Cinta Dan Trauma Masa Lalu
**Cerita ini merupakan perjalanan dari kisah "Pesan Cinta Andra" yang sebelumnya di publikasikan dalam bentuk chat story, kemudian cerita dilanjutkan dalam bentuk Novel dan berjudul "Cinta & Trauma Masa Lalu" jalan cinta antara Andra dengan Rin tidaklah semanis di luar. Kisahnya penuh lika-liku cobaan, ya memang betul? Cinta juga perjalanan hidup yang selalu ada rintangan dan cobaan, balutan itu adalah pelajaran yang akan menguatkan cinta, bertahan adalah bagian dari kunci cinta suci**
...**Episode 1**...
Pernikahan adalah hari yang paling ditungu-tunggu oleh Andra dan Rin. Namun, ketika acara sedang berlangsung dan hanya satu tahap lagi, Rin malah merasa takut? Dia sedang menakutkan satu hal!
Dak,
Dik
Duk.
Detak jantung yang semakin kencang mengikuti kegelisahannya, "Aku tidak mungkin membatalkan pernikahan ini?" ucap dalam hati dan melihat ke sekelilingnya, matanya kini menyaksikan orang-orang tersenyum bahagia, buna Ainun juga sangat sumringah, begitu dengan saudara-saudaranya kak Andra? Mereka terlihat bahagia.
Adik dan kakak dari kak Andra salih tersenyum, begitu dengan keponakannya yang sangat antusias. Mereka juga sangat baik dengan Rin, perhatian mereka tak kunjung usai.
"Bibi, apa bibi ingin minum?" Keponakan Andra sangat antusias, mereka semua berkumpul dan mencoba membantu bibinya kelak.
Mereka saling rebutan, “Sini biar aku yang mengusap keringatnya,"
"Bibi sangat kegerahan ya?" kata keponakannya yang lain.
Mereka sangat sibuk ingin membantu Rin, apa lagi keponakan yang masih anak-anak itu memang mudah kenal dengan Rin, mereka tampak menyukai kedatangan Rin.
"Cantik ya,"
Ucap keponakan Andra (Cika, Adinda, Dewa dan Arya) mereka memuji kecantikan Rinjani yang bener-benar memukau layaknya bidadari! Yah wajahnya memang bikin pangling.
Rin hanya bisa tersenyum, tapi... senyum itu bukan senyum kebahagiaan. Entah kenapa dia sangat takut dan benar-benar ingin membatalkan semuanya.
"Bisakah aku melakukannya?" Gumam Rin.
"Bibi aku ingin segera memiliki teman baru..." Anak kecil berdiri bersandar kepada Rin yang sudah duduk di meja ijab qobul, dia sudah tidak sabar ingin bermain dengan anak Rin dan menjadi temanya.
Anak kecil itu tersenyum kepada Rin, dia pun membalas senyuman nya.
Deep**
"Bagaimana bisa?" Gumam dalam hatinya, Rin kini semakin takut.
"Adinda sayang... sini? Ayo nak," ucap Kakak dari Andra sambil mengajak anaknya untuk duduk bersama.
Pak penghulu sudah tiba, dan duduk di hadapan kedua mempelai. Sungguh wajah Rin sudah tidak karuan, tapi semua orang tidak ada yang sadar dengan kegelisahan Rin kecuali Andra? Dia tahu bahwa saat ini Rin gelisah.
"Sayang, ada apa?" Bisiknya.
Rin hanya menatap dan menggeleng-geleng kepala. Andra masih memastikannya, dia pun memegang tangan kanan Rin dan berbisik. "Katakan saja?"
Namun, Rin tidak mau mengatakan apa apa...
"Bodoh, bagaimana aku bisa mengatakannya?" Gumam Rin, dia langsung menyembunyikan perasaan nya itu dengan tersenyum kepada Andra dan sekelilingnya.
1 hari setelah pernikahan.
Jam 08:34
Pagi ini Rin dan Andra langsung pergi terbang ke tempat yang mereka impikan, dan rasanya tidak sabar bagi Andra untuk menjalin kemesraan di atas lautan yang luas.
"Semalam kamu tidur cepat karena capek, apakah malam ini sama?" Andra bertanya kepada istrinya, dia penasaran karena setelah pernikahan Rin terlihat seperti ketakutan jika didekati olehnya, dia lebih berbeda dari sebelumnya?
Flashback on.
Acara pernikahan mereka selesai tepat di sore hari, dan malam ini Andra merasa haus dengan Rin dia belum pernah sedikitpun menyentuh Rin, boro-boro menyentuh baru saja Andra mendekat Rin langsung menjauh seperti menolak.
Rin selalu berkata, "Aku belum siap, dan kamu belum halalkan aku tolong jaga jarak!" Itu yang selalu di lontarkan Rin dan Andra tidak pernah mau memaksa.
Jam 19:03
Rin sudah keluar dari kamar mandi, dan dia sepertinya sudah siap untuk tidur. Rin hanya tersenyum kepada suaminya tepat di ambang pintu kamar mandi, sedangkan Andra sedang berdiri di hadapannya.
"Kenapa kamu meninggalkan aku?"
Rin menyeringai, "Aku tadi..." Rin terdiam, dia memikirkan alasan yang pas untuk menjawab pertanyaan Andra.
