Andra merasa bahwa Rin sedang berusaha menyembunyikan sesuatu. Rin tidak terlihat seceria biasanya, dia murung dan menyendiri, dia selalu saja menghindari Andra.
Sesampainya di penginapan Rin langsung membereskan baju-baju mereka, selanjutnya dia pergi untuk bersih-bersih dan tertidur.
"Sayang, apa kamu benar-bener sangat lelah?" Tanya Andra sambil duduk di kasur melihat Rin yang berbaring membelakangi dirinya.
Rin memilih tidak menjawab, dia hanya berpura-pura tertidur dengan memejamkan mata.
"Ya sudah, selamat istirahat sayang..." Ucap Andra sambil mengusap rambut Rin.
Setelah Andra pergi keluar dan menutup pintu, Rin langsung berbalik arah dia melihat Andra menutup pintu. Rin merasa bersalah sudah membuat hari ini menjadi dingin, tapi bagaimana lagi dia sangat kebingungan harus berbuat apa di tengah kegelisahannya?
"Maafkan aku, seharusnya aku bisa jujur kepadamu... Tapi, aku takut kamu kecewa dan pergi kak," ucap didalam hati Rin sambil meneteskan air mata.
"KENAPA AKU HARUS MEMBUAT KESALAHAN BESAR!" Rin sangat marah kepada dirinya, dia mulai mencabik dan memukul badanya sendiri.
Dia turun dari kasur sambil menangis, dia melangkah mendekati pintu kamar mandi dan menyalakan shower. Rin mengguyur sambil menangis tersedu-sedu. Dia merasa telah menjadi wanita paling bodoh karena masa lalunya.
"AAAH!!" Rin berteriak karena marah, dia juga memukul-mukul dinding hingga tangan nya terluka.
Pelecehan seksual yang pernah dia alami, membuatnya trauma dengan cinta. Tapi, dia berhasil kembali percaya adanya cinta yang tulus. Namun, berjalannya waktu trauma seksual tidak kuncung meredam. Bahkan saat ini membuat dirinya kembali teringat!!!
Kekejaman... Pelecehan seksual memiliki dampak yang sangat berbahaya yaitu post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental karena korban mengalami kejadian traumatis. Gangguan ini membuat seseorang merasa gagal untuk pulih setelah mengalami atau pun menyaksikan peristiwa yang mengerikan.
Bagaimana perasaan Rin?
Karena kondisi tersebut membutuhkan waktu yang tidak hanya sehari, dua hari! Tapi, waktunya bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun lamanya? Dan dengan pemicu yang bisa membawa kembali kenangan trauma disertai emosional dan fisik yang intens.
Saat ini Rin membuat masa lalunya kembali menggerogotinya, kepercayaan diri nya mulai menghilang, banyak sekali pikiran negatif yang datang. "BAGAIMANA JIKA ANDRA TIDAK BISA MENERIMA KENYATAAN INI?"
"AKU BODOH! SEHARUSNYA AKU TIDAK PERCAYA KEPADA BAJIANGAN ITU! AAAH," Rin tidak henti menyakiti dirinya. Dia pun sesekali menampar wajahnya.
Setelah beberapa menit Rin di dalam kamar mandi. Andra pun datang sambil membawa beberapa makanan kesukaan Rin, Andra sangat terlihat ceria dia berharap Rin bisa pergi dengannya untuk menikmati indahnya laut.
Ceklek (suara pintu terbuka)
"Sayang!! Aku bawa makanan kesukaan mu loh," ucap Andra matanya langsung tertuju pada kasur. Namun, Rin tidak ada di tempatnya itu.
"Sayang?" Lanjut Andra, dia mencari Rin ke balkon tapi tidak ada Rin di sana.
Akhirnya Andra duduk sambil menikmati beberapa makanan yang dia bawa itu. Dia juga memakan satu persatu makanannya, tapi... Ketika dia asyik menikmati makanan itu dia mendengar ada suara tangisan di balik pintu kamar mandi.
"Rin?" Panggil Andra sambil mengetuk pintu kamar mandi, tapi Rin tidak menyahut. Hal itu membuat Andra merasa panik.
"Sayang kamu dengar aku?" Andra mencoba untuk membuka pintu tapi, pintunya terkunci.
"AAAH!" Andra mendengar teriakan dan tangisan Rin.
