa yang dia lakukan sehingga jahat merebut pacarnya.

"Aku bahkan yang membantunya untuk terlihat jadi lebih cantik hari ini, kau mengatakan ingin bertemu pacar mu. Tapi ... Tapi ternyata pacar mu itu adalah kekasih ku" tangisnya pecah saat mengingat apa yang telah iya lakukan hari ini untuk membantu sahabatnya itu.

"Apa aku terlalu bodoh, hingga tidak menyadari, kelakuan kalian di belakang ku?"

Aira pergi kesebuah danau untuk menenangkan pikirannya, terlihat di danau tersebut ramai dengan pengunjung sedang bermain perahu, semua terlihat sedang asyik menghabiskan waktu mereka.

Aira melihat pantulannya wajahnya yang sangat lusuh di danau, kemudian berpaling melihat beberapa manusia yang sedang menaiki perahu “andai papa dan mama masih ada pasti seru juga kalau bisa naik perahu bersama mereka” Aira mengingat kedua orang tuanya yang telah tiada 2 tahun yang lalu karena kecelakaan.

Tiba-tiba matanya melirik kearah seorang pria tua, pria tua itu menatapnya seakan meminta uang. Akhirnya Aira memberikan sedikit uang karena merasa kasian pada pria itu. Dengan senyum bahagia pria tua itu menerimanya dan mengucapkan terima kasih kepada amora.

“Paman .. pernahkah kau ingin tidur selama seratus tahun lebih? Semuanya selalu tidak ada yang berjalan sesuai apa yang aku inginkan” Aira mengatakan ke putusannya kepada pria tua.

“Terkadang aku berusaha meyakinkan diriku semua akan berjalan dengan lancar tetapi setelah itu akan ada masalah yang selalu muncul” Cerita Aira sambil menghela nafas panjang.

Pria tua tersebut tersenyum mendengar curahan hati Aira “Aku lebih suka jika aku tertidur dan tidak pernah bangun lagi. Aku ingin melupakan segalanya yang telah terjadi di kehidupan ku. Bagaimana ayahku meninggalkan ku dengan setumpuk utang dan bagaimana wanita yang ku suka menipuku dengan membawa lari uangku untuk bersama pria lain, tetapi usaha yang ku lakukan untuk melupakannya selalu tidak berhasil.” ucap pria itu membuat Aira semakin berkaca-kaca. Setelah pria tua itu bercerita, dia mulai membaringkan tubuhnya di bangku taman.

“paman … apa anda tahu jika aku tidak berubah, maka orang yang ku sayangi takan pergi tetapi aku salah. Kenapa hidupku seperti ini?” Keluh Aira sambil menangis

Paman itu menyampaikan pesan untuk Aira “kalau hidup mu tidak berubah sesuai keinginan mu, mungkin saja bisa berubah kalau mereka meninggal lalu hidup lagi di atas barang rongsokan” Aira yang mendengar ucapan paman itu menjadi bingung, akhirnya Aira memilih untuk menenangkan dirinya.

Tetapi saat menatap ke depan dia melihat seorang anak kecil di pinggir jembatan ingin menaiki perahu sendirian, dia berusaha tidak peduli tetapi saat menutup mata ada suara yang terdengar jatuh ke air, Aira segerah membuka matanya dan melihat anak kecil tersebut tercebur ke danau “Astaga bagaimana bisa dia jatuh” anak kecil itu terus berusaha tetap terlihat di permukaan air sambil meminta tolong.

Aira yang panik memanggil pria tua tadi untuk menolong anak itu tetapi pria tua itu sudah tertidur lelap. Aira berusaha tidak menghiraukan anak tersebut karena mengira pasti ada orang lain yang akan menolongnya.

“Aira kamu tidak perlu menolongnya … tidak perlu oke!! kalau kamu tidak menolongnya pasti akan ada yang akan menyelamatkannya” Ucap Aira sambil meyakinkan dirinya

Namun saat melihat beberapa orang dewasa yang ada disekitar danau, tampak mereka tidak menyadari ada anak yang jatuh ke danau. Akhirnya Aira berinisiatif untuk menyelam karena berpikir mungkin jika dia menyelam akan ada orang yang menyelamatkan mereka berdua.

Orang tua anak tersebut akhirnya tersadar bahwa anak mereka sudah ada di tengah danau bersama Aira yang berusaha menyelamatkan anak mereka, akhirnya ayah dari anak itu langsung menaiki perahu agar bisa menyelamatkan mereka berdua.

Pria tua tadi terbangun dan melihat sepasang sepatu ada di depannya dan Aira yang sudah ada di tengah danau untuk menyelamatkan seorang anak kecil.

Anak kecil tersebut berhasil diselamatkan dan naik keatas perahu, tapi entah mengapa kaki Aira serasa keram dan sakit hingga akhirnya dia tenggelam, namun saat tenggelam bayangan tentang orang tuanya dan kenangan buruknya terulang kembali.

