ANDAI KITA TIDAK BERCERAI

ANDAI KITA TIDAK BERCERAI

1. Kekesalan Yang Menumpuk

Sudah pukul sembilan malam. Tapi belum juga ada tanda-tanda bahwa Caca dan Cici, kedua anak kembarku mengantuk, mereka justru terlihat begitu bersemangat main dari satu permainan ke permainan lainnya. Padahal energiku sudah habis terkuras mengurus mereka sejak bangun tidur hingga sekarang, belum lagi mengerjakan pekerjaan rumah yang sambung-menyambung bahkan sampai sekarang belum juga beres-beres. Benar-benar tidak ada rehatnya. Bahkan untuk sekedar meluruskan punggung rasanya tidak bisa.

"Apa kalian belum mau tidur juga?" tanyaku, usai mengambil nafas supaya amarah tidak meledak, saat melihat ulah mereka yang kembali membongkar mainan. Padahal sudah ada perjanjian, mainan tidak boleh digelar kalau sudah pukul tujuh malam.

Tapi namanya anak-anak, kadang meski sudah membuat perjanjian, ada kalanya mereka akan melanggarnya. Tidak mempedulikan kesepakatan yang kalian buat dengan sungguh-sungguh.

"Caca, Cici ... dengar kata-kata Mama, enggak?" kataku. Tidak ada respon, mereka semakin asyik membongkar mainan sehingga membuat ruang tengah berantakan dengan mainan yang berhamburan dimana-mana. "Tidur ya, Mama bikinkan susu. Jangan tidur larut, supaya besok tidak telat ke sekolahnya!" ungkapku.

Aku segera ke dapur, menyeduh dua gelas susu putih untuk sikembar. Lalu bergegas menemui mereka. Harapannya, mereka mau segera tidur.

"Ayo minum susunya," kataku. Kedua anak itu menurut, mendekat, dan meminum susu mereka.

Hanya sebentar aku ke dapur untuk merapikan kaleng susu, lalu saat kembali menemui anak-anak, terpampang nyata pemandangan yang menyulut emosiku.

Entah siapa pelakunya, susu yang tadinya berada dalam gelas sudah tumpah di lantai, bahkan mengenai sebagian mainan mereka.

Mataku langsung melotot saat melihat sebagian lagi susu itu mengenai laptop milikku. Laptop yang akan jadi jalan untuk meraih mimpiku. Laptop yang aku beli dari hasil menabung selama kuliah, dari gaji sebagai pekerja part time di swalayan. Laptop yang paling aku sayang dan kujaga. Tidak ada seorang pun yang boleh menyentuhnya kecuali aku, lalu kini laptop itu basah oleh susu.

"Aghhhhh!" aku langsung menaikkan nada suara, berteriak kencang sehingga membuat Caca dan Cici yang tadinya berlari-larian di rumah yang tidak luas jadi diam. "Siapa yang numpahin susu ke laptop Mama?" tanyaku.

"Caca," tunjuk Cici.

"Tapi kan Cici yang dorong-dorong Caca," jawab Caca.

"Pintar ya kalian berdua, bikin Mama kesal saja. Sudah berapa kali Mama katakan, jangan bercanda saat makan dan minum. Lihat ini jadinya! Kalian tahu, laptop itu sangat berharga bagi Mama. Ini satu-satunya jalan Mama untuk jadi penulis, tapi kalian malah menghancurkan mimpi Mama!" sentakku masih dengan suara tinggi. "Sini, ayo anggung jawab!" aku menarik tangan Caca hingga ia meringis kesakitan, lalu memaksanya mengeringkan bekas susu dengan bajunya.

"Mama, jangan. Caca enggak mau." ungkap Caca sambil menangis.

"Rasakan, siapa suruh numpahin susu di laptop Mama." kataku. "Sekarang lap sampai bersih. Paham!"

Bocah berusia lima tahun itu menurut, ia membersihkan sisa susu dengan pakaiannya karena aku tidak menyediakan kain lap untuknya. Aku memang sengaja, supaya ia kapok dan tidak mengulang lagi nantinya.

"Sekarang kalian berdua tidur!" kataku.

