Wanita 25 tahun itu berjalan dengan lemas, dia tidak menyangka akan melihat sosok pria yang dia cintai, ternyata selingkuh dengan sahabatnya sendiri.
"Bagaimana kalian melakukan hal sekejam itu kepada ku? Apa salah ku sampai kalian tega mengkhianati ku" gumamnya
Selama ini dia mempercayai sahabatnya, suka dan dukanya dia bagu bersama sahabatnya itu tapi entah salah apa yang dia lakukan sehingga jahat merebut pacarnya.
"Aku bahkan yang membantunya untuk terlihat jadi lebih cantik hari ini, kau mengatakan ingin bertemu pacar mu. Tapi ... Tapi ternyata pacar mu itu adalah kekasih ku" tangisnya pecah saat mengingat apa yang telah iya lakukan hari ini untuk membantu sahabatnya itu.
"Apa aku terlalu bodoh, hingga tidak menyadari, kelakuan kalian di belakang ku?"
Aira pergi kesebuah danau untuk menenangkan pikirannya, terlihat di danau tersebut ramai dengan pengunjung sedang bermain perahu, semua terlihat sedang asyik menghabiskan waktu mereka.
Aira melihat pantulannya wajahnya yang sangat lusuh di danau, kemudian berpaling melihat beberapa manusia yang sedang menaiki perahu “andai papa dan mama masih ada pasti seru juga kalau bisa naik perahu bersama mereka” Aira mengingat kedua orang tuanya yang telah tiada 2 tahun yang lalu karena kecelakaan.
Tiba-tiba matanya melirik kearah seorang pria tua, pria tua itu menatapnya seakan meminta uang. Akhirnya Aira memberikan sedikit uang karena merasa kasian pada pria itu. Dengan senyum bahagia pria tua itu menerimanya dan mengucapkan terima kasih kepada amora.
“Paman .. pernahkah kau ingin tidur selama seratus tahun lebih? Semuanya selalu tidak ada yang berjalan sesuai apa yang aku inginkan” Aira mengatakan ke putusannya kepada pria tua.
“Terkadang aku berusaha meyakinkan diriku semua akan berjalan dengan lancar tetapi setelah itu akan ada masalah yang selalu muncul” Cerita Aira sambil menghela nafas panjang.
Pria tua tersebut tersenyum mendengar curahan hati Aira “Aku lebih suka jika aku tertidur dan tidak pernah bangun lagi. Aku ingin melupakan segalanya yang telah terjadi di kehidupan ku. Bagaimana ayahku meninggalkan ku dengan setumpuk utang dan bagaimana wanita yang ku suka menipuku dengan membawa lari uangku untuk bersama pria lain, tetapi usaha yang ku lakukan untuk melupakannya selalu tidak berhasil.” ucap pria itu membuat Aira semakin berkaca-kaca. Setelah pria tua itu bercerita, dia mulai membaringkan tubuhnya di bangku taman.
“paman … apa anda tahu jika aku tidak berubah, maka orang yang ku sayangi takan pergi tetapi aku salah. Kenapa hidupku seperti ini?” Keluh Aira sambil menangis
Paman itu menyampaikan pesan untuk Aira “kalau hidup mu tidak berubah sesuai keinginan mu, mungkin saja bisa berubah kalau mereka meninggal lalu hidup lagi di atas barang rongsokan” Aira yang mendengar ucapan paman itu menjadi bingung, akhirnya Aira memilih untuk menenangkan dirinya.
Tetapi saat menatap ke depan dia melihat seorang anak kecil di pinggir jembatan ingin menaiki perahu sendirian, dia berusaha tidak peduli tetapi saat menutup mata ada suara yang terdengar jatuh ke air, Aira segerah membuka matanya dan melihat anak kecil tersebut tercebur ke danau “Astaga bagaimana bisa dia jatuh” anak kecil itu terus berusaha tetap terlihat di permukaan air sambil meminta tolong.
Aira yang panik memanggil pria tua tadi untuk menolong anak itu tetapi pria tua itu sudah tertidur lelap. Aira berusaha tidak menghiraukan anak tersebut karena mengira pasti ada orang lain yang akan menolongnya.
