Pimpinan Dekarsa memerintahkan Demian untuk mengurus dan menyiapkan semua keperluan Evans untuk memimpin acara keagamaan yang akan segerah dilakukan, Demian mengangguk mengerti.
Didalam kamar Farrah Anindita ibu dari Zidan dan Zenda mendengar kabar dari Antoni kalau pimpinan menolak untuk digantinya Evan menjadi pewaris utama Dekarsa grup. Sambil menuangkan teh kedalam cangkir, menurutnya Evan cukup beruntung bisa memiliki umur panjang dan terus menjadi pewaris utama, itu membuatnya menjadi lebih waspada dan berhati-hati untuk bisa merebut semua yang dimiliki pewaris utama Dekarsa grup untuk dirinya dan untuk putra tersayangnya Zenda.
Zidan dan Zenda merupakan saudara sedarah tetapi mereka saling membenci bahkan ibunya juga ikut membenci Zidan yang menurutnya hanya membawa sial di dalam hidupnya, terutama saat kecelakaan yang Zidan alami bersama ayahnya yang mengakibatkan ayah mereka harus meninggal dan Zidan terluka terutama pada bagian lehernya yang robek akibat terkena kaca mobil yang pecah, karena kecelakaan itu membuat Farrah semakin membenci dan ingin membuang Zidan dari kehidupannya kerena dia merasa karena Zidan kecelakaan itu bisa terjadi.
Seorang pelayan masuk kedalam kamar Farrah dan membisikkan sesuatu kepadanya, Farrah mengatakan kepada pelayan kalau dia sedang tidak ingin diganggu dan tidak ingin bertemu siapapun.
Pelayan menyampaikan kalau sudah hampir 2 tahun Zidan tidak datang kemari, menurut pelayan itu sebaiknya Farrah menemui Zidan, perkataan pelayan itu membuat Farrah marah “Aku tidak ingin bertemu siapapun !!, aku sedang tidak enak badan” gertak Farrah
Zidan berdiri didepan kamar ibunya, pelayan datang dan menghampiri Zidan, Zidan menanyakan keberadaan ibunya pelayan dengan wajah yang tertunduk mengatakan kalau Nyonya Farrah sudah tertidur, kondisinya juga kurang sehat, pelayan itu mengatakan Zidan bisa kembali jika kondisinya sudah sehat. Zidan memilih untuk pergi meninggalkan kamar ibunya.
****
Aira duduk termenung di kamarnya, seperti orang linglung mengingat terakhir kali dirinya berlari kearah hutan karena di kejar orang-orang aneh dia bergumam kalau dia sudah mati karena kecelakaan itu.
“Apakah Aurelia itu juga mengalami kecelakaan dan berlari dikejar orang-orang aneh kemudian dia meninggal, lalu aku ini siapa sebenarnya Aira atau Aurelia, aku tidak tahu kenapa aku bia berlari sampai kesini dan mengapa orang-orang itu mengejar ku” ucap Aira benar-benar kebingungan, dan menatap wajahnya di cermin.
“Jangan memikirkan yang tidak-tidak Aira .. kau diberikan kesempatan hidup ada disini .. kesempatan untuk menghindari kematian dan untuk hidup, kau sangat beruntung ada disini. Baiklah yang perlu ku lakukan hanya jangan sampai ketahuan dan jalani saja. Jika kau bisa menjalaninya … jika kau… menjalaninya” ucap Aira yang awalnya yakin menjadi ragu.
Aira sadar kalau dia bukan Aurelia jadi pasti akan ketahuan, dia bertanya pada dirinya apa yang harus dia lakukan, terdengar suara teriakan Nanda dan Nyonya Sabrina di depan pintu memanggilnya sambil menggedor-gedor pintu. Aira ketakutan melihat bayangan di depan pintu.