Orang-orang yang melihat Aira tenggelam terus saling berteriak meminta tolang karena tidak ada yang berani untuk menyelam kedalam danau.

Derren yang sedang berjalan-jalan disekitar danau melihat sekelompok orang meminta tolong dan menghampiri mereka.

“Permisi ada apa ini” tanya Derren, seorang pria tua mengatakan kalau ada wanita yang tenggelam di danau itu.

Derren melihat ke arah danau langsung membuka sepatunya dan menyelam untuk menyelamatkan Aira.

Untung saja Derren masih bisa menyelamatkannya namun saat melihat sosok yang tenggelam dia bergumam dalam hatinya 'Aurelia'. Segerah dia membawanya naik ke permukaan, ayah anak tadi membantunya untuk naik ke atas.

Derren meminta tolong untuk menghubungi ambulance, ibu anak itu mengambil ponselnya dan segera menghubungi ambulance, lalu memberi tahu lokasi kejadian.

Aira yang belum juga sadarkan diri, membuat Derren khawatir dia mengecek nafas dan aliran darahnya, namun ternyata aliran darahnya cukup lemah. Akhirnya dia membantu dengan meletakkan kedua tangannya di dada Aira dan mulai menghitungnya sambil menekannya.

Air keluar dari mulut Aira, bersamaan dengan Ambulance yang datang, Derren menggendong tubuh Aira naik ke atas bangkar lalu petugas mendorongnya masuk ke dalam mobil.

Pria tua yang tadi berbicara dengan Aira mendekat dan bersyukur Aira masih bisa di selamatkan “ku pikir dia benar-benar melakukan apa yang ku katakana” Derren yang mendengar omongan tersebut menatap pria tua itu dengan senyum licik.

Derren ikut mengantar Aira ke rumah sakit di dalam ambulance Derren terus memanggil Aira dengan sebutan Aurelia.

***

Terlihat seorang pria memakai topeng sebelah berjalan memasuki kantor dengan beberapa orang yang berlalu lalang sampai menjerit ketakutan saat melihatnya.

“Bukankah dia si monster itu! Benar ...!! itu dia si monster yang mengerikan!” ucap beberapa karyawan sambil berbisik.

Semua orang langsung menyingkir dan kembali ke tempat kerja mereka masing-masing karena takut.

Pria topeng sebelah itu berjalan dengan dingin dan mata bak elang yang siap memangsa itu bernama Alexander Zidan Dekarsa dia merupakan salah satu pewaris Dekarsa grup.

Zidan merupakan sosok yang dingin dan kejam dia tidak segan-segan untuk menghabisi setiap orang yang menghalangi ataupun menganggu ketenangannya. Dalam berbisnis Zidan adalah orang yang hebat, kehebatannya itulah yang membuat banyak perusahaan ingin bekerjasama dengan Dekarsa grup.

“Bagaimana perkembangan proyek yang di pulau JJ?” Zidan bertanya pada kevin orang kepercayaan zidan sekaligus sahabat dan sepupunya itu “tenang saja boss semua berjalan lancar, tetapi kita sepertinya butuh dukungan dari Zeus crop” perkataan kevin membuat Zidan menatapnya dingin

“Untuk apa kita membutuhkan bantuannya ? bukankah tadi kau bilang semua berjalan lancar?” Kevin yang melihat tatapan Zidan menaikan sebelah bibirnya.

“Kau tahu Zeus Crop memiliki beberapa hotel ternama di Negara ini jika kita bekerja sama dengan mereka kita akan lebih diuntungkan dari segi pengunjung dan tentu saja pendapatan” Zidan mengingat kalau tadi pagi dia mendapat telfon dari sekertaris CEO Zeus Crop dia mengajaknya untuk sarapan tetapi ditolak olehnya.

“Kalau begitu kita akan membuka kerja sama kepada mereka” Zidan menghela nafas

“Apa perlu ku hubungi sekertaris Zeus Crop lagi untuk sarapan bersama” Kevin tertawa kecil melihat Zidan.

"Tidak perlu, tunggu mereka menelfon kita kembali" ucap Zidan dengan dingin.

"Baiklah, tapi apa yang membuat mu tiba-tiba datang ke kota ini tanpa memberi tahu ku?" Tanya kevin. Zidan mengatakan kalau itu bukan urusannya jadi sebaiknya dia tetap diam saja.

"Kalau begitu sebelum kau pulang, kau harus menemui yang lain juga. Sudah lama kita tidak berkumpul bersama" Zidan hanya diam lalu masuk kedalam lift.

Kevin tidak mengatakan apapun lagi dia tahu kalau hal itu mungkin sesuatu yang sulit untuk Zidan lakukan.

Terpopuler

Comments

Nur.Syit_

Nur.Syit_

yg monster itu kalian😏

2023-08-29

0

Nur.Syit_

Nur.Syit_

His, kurang ajar namanya nih!!

2023-08-29

0

hyOvaltine

hyOvaltine

DUUU kasihan 😭😭

2023-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!