“Aira kamu tidak perlu menolongnya … tidak perlu oke!! kalau kamu tidak menolongnya pasti akan ada yang akan menyelamatkannya” Ucap Aira sambil meyakinkan dirinya
Namun saat melihat beberapa orang dewasa yang ada disekitar danau, tampak mereka tidak menyadari ada anak yang jatuh ke danau. Akhirnya Aira berinisiatif untuk menyelam karena berpikir mungkin jika dia menyelam akan ada orang yang menyelamatkan mereka berdua.
Orang tua anak tersebut akhirnya tersadar bahwa anak mereka sudah ada di tengah danau bersama Aira yang berusaha menyelamatkan anak mereka, akhirnya ayah dari anak itu langsung menaiki perahu agar bisa menyelamatkan mereka berdua.
Pria tua tadi terbangun dan melihat sepasang sepatu ada di depannya dan Aira yang sudah ada di tengah danau untuk menyelamatkan seorang anak kecil.
Anak kecil tersebut berhasil diselamatkan dan naik keatas perahu, tapi entah mengapa kaki Aira serasa keram dan sakit hingga akhirnya dia tenggelam, namun saat tenggelam bayangan tentang orang tuanya dan kenangan buruknya terulang kembali.
Orang-orang yang melihat Aira tenggelam terus saling berteriak meminta tolang karena tidak ada yang berani untuk menyelam kedalam danau.
Derren yang sedang berjalan-jalan disekitar danau melihat sekelompok orang meminta tolong dan menghampiri mereka.
“Permisi ada apa ini” tanya Derren, seorang pria tua mengatakan kalau ada wanita yang tenggelam di danau itu.
Derren melihat ke arah danau langsung membuka sepatunya dan menyelam untuk menyelamatkan Aira.
Untung saja Derren masih bisa menyelamatkannya namun saat melihat sosok yang tenggelam dia bergumam dalam hatinya 'Aurelia'. Segerah dia membawanya naik ke permukaan, ayah anak tadi membantunya untuk naik ke atas.
Derren meminta tolong untuk menghubungi ambulance, ibu anak itu mengambil ponselnya dan segera menghubungi ambulance, lalu memberi tahu lokasi kejadian.
Aira yang belum juga sadarkan diri, membuat Derren khawatir dia mengecek nafas dan aliran darahnya, namun ternyata aliran darahnya cukup lemah. Akhirnya dia membantu dengan meletakkan kedua tangannya di dada Aira dan mulai menghitungnya sambil menekannya.
Air keluar dari mulut Aira, bersamaan dengan Ambulance yang datang, Derren menggendong tubuh Aira naik ke atas bangkar lalu petugas mendorongnya masuk ke dalam mobil.
Pria tua yang tadi berbicara dengan Aira mendekat dan bersyukur Aira masih bisa di selamatkan “ku pikir dia benar-benar melakukan apa yang ku katakana” Derren yang mendengar omongan tersebut menatap pria tua itu dengan senyum licik.
Derren ikut mengantar Aira ke rumah sakit di dalam ambulance Derren terus memanggil Aira dengan sebutan Aurelia.
***
Terlihat seorang pria memakai topeng sebelah berjalan memasuki kantor dengan beberapa orang yang berlalu lalang sampai menjerit ketakutan saat melihatnya.
“Bukankah dia si monster itu! Benar ...!! itu dia si monster yang mengerikan!” ucap beberapa karyawan sambil berbisik.
Semua orang langsung menyingkir dan kembali ke tempat kerja mereka masing-masing karena takut.
Pria topeng sebelah itu berjalan dengan dingin dan mata bak elang yang siap memangsa itu bernama Alexander Zidan Dekarsa dia merupakan salah satu pewaris Dekarsa grup.
Zidan merupakan sosok yang dingin dan kejam dia tidak segan-segan untuk menghabisi setiap orang yang menghalangi ataupun menganggu ketenangannya. Dalam berbisnis Zidan adalah orang yang hebat, kehebatannya itulah yang membuat banyak perusahaan ingin bekerjasama dengan Dekarsa grup.
