5. Keputusan Daffa

Daffa mengusap wajahnya kasar setelah gagal berbicara dengan sang oma, saat ini kemarahannya pun memuncak atas perjodohan itu.

"Arrrgghhh" Daffa mengeram emosi.

"Sayang kamu kenapa sih? Cerita sama mamah kalo kamu ada masalah" Tanya Aida kepada sang putra.

"Mah, oma dan papah. Mereka mendesak ku untuk menikah dengan wanita yang bahkan aku aja gak kenal, apa ini masuk akal?" Tutur Daffa.

"Apa? Jadi perjodohan itu benar akan di lakukan? Bisa-bisanya papah kamu tidak berbicara apapun dengan mamah!" Kata Aida kesal.

"Jadi mamah pun gak tau?" Aida menggeleng.

"kamu tenang aja ya sayang nanti mamah coba bicara sama papah" Kata Aida

menenangkan seraya mengelus pundak Daffa.

"Makasih mah" Saut Daffa lalu meninggalkan Aida.

"Kamu mau kemana malam-malam begini Daffa?" Tanya Aida mengikuti langkah putra semata wayangnya.

"Daffa mau keluar dulu mah, mau menenangkan pikiran!"

"Ini sudah malam Daffa. Lagi pula mau sampai kapan kamu bermain-main di club malanm? Kamu itu sudah dewasa, kamu satu-satunya calon pewaris Wijaya Corp. Jadi berhentilah main-main" Cegah Aida.

Mendengar celotehan dari Aida semakin membuat Daffa kesal, Daffa pun menghentikan langkahnya.

"Mah! Daffa bukan anak kecil lagi, jadi tolong berhenti menghalangi apapun yang aku mau!" Ucap Daffa sedikit menaikkan suaranya.

"Ka-kamu berani bentak mamah? Hiks hiks" Tangisan Aida lolos ketika mendengar bentakan dari anak semata wayangnya.

Aida pun pergi ke kamar meninggalkan Daffa..

"Mah, Daffa gak bermaksu-" Ucapan Daffa terhenti ketika Aida pergi.

"Arrrggghhh!" Daffa mengeram kesal meremas rambut miliknya kasar.

Bagaskara yang sedang bersantai di dalam kamar dengan gadget ditangannya serta tidak ketinggalan berita portal terbaru yang saat ini sedang dia baca.

Tiba-tiba seorang wanita memasuki kamar, terdengar suara tangisan menggema di telinga Bagaskara.

"Mah ada apa?" Tanya Bagaskara dengan langkah kecil menghampiri sang istri.

"Pa! Hiks hiks hiks" Panggil Aida dengan menangis.

"Apa yang membuat mamah menangis?" Tanya Bagaskara lagi.

"Daffa pah, sejak kapan anak semata wayang kita berani membentak mamah hiks hiks hiks" Tutur Aida kepada suaminya.

Mendengar penuturan dari Aida, Bagaskara pun menuntun sang istri untuk duduk di atas ranjang.

"Sini mah duduk dulu agar lebih tenang" Titah Bagaskara menenangkan.

"Sepertinya keputusanku untuk menjodohkan Daffa dengan Safira adalah pilihan yang tepat" Kata Bagaskara dalam hati.

"Pah apa benar papah akan menjodohkan Daffa dengan gadis pilihan ibu?" Tanya Aida yang kini sudah mulai tenang.

"Hmm" Jawab Bagaskara bergumam.

"Papah lupa kalo Daffa itu sudah memiliki pacar?" Cecar Aida.

Bagaskara menggelengkan kepalanya.

"Lalu? Kenapa papah mendukung keputusan ibu untuk menjodohkan anak semata wayang kita dengan gadis yang kita aja nggak kenal pah?"

"Mah, apa mamah mendukung jika Daffa menikah dengan pacarnya? Siapa namanya? Ah Friska." Tanya Bagaskara dingin.

