Episode 3.

Mereka memiliki cinta yang utuh, "Aku sangat mencintaimu..." Rin terus mengulang dan mengatakan nya sambil menangis.

Sehari dari pernikahannya, Rin malah mendapatkan traumanya kembali, dan bukan hanya kegelisahan tentang trauma nya itu dia juga sangat over thinking terhadap dugaannya jika harus jujur!

Andra tidak bisa membiarkan Rin seperti ini, dia tidak ingin melihat Rin menjadi tertekan. Ya, bagaimana pun Rin harus bisa jujur kepadanya agar bisa melepas ketakutan itu. Mungkin selama ini Rin menyimpan dengan waktu yang sangat lama.

"Sayang?" Ucap Andra, dia tidak lepas memeluk istrinya.

Rin menatap Andra, Andra tersenyum dan menatap lembut Rin. "Kamu percaya padaku kan bahwa aku mencintaimu, dan menikahi agar aku bisa selamanya dengan mu..."

Rin membenahi posisinya, "Apa itu benar?"

Andra mengangguk, "Itu benar,"

"Apa kamu akan tetap mencintai aku setelah aku mengatakan hal ini?" Mata Rin mulai berkaca-kaca.

"Tentu sayang, kenapa aku menikahi kamu... Aku ingin hidup bersama mu di dunia ini dan di surga nanti," Andra mengatakan hal itu, perkataan manis yang benar adanya.

Rin terdiam sejenak, lalu dirinya terbangun. Rin sangat serius menatap suaminya itu. Sesekali Rin menghela nafas, jujur saja ini bukan hal yang mudah bagi Rin untuk mengungkap kisah pahitnya.

Andra mencoba menyakinkan Rin, dia menggenggam kedua tangan Rin. "Sayang, jika kamu masih belum bisa... Gak papa nanti saja," Andra tidak pernah memaksa istrinya jika memang dia masih merasa berat.

Andra senang walaupun Rin belum bisa terbuka sepenuhnya, akan tetapi dia sudah bisa membuat Rin lebih baik, dan yang menakjubkan baginya dia telah berhasil memiliki Rin seutuhnya.

"Jalan ku adalah bersama mu, menjadikan kamu lebih percaya diri dan terus bersinar, jangan takut aku meninggalkan kamu Rin." Ucap Andra, dia juga mencium kening Rin.

Rin tersenyum, "Terimakasih kamu sudah datang untuk hidupku..." Rin memeluk Andra.

Lantunan musik klasik mengiringi kebahagiaan dan ketenangan Rin. Dia sadar bahwa lebih bahagianya jika bisa mengatakan secara jujur apa yang sebenarnya dia hadapi?

Menghela nafas, "Aku sudah siap untuk menceritakan nya sayang." Ucap Rin penuh percaya.

Flashback on.

Delapan tahun yang lalau sebelum Rin mengenal sosok Andra, dia bertemu dengan laki-laki yang sangat hangat. Laki-laki yang mampu meluluhkan hati nya semasa dia remaja dan laki-laki itu adalah cinta pertamanya.

Rin bertemu dengannya di bangku sekolahan menengah atas saat itu mereka sedang mencari tempat duduk yang sama, yah Rin sangat menginginkan duduk di bangku ke dua paling pojok dari pintu masuk.

Namun saat itu laki-laki yang bernama Naufal sudah duduk sambil menikmati musiknya. Rin hanya terdiam dan melihat Noval di dalam hatinya berharap bisa duduk di tempat itu dan tidak menyangka ternyata Naufal sadar ada yang memperhatikan nya?

"Hey, apa kamu ingin duduk di sini?"

Rin sangat terkejut dan dia berpikir bahwa laki-laki itu bisa membaca pikiran seseorang? Rin mengangguk pelan, dan Naufal langsung pindah membawa tasnya dari kursi itu.

"Silahkan, Rinjani Ainun Nisa semoga kita bisa berteman baik ya?" Ucap Naufal sambil mengulurkan tangannya.

Rin pun tersenyum, dia merasa senang ternyata pemuda itu sangat ramah dan mudah berteman. "Ya, terimakasih atas kebaikanmu. Salam kenal Naufal Hadi,"

Setelah perkenalan itu mereka semakin dekat, banyak mengerjakan tugas bersama. Bahkan jika membentuk kelompok mereka berdua selalu ingin bersama, kadang kala Naufal bertukar pasangan dengan kelompok lain hanya untuk tetap bersama.

Sampai pada akhirnya Naufal dan Rin resmi berpacaran di semester akhir. Rin juga mulai mengenal lebih dalam siapa sosok Naufal? Dia sangat berhati-hati karena ternyata, Naufal sangat tempramental. Kadang kala saking marahnya karena Rin sering menolak ajakan, Naufal pun sering berubah seperti monster.

