Dalam perjalanan Zidan mendapat telfon dari seseorang yang menyuruhnya untuk segerah menemui kakeknya, Zidan tersenyum sinis saat dia mendengar suara orang yang menelponnya dia tahu betul siapa dia. Dia langsung menutup telfonnya saat orang itu menyuruhnya untuk mengunjungi kakek. Zidan melajukan mobil sportnya dengan kencang, dia tidak peduli jika ada yang tertabrak olehnya.
Zidan sampai di depan pintu gerbang sebuah Mension yang sangat megah, luas, dan mewah itu. Bahkan pagarnya menjulang sangat tinggi hingga orang-orang yang melawati tempat itu tidak akan bisa melihat apa yang ada di balik gerbang tersebut. Zidan masuk kedalam Mension dia memperhatikan semua orang ada di belakangnya. Para pengawal yang berjaga di pintu masuk membuka pintu untuk Zidan, belum melangkahkan kakinya kedalam Mension seorang lelaki tua menghampirinya dan berdiri tepat disamping Zidan
“Kau datang juga, aku akan menyerahkan beberapa tugas untuk mu jadi setelah acara selesai, jangan lama-lama kau disini, dan segerah kembali ke tempat pengasingan mu” ucap lelaki tua itu
“kau tidak lupa bukan, kau di adopsi oleh keluarga Neville, jadi tolong tunjukan rasa hormat mu kepada pimpinan” lanjut pria itu yang merupakan bagian keluarga Neville.
“Apa yang baru saja kau katakana adopsi ? tapi sayang aku berpikir kalian menjadikan ku Sandra selama ini tuan” ucap zidan sinis dan dingin lalu dia berjalan masuk kedalam Mension, pintu itu kemudian ditutup. Seorang pria bertubuh bagus bernama Demian berdiri di atas balkon Mension sedang melihat Zidan menembak dan menghabisi nyawa seekor anjing penjaga didepan pintu masuk. Seorang pengawal ragu-ragu mendekati Zidan dan mengatakan kalau didalam Mension dilarang menggunakan pistol atau alat tajam lainnya. Zidan tidak banyak bicara hanya diam dan memberikan pistol itu kepada pengawal. Pengawal bertanya harus kah dia menyiapkan mobil untuk Zidan kembali nanti ke tempat pengasingan
“aku tidak akan kembali” ujar Zidan dingin.
Zidan berjalan masuk kedalam Mension lalu berdiri melihat ke depan, menikmati pemandangan rumput yang ada di halaman dan beberapa tanaman hias yang menghiasi halaman mension itu, dan bergumam “aku tidak akan kembali ke tempat itu, aku tidak akan kembali sebagai tawanan” Zidan masuk kedalam, di sambut oleh Demian
****
Aira terbangun dari pingsannya melihat sekeliling ruangan, terlihat begitu mewah. Terdengar suara wanita terbatuk-batuk di dekatnya, ketika akan berdiri untuk menghampiri Aira dia merasa kepalanya sangat sakit, wanita itu bernama nyonya Sabrina dia langsung berdiri dan menghampirinya.
Nanda terlihat sangat senang karena Aira sudah sadar, Aira menatap pakaiannya terlihat mahal dan cukup mewah. Saat menatap nyonya Sabrina kepala Aira terasa sangat sakit, Nyonya Sabrina bertanya apakah dia masih merasa kesakitan. Aira bertanya apakah dia terluka parah, karena terjatuh tadi karena merasa kepalanya akan pecah.
“Nona apa kau tahu betapa khawatirnya nyonya Sabrina” kata Nanda nyonya Sabrina memanggil Aira dengan nama Aurelia
“Maaf kenapa kalian memanggilku dengan nama Aurelia? namaku adalah Aira kenapa kalian memanggilku Aurelia atau Nona aku tidak mengerti kenapa kalian memanggilku seperti itu” kata Aira bingung lalu mengingat apa yang sebelumnya terjadi dan berpikir dirinya sudah mati.
“Kau belum mati nona, tetapi tadi kau hampir mati” ucap Nanda, Aira kaget mengetahui dirinya tidak mati lalu dia mencubit pipinya dan terasa sakit.
Aira berlari keluar kamar dan melihat ada pintu besar, lalu saat melihat ke depan pintu ada banyak orang yang sedang membersihkan halaman, mereka semua membungkuk pada Aira.
“Apa ini semua mimpi? Lalu kalau semua ini bukan mimpi dimana aku sekarang?” gumam Aira yang merasa benar-benar bingung. Nyonya Sabrina memanggilnya di bantu oleh Nanda yang menuntunnya keluar dari kamar, Aira merasa sesak karena shock dan kebingungan. Nyonya Sabrina menyuruh Nanda untuk memanggil Dokter. Aira bertanya dimana dia sekarang dan dia juga bertanya pada dirinya siapa dia sebenarnya. Nyonya Sabrina bertanya apakah Aurelia tidak mengingat semua ini sema sekali.
“Nama mu Aurelia Michael aku sepupu mu Sabrina Ananda” kata Nyonya Sabrina, Aira heran sejak kapan namanya menjadi Aurelia.