"Tentu saja mamah akan mendukung jika itu akan membuat Daffa bahagia"

Bagaskara membenarkan posisi duduknya agar berhadapan dengan Aida.

"Mah, papah tanya baik-baik. Mari kita berpikir dengan kepala dingin. Apa yang mamah akan banggakan dengan menantu seorang model yang gemar menghabiskan

waktunya di club malam? Hmm? Bukankah dulu Daffa tidak seperti ini mah? Papah hanya ingin Daffa menikah dengan wanita yang bisa merubah anak kita menjadi lebih baik mah" Ucap Bagaskara menjelaskan.

Aida bergeming sesaat.

"Gadis itu berasal dari keluarga seperti apa pah?" Tanya Aida penasaran.

"Gadis itu salah satu karyawan yang bekerja di perusahaan papah mah"

Aida membelalakkan matanya sempurna, apa ini lelucon? Bagaimana bisa anak satu-satunya, lulusan universitas ternama di amerika dan calon pewaris Wijaya

Corp menikah dengan karyawan biasa.

Kalimat itu seperti sedang menari-nari dalam pikiran Aida.

"Apa? Papah bercanda?" Tanya Aida tersenyum kecut.

"Nggak mah"

"Lalu bagaimana dengan perasaan Daffa pah? Ini sama aja papah menyiksa dia secara tidak langsung!" Seru Aida.

"Papah tidak ingin Daffa salah langkah mah itu saja, tolong kali ini percayakan pada ibu dan papah ya?" Bagaskara yang berusaha meluluhkan Aida.

Di club malam Daffa bersama Farhan sedang duduk di sebuah sofa, musik yang begitu memekakkan telinga pun tidak luput dari suasana itu.

Daffa yang sedari tadi hanya terdiam tanpa mengeluarkan suaranya membuat Farhan heran.

"Bro, lo kenapa?" Farhan membuka obrolan.

Tidak ada jawaban dari Daffa, dia hanya melirik Farhan melalui ekor matanya.

"Lo kalo ada masalah cerita kali"

Farhan yang sepertinya menyadari situasi sahabatnya sedang tidak baik-baik saja.

Daffa menghembuskan napasnya berat.

"Gue mau dijodohin Han" Jawab Daffa sambil memijat kepalanya yang terasa pening.

"Hah? Gue nggak salah denger?" Tanya Farhan tak percaya.

"Tunggu-tunggu, bukannya semua keluarga lo tau kalo lo itu pacaran sama Friska dari lama?" Sambung Farhan kembali.

"Hmm" Jawab Daffa bergumam.

"Terus kenapa lo malah dijodohin?"

Daffa pun menceritakan semuanya kepada Farhan.

"Gila! Runyam banget masalah lo" Saut Farhan.

"Itu lo tau!" Ketus Daffa.

"Terus keputusan apa yang bakal lo ambil?" Cecar Farhan penasaran.

Tiba-tiba Daffa tersenyum smirk, dia membenarkan posisi duduknya yang sebelumnya bersandar pada sofa.

"gue punya rencana!" Kata Daffa yang tiba-tiba memiliki ide.

"Jangan bilang lo akan--" Ucapan Farhan terhenti ketika Daffa memasukkan kentang goreng ke dalam mulutnya.

"Berisik banget lo dari tadi! Banyak nanya kaya wartawan" Puas Daffa yang berhasil membungkam mulut Farhan.

Pagi hari Bagaskara, oma Rahma dan Aida sedang menikmati sarapan. Tidak terlihat kehadiran Daffa dimeja makan pagi ini.

Oma Rahma yang menyadari bahwa sedari tadi sang cucu tidak ikut bergabung dalam sarapan pagi ini pun memerintahkan salah satu pembantu untuk memanggil Daffa.

"Bi Asih tolong panggilkan Daffa untuk sarapan" Titah oma Rahma.

"Baik nyonya besar" Jawab bi Asih.

Baru beberapa langkah bi Asih hendak memanggil tuan mudanya, namun Daffa sudah datang dan langsung bergabung dimeja makan.

