Bab 3

"Tristan ayo ajak reva ke kamar" Titah ibu.

"Iya Bu." Tristan berjalan menaiki tangga sementara Reva masih mematung ditempat nya ibu mendorong tubuh Reva agar mengikuti suaminya, ragu ragu Reva melangkah sesekali ia menengok ibu dan ibu menganggukkan kepala menyemangati Reva yang terlihat takut, setelah Reva menghilang di balik pintu barulah ibu bernapas lega.

"Anak mu itu Yah,kenapa bisa sekaku itu apa mungkin Reva bisa menaklukkan hatinya kalau sikapnya saja begitu?" Cicit ibu.

"Setidaknya dia sudah mau menerima perjodohan ini Bu, itu artinya dia sudah mau membuka hatinya" Jawab Ayah.

"Semoga saja begit, terlalu lama dia menutup diri dan hatinya terkadang ibu kasihan melihatnya ibu berharap kehadiran Reva mampu mengembalikan Tristan kita yang dulu ya Yah...."

"Aamiin" Ayah ikut mengaminkan.

Dilain tempat Reva sudah memasuki kamar ia edarkan pandangannya menyapu setiap sudut ruangan kamar yang begitu luas dengan warna chat dasar putih, terdapat ranjang king size berwarna gold ada ruang ganti,yang terhubung ke kamar mandi ada sofa dan meja hias. Reva kagum melihat isi kamar yang luasnya lima kali lipat dari kamarnya.

"Apa kamu akan terus berdiri di situ?." Suara bariton tristan mengagetkan Reva hingga ia hampir terjungkal ke belakang.

Reva melangkah ragu mendekati suami nya.

"Silahkan bersihkan badan mu itu kamar mandi dan itu ruang ganti pakaianmu sudah ada di sana."

Setelah berucap begitu tristan berlalu dan masuk ke kamar mandi suara gemercik air terdengar menandakan si empunya sedang mandi, tak lama Tristan sudah keluar mengenakan handuk sepinggang menunjukkan bodi kekar dan perut kotak kotak seperti roti sobek membuat Reva menjerit dan menutup mata.

Seumur umur baru sekali ini dia melihat pria tak berpakaian lengkap seperti itu.

Tristan segera berhamburan kearahnya dan membekap mulut Reva dengan tangannya dan Reva malah meronta mengira Tristan akan menyerang nya reflek Reva menggigit jari tangan Tristan, yang sedang membekap mulutnya Tristan, melepaskan tangannya dari mulut Reva dan mengibas-ngibaskan nya karena gigitan Reva tangan Tristan merah untung tak berdarah.

"Apa yang kamu lakukan!,kamu pikir rumah ku ini kebun binatang apa selain tukang menjerit kamu juga tukang gigit?, lihat tangan ku merah begini!"

"Oh jari tangan ku yang malang......" Batin Tristan.

"Maaf Tuan saya hilap saya kira Tuan mau melakukan sesuatu kepada saya, salah tuan juga kenapa jadi gak pakai baju saya kan jadi kaget Tuan" Cicitnya Reva.

"Ya suka suka akulah, ini kan kamarku mau aku pakai handuk pakai baju pakai celana atau tak berpakaian sekali pun tidak ada yang bisa melarang ku dan apa tadi tuan?....apa kita terlihat seperti pelayan dan majikan bukankah kita sudah menikah itu artinya kita suami istri. Jadi aku memberimu tugas! malam ini kamu cari panggilan yang bagus untukku" Ucap Tristan dan berlalu ke ruang ganti.

"Maaf....." Lirih Reva.

"Ya sudah sana ganti bajumu, aku mau keruang kerjaku ingat cari dan pikirkan panggilan yang bagus untukku." Tristan ingin melangkah keluar namun dia kembali menoleh dan melihat Reva yang kesusahan membuka kancing bajunya.

Reva berusaha meraih kancing baju yang ada dibelakang tapi tangannya tak jua kunjung sampai.

"membuka baju sendiri saja tidak bisa bagaimana mau merawat dan melayaniku" Batin Tristan.

Tristan kembali melangkah mendekati Reva dan membantu Reva membuka kancing baju, hingga tampa sengaja tangan nya menyentuh kulit punggung Reva, membuat Reva kembali terlonjak sehingga Tristan menjauh dari Reva untung saja kancing baju sudah terlepas.

Tristan keluar dari kamar tampa menoleh Reva, membuat Reva menghela napas lega dan buru buru ia masuk kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air, setelah selesai mandi Reva baru ingat dia lupa bawa baju ganti ia menimbang nimbang apa keluar hanya memakai handuk yang bila di lilitkan sedada maka pahanya akan kelihatan. Reva ingat bahwa Tristan tidak ada dikamar ia memberanikan diri untuk mengintip dan benar saja Tristan tidak ada.

Dengan percaya diri dia keluar dari kamar mandi menuju ruang ganti karena buru buru Reva tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang melihat tingkah anehnya.

"sedang apa kamu?" Suara bariton itu mengejutkan Reva membuatnya menoleh dan ada sosok yang tengah berdiri sedang memperhatikan nya dan ditangan nya memegang sebuah map.