"Apa?" Tatapan Andra begitu serius.
"Aku tadi mules, terus aku pikir sekalian aja mandi... Mm kamu mau mandi kan, silahkan... Hehe" jawab Rin, dia langsung lari sebab takut.
"Rin!!!" Teriak Andra, tapi Rin sama sekali tidak mau mendengarkan apa yang akan di katakan Andra, dia langsung pergi ke luar kamar.
"Kenapa dia, dia kelihatannya taku sekali melihat ku?" Pikir Andra sambil menoleh kebelakang melihat istrinya lari keluar kamar.
"Lihat saja nanti malam," ucap Andra, lalu dirinya masuk kedalam.
19:56 Di kamar anak-anak, Rin terlihat lebih tenang dengan anak-anak bahkan dia sesekali tertawa bersama mereka. Pintu kamar yang terbuka sedikit membuat suara tawa mereka mengisi ruangan lainya.
"Hahahaha" anak-anak sangat terlihat bahagia, malam ini Rin sengaja pergi ke kamar dan bertemu anak-anak.
"Cika, Adinda... kalian sudah mengantuk ya?" Tanya Rin sambil merangkul dan membawa mereka ke tempat tidur.
"Enggak, kita belum ngantuk ya?"
Cika mengangguk, "Ya kita masih mau main sama-sama," jawab Cika sambil menguap dan menutup mulutnya.
Rin tersenyum, "Sekarang sudah waktunya kalian istirahat, ayo... pasti kalian capek dengan acara tadi, bibi Rin juga merasa capek dan ngantuk."
"Ayo! Kita tidur bareng..." Seru Rin kepada empat keponakannya Andra.
"Tapi, emang bibi boleh tidur bareng kita?" Tanya Dewa sambil mengucek matanya.
"Boleh dong sayang... Ayo tidur, gak usah khawatir karena kalian boleh tidur bareng bibi," Rin mengajak semuanya untuk bersiap-siap tidur.
Mereka sangat senang, sambil bertepuk tangan dan hore. Rin tentu sangat senang juga... Sebab dia bisa berhasil mengindari Andra.
Rin bisa menghela nafas lega, "Akhirnya aku bisa menghindari ketakutanku."
"Anak-anak kita bersih-bersih dulu sebelum tidur ya, ayo.. Dewa, Arya," ucap Rin membawa anak-anak ke kamar mandi.
Setelah beberapa menit (30) kemudian, Andra tampak mondar-mandir ke beberapa ruangan. "Kak, lihat Rin gak?" Tanya Andra kepada kakaknya.
"Lah, aku pikir kalian lagi berdua?"
"Nyari siapa? Bini mu ya... Bini mu sama anak-anak udah pada tidur." Sahut sang adik Andra sambil membawa air minum.
"Kok bisa?" Ucap Andra terkejut.
"Udah pangku aja, lagian udah pada pules..." Seru sang adik.
"Ya udah lah biarin aja, kasian mereka udah nyenyak." Ucap Andra sambil tersenyum.
"Padahal tadi tuh bak Maura dah bilang sama anak-anak kita buat gak ganggu kalian... Ya, tapi mungkin namnya anak-anak kadang agak susah buat di bilangin." Ucap kakak ipar Andra.
Kamar Pengantin.
Andra akhirnya kembali ke kamar, dia tidur sendirian.
Flashback off.
Rin masih terdiam, dia melirik Andra sambil berjalan menuju penginapan. "Aku bingung, aku takut kamu malah marah dan pergi meninggalkan aku..." Gumam Rin, dia takut untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Sayang?" Andra terdiam sejenak, dia memperhatikan istrinya.
"Aku tidak tahu, kak Andra..."
Andra mengerutkan dahinya, dia heran bagaimana bisa Rin masih memanggilnya 'Kak Andra' dan sejujurnya Andra tidak suka jika Rin memanggilnya seperti tadi. "Sudah aku bilang jangan panggil kak, apa kamu lupa?"
"Ya sayang... maaf yaa, sepertinya aku lelah dan ingin segera sampai kamar." ucap Rin kembali melangkah tanpa menghiraukannya.
"Sayang, tunggu..." Andra menarik lengan Rin.
Rin menoleh, dia memperhatikan Andra.
Andra juga ikut memperhatikan wajah istrinya yang terlihat mencemaskan sesuatu? "Kenapa dia seperti cemas! Hmm apa ada yang dia sembunyikan?" gumam didalam hatinya. Kemudian dia berisi keras tidak menghiraukan nya.
"Sudahlah" ucap di dalam hati Andra menghempas pikiran nya.
"Aku ingin menggandeng mu..." ucap Andra sambil tersenyum.
Mereka pun bergandengan tangan.
...Bergandengan tangan? Pernikahan ini bukan seperti rasa pengantin tapi rasa pacar, namun itu terjadi bukan karena malu-malu yang pasti Andra sedang menjaga situasi? ada yang lain dibalik wajah istrinya yang terlihat cemas dan seperti menghindar**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Syifa N.B
duh jadi gagal nananinu nya dong 😅 semangat terus kakak 💪👍
2024-02-16
1
PORREN46R
boleh juga ceritanya. semangat terus ya author
2023-12-21
2