Tanpa mengeluarkan suara Daffa. mengambil nasi goreng kedalam piring miliknya.

Kini mereka berempat pun sibuk dengan sarapannya masing-masing tanpa ada yang berbicara satu sama lain.

Sepertinya masalah perjodohan itu membuat hubungan keluarga Bagaskara manjadi sedikit dingin.

"Daffa setuju dengan gadis piliban oma" Daffa membuka suara membuat atensi orang-orang disekitarnya teralihkan.

Meskipun ucapannya terdengar dingin namun membuat oma Rahma tersenyum

bahagia.

"Benarkah? Terimakasih banyak cucuku" Ucap oma Rahma mengelus pundak Daffa.

Sedangkan Aida hanya menatap sang putra dengan wajah datar, sepertinya dia masih terlalu kesal dengan Daffa atas kejadian semalam.

"Dan--mah, maafkan Daffa tentang semalam" Kata Daffa yang sempat terhenti ucapannya.

"Hmm" Jawab Aida hanya bergumam.

"Ibu, bagaimana jika nantimalam kita ajak Fira makan malam di rumah sekaligus membicarakan tentang pernikahannya dengan Daffa?" Tanya Bagaskara memberikan usul kepada oma Rahma.

"Ibu setuju dengan pendapatmu" Jawab oma Rahma.

