Dipaksa Menikah
Seorang wanita tengah berjalan di sore hari dengan membawa sepelastik belanjaan yang baru saja ia beli di Toko kelontong, sesekali ia melihat ke atas langit yang terlihat sangat mendung dan akan turun hujan.
angin yang berhembus membuat Wanita itu tersenyum di balik cadar hitam nya, nampaknya ia sangat menikmati cuaca sore itu. Wanita Itu adalah Safira, Gadis cantik yang menggunakan cadar.
"Kayaknya sebentar lagi mau turun hujan"
"Aku harus segera pulang biar gak kehujanan di jalan" Sambungnya kembali.
ia pun mempercepat langkah kakinya, namun ia terhenti ketika ia tidak sengaja menabrak seseorang laki laki.
"Aww" Ucap nya terjatuh bersama kantung belanjaan yang ia pegang.
"Ma-maaf, saya gak sengaja" Ucap nya.
Safira dengan cepat mengambil belanjaan miliknya yang terjatuh berserakan di tanah, namun tangannya terhenti saat mendengar suara laki-laki yang memaki dirinya.
"Apa lo gak punya mata hah?!" Bentak laki laki yang baru saja tidak sengaja bertabrakan dengannya.
"Saya kan udah bilang gak sengaja---"
Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya namun terpotong ketika Safira
mendongakkan kepalanya ke atas dan melihat ternyata orang yang ia kenal.
"ngapa lo liat-liat gue hah ? Lihat ini Gara-gara lo nabrak gue, baju gue jadi kotor!" Ucap laki-laki itu dengan mengibas pakaiannya yang kotor.
Safira pun langsung berdiri dan menatap mata milik laki-laki itu untuk memastikan.
DEGHH
kemudian Safira memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Daffa.. " guman Safira dalam hati.
"Dia tidak mungkin mengenali aku kan?" Ucap Safira kembali.
"Heh lo Budeg ya? Tanggung jawab sekarang!" Kata Daffa yang sedari tadi terlihat sangat kesal.
Safira yang mendengar perkataan itu mencoba menahan kesabarannya agar tidak terpancing emosi.
"Sabar Fir" ucapnya dalam hati sambil menghirup napas dalam-dalam.
Sepertinya Daffa memang tidak mengenali gadis yang sedang di ajak bicara olehnya, karena Safira kini menggunakan cadar. Sehingga tidak menamppakkan wajahnya.
"Gimana gua harus bertanggung jawab?" Tanya Safira.
"Percuma juga, lo ga akan mampu buat beli baju ini yang mahal ini" ucap daffa yang sombong merendahkan Safira.
"Gue bisa mencucinya jika kamu mau" Ucap Safira.
"Apa? Cuci lo bilang? Gak usah deh ! Yang ada malah semakin kotor!" Ucap Daffa yang membuat Safira hilang kesabaran.
"Ya udah!" ucap Safira kembali memasukkan belanjaan miliknya yang
berserakan di tanah.
Karena tak terima mendapat perlakuan acuh dari gadis yang di anggapnya salah, Daffa pun berinisiatif menginjak salah satu belanjaan milik Safira.
Melihat belanjaan miliknya di injak secara sengaja Safira pun marah.
"Bisa sopan gak sih?" Bentak Safira yang mulai emosi.
"Aduh sorry, gak sengaja!" Dengan suara dan wajah yang telihat mengejek.
"Dasar perempuan kampungan! Minggir lo" Ucap Daffa sambil pergi meninggalkan Safira.
*****
"Muka lo asem banget bro" Ucap Farhan.
"Sial banget hari ini, baru aja dua hari balik ke indonesia udah ada aja masalah" Ujar Daffa.
"Masalah apa sih? Friska lagi?" Tanya Farhan.
Friska adalah kekasih Daffa yang berprofesi sebagai model.
"Bukan, tadi gue gak sengaja nabrak cewek kampungan di depan situ" ucap Daffa menerangkan.
"Halah halah, itu cuma masalah sepele" Farhan menenangkan daffa.
"Apa lo bilang? Mata lo ga liat baju gue jadi kotor?" Ucap Daffa sedikit kesal.
Memiliki sifat perfeksionis membuat Daffa membenci hal hal kotor apalagi jika baju miliknya yang kotor.
"Ayok gue antar ke mall sekarang buat beli baju yang baru" Ucap Farhan.
"Gak perlu!" Ucap Daffa yang masih kesal.
"By the way lo udah tau belum kabar tentang Safira?" Tanya Farhan.
Daffa menggelengkan kepalanya.
"gak usah bahas bahas Safira lagi deh han, nggak ada urusannya sama gue juga kan? Lagian udah lama juga. Dan gue udah lupain semua tentang Safira" Tutur Daffa.