Emosinya Naufal tidak bisa dikendalikan oleh Rin, seperti saat hari libur Naufal mengajak Rin untuk menemani dirinya yang ditinggal oleh orang tua keluar kota, karena urusan kerja.

"AKU HANYA INGIN KAMU MENGIKUTI APA YANG AKU MAU! SEKALI SAJA?" teriak Naufal di telinga Rin dengan penuh emosi, saat mereka berada di Rumah Naufal.

Tidak lama setelah Naufal terdiam sejenak, dia pun kembali berkata. "Aku sendirian, bibi... pulang kampung, hmm..." Ucap Naufal secara lembut, dia terlihat memelas.

Naufal bisa sangat hangat, tapi dia juga bisa sangat kejam dengan sifat manipulasi nya yang menjebak Rin.

"Kamu disini bersama ku ya?"

"Kamu sayang padaku kan Rin," lanjut Naufal sambil duduk bersimpuh, dan akhirnya Rin mau mengikuti remaja itu.

Malam hari, Rin tidak tahu kenapa Naufal sangat bersikap manis dia tidak hanya memberikan buket dan kalung kepada Rin? Tapi, Naufal secara diam-diam membelikan apa yang diinginkan Rin tanpa kekasihnya yang meminta.

Naufal mengumpulkan nya di dalam satu dus yang besar? Hal itu membuat Rin terkejut. "Kenapa kamu melakukan ini Fal?" Tanya Rin merasa heran, dan menggeleng-geleng kepalanya.

"Ini kejutan untuk mu, tentunya... karena aku sayang." Ucap Naufal sambil mengunci pintu kamar.

Perasaan Rin saat itu sudah tidak enak, dia langsung menoleh dan menatap ke arah pintu yang di kunci Naufal. "Naufal?"

** Kekerasan itu terjadi, dan membuat Rin taruma. Naufal juga tidak pernah berhenti untuk menjadikan Rin sebagai pemuas nya, dan yang mengerikan lagi Naufal meninggal setelah berhubung dengannya.

Pagi hari setelah Naufal mengajak joging Rin, Rin pun dibawa Naufal ke rumahnya. Orang tua Naufal juga ada di rumah dan pagi itu mereka sedang melakukan sarapan bersama, dan untuk pertama kalinya Rin bertemu mereka.

"Ini yang namanya Rin?" Tanya ayahnya Naufal. Tapi, seketika ayah Naufal terdiam ketika Naufal meletakan gelas dengan kencang.

Naufal seperti marah? Namun, Rin tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini?

Rin bersikap sopan kepada mereka, dia bersalaman dengan orang tuanya Naufal.

"Rin sarapan dulu," Naufal menarik lengan Rin untuk duduk di kursi. Rin tidak bisa menolak sebab dia sangat takut dengan Naufal, Naufal sudah mengancam dirinya jika berani menolak di setiap perintahnya.

Rin duduk terdiam, dan orang tua Naufal hanya tersenyum sambil tangannya mempersilahkan Rin untuk ikut sarapan.

"Jangan sampai kau tidak makan!" Ucap Naufal sedikit meninggi. Naufal pun pergi ke kamarnya.

Rin memperhatikan kedua orang tuanya, Rin benar-benar merasa aneh dengan sikap mereka. Mereka hanya tersenyum seperti sedang menutupi rahasia? Senyum mereka benar-benar seperti terpaksa.

"Rin ayo..." Ajak Naufal sambil menarik lengan Rin dengan erat. Deep** Rin benar-benar takut dengan hari ini, apa yang akan dilakukan Naufal?

Kamar Naufal.

"Fal, aku... Aku tidak ingin melakukan hal ini lagi," ucap Rin menolak.

"Kamu menolak?"

"Tolong aku, hentikan semua ini."

Keringat Rin tak henti bercucuran, Naufal terus melakukan apa yang dia inginkan hingga akhirnya hembusan nya terhenti.

"AAAH" Rin berteriak melihat Naufal yang tiba-tiba saja tubuhnya sudah mengeras memeluknya. Dia sangat ketakutan, tangan nya gemetar bahkan tidak bisa bangun saking lemah nya.

Seketika pintu terbuka dan orang tua Naufal langsung memeluk Rin dan menenangkannya. "Tidak apa-apa, kamu tidak perlu khawatir... kami yang merencanakannya"

**

Flashback off.

Andra langsung memeluk Rin, "Kamu hebat, sayang... itu bukan lagi masalahmu, lepaskan semua sayang... aku ada untukmu."

Rin menangis di pelukan suaminya. "Andra kamu masih menerima aku?"

"Iya dong sayang, aku selalu setia bersama mu..."

Terpopuler

Comments

Syifa N.B

Syifa N.B

semangat terus kak 😊💪

2024-02-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!