Apa yang terjadi sebenarnya? Andra pun terus mengetuk pintu berharap Rin bisa meresponnya. Tuk tuk tuk!!! "Sayang? Buka..." Teriak Andra.
Usaha Andra nihil, akhirnya dia pun pergi meminta bantuan kepada petugas hotel. Tidak menunggu lama akhirnya pintu kamar mandi pun terbuka, Andra sangat terkejut melihat Rin yang sudah basah kuyup dengan beberapa luka memar.
Andra langsung memeluk Rin dan membawanya ke luar, "Sayang, apa yang terjadi?" Tanya Andra dia terus memeluk Rin yang masih menangis tersedu-sedu.
Andra tidak banyak bertanya kepada Rin, dia hanya membantu Rin untuk merasa tenang. Perhatian dan pengertian yang tidak pernah lepas membuat Rin semakin takut mengecewakan Andra.
"Aku tidak mau mengatakan apa-apa padamu... aku takut kamu kecewa, " Gumam dalam hati Rin.
Andara mencoba mengeringkan tubuh Rin, setelah itu dia juga mengobati luka-lukanya Rin. Andara meniup lukanya Rin dia sangat penasaran apa yang terjadi sebenarnya? Sambil menatap Rin yang terlihat melamun, "Kenapa kamu melukai dirimu sendiri?" Pikir Andra, kini disamping Rin sambil mengelus-elus rambutnya dan membuat Rin tertidur.
"Jelas pasti dia memiliki gangguan pada mentalnya, tapi kenapa?" Pikir Andra.
Andra terlihat sangat kasihan kepada Rin, wanita selembut ini bisa memiliki trauma yang menggangu ketenangan jiwanya.
Andra pergi ke balkon dia sangat penasaran tentang penyebab gangguan yang sedang dihadapi istrinya, dia pun mencoba menghubungi bunda Ainun (mertua).
Dalam panggilan telpon itu Andra menanyakan tentang riwayat kesehatan Rin. Namun, ternyata bunda Ainun tidak mengetahui apa pun dan selama ini bunda Ainun tidak pernah melihat atau menemukan keanehan kepada putrinya.
"Rin selalu terlihat baik-baik saja nak," ucap bunda Ainun dalam panggilan telpon. Panggilan dari Andra tentu membuat bunda Ainun merasa penasaran apa yang telah terjadi?
"Memangnya Rin kenapa Nak?" tanya Bunda.
"Rin sepertinya mengalami sedikit gangguan kecemasan bun, tapi bunda gak usah khawatir... aku akan menanganinya dengan baik, aku akan menjaganya."
"Tapi, bunda khawatir... apa kalian tidak pulang saja?" seru bunda Ainun.
"Hmm, jika disini tidak memungkinkan aku akan membawanya pulang." jawab Andra, dan setelah pembicaraan itu mereka pun menutup panggilan.
Karena Andra melihat Rin terlihat gelisah dia terus berganti posisi saat tidur.
"Bunda, nanti kita lanjut lagi ya." ucap Andra dan menutup panggilan.
Andra langsung menemui Rin, dia duduk di samping Rin sambil menggenggam tangannya Rin. "Tolong!!" Teriak Rin seperti ketakutan, wajahnya dipenuhi dengan keringat.
"Sayang, Sayang... tenaga disini ada aku, tenang sayang," ucap Andra dengan lembut sambil memeluk Rin.
"Kak Andra," Rin menangis di pelukan Andra. Rin mimpi buruk dia kembali bermimpi dan bertemu pelaku biadab.
Andra mengusap bahu Rin, dia mencoba membuat istrinya kembali tenang. "Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu, tapi Aku yakin kamu mengalami trauma yang berat..." gumam dalam hati Andra.
"Sayang, tatap Aku..." pinta Andra setelah Rin melepaskan pelukan Andra.
Tatapan Andra sangat lembut, Rin mencoba untuk menatap Andra. "Sayang... kamu gak perlu takut, disini ada aku... aku akan menjaga dirimu, yah manis" ucap Andra.
Andra mencium kening Rin untuk pertama kalinya. "Aku mencintai kamu sepenuh hati ku, Aku menerima kamu apa adanya... dan setiap orang memiliki ketidak sempurna nya, maka Aku mencintai mu dan menerima masa lalu mu seperti apa pun itu... Aku tetap mencintaimu sayang," ucap Andra tidak lepas untuk terus memeluknya.
"Aku juga mencintaimu..." Rin menangis kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments