DOKTER CINTA CEO

DOKTER CINTA CEO

Bab 1

"Namaku Reva Amanda usiaku 20 tahun,aku seorang Mahasiswi Kedokteran semester 6,aku piatu Ibuku meninggal saat usiaku sepuluh tahun, Ayahku seorang Meneger keuangan di sebuah Perusahaan ternama.

Kehidupanku terbilang berkecukupan tinggal di sebuah perumahan Elite berlantai dua dengan desain minimalis, memiliki kendaraan pribadi dan uang saku yang terbilang cukup untuk standard ku.

Sejak Ibu meninggal Ayah memilih untuk merawat ku seorang diri, beliau tidak berniat untuk menikah lagi.

Ayah selalu menanamkan sikap jujur,disiplin,dan bertanggung jawab kepadaku beliau adalah sosok Ayah yang baik dan penyayang.

Hari ini adalah hari naas bagi Ayah,entah siapa yang melakukan penggelapan dana di Kantornya, seseorang telah berlaku curang namun ia mengkambing hitamkan Ayahku dan semua bukti mengarah ke pada Ayah.

Menurut kabar yang ku dengar Perusahaan rugi ratusan milyar,bila tidak segera di atasi maka Perusahaan terancam bangkrut.

Pihak Perusahaan sedang berusaha melakukan upaya mencegah hal buruk yang bisa saja terjadi.

Termasuk Ayah yang bekerja keras mengembalikan keadaan perusahaan supaya kembali normal.

Ayah menjual semua harta benda miliknya, bahkan tabungannya pun habis,meskipun tidak bisa menutupi kerugian tersebut tapi setidaknya bisa menghambat terjadinya kebangkrutan.

Sekarang kami tidak memiliki apa-apa Ayah berhutang pada Perusahaan dan kami terpaksa tinggal di sebuah Kontrakan kecil,Kuliahku terbang kalai,sementara sebelum masalah itu selesai Perusahaan membuat keputusan untuk merumahkan Ayah.

Ayah terlihat syok dengan kasus ini hingga beliau jatuh sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit.

Pagi ini seorang pria yang di utus oleh Presdir Perusahaan datang dan meminta Ayah segera menyelesaikan hutang-hutang nya karena nasib Perusahaan sudah diujung tanduk.

Aku tak tega melihat Ayah seperti ini aku harus melakukan sesuatu, tapi aku bingung bagaimana caranya membantu Ayah sedangkan aku Kuliah saja belum selesai.

Ayah meminta tenggang waktu bila sampai Ayah melanggar lagi maka kasus ini akan dibawa keranah hukum.

Mereka memberi waktu satu minggu untuk Ayah melunasi segala hutang-hutangnya.

...****************...

Seminggu berlalu namun Ayah tak bisa mendapatkan pinjaman,orang orang yang selama ini Ayah bantu tak mau membalas kebaikan Ayah bahkan Sanak Saudara semuanya menjauh dan mengacuhkan kami.

Terdengar ketukan di pintu aku bergegas keluar dan membuka pintu,laki laki yang Minggu lalu datang kemari sekarang sudah berdiri di depanku.

"Maaf nona saya ingin bertemu dengan Pak Ahmad..apa beliau ada?.''

"Iya Om, Ayah ada di dalam silahkan masuk...''

Pria itu masuk dan duduk di sofa,aku memberi tahu Ayah kedatangan Pria tersebut dan Ayah segera menemuinya.

"Apa kabar Pak Ahmad? saya dengar anda sakit dan sempat dirawat?."

"Ya Pak Arif saya memang sempat di rawat selama tiga hari tapi sekarang saya sudah mendingan...''

"Syukurlah Pak saya turut senang mendengar nya

....maaf ya Pak mungkin saya seperti orang yang tidak memiliki hati, disaat Pak Ahmad terpuruk seperti ini saya justru datang kemari, tapi harus bagaimana lagi ini sudah jadi tanggung saya Pak.''

"Anda tidak perlu sungkan Pak Arip saya tidak apa-apa."

"Mengenai janji Pak Ahmad waktu itu apakah Bapak sudah ada jalan keluarnya?."

Aku menyimak percakapan Ayah dan Om Arif terdengar suara nafas berat dari Ayah.

"Maaf Pak Arif,saya bukan tidak berusaha tapiiii...saya tidak mendapatkan pinjaman Pak,semua orang menolak membantu saya."

"Baiklah Pak Ahmad, Disini saya akan menyampaikan pesan dari Presdir untuk Pak Ahmad."

"Pesan apa Pak Arif???....''

"Beliau meminta saya menyampaikan sebuah penawaran kepada Pak Ahmad,saya harap anda bijak dalam mengambil keputusan sebab ini menyangkut masa depan Nona Reva."

"Maksud Pak Arif?.''

Ayah nampak terkejut begitu pula dengan aku mengapa aku disangkut paut kan dalam masalah ini.

"Begini pak....'' Aku melihat wajah sendu Pak Arif sepertinya beliau enggan menyampaikan ini.

"Saya harap Pak Ahmad tidak tersinggung dengan apa yang akan saya sampaikan ini..." Pak Arip menjeda kalimatnya.

"Presdir memberikan penawaran kepada Pak Ahmad apa bila Pak Ahmad tidak bisa melunasi hutang piutang Pak Ahmad maka Presdir meminta agar Non Reva mau menikah dengan Tuan Tristan."

"Duarrrr."... aku seperti tersengat listrik jutaan volt tubuh ku menegang terlalu terkejut dengan apa yang ku dengar... Presdir ingin aku menikah dengan anaknya aku memang tidak mengenal Tuan Tristan tapi aku tahu apa yang menimpanya selama ini.

Usia nya terpaut cukup jauh dariku bisa dikatakan dia cocok jadi Pamanku aku ingin menolak tapi bila ku ingat Ayah yang akan menghadapi proses hukum membuat ku mengurung kan niat ku.

Aku melihat Ayah terkejut dan bingung...Pak Arif melanjutkan ucapannya.

"Presdir memberikan anda waktu tiga hari untuk berpikir Pak Ahmad...dan bila anda sudah mendapat keputusan maka hubungi saya."

Pak Arif pamit dan Ayah mengantarnya hingga ambang pintu.

Aku Melihat gurat kesedihan di wajah Ayah...pilihan yang sulit baginya... mengikuti penawaran Presdir atau di penjara.

...****************...

Semalaman aku tidak bisa tidur dan memikirkan jalan keluar dari masalah yang tengah Ayah hadapi, sekuat apa aku berpikir tapi tak menemukan jawabannya.

Dan pagi ini aku mengambil satu keputusan..."ya" aku harus membantu Ayah,akan aku korban kan hidup dan kebahagiaan ku untuk menyelamatkan Ayah dari masalah ini aku tidak mau Ayah ku di penjara dia sudah tua dan sakit-sakitan mungkin saatnya aku membalas jasa-jasanya.

Kulihat Ayah tengah duduk termenung di ruang tamu terlihat tubuhnya semakin kurus dan penampilan yang berantakan aku mendekat dan ku usap bahunya ia menoleh dan mengelus tanganku seolah ia ingin mengatakan bahwa beliau baik baik saja.

Aku duduk bersimpuh dilantai dan ku letakkan kepala ku di pangkuan nya dia belai rambut ku penuh sayang.

"Reva kamu jangan khawatir Nak Ayah tidak akan mengorbankan kebahagiaan mu Ayah akan mencari cara agar bisa menyelesaikan masalah ini tampa melibatkan mu."

Aku mendongak dan menggeleng...."Ayah Reva sudah mengambil keputusan dan Reva harap Ayah tidak menentang keputusan Reva."

"Keputusan apa Nak?.''

"Reva mutusin buat menerima penawaran Presdir"....kulihat gurat kecewa di wajah tua itu.

"Jangan Reva biar Ayah yang bertanggung jawab, kamu jangan mengambil keputusan yang akan membuat mu menyesal kemudian Hari Ayah masih bisa menyelesaikan semuanya percaya sama Ayah."

"Enggak yah,Reva ikhlas Reva siap menjadi Istri Tuan muda Tristan" ...aku memberi keyakinan pada Ayah.

"Pikirkan baik-baik Reva sekali kamu melangkah maka akan di pastikan Presdir tidak akan memberi mu kesempatan untuk mundur lagi. Ayah mengenal sifat Presdir dia tidak akan melepas sesuatu yang sudah ada di genggaman nya."

Lagi lagi aku meyakinkan Ayah bahwa aku siap dan aku mampu menghadapi semua risiko nya nanti, akhirnya Ayah ku luluh dan menyetujui keputusan ku.

Tiga hari kemudian Om Arif datang lagi dan Ayah menyampaikan bahwa kami menerima tawarannya.

Malam harinya Presdir dan beberapa orang datang ke Kontrakan kami beliau berniat untuk melamar ku.

Mereka membawa Seserahan bahkan Presdir memberikan Ayah Rumah dan Mobil aku bahagia karena aku bisa mengembalikan senyum Ayah yang sudah hampir dua minggu ini hilang.