"Caca mau ganti baju, ma." ungkap Caca.

"Nggak boleh. Tidur saja pakai baju basah bekas susu tumpah supaya kamu kapok!" kataku lagi sambil berkacak pinggang.

Caca menangis, tapi ia tidak berani protes. Mengikuti perintahku, masuk ke kamar, lalu tidur di kasur masing-masing.

"Ihhhhhh, dasar anak-anak!" aku mengumpat kesal melihat pemandangan yang sangat menjengkelkan. Lalu mulai membersihkan mainan tersebut satu-persatu. "Aduhhhh," aku meringis kesakitan saat printilan kecil dari mainan Caca dan Cici mengenai kakiku. Rasanya sakit sekali. Mereka masih saja meletakkan mainan sembarangan, padahal sudah berkali-kali ku ingatkan agar jangan sembarang meletakkan mainan. Tapi namanya anak-anak, mereka tetap saja tidak mendengar, masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Menyebalkan!

Usai merapikan mainan, aku bergegas menyapu dan mengepel lantai agar tidak lengket dan banyak semut.

Pekerjaan baru selesai hampir pukul sebelas malam. Rasanya badanku sudah sangat remuk, emosi sudah menumpuk-numpuk, seperti bom waktu yang siap meledak. Lalu dengan kesal aku duduk di ruang tamu, memperhatikan rumah tipe tiga puluh enam yang sudah enam tahun kami tempati.

Rumah ini semakin lama terasa semakin tidak nyaman. Setiap berada di dalamnya rasanya hatiku terbakar emosi. Ada saja yang tidak aku sukai. Kadang juga berharap bisa segera pindah ke rumah yang lebih besar dan bagus.

Kenapa nasibku begini sekali. Selama enam tahun ini tidak ada peningkatan sedikitpun. Aku hanya tetap ibu rumah tangga biasa yang emosian sebab apa yang aku harapkan tidak bisa terwujud.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, menyadarkan aku dari lamunan. Kenapa ia belum juga datang. Aku mengecek hp, ada beberapa panggilan tidak terjawab, entah nomor rumah atau nomor kantor. Tidak ada pesan ataupun telepon dari Ben.

Kemana ia semalam ini? Apa yang ia lakukan? Aku terus bertanya-tanya. Beberapa hari terakhir aku merasa ia memang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Bahkan tidak pernah lagi mau terlibat dalam pengurusan Caca dan Cici.

Aku menghembuskan nafas kesal. Entah mengapa dadaku rasanya sesak membayangkan betapa tidak bahagianya aku dengan pernikahan ini.

Selama enam tahun sepertinya tidak ada bahagia sama sekali. Hanya beban dan penderitaan yang aku dapatkan sebab terkurung dalam aktivitas sebagai ibu rumah tangga. Aku ingin bebas, aku juga ingin bahagia, aku ingin merasakan seperti yang kau . Bebas mau kemana saja, membeli apa saja, bertemu siapa saja, ada yang melayani, ada hadiah-hadiah menarik. Tapi yang aku dapatkan adalah kebalikannya.

Entah mengapa air mataku langsung tumpah begitu deras, pundakku rasanya berat. Aku kesal, marah, sedih dan kecewa dengan jalan hidupku sendiri.

Aku ingin bebas. Harus bebas. Itulah suara-suara yang kini terdengar jelas di batinku.

Suara motor diikuti pagar yang terbuka, menyadarkanku dari lamunan. Tepat pukul sebelas lewat lima belas menit. Semalam ini ia pulang?

Terbayang wajah lelaki yang menikahiku enam tahun lalu. Lelaki yang berjanji akan membahagiakanku seumur hidupnya, akan berjuang memberikan yang terbaik. Serta janji-janji manis akan mensejahterakan hidupku. Tapi itu semua palsu. Ia tidak pernah mewujudkannya. Justru ia memberikan sebaliknya. Ia hanya ingin menyiksaku, membuatku tidak bisa apa-apa selain berkutat dengan urusan rumah dan anak-anak.

"Kamu benar-benar jahat, Ben. Kamu tega memenjarakan aku di sini. Kamu lelaki yang tidak punya hati. Aku sudah tidak ingin lagi hidup bersamamu. Aku ingin bebas. Aku tidak mau jadi budak kamu lagi yang harmonis melakukan apapun yang kamu mau!" ucapku dalam hati.

Halooo, dukung cerita ini dengan memberi like, komen, vote serta masukan yang membangun ya agar author semangat nulisnya. terimakasih :)

Terpopuler

Comments

Tri Widayanti

Tri Widayanti

Hadir dengan like👍

2022-09-13

0

Amanda Ayunda

Amanda Ayunda

mengeluh tidak akan merubah apa apa

2021-12-13

0

Efan Zega

Efan Zega

ngurus 1 anak aja emosian apalagi 2

2021-02-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kekesalan Yang Menumpuk
2 2. Jawaban Klasik
3 3. Saat Dia Pergi
4 4. Tetangga Julid
5 5. Pulang Ke Rumah Ibu
6 6. Aku Akan Mewujudkan Mimpiku
7 7. Ke Kantor Ben
8 8. Hadiah Dari Ben
9 9. Minggat Ke Rumah Ibu
10 10. Nyinyiran Ibu
11 11. Pilihan
12 12. Caca Dan Cici Ngambek
13 13. Nasihat Yang Diabaikan
14 14. Kerepotan
15 15. Ben Minta Penjelasan
16 16. Sidang
17 17. Putusan
18 18. Menyesal, Kah?
19 19. Hari Kedua
20 20. Berpisah Dengan Anak-anak
21 21. Bertemu Anak-anak
22 22. Janji Seorang Ibu
23 23. Ben Yang Berubah Dingin
24 24. Sikap Sinis Orang-orang
25 25. Ibu Datang
26 26. Mampukah Aku?
27 27. Anis Bicara
28 28. Nasya Datang
29 29. Anis Bicara
30 30. Pergi Dari Hidup Ben
31 31. Bicara Pada Caca
32 32. Tetangga Baru
33 33. Caca Dan Cici Di Kantor Polisi
34 34. Bicara Dengan Ben
35 35. Tawaran Mbak Hana
36 36. Memulai Semuanya Dari Awal
37 37. Anis Datang
38 38. Di Tengahi Mbak Hana
39 39. Ternyata Masih Ada Orang Baik
40 40. Anis Datang Lagi
41 41. Ben Datang Lagi
42 42. Ibu Maafkan Aku
43 43. Ibu Maafkan Aku (2)
44 44. Jalan Tol Dari Mbak Hana
45 45. Kejutan Dari Allah
46 46. Janji Pada Caca
47 47. Aku Tak Akan Menyerah
48 48. Kita Mulai Semua Dari Awal
49 49. Ibu, Maafkan Aku
50 50. Terimakasih
51 51. Rencana Nasya
52 52. Bertemu Ben
53 53. Rumah Impian
54 54. Kejutan Dari Ben
55 55. Rahasia Besar Ibu
56 56. Rahasia Besar Ibu (2)
57 57. Rahasia Besar Ibu (3)
58 58. Bertemu Ibunya Nasya
59 59. Bicara Pada Tante Maya
60 60. Kesaksian Tante Maya
61 61. Mencari Nasya
62 62. Kepergian Tante Maya
63 63. Kepergian Tante Maya (2)
64 64. Ancaman Ben (1)
65 65. Nasihat Ben
66 66. Persiapan Perang
67 67. Hadiah Dari Ben
68 68. Telepon Dari Nasya
69 69. Ben, Maafkan Aku
70 70. Baby Ketiga
71 71. Harapan Mbak Hana
72 72. Setelah Tiga Bulan
73 73. Permintaan Lelaki Itu
74 74. Ibu, Tenanglah
75 75. Bicata
76 76. Lelaki Kenalan Ibu
77 77. Novel Dan Penolakan
78 78. Harus Lebih Kuat, Di.
79 79. Tak Ada Alasan Untuk Tidak Bersyukur
80 80. Bujukan
81 81. Perjuangan Ben
82 82. Keributan Pagi Ini
83 83. Suara Teriakan Lagi
84 84. Jualan
85 85. Diremehkan
86 86. Kejutan Dari Mbak Hana
87 87. Caca Hilang
88 88. Berkelahi
89 89. Hibah 11 Triliun
90 90. Surat Tante Maya
91 91. Mencari Nasya
92 92. Menemukan Nasya
93 93. Cerita Nasya
94 94. Apakah Kamu Mau Jadi Saudaraku?
95 95. Akhir
Episodes