Farhan hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban mengerti.
Pagi hari nya, ketika Safira sedang menunggu angkutan umum untuk berangkat ke kantor, dari kejauhan ia melihat wanita yang sudah berusia tua hendak menyebrang namun kesulitan.
Karena tak tega melihatnya, Safira pun menghampiri wanita tua itu untuk menawarkan bantuan.
"Assalamu'alaikum, mau saya bantu menyebrang?" Ucap Safira dengan ramah.
"Wa'alaikumussalam, ah.. Apa tidak merepotkan nak?" Tanya wanita itu.
"Ngga papa nek, ayok saya bantu menyebrang" Jawab Safira dengan suara lembut.
Safira pun menggandeng tangan milik wanita tua itu, dengan pelan-pelan ia membantu menyebrangi jalanan yang banyak kendaraan yang berlalu lalang.
"Alhamdulillah sudah sampai, kalau begitu saya pamit ya nek" Ucap Safira.
"Tunggu---" Cegah wanita tua yang baru saja Safira bantu.
"lya nek, ada apa ya?" Tanya Safira dengan bingunh.
"Ini untuk kamu jajan" Ucap wanita tua mengeluarkan uang dari kantung bajunya.
"Tidak perlu nek, lebih baik nenek simpan saja uangnya" Tolak Safira dengan lembut.
"Baiklah, boleh oma tahu nama kamu nak?"
" saya Safira nek"
"Safira, nama yang cantik" Ucap wanita yang tidak lagi muda.
"Ah..Satu lagi, jangan panggil nenek. Safira
bisa panggil oma saja" Titahnya.
"Baik nek, eh maksudnya oma" Jawab Safira yang sedikit malu-malu.
"Jadi nama oma siapa?" Lanjut Safira bertanya.
"Oma Rahma" Jawabnya lembut.
Tiba-tiba sebuah mobil mewah berwarna putih berhenti di hadapan mereka, membuat obrolan di antara ke dua wanita yang berbeda usia itu terhenti.
Tidak lama kemudian, seorang laki-laki berpakaian jas hitam berpostur tinggi pun turun dari mobil dan menghampiri mereka berdua.
"Mohon maaf nyonya besar telah membuat anda menunggu lama" Ucap laki-laki yang berpakaian serba hitam itu.
Laki-laki itu adalah Roy ajudan oma Rahma yang selalu mengawal sang majikan di mana pun berada.
"Bagaimana jika kamu bareng oma saja nak? Biar sekalian nanti ajudan oma antar kamu ke tempat kerja kamu" Tawar oma Rahma.
"Ah gak usah oma, biar Fira naik angkot saja" ucap Safira menolak.
"Ngga perlu sungkan nak, oma pun senang jika kamu menerima tawaran oma. Bagaimana?" Ucap oma Rahma penuh harap.
Safira yang sungkan menerima, tetapi tidak enak jika menolak pun akhirnya mengiyakan permintaan oma.
"Baiklah oma, maaf kalo jadi merepotkan" Ucap Safira yang kini merasa tidak enak.
"Tidak, sama sekali tidak merepotkan. Justru oma senang bisa bertemu dengan gadis yang sangat baik dan sopan seperti kamu nak " Ucapnya memuji Safira yang baru saja ia kenal.
Kini mobil yang Safira tumpangi pun melaju melewati jalan raya, namun tiba-tiba ponsel milik Safira bergetar dilihatnya panggilan masuk dari sang paman.
"Oma, Fira izin angkat telfon sebentar ya" Ucap Safira yang hendak menerima panggilan pada Ponsel miliknya.
"Silahkan nak, jangan sungkan sungkan" Jawab oma Rahma.
"Halo Assalamu'alaikum mang"
"Wa'alaikumussalam neng, neng Fira gimana kabarnya? Baik?' Ucap laki-laki dari seberang telfon.
Di dengarnya suara gemetar dari sang paman, Safira pun panik.
"Baik mang alhamdulillah, mang Ardi ada apa di sana? Semua baik-baik aja kan?" Tanya Safira Cemas.
''Anu neng.. Gimana ya mang Ardi jelasinnya''
"Mang jangan buat Fira panik atuh ih, ada apa?" Tanya Safira yang semakin panik.
"Itu neng, si baron. Dia teh nanyain neng Fira terus dia juga ngancem keluarga mang Ardi kalo gak nikahin neng Fira sama dia'' Ucap Ardi kepada sang ponakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Fina Ritonga
menyimak dlu
2024-07-25
0
Pipit Sopiah
hadir di ceritamu
2023-08-18
0
Uthie
coba keep dulu ya...
2023-08-09
0