Terjadi kesepakatan,pernikahan kami akan dilakukan besok malam dan aku meminta syarat agar pernikahan kami tidak di publikasikan dan presdir menyetujuinya.

"Reva saya mohon kamu bisa bertahan menghadapi sikap Tristan saya harap kamu tidak meninggalkannya walau apapun yang terjadi tetaplah disisinya karena dia membutuhkan perawatan dan perhatian dari seseorang dan saya yakin kamu mampu untuk melakukan ini"

aku mengangguk dan berjanji di dalam hatiku akan memenuhi semua permintaan Presdir.

...****************...

Malam ini adalah malam pernikahanku.Sudah ada mobil jemputan yang akan membawa ku kekediaman Presdir.

Seperti kesepakatan awal Pernikahan ini di adakan tertutup,hanya keluarga besar saja yang hadir sedangkan dari pihak ku hanya aku dan Ayah saja sebab Ayah enggan untuk memberi tahu keluarga yang lain karena mengingat perlakuan buruk mereka sejak Ayah bangkrut.

Mobil yang ku tumpangi sudah bergerak menuju rumah Presdir yang akan dijadikan tempat berlangsungnya acara akad nikah.

Aku merasa gugup berulang kali aku menarik napas panjang dan menghembuskan perlahan, namun masih tak mengurangi kegugupan ku,aku meremas kedua tangan ku yang mulai berkeringat,dalam bayangan ku orang yang akan menjadi suami ku adalah seorang yang sudah keriput,berperut buncit,gendut dan pasti galak, bukankah selama ini dia mengurung dirinya di kamar bahkan tak pernah keluar itu artinya dia menghabiskan waktunya hanya dengan makan dan tidur saja.

Sudah dipastikan dia pria yang seram.... tubuhku merinding bila membayangkan nya

Enam puluh menit perjalanan akhirnya mobil memasuki sebuah pagar tinggi,ada dua penjaga yang sedang berjaga, melihat kedatangan kami mereka bergegas membuka gerbang.

Mobil telah melewati gerbang dan mulai memasuki wilayah kediaman presdir ...kami melewati halaman yang cukup luas dengan banyak macam bunga beraneka warna yang ditanam sepanjang jalan menuju rumah.

Mobil berhenti tepat di depan sebuah istana, ya... Rumah ini laksana istana besar dan megah rumah dengan desain klasik dan memiliki tiga lantai,tembok bercat putih dengan banyak ornamen dan pilar pilar besar.

Aku men sugesti diriku sendiri aku bisa dan aku pasti kuat ku langkah kan kaki dan berjalan menuju pintu utama Ayah meraih tangan ku dan menggenggamnya dengan erat seolah ingin memberi ku kekuatan.

Kulihat Presdir bersama seorang wanita dan Om Arif sudah berdiri di ambang pintu mereka menyambut kedatangan kami,wanita yang sudah tak muda lagi, usianya mungkin sudah di atas lima puluh tahun namun masih terpancar pesona kecantikannya,dia melangkah dan meraih lenganku dan membawaku kedalam pelukannya.

"Halo Reva selamat datang di mansion kami Ibu harap kamu betah disini ya Nak,kamu benar benar cantik beruntung Tristan bisa menikah dengan mu."

Wanita itu adalah Ibu dari calon suamiku itu artinya dia calon mertua ku dia membimbingku masuk ke dalam rumahnya.

Kulihat sudah ada Penghulu dan beberapa orang yang hadir Ibu mengajak ku untuk duduk.

Tak lama terdengar suara hentakan sepatu dari arah tangga mataku tertegun melihat sosok yang menuruni anak tangga seorang pria memakai setelan jas berwarna putih lengkap dengan tuksedo dan dasi,rambut tertata rapi,bahu tegap tinggi kira kira 180 cm hidung mancung,rahang tegas dengan jambang tipis diwajahnya, mata setajam mata elang,sungguh sempurna tuhan menciptakan makhluknya satu ini.

"Aku terpesona pada pandangan pertama.....''

Bersambung......

Hallo guys selamat membaca karya ku yang ke dua semoga kalian puas jangan lupa vote like dan komen nya serta follow akun aku ya umie thay@😘 bay bay

Terpopuler

Comments

JasmineSeroja82

JasmineSeroja82

masih banyak titik dan koma tidak di beri spasi dengan kalimat berikutnya. "terbang kalai" maksudnya 'terbengkalai 'kan?'

2023-10-22

0

M arfa Al anta

M arfa Al anta

aku mampir kak

2023-10-10

0

Riawan Fitri

Riawan Fitri

aku mampir kak.

2023-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!