“Seperti apa diluar sana, aku takut untuk keluar, aku benar-benar takut. Aku tidak tahu apa-apa tentang keluarga Dekarsa grup dan seperti apa kehidupan mereka yang jalani” Ucap Aira ketakutan
Terdengar nyonya Sabrina terbatuk-batuk di depan pintu, Derren yang lewat melihat Nyonya Sabrina langsung berlari menghampirinya dengan wajah panik dan bertanya apa yang terjadi pada istrinya. Nanda ingin menceritakan tentang Aurelia tetapi Nyonya Sabrina menyela dan mengatakan kalau Aurelia terluka dan hampir kehabisan nafas kata Dokter dia hampir saja kehilangan nyawanya.
“Lalu kenapa kau bilang Aurelia hampir meninggal ?” kata Derren
“Dia meninggal dan hidup kembali. Mungkin itu sebabnya dia kehilangan ingatannya dan melupakan namanya” jelas Nanda yang khawatir kepada Aurelia
“aku khawatir dia akan melakukan hal berbahaya saat ini”ungkap nyonya Sabrina yang terlihat lelah. Derren melihat kamar Aurelia yang terkunci.
Aira sedang duduk dan menyembunyikan kepalanya di balik kedua lengannya terkejut melihat pintu kamarnya terbuka dengan cara ditendang, Derren masuk ke kamarnya dan menatapnya. Aira dengan mata sembab benar-benar ketakutan, ia tertunduk seperti orang yang benar-benar hilang ingatan. Derren ingin mendekat tetapi Aira makin ketakutan karena Derren terus saja memanggilnya Aurelia.
"Apakah aku benar-benar Aurelia?" Batin Aira
“Aurelia jangan takut ini aku Derren, aku yang membawa mu kemari jadi aku akan membantu mu sampai akhir” kata Derren, awalnya Aira mengira kalau Derren mungkin saja tau kalau dia itu bukan Aurelia itu sebabnya dia masuk tetapi dia salah Derren tetap saja memanggilnya Aurelia.
“Jadi kau yang membawa ku ketempat ini?” ucap Aira pada Derren
“menghindari masalah ini tidak akan mengubah apapun, kau harus kuat. Tidak bisakah kau percaya padaku dan ikut aku keluar” kata Derren dan mengulurkan tangannya.
“Aku tidak bisa kembali lagi dan tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi, aku ingin hidup. Aku ingin melakukan apapun sebisa ku untuk tetap hidup” gumam Aira melihat uluran tangan Derren padanya, kemudian memberanikan dirinya untuk memegang tangan Derren.
****
Malam hari, Zidan berdiri sendiri di depan Mension dengan sebuah topeng yang menutupi sebagian wajahnya, dia menutupi bekas luka pada wajahnya
Flash Back …
Terdengar suara dari kamar, Farrah yang berteriak tidak terima karena suaminya Revaldi Alexsander Dekarsa yang ingin menikah lagi. “Apa kau bilang, menikah? Kau ingin menikah lagi? Apa maksud mu kau ingin menduakan ku apa aku saja tidak cukup untuk mu, Aku akan mati jika kau melakukan itu” teriak Farrah kepada suaminya
“Perusahaan dalam masalah, proyek yang aku jalankan terancam gagal, dan ini satu-satunya jalan untuk bisa menyelamatkannya” Ucap Reval mencoba menjelaskannya pada Farrah
Reval sebenarnya tidak ingin melakukannya tetapi dia terpaksa karena proyek ini sangat berharga baginya dan ini untuk menyelamatkan perusahaan Dekarsa grup dari kehancuran. Sehingga dia harus menikah dengan salah satu anak rekan bisnisnya.
“sebelum kau menjadi pewaris utama kau adalah ayah dari anak-anak ku, apa kau tidak sedih ? apa hati mu tidak sakit? Apa kau ingin berharap kau bisa mati dan menghidupkan anakmu” kata Farrah marah
“ada banyak nyawa yang ku pertaruhkan di proyek ini” tegas Reval lalu beranjak pergi.