“Bagaimana perkembangan proyek yang di pulau JJ?” Zidan bertanya pada kevin orang kepercayaan zidan sekaligus sahabat dan sepupunya itu “tenang saja boss semua berjalan lancar, tetapi kita sepertinya butuh dukungan dari Zeus crop” perkataan kevin membuat Zidan menatapnya dingin
“Untuk apa kita membutuhkan bantuannya ? bukankah tadi kau bilang semua berjalan lancar?” Kevin yang melihat tatapan Zidan menaikan sebelah bibirnya.
“Kau tahu Zeus Crop memiliki beberapa hotel ternama di Negara ini jika kita bekerja sama dengan mereka kita akan lebih diuntungkan dari segi pengunjung dan tentu saja pendapatan” Zidan mengingat kalau tadi pagi dia mendapat telfon dari sekertaris CEO Zeus Crop dia mengajaknya untuk sarapan tetapi ditolak olehnya.
“Kalau begitu kita akan membuka kerja sama kepada mereka” Zidan menghela nafas
“Apa perlu ku hubungi sekertaris Zeus Crop lagi untuk sarapan bersama” Kevin tertawa kecil melihat Zidan.
"Tidak perlu, tunggu mereka menelfon kita kembali" ucap Zidan dengan dingin.
"Baiklah, tapi apa yang membuat mu tiba-tiba datang ke kota ini tanpa memberi tahu ku?" Tanya kevin. Zidan mengatakan kalau itu bukan urusannya jadi sebaiknya dia tetap diam saja.
"Kalau begitu sebelum kau pulang, kau harus menemui yang lain juga. Sudah lama kita tidak berkumpul bersama" Zidan hanya diam lalu masuk kedalam lift.
Kevin tidak mengatakan apapun lagi dia tahu kalau hal itu mungkin sesuatu yang sulit untuk Zidan lakukan.
Di rumah sakit, Derren meminta para suster untuk segerah menangani Aira, suster segerah memasangkan oksigen padanya, Derren meminta stetoskop untuk mengecek detak jantungnya, untungnya detak jantung Aira sudah kembali normal.
"Apa yang terjadi dengan anda dok? Kenapa anda bisa basah kuyup seperti ini dan wanita itu juga basah kuyup" suster Diana merasa heran karena keduanya datang dengan keadaan yang menghawatirkan.
Dengan senyuman Derren mengatakan kalau semuanya baik-baik saja "Dia adalah Aurelia sepupu istriku, aku melihatnya tenggelam saat jalan-jalan di sekitar danau.
'Apa? Aurelia? Siapa dia? Apa yang di maksud Aurelia itu adalah Aira? Dan bagaimana mungkin Aira adalah sepupu istrinya. Sepertinya ada yang salah'
Edward Derren Dekarsa adalah dokter sekaligus Direktur utama di rumah sakit milik keluarganya, dia juga merupakan pewaris Dekarsa grup. Dia adalah sosok dokter tampan yang ramah dan sangat bersahabat dengan pasiennya, terkadang karena tampangnya yang keren dan karakternya yang bersahabat orang-orang mengira dia masih single padahal dia sudah memiliki istri.
Setelah selesai memasang infus dan alat bantu oksigen kepada Aira, Derren meminta tolong kepada perawat untuk menjaga Aira. Kemudian dia bergegas kembali ke ruangannya “tolong awasi dia” ucap Derren kepada Diana yang di anggukannya.
Didalam sudah ada seseorang pria tampan yang menunggunya “Dari mana saja kau, kau pikir aku asisten pribadi mu?” pria itu tampak kesal karena Derren membuatnya menunggu lama.
Rafael tampak kesal hanya karena Derren membuatnya menunggu di tambah Derren hanya tersenyum penuh arti.
“Maafkan aku ada masalah sedikit saat menuju kesini aku menemukan Aurelia tenggelam di danau”. Ucap Derren yang mengambil baju ganti di dalam lemari.
Mendengar kata Aurelia, Rafael terkejut
"Aurelia? Bagaimana bisa dia tenggelam di danau?" Rafael merasa bingung karena sosok Aurelia yang dia kenal tidak perna meninggalkan rumah.
Derren mengatakan tidak tahu soal itu yang jelas sekarang Aurelia sedang di rawat di rumah sakit ini.