Updated 95 Episodes

1
1. Kekesalan Yang Menumpuk
2
2. Jawaban Klasik
3
3. Saat Dia Pergi
4
4. Tetangga Julid
5
5. Pulang Ke Rumah Ibu
6
6. Aku Akan Mewujudkan Mimpiku
7
7. Ke Kantor Ben
8
8. Hadiah Dari Ben
9
9. Minggat Ke Rumah Ibu
10
10. Nyinyiran Ibu
11
11. Pilihan
12
12. Caca Dan Cici Ngambek
13
13. Nasihat Yang Diabaikan
14
14. Kerepotan
15
15. Ben Minta Penjelasan
16
16. Sidang
17
17. Putusan
18
18. Menyesal, Kah?
19
19. Hari Kedua
20
20. Berpisah Dengan Anak-anak
21
21. Bertemu Anak-anak
22
22. Janji Seorang Ibu
23
23. Ben Yang Berubah Dingin
24
24. Sikap Sinis Orang-orang
25
25. Ibu Datang
26
26. Mampukah Aku?
27
27. Anis Bicara
28
28. Nasya Datang
29
29. Anis Bicara
30
30. Pergi Dari Hidup Ben
31
31. Bicara Pada Caca
32
32. Tetangga Baru
33
33. Caca Dan Cici Di Kantor Polisi
34
34. Bicara Dengan Ben
35
35. Tawaran Mbak Hana
36
36. Memulai Semuanya Dari Awal
37
37. Anis Datang
38
38. Di Tengahi Mbak Hana
39
39. Ternyata Masih Ada Orang Baik
40
40. Anis Datang Lagi
41
41. Ben Datang Lagi
42
42. Ibu Maafkan Aku
43
43. Ibu Maafkan Aku (2)
44
44. Jalan Tol Dari Mbak Hana
45
45. Kejutan Dari Allah
46
46. Janji Pada Caca
47
47. Aku Tak Akan Menyerah
48
48. Kita Mulai Semua Dari Awal
49
49. Ibu, Maafkan Aku
50
50. Terimakasih
51
51. Rencana Nasya
52
52. Bertemu Ben
53
53. Rumah Impian
54
54. Kejutan Dari Ben
55
55. Rahasia Besar Ibu
56
56. Rahasia Besar Ibu (2)
57
57. Rahasia Besar Ibu (3)
58
58. Bertemu Ibunya Nasya
59
59. Bicara Pada Tante Maya
60
60. Kesaksian Tante Maya
61
61. Mencari Nasya
62
62. Kepergian Tante Maya
63
63. Kepergian Tante Maya (2)
64
64. Ancaman Ben (1)
65
65. Nasihat Ben
66
66. Persiapan Perang
67
67. Hadiah Dari Ben
68
68. Telepon Dari Nasya
69
69. Ben, Maafkan Aku
70
70. Baby Ketiga
71
71. Harapan Mbak Hana
72
72. Setelah Tiga Bulan
73
73. Permintaan Lelaki Itu
74
74. Ibu, Tenanglah
75
75. Bicata
76
76. Lelaki Kenalan Ibu
77
77. Novel Dan Penolakan
78
78. Harus Lebih Kuat, Di.
79
79. Tak Ada Alasan Untuk Tidak Bersyukur
80
80. Bujukan
81
81. Perjuangan Ben
82
82. Keributan Pagi Ini
83
83. Suara Teriakan Lagi
84
84. Jualan
85
85. Diremehkan
86
86. Kejutan Dari Mbak Hana
87
87. Caca Hilang
88
88. Berkelahi
89
89. Hibah 11 Triliun
90
90. Surat Tante Maya
91
91. Mencari Nasya
92
92. Menemukan Nasya
93
93. Cerita Nasya
94
94. Apakah Kamu Mau Jadi Saudaraku?
95
95. Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!