Wajah Reva sudah semerah tomat ia malu karena Tristan melihat nya seperti itu, buru-buru ia membuka pintu ruang ganti dan menutupnya kembali.

Tristan hanya menggeleng, wanita aneh sedikit sedikit terkejut apa dia punya riwayat penyakit jantung ya?seminggu dia di sini bisa mati karena terkejut ...gumam Tristan sembari melangkah pergi.

Reva keluar dari ruang ganti dan sudah memakai kimono ia mendekati meja rias dan memoles wajah nya dengan skin care setelah itu dia beranjak dan melangkah ke arah sofa dia duduk di sana sembari mengingat kembali kejadian yang barusan dia alami dengan Tristan.

"Apa tadi dia menyebut istri?" Membuat hati Reva berbunga bunga dan wajahnya memanas.

Tunggu dulu tadi dia bilang apa memberiku tugas mencari panggilan yang bagus untuknya, aku panggil apa ya abang? udah kaya tukang bakso aja...emm... apa Mas???terdengar seperti sudah tua oh ya dia memang sudah tua kan...hi..hi..apa sayang aja ya? ah malu kan belum lama kenalnya, apa ya?" Reva berusaha keras mencari panggilan yang pas tapi tidak ketemu... apa panggil pak tua saja ya ha...ha... Reva tertawa sendiri dengan sebutan panggilan untuk Tristan.

"Oh ya kenapa ga kepikiran dari tadi, Kakak kan bagus terdengar keren baiklah aku panggil kamu Kakak saja ya Beruang kutub" Reva terlihat senang karena berhasil menemukan panggilan yang bagus buatnya tapi apa Tristan juga setuju....membuat mood Reva kembali jelek.

Reva terlihat beberapa kali menguap sepertinya dia sudah ngantuk berat tapi mau tidur duluan takut di bilang lancang sebab yang punya kamar lagi diluar, akhirnya dia berinisiatif mengambil earphone dan memasangnya di telinga dan memutar lagu kesukaan nya Reva merebahkan tubuhnya di sofa dan tak lama matanya sudah tertutup rapat dia sudah terlelap menjemput mimpi indahnya.

...****************...

Diruang kerja terlihat Tristan sedang memeriksa laporan yang di kirim sekretarisnya siang tadi, ada banyak berkas yang menumpuk di meja kerjanya, dia lah Tristan yang selama hampir sepuluh tahun mengurung diri di kamar namun dia tetap bekerja dari rumah sebagai seorang yang mempunyai tugas besar mengharuskannya tetap bekerja meski tak pernah keluar kamar bahkan tak pernah keluar rumah.

Tristan melirik jam di meja kerjanya dan waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari ia menutup berkas dan laptopnya mematikan lampu dan bergegas pergi ke kamar.

Sesampainya dikamar, Tristan menuju ranjangnya dan hendak merebahkan diri karena kantuk yang menyerangnya saat akan membaringkan tubuh ia terkejut melihat kearah sofa terlihat seseorang tengah meringkuk di sana, bergegas ia bangkit dan menghampiri sofa betapa ia terkejut dia melupakan bahwa dia sudah menikah.

"Ya tuhan kenapa aku biasa lupa kalau ada kamu di kamarku, benar-benar merepotkan kenapa malah tidur disini apa dia tidak melihat ranjang sebesar itu di sana, mengapa malah menyusahkan ku?...apa aku biarkan saja dia tidur disini?, tapi nanti aku dikira suami tak punya hati" Bimbang Tristan.

Akhirnya Tristan mengangkat tubuh kecil istrinya dan membawa nya ke ranjang "Kenapa tubuhmu enteng sekali seperti menggendong guling saja" gumam Tristan,

"Mana tidur seperti kerbau tidak terusik sama sekali" Gumam Tristan lagi.

Tristan membaringkan tubuh Reva pelan pelan takut ia terbangun dan pasti akan terkejut dan menjerit lagi. Tristan sedikit menunduk agar memudahkan untuk meletakkan tubuh Reva, perlahan dia baringkan dan tampa sengaja matanya menatap wajah imut yang ada di dekapannya ia pandangi wajah Reva dan jari tangan nya tergerak menyentuh wajah selembut sutra. "Cantik juga ternyata dan manis" Puji Tristan lalu matanya turun ke bibir ranum yang terlihat menggoda, buru-buru Tristan bangkit dan ikut berbaring di samping istrinya.

Tristan mengambil jarak dia tidak mau dekat dekat dia takut khilap, Tristan mengambil guling dan membatasi tubuh mereka lalu ia menarik selimut dan menutupi tubuh mereka, akhirnya Tristan ikut terlelap dan menjemput mimpi indah nya.

**Bersambung**......

Terpopuler

Comments

Muawanah

Muawanah

tahan Reva...jgn jatuh cinta dulu SM Tristan...dah aku ksh secangkir ☕ nieh

2023-09-08

0

Yani

Yani

Jsngan buat Reva jatuh cinta duluan

2023-09-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!