Rafael merupakan sahabat sekaligus sepupu Derren dan Zidan mereka cukup dekat selain karena mereka bersaudara mereka juga dekat sejak sekolah namun saat menginjakan kaki di sekolah menengah pertama Zidan harus di kirim ke tempat yang sangat jauh dan di adopsi oleh keluarga Neville, selain itu Derren dan keluarganya harus pindah ke kota kecil karena konflik keluarga mereka.
Sejak saat itu mereka jarang bertemu namun hubungan persaudaraan mereka tetap berjalan, hingga hari dimana Derren di jodohkan oleh kakeknya dengan salah satu rekan bisnisnya sejak saat itu Derren diminta untuk menetap di kota kelahirannya dimana kakek dan saudara-saudaranya tinggal.
“apa kau sudah tau kalau Zidan sudah kembali?” Tanya Rafael pada Derren.
“Benarkah.. wah sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya” mendengar ucapan Derren membuat Rafael tersenyum kecut pada Derren.
“harus kah aku menghampirinya dan memeluknya Rafa?” Derren tersenyum sok manis pada Rafael.
“Haruskah? Apa hubungan mu dengannya sudah membaik?” raut wajah Derren seketika berubah menjadi dingin. Entah apa yang telah terjadi kepada mereka berdua sehingga hubungan mereka menjadi cukup buruk.
Rafael mengubah topik pembahasannya melihat raut wajah Derren “Sudahlah tidak usah dipikirkan ... Sekarang untuk apa kau memanggilku kesini apa kau ingin aku bekerja disini” Derren yang mendengar itu hanya berdecak kesal
"jika kau bekerja disini, ku rasa semua perawat wanita yang masih lajang akan kau ajak berkencan" sinis Derren
Ya Rafael dikenal sangat tampan dan suka merayu wanita namun dari sifat minusnya itu untung saja dia tidak suka tidur dengan perempuan yang belum sah baginya.
Alasan Derren memanggil Rafael tentu saja karena urusan kerjaan Derren meminta tolong pada Rafael untuk mencarikan informasi tentang perusahaan Tony company.
“kenapa kau menyuruh ku menyelidiki perusahaan ini?” tanya Rafael yang cukup asing dengan nama perusahaan itu.
“aku merasa ada yang aneh dengan perusahaan itu, ini pertama kalinya aku mendengar nama perusahaan ini dan dia ingin bekerja sama dengan rumah sakit ini” jelas Derren pada Rafael.
"Bukankah itu hal yang bagus? Lalu apa yang salah dari itu?" Tanya Rafael.
"Kau benar tapi kita belum tahu seperti apa latar belakang perusahaan itu mungkin saja mereka terlibat kasus besar, dan ... Aku tidak ingin terlibat" Rafael mengangguk paham, dia tahu seperti apa sifat sepupunya itu dia sangat berhati-hati dalam memilih rekan bisnis.
"Baiklah aku akan mencari tahu tentang mereka. Aaa ... Jangan lupa kau harus datang ke basecamp sore nanti, Dekarsa bersaudara akan berkumpul" ucap Rafael sebelum pergi meninggalkan ruangan Derren.
Derren mengangguk mengerti dan mengatakan akan mengusahakannya jika tidak terlalu sibuk.
***
Sore hari ....
Mereka berkumpul di basecamp, Zidan dan Kevin tiba lebih dulu kemudian disusul Niko dan Frans yang terlihat bahagia melihat ada banyak cemilan di sajikan. Niko yang ingin berenang lebih dulu membuka bajunya, memperlihatkan tubuh sixpack dan berotot. Sementara didepannya terlihat Kevin yang lebih memilih duduk sambil minum-minum.
Tak lama Angga dan Rafael datang, Angga melihat Niko yang berenang membuatnya juga ingin melakukannya. Niko yang merasa aneh berenang bersama Angga keluar dari kolam renang dan menuju ke ujung kolam Angga yang melihatnya ingin menggoda Niko dengan mengikutinya dan menyuruhnya menunggunya, Niko yang kesal karena terus di ganggu oleh Angga mengangkat tangannya bersiap akan memukul Angga tetapi Kevin memanggilnya.
"Kalian berdua hentikan!! Angga,.. apa Derren akan datang?" Angga mengatakan tidak tahu karena hari ini dia belum bertemu dengan Derren.