Episodes
1 1. Laki Laki menyebalkan
2 2. Anak Pemilik Perusahaan
3 3. Permintaan Oma
4 4. Dijodohkan
5 5. Keputusan Daffa
6 6. Tau
7 7. Reuni
8 8. Bertemu Keluarga
9 9. Fakta Yang Mengejutkan
10 10. Kerumah Paman
11 11. Oma Yang Khawatir
12 12. Kagum Sejak Lama
13 13. Amarah Oma
14 14. Hujan Deras
15 15. Keinginan Bagaskara
16 16. Wajah Cantiknya
17 17. Rumah Sakit
18 18. Tak Terima
19 19. Kelakuan Friska
20 20. Kue Buatan Mantan
21 21. Dalam Bahaya
22 22. Pertolongan
23 23. Menerima Perjodohan
24 24. Aida Yang Terkejut Mendengar Kelakuan Friska
25 25. Keputusan Daffa
26 26. Pilihan Safira
27 27. Melamar
28 28. Pelukan Di Depan Mata
29 29. Sah
30 30. Kesabaran Safira
31 31. Niat Busuk Sang Ibu
32 32. Ke mall
33 33. Kartika
34 34. Kesabaran Safira
35 35. Tuduhan Kartika
36 36. Pelukan Pertama
37 37. FlashBack
38 38. Daffa Yang Tak Terima
39 39. Suapan Safira Untuk Suami
40 40. Menata Kesabaran
41 41. Tamparan.
42 42. Tangisan Safira
43 43. Daffa Yang Cemburu
44 44. Pelukan Hangat Daffa
45 45. Attitude Nol
46 46. Niat Busuk Aida
47 47. Perubahan Sikap Daffa
48 48. Niat Busuk Terungkap?
49 49. Tangisan Sang Istri
50 50. Ciuman Mesra Daffa
51 51. Keadaan Oma
52 52. Sifat Dingin Yang Mulai Mencair
53 53. Bulan Madu?
54 54. Friska Yang Tak Tahu Malu
55 55. Goresan Kaca
56 56. Oma Dirawat
57 57. Safira Yang Cemburu
58 58. Tak Ingin Jauh
59 59. Milik Daffa Seutuhnya
60 60. Protektif
61 61. Rencana Honeymoon
62 62. Puncak
63 63. Kejutan Yang Romantis
64 64. Wanita Misterius
65 65. Diculik
66 66. Wanita Licik
67 67. Friska Ditangkap
68 68. Tamparan Dari Oma
69 69. Mual
70 70. Porsi Makan Bertambah
71 71. Ada Apa Dengan Daffa?
72 72. Hamil
73 73. Ngidam
74 74. Kebahagiaan Keluarga Besar
75 75. Aida Yang Perhatian
76 76. Tekad Kartika
77 77. Berkunjung Ke Desa
78 78. Baron Berulah
79 79. Pingsan
80 80. Di Culik.
81 81. Misi Penyelamatan
82 82. Daffa Yang Perhatian
83 83. Perhatian Aida
84 84. Sikap Aneh Aida
85 85. Niat Busuk Yang Gagal
86 86. Daffa Yang Bucin
87 87. Siapa Mereka?
88 88. Daffa Yang Penyayang
89 89. Dugaan Daffa
90 90. Tangisan Ibu
91 91. Kesalahpahaman
92 92. Pengawal Utusan Aida
93 93. Seperti Berlian
94 94. Di Anak Tirikan
95 95. Fitria Yang Bimbang
96 96. Kekhawatiran Keluarga Bagaskara
97 97. Fitria Vs Agatha
98 98. Pacar Pura Pura Agatha
99 99. Sandiwara Fitria dan Agatha
100 100. Ternyata..?
101 101. Sandiwara Yang Menjadi Nyata
102 102. Pertolongan Calon Suami.
103 103. Bonyok
104 104. Menerima Perjodohan..?
105 105. Terbongkar?
106 106. Alasan
107 107. Fakta Keluarga Agatha
108 108. Alasan Sebenarnya
109 109. Bulan Depan?
110 110. Pertengkaran Dengan Orang Tua
111 111. Rosa Yang Peduli
112 112. Tak Tahu Malu
113 113. Terbongkar
114 114. Baby Boy?
115 115. Obsesi Gila Kartika
116 116. BabyMoon?
117 117. Persiapan
118 118. Pemotretan
119 119. Gaun Putih
120 120. Hari Bahagia
121 121. Malam Pertama
122 122. Rencana Rahasia.
123 123. Strategi Daffa
124 124. Jebakan
125 125. Kado Dari Daffa dan Safira
126 126. Terjatuh
127 127. Berlibur Ke Jepang
128 128. Ingin Unboxing
129 129. Safira Yang Cemburu
130 130. Akhirnya Unboxing
131 131. Amplop Misterius
132 132. Pertengkaran Hebat
133 133. Meninggalkan Rumah Karena Pertengkaran
134 134. Penyesalan
135 135. Pantai
136 136. Tamparan Penuh Dendam
137 137. Situasi Sulit Bagaskara
138 138. Daffa Yang Bimbang
139 139. Air Mata Safira
140 140. Berpisah
141 141. Kebahagiaan
Episodes