“Apa jangan-jangan aku ada di tubuh orang lain, seperti yang di film-film itu haa?” gumam Amora sambil menutup mulutnya tercengang membayangkannya. Nyonya Sabrina memegang tangan Aurelia memintanya agar mengingatnya dan menatapnya dengan jelas, lalu dia memberitahunya kalau dia ada di paviliun dan berada di Mension milik dokter Derren Aira kaget mengetahui kalau dia ada di Mension yang terletak di tengah-tengah perkebunan Anggur.
“Jadi benar yang aku lihat tadi dokter Derren dan ini adalah Mension miliknya, semuanya?” Aira ternganga dengan semua yang dia lihat dihadapannya
“Jadi kau sudah ingat?” Tanya Nyonya Sabrina
“tapi semua ini bukan 100% milik Derren, perkebunan anggur ini milik tuan Zidan pewaris Dekarsa grup sepupu Derren” jelas Nyonya Sabrina. Aira kaget saat mendengar nama Dekarsa grup tentu saja dia tahu kalau HD grup merupakan perusahaan terbesar yang ada di kotanya dan banyak orang-orang yang berlomba-lomba untuk bisa bekerja di perusahaan ini. Aira benar-benar tidak menyangka akan terjebak di tubuh Aurelia, tunggu dulu apakah dia benar-benar terjebak atau orang-orang yang salah mengira kalau dia adalah Aurelia. Ataukah sebenarnya dia punya kembaran.
****
Tuan Dekarsa melempar sangkar burung dan terlihat burung yang sudah mati lalu memberitahu kalau burung itu yang memakan sarapannya hari ini belum sempat burung itu menghabisinya dia sudah terkapar. Semua orang berkumpul di ruang tengah dengan wajah tertunduk termasuk Zidan dan ke-6 sahabat yang sekaligus sepupunya di tambah Zenda dan Evans.
“Untungnya aku belum sempat memakannya dikarenakan pencernaan ku kurang baik hari ini, kurasa karena aku semakin tua” ucap Tuan Dekarsa pimpinan HD grup.
“kita harus mencari tahu kenapa hal seperti ini bisa terjadi, apa yang akan terjadi jika kita tidak menangkap pelakunya” ucap Antoni. Pimpinan bertanya apa maksud ucapan Antoni. Antoni merupakan saudara ipar tuan Dekarsa dia adik mendiang istrinya yang juga merupakan salah satu direktur di perusahaan HD grup. “bukankah seharusnya Evan bersikap selayaknya pewaris utama Dekarsa grup” ucap Antoni
“Pada rapat proyek pulau JJ dia hanya menerima salam dari beberapa kolega asing kita lalu dia pergi, ibaratnya dia sedang ada di medan peperangan tetapi dia pergi mengunjungi permandian air panas. Apa anda tahu tuan kalau ada rumor yang mengatakan kalau Evan mengidap kangker kulit” sambung Antoni sambil menatap pimpinan Dekarsa. Angga, Rafael dan Niko saling melirik.
“Oleh karena itu saya Antoni Frederick memohon kepada anda untuk mengganti Evan menjadi pewaris utama Dekarsa grup dan mencari kandidat baru untuk menjadi pewaris utama” tegas Antoni
Evan terdiam menahan amarah mendengarnya pimpinan bertanya kepada semua yang ada di ruangan itu apakah mereka menyetujuinya. Mereka smua terdiam, tuan Dekarsa meminta mereka untuk berbicara siapa yang pantas menjadi pewaris utama jika bukan Evan.
“Tolong tarik ucapan anda, tidak ada satupun dari kami yang pantas menempati posisi kak Evan” kata Derren sambil tertunduk menghadap tuan Dekarsa
“Ucapan Derren benar kek, kami masih perlu banyak belajar jika ingin menjadi seperti kak Evan” ucap Kevin yang ikut menunduk di depan tuan Dekarsa.
Antoni bingung mendengarnya, bahkan Angga, Niko, Rafael juga ikut memohon kepada kakek mereka agar menarik ucapannya. Pimpinan Dekarsa memanggil tangan kanannya yang sedari tadi berdiri di sampingnya Demian, Demian menyampaikan kalau Evan sudah banyak berusaha mendapatkan proyek-proyek yang berada di luar negeri dan berusaha agar kerja sama dengan perusahaan asing terus terjalin.
“Sudah hampir 50 tahun perusahaan ini ku dirikan dan sebagian kesuksesannya berasal dari Evan yang selalu berusaha untuk mengembangkannya, menjalin kerja sama bahkan mendapatkan proyek-proyek besar itu hampir semuanya Evan yang menanganinya” ucap tuan Dekarsa menggebu-gebu. Di tambah lagi pimpinan menegaskan apa yang mereka nikmati sekarang adalah hasil usaha dari cucu tertuanya itu. "Andai saja Evan tidak meminta kepada ku untuk memberikan kesejahteraan kepada kalian, aku mungkin tidak akan memberikan fasilitas-fasilitas ini" tegas pimpinan Dekarsa.
Antoni merasa kalau perkataan pimpinan Dekarsa terlalu berlebihan, karena sebagian juga ada hasil kerja kerasnya, tuan Dekarsa tertawa lalu mengatakan kalau kerja keras apa yang dia maksud, selama ini dia hanya bisa menggagalkan proyek yang telah di berikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Nur.Syit_
Pusinggg😭
2023-08-29
0
Ibrahim Sonda
Jadi zidan selama ini di asingkan
2023-08-27
0
❂Tsukuyomi✧[Hiatus]
pergi aja , mau ku bantu?
2023-08-25
0