"Aku sudah memberitahunya tadi kalau kita akan berkumpul di basecamp ... Tapi sepertinya dia tidak akan datang" kata Rafael.
Menurutnya jika ingin menghindari acara keagamaan yang rutin di adakan oleh kakek mereka harusnya dia ada disini berkumpul bersama mereka.
"Tidak usah dipikirkan, lagian Rafael juga sudah menyampaikan kalau kita akan berkumpul, datang atau tidak itu urusannya" ucap Niko asal.
“bukankah kau tau sendiri seperti apa Kevin dia selalu menghawatirkan orang lain” kata Angga pada Zidan.
“Derren dan aku saudara sepupu paling tidak aku harus peduli padanya” jelas Kevin yang sebenarnya dia tidak heran jika Derren tidak datang.
“ini pertama kalinya Zidan akan mengikuti ritual keagamaan yang tiap tahun di adakan oleh kakek. Aku ingin tahu apa kakek punya alasan tertentu menyuruh Zidan harus datang?” kata Frans lalu menuang wine pada gelas dan kemudian meminumnya.
Frans teringat akan sesuatu hal yang menyangkut Zidan, “Apa kalian sudah dengar kalau Zidan sudah menghabisi satu keluarga di daerah persembunyiannya? Ku dengar dia sangat brutal menghabisi mereka" Cerita Frans lalu melirik ke arah Zidan.
Zidan menatap sinis ke arah Frans karena telah berani menyinggung tentang dirinya, tatapan elangnya seakan-akan ingin mencabik-cabik tubuh Frans saat itu juga. Angga mendekat ke arah Zidan dan menuangkan wine agar Zidan tidak terlalu memperdulikan lelucon Frans.
"Wahhh .... Benarkah itu?? Ku rasa Zidan sang pemburu telah benar-benar kembali berkumpul dengan kita" Rafael merasa risih karena mereka terus berusaha menggoda Zidan "Yaaa .. tutup mulutmu sebelum Zidan merobeknya" bisik Rafael.
Zidan meletakkan wine nya “Aku melakukannya karena mereka telah mengkhianati kepercayaan ku bahkan menjual informasi persembunyian ku pada musuhku” Jelas Zidan pada mereka.
Tentu saja sebagai pewaris Dekarsa grup pasti memiliki musuh entah itu dalam bisnis atau dalam keluarga, tak terkecuali Zidan yang selama ini banyak orang yang berusaha menyingkirkan dirinya.
“Zidan sepertinya akan kembali ke tempat persembunyian setelah ritual keagamaan selesai dilakukan” bisik Niko dan Angga
“Kuharap kalian tidak memberitahu pimpinan tentang masalah ini” Perintah Zidan, dia takut kakeknya terbebani karena ulahnya.
“Kau takut kakek mengetahui perbutan mu yang keji itu, apakah kau akan diusir jika kakek mengetahuinya?” Tanya Rafael tapi tidak di balas oleh Zidan dia lebih memilih meneguk Wine miliknya dari pada menjawab pertanyaan Rafael.
“Apa perlu kita taruhan siapa yang lebih lama tahan nafas di dalam air” Angga mencoba mencairkan suasana yang sepertinya mulai menegang “Baiklah” Niko setuju dengan ajakan Angga.
Kevin tahu Zidan tidak pernah membunuh seseorang jika tidak mengusiknya lebih dulu, dia juga tahu siapa orang-orang yang terus berusaha menyingkirkan dirinya. Dia adalah Zenda dan Farrah, kakak serta ibu kandung Zidan.
***
Aira sadar dari pingsannya saat membuka mata cahaya lampu menyilau matanya dia membuka matanya secara perlahan dan melihat sekeliling tempat yang tidak asing. Dia bersyukur dia masih hidup dan dia sadar kalau dia ada di rumah sakit dia mencoba bangun dari posisi berbaring l tetapi suster menahannya “sebaiknya anda tidak bangun dulu, kondisi anda masih sangat lemah”
Aira hanya bisa menurut dia bertanya kepada perawat itu siapa yang telah membawanya ke rumah sakit, suster mengatakan kalau yang membawanya seorang pria yang juga menyelamatkannya saat tenggelam.