Updated 141 Episodes

1
1. Laki Laki menyebalkan
2
2. Anak Pemilik Perusahaan
3
3. Permintaan Oma
4
4. Dijodohkan
5
5. Keputusan Daffa
6
6. Tau
7
7. Reuni
8
8. Bertemu Keluarga
9
9. Fakta Yang Mengejutkan
10
10. Kerumah Paman
11
11. Oma Yang Khawatir
12
12. Kagum Sejak Lama
13
13. Amarah Oma
14
14. Hujan Deras
15
15. Keinginan Bagaskara
16
16. Wajah Cantiknya
17
17. Rumah Sakit
18
18. Tak Terima
19
19. Kelakuan Friska
20
20. Kue Buatan Mantan
21
21. Dalam Bahaya
22
22. Pertolongan
23
23. Menerima Perjodohan
24
24. Aida Yang Terkejut Mendengar Kelakuan Friska
25
25. Keputusan Daffa
26
26. Pilihan Safira
27
27. Melamar
28
28. Pelukan Di Depan Mata
29
29. Sah
30
30. Kesabaran Safira
31
31. Niat Busuk Sang Ibu
32
32. Ke mall
33
33. Kartika
34
34. Kesabaran Safira
35
35. Tuduhan Kartika
36
36. Pelukan Pertama
37
37. FlashBack
38
38. Daffa Yang Tak Terima
39
39. Suapan Safira Untuk Suami
40
40. Menata Kesabaran
41
41. Tamparan.
42
42. Tangisan Safira
43
43. Daffa Yang Cemburu
44
44. Pelukan Hangat Daffa
45
45. Attitude Nol
46
46. Niat Busuk Aida
47
47. Perubahan Sikap Daffa
48
48. Niat Busuk Terungkap?
49
49. Tangisan Sang Istri
50
50. Ciuman Mesra Daffa
51
51. Keadaan Oma
52
52. Sifat Dingin Yang Mulai Mencair
53
53. Bulan Madu?
54
54. Friska Yang Tak Tahu Malu
55
55. Goresan Kaca
56
56. Oma Dirawat
57
57. Safira Yang Cemburu
58
58. Tak Ingin Jauh
59
59. Milik Daffa Seutuhnya
60
60. Protektif
61
61. Rencana Honeymoon
62
62. Puncak
63
63. Kejutan Yang Romantis
64
64. Wanita Misterius
65
65. Diculik
66
66. Wanita Licik
67
67. Friska Ditangkap
68
68. Tamparan Dari Oma
69
69. Mual
70
70. Porsi Makan Bertambah
71
71. Ada Apa Dengan Daffa?
72
72. Hamil
73
73. Ngidam
74
74. Kebahagiaan Keluarga Besar
75
75. Aida Yang Perhatian
76
76. Tekad Kartika
77
77. Berkunjung Ke Desa
78
78. Baron Berulah
79
79. Pingsan
80
80. Di Culik.
81
81. Misi Penyelamatan
82
82. Daffa Yang Perhatian
83
83. Perhatian Aida
84
84. Sikap Aneh Aida
85
85. Niat Busuk Yang Gagal
86
86. Daffa Yang Bucin
87
87. Siapa Mereka?
88
88. Daffa Yang Penyayang
89
89. Dugaan Daffa
90
90. Tangisan Ibu
91
91. Kesalahpahaman
92
92. Pengawal Utusan Aida
93
93. Seperti Berlian
94
94. Di Anak Tirikan
95
95. Fitria Yang Bimbang
96
96. Kekhawatiran Keluarga Bagaskara
97
97. Fitria Vs Agatha
98
98. Pacar Pura Pura Agatha
99
99. Sandiwara Fitria dan Agatha
100
100. Ternyata..?
101
101. Sandiwara Yang Menjadi Nyata
102
102. Pertolongan Calon Suami.
103
103. Bonyok
104
104. Menerima Perjodohan..?
105
105. Terbongkar?
106
106. Alasan
107
107. Fakta Keluarga Agatha
108
108. Alasan Sebenarnya
109
109. Bulan Depan?
110
110. Pertengkaran Dengan Orang Tua
111
111. Rosa Yang Peduli
112
112. Tak Tahu Malu
113
113. Terbongkar
114
114. Baby Boy?
115
115. Obsesi Gila Kartika
116
116. BabyMoon?
117
117. Persiapan
118
118. Pemotretan
119
119. Gaun Putih
120
120. Hari Bahagia
121
121. Malam Pertama
122
122. Rencana Rahasia.
123
123. Strategi Daffa
124
124. Jebakan
125
125. Kado Dari Daffa dan Safira
126
126. Terjatuh
127
127. Berlibur Ke Jepang
128
128. Ingin Unboxing
129
129. Safira Yang Cemburu
130
130. Akhirnya Unboxing
131
131. Amplop Misterius
132
132. Pertengkaran Hebat
133
133. Meninggalkan Rumah Karena Pertengkaran
134
134. Penyesalan
135
135. Pantai
136
136. Tamparan Penuh Dendam
137
137. Situasi Sulit Bagaskara
138
138. Daffa Yang Bimbang
139
139. Air Mata Safira
140
140. Berpisah
141
141. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!