Farrah memanggil suaminya lalu menarik Zidan yang masih balita, dan berkata apabila hanya itu yang di pedulikan oleh suaminya maka untuk apa anak-anaknya harus bersusah payah hidup. Zidan memanggil ibunya dengan ketakutan saat itu juga Farrah mengeluarkan pisau dan langsung mengarahkannya pada leher Zidan sebagai ancaman.
“kau pilih menikah lagi atau anakmu?” kata Farrah, Reval tidak percaya bahwa istrinya bisa berbuat senekat itu.
“letakkan pisau itu Farrah itu akan melukai Zidan, kau tidak bisa menghentikan pernikahan ini dengan cara seperti itu” teriak Reval
Farrah melihat suaminya memang berbeda menurutnya jika dirinya tidak bisa memiliki Reval seutuhnya maka dia tidak memerlukan anaknya. Reval langsung menghentikan tangan Farrah yang ingin menusuk Zidan, tetapi Farrah tetap bersikukuh ingin membunuh anaknya, Zidan hanya bisa menangis, Reval menggenggam tangan istrinya agar melepaskan pisau itu namun pisau itu mengenai wajah Zidan kecil.
Zidan mengeluarkan banyak darah, Evans berlari menghampiri Zidan kecil dan meminta Demian utuk menghubungi ambulans, Reval seketika melepaskan tangan istrinya dan berlari ke arah Zidan dia menggendongnya menuju ambulans. Farrah hanya diam mematung melihat anaknya sendiri terluka bukannya menghampiri anaknya dia malah pergi dari ruangan itu.
Namun saat di rumah sakit Zidan harus mengalami banyak jahitan di wajahnya, dan dokter sudah mengatakan bahwa kemungkinan besar luka itu akan membekas di wajah Zidan selamanya.
Reval benar-benar marah kepada istrinya karena telah melukai anaknya sendiri dan dengan beraninya dia tidak bertanggung jawab dengan apa yang telah iya lakukan. Reval berencana akan keluar dari rumah dan akan membawa Zidan bersamanya, Farrah tidak setuju namun Reval tetap ingin pergi membawa Zidan.
Farrah berencana akan mencelakai calon istri kedua suaminya jika, dia tetap ingin menikahinya. Namun sayang saat rencana itu di jalankan bukan hanya wanita itu yang celaka melainkan suaminya juga mengalami kecelakaan naas itu. Hingga keduanya di nyatakan meninggal dunia, Farrah yang mengira hanya berhasil membunuh wanita itu, mendapatkan telfon dari pihak kepolisian bahwa suaminya juga telah tewas dalam kecelakaan itu, Farrah syok dan pingsan, Zidan mendengar percakapan ibunya juga ikut menangis di samping ibunya yang pingsan.
Flash Back Off..
Zidan tetap diam menatap keluar Mension, alasan dirinya terus menutup bagian wajahnya karena bekas luka itu yang mengingatkannya pada kejadian beberapa tahun lalu. Tuan Dekarsa sedang berjalan bersama Demian dan melihat Zidan yang sedang berdiri sendiri kemudian menghampirinya.
“Apa kakek menyuruhku datang untuk menjadi salah satu pelindung pewaris utama Dekarsa grup?” kata Zidan
“Aku tidak tahu apa kau akan menjadi perisai untuk kakak mu atau menjadi pedang dan mengincar jabatannya.” Ucap Tuan Dekarsa
"Jika kakek khawatir akan itu, aku akan buktikan bahwa aku tidak perna mengincar posisi kakak Evans" ujar Zidan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Nur.Syit_
I like you🥰
2023-08-29
0
Nur.Syit_
Udah punya anak tapi pemikiran sesempit itu
2023-08-29
0
❂Tsukuyomi✧[Hiatus]
kasian 🤧
2023-08-25
0