Saat itu Aira sadar kalau dia benar-benar hampir mati andai saja tidak cepat diselamatkan, Aira mencari pria yang menyelamatkannya itu tetapi tidak ada satu orangpun pria yang datang menghampirinya saat dia sadar.
"Anda sebaiknya lebih banyak beristirahat, tubuh anda masih terlalu lemah, Nona" kata suster. Aira mengangguk mengerti tapi dia kepikiran tentang sosok pria yang membawanya, dia harus mengucapkan terimakasih karena telah menolongnya.
Tiba-tiba seorang dokter Pria datang dan menegurnya karena melamun "hai ... Kau sudah sadar? Bagaimana keadaan mu? Apa ada yang sakit?" Tanya Derren.
Aira yang mendengar suara itu lantas melirik ke sumber suara itu dan melihat Derren berdiri di sampingnya dengan setelan jas Dokternya. Perawat yang sedang memeriksa infus Aira mengatakan kalau pria yang ada di depannya yang telah menyelamatkan dan membawanya kesini.
Aira terdiam sesat mendengar itu bagiamana mungkin pria tampan dan rupawan ini yang menyelamatkannya dan juga dia ternyata seorang dokter.
“Terima kasi telah menyelamatkan saya dok saya tidak tahu harus membalasnya dengan apa” hanya itu yang bisa dikatakan Aira kepada Derren.
"Tidak perlu berterimakasih itu sudah jadi tugas ku, selain itu aku juga tidak ingin membuat istri ku khawatir jika melihat adik sepupunya sakit, bukan begitu Aurelia” Aira mengerutkan dahinya saat mendengar dokter Derren memanggilnya Aurelia, dan mengatakan kalau dia adik istrinya. Dia pikir Dokter Derren salah menyebutkan nama, Aira ingin meluruskan perkataan Derren namun tiba-tiba handphone Derren berbunyi.
"Maaf .. aku harus mengangkat telfon, sebaiknya kau istirahat aku akan menelfon pelayan untuk menjaga mu" ucap Derren lalu pergi. Aira benar-benar di buat bingung dengan perkataan Derren.
Tiba-tiba suster datang untuk mengganti kan dokter Derren "saya akan mengganti infus anda nona" ucap Suster menyadarkan Aira.
Hari ini Aira sudah boleh pulang ke rumah, dia mengucapkan terimakasih kepada suster yang sudah merwatnya, dia juga ingin berterimakasi kepada Derren tapi sepertinya dia sedang sibuk.
Tiba-tiba ada seorang pria yang masuk, dia mengatakan kalau dia di tugaskan oleh dokter Derren untuk mengantar Aira pulang ke rumah. Aira terkejut kenapa Dokter Derren melakukan hal itu "tidak perlu .. saya bisa pulang sendiri kok .. aku akan memesan taksi online" tolak Aira
"Tapi nona Aurelia .. ini perintah dari tuan Derren dia tidak ingin anda kenapa-napa jika pulang sendiri. Kakak sepupu anda akan khawatir jika anda menolaknya" lagi-lagi Aira di buat bingung dengan perkataan pria itu. "Kakak sepupu? Siapa? Dan siapa itu Aurelia? Aku Aira, nama ku Aira" tegas Aira.
Pria itu juga tampak bingung karena setaunya nama gadis yang ada di depannya saat ini adalah Aurelia.
Aira tidak ingin di panggil lagi seperti itu karena dia adalah Aira bukan Aurelia dan dia juga memutuskan untuk pulang sendiri, dia tidak mengenal dokter Derren sebelumnya dan dia tidak memiliki keluarga.
Aira menelfon temannya Ami untuk menjemputnya pulang namun dia tidak mengangkatnya, akhirnya dia memesan taksi online sendiri dalam perjalanan pulang mobil yang di tumpangi Aira mengalami kecelakaan yang hebat hingga menabrak pohon besar. Aira dan sopir taksi juga mengalami luka yang cukup parah.
Untungnya Aira masih bisa sadarkan diri, ia melihat banyak darah di kursi kemudi ternyata supir taksi itu mengalami luka yang parah. Dengan sisa tenaga Aira berusaha keluar dari dalam mobil untuk mencari bantuan.
Dengan badan yang sempoyongan Aira berjalan untuk meminta tolong namun saat sudah cukup jauh dia berjalan untuk kembali ke mobil. Namun ada segerombol orang yang sangat menyeramkan mendekati mobil itu dan mengintip Aira mulai ketakutan "Siapa mereka ? Apa yang mereka cari atau jangan-jangan mereka perampok?" Aira mulai menjauh secara perlahan tapi tampa sengaja dia menginjak kaleng minuman hingga terdengar oleh mereka.
Akhirnya orang-orang itu melihat Aira dan memanggilnya agar tidak pergi, karena ketakutan Aira berusaha untuk lari walaupun dia sendiri kesakitan. Aira berlari masuk ke dalam perkebunan yang cukup jauh dari jalan utama.
***
Beberapa hari sebelum acara keagamaan dilakukan Zidan dan 6 saudaranya berkumpul di basecamp mereka yang bisa di bilang lebih terlihat seperti Mension yang megah dan mewah. Disana juga ada Derren yang tentu saja membuat sedikit suasana antara Zidan dan Derren sedikit dingin bahkan mereka belum berbicara ataupun saling menyapa satu sama lain.
Hingga akhirnya Zidan memutuskan kembali ke kantor dengan alasan Evans menyuruhnya mengerjakan sesuatu padahal dia hanya ingin menghindari berbicara dengan Derren.
“Kurasa Zidan hanya mencoba menghindar dari mu” kata Angga sambil menatap Derren
Derren tidak membalas ucapan Angga “Sudahlah Zidan memang seperti itu tidak ada yang bisa mengalahkan gengsinya” Ucap Niko yang membuat Angga Frans dan Kevin tentawa.
Mereka meneguk wine mereka masing-masing Rafael dan Kevin memutuskan untuk bermain billiar saat mereka bermain terdengar dari luar ada keributan.
“apa yang terjadi diluar sepertinya ada keributan” ucap Derren yang merasa ada suara perkelahian diluar. Dan benar diluar sedang ada perkelahian ada beberapa orang yang mencoba masuk dan menyerang basecamp mereka.
Saat mereka ingin keluar untuk melihat yang terjadi tiba-tiba mati lampu “apa Zidan sudah bangkrut hingga tidak mampu membayar tagihan listrik” celetuk Frans
“kalau memang dia bangkrut kurasa kau orang pertama yang akan dijualnya karena kau tidak perna bisa menjaga ucapan mu” balas Kevin karena Frans trus saja mengatakan hal-hal payah.
Aira tanpa sadar masuk kedalam bangunan yang menurutnya bisa menjadi tempat persembunyiannya padahal tampa dia sadari dia baru saja menggali kuburannya sendiri. Tempat persembunyian Zidan dan teman-temannya itu tidak bisa dimasuki oleh sembarangan orang hanya mereka ber-7 dan para penjaga saja yang bisa masuk. Selebihnya jika ada yang lolos dari penjagaan dan berhasil masuk ke dalam tempat persembunyian maka mereka akan di anggap sebagai penyusup. Ternyata saat Aira berusaha lari dari kejaran orang-orang aneh tadi dia tanpa sadar masuk kedalam lingkungan basecamp yang ternyata sedang terjadi peperangan namun saat melihat itu Aira semakin takut dan lari menjauh hingga masuk kedalam basecamp itu.
Aira menyusuri tempat persembunyian itu tanpa sadar dia sudah berada di halaman belakang rumah itu, didalam hati Aira dia cukup kagum akan kemegahan bangunan itu namun disisi lain dia juga takut jika dia tertangkap.
"Dimana aku sekarang? Bagaimana jika aku tertangkap oleh mereka"
Aira masuk kedalam melihat sekelilingnya yang tampak semuanya gelap Rafael berjalan mundur dalam kegelapan dan merasakan ada sesuatu yang menabraknya seketika lampu di ruangan itupun menyala dan Aira terkejut saat lampu itu tiba-tiba menyala. Frans dan aira membalikan badan mereka bersamaan namun belum sempat Frans bicara Aira sudah teriak menjerit kaget ketika dia berbalik tenyata ada seseorang di depannya.
Mereka ber-6 melihat kearah yang sama dengan Frans, Niko dengan mata yang melotot bertanya apa yang dilakukan wanita ini di tempat persembunyian mereka dan bagaimana dia bisa masuk kedalam sana. Aira kebingungan melihat sekeliling ruangan dan matanya terhenti saat melihat sosok lelaki yang sepertinya dia kenal.
Derren yang melihat kehadiran Aira di ruangan itu terkejut dan menghampirinya “kau.. apa yang kau lakukan disini” ucap Derren
“a... ak.. aku tidak tahu” kata Aira yang gelagapan
“kau mengenalnya Derren?” sergah Angga belum sempat Derren menjawab Aira sudah kabur karena ketakutan Angga dan Frans ingin mengejarnya karena di anggap mata-mata. Niko berteriak marah karena tidak ada yang menjaga ruangan itu “dimana semua penjaga bagaimana mungkin dia bisa masuk kedalam sini” Teriak Niko
Derren hanya melihat Aira yang berlari, tiba-tiba ada seorang wanita yang menarik tangan Aira, dan membawanya ke arah ruangan lain “siapa kau, kenapa kau menarik ku, maafkan aku karena masuk tampa izin” ucap Aira yang panik.
Wanita itu berhenti disebuah ruangan yang lebih tampak seperti dapur “apa maksud anda nona aku ingin membawa mu keluar dari ruangan tuan itu?” ucap Nanda.
Aira menatap Nanda kebingungan “sudahlah tidak ada waktu untuk menatapku nona, sebaiknya kita ke kamar mu. Aira yang berjalan sambil dipegangi Nanda bergumam kamar ku, tuan, dan nona kurasa ada yang aneh, siapa orang ini dan mereka aku hanya bisa mengenal 1 wajah Dokter derren.
Mereka keluar dari dalam rumah itu, menuju ke pavilion yang terletak tidak jauh dari rumah utama.
Sesampainya di pavilion nanda melihat Aira yang cukup kebingungan “Nona kau sudah lama tidak pulang ke rumah dan sudah kuduga pasti akan ada masalah yang terjadi. Para tuan mudah sudah berkumpul dan di tambah ada pemadaman listrik jadi aku tidak bisa mencari mu nona?" Cerewet nanda dan menyuruhnya duduk dan menanyakan keadaanya sekarang.
Aira terus kebingungan dengan semua yang di katakana Nanda “Apa … kau mengenal aku?” Tanya Aira. Nanda yang mendengar itu kebingungan mendengar pertanyaan Aira. Dia mengingat kalau dia kecelakaan mobil dan di kejar oleh segerombolan orang aneh dan dia terus berlari tanpa henti hingga sampai di tempat menakutkan ini. Aira bertanya apa yang dilakukan di tempat ini.
“Nona apa kau tidak mengenal aku, dan apa maksud mu tidak tahu tempat ini ? ini kebun anggur terbesar di kota ini” kata Nanda" Aira melihat sekelilingnya memang benar di sekelilingnya banyak pohon anggur.
Mension dan pavilion berada di tengah-tengah kebun anggur yang akan di fermentasi menjadi wine dan di Ekspor ke berbagai kota dan Negara.
"Apa ini apa aku sudah mati saat kecelakaan tadi ? jadi aku di alam baka ? atau aku hanya mimpi karena tadi sepertinya aku melihat dokter derren atau aku salah orang?" Ucap Aira dalam hatinya.
Nanda agak kebingungan melihat sikap nona nya itu sepertinya ada yang aneh dengan sikapnya Aira tidak perna keluar dari pavilion ini dia juga heran bagaimana bisa penampilan nona nya sekacau itu dari mana saja dia. Pikiran itu membuatnya sedikit frustasi tiba tiba Aira jatuh dan pingsan. Nanda terkejut melihat Aira yang sudah terbaring di bawah dia mencoba mengguncang tubuh Aira
"Nona ... Apa yang terjadi? Nona tolong bangunlah" Nanda mencoba membangunkannya tetapi tidak bangun juga dia akhirnya berteriak dan meminta bantuan kepada para pekerja yang ada di sekitar paviliun.
Mereka membawa ke kamar dan membaringkannya di tempat tidur yang cukup besar untuk 1 orang.
"Apa yang sebenarnya terjadi nona? Kenapa kau membuat ku khawatir seperti ini" Nanda merasa sedih melihat Nona Nya itu pingsan dengan